Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

PENATALAKSANAAN
FEBRIS

Pembimbing
dr. Ipung Puruhito, Sp.PD

Oleh :
Rahardian Sigmawan 201410401011013
Robiatul Adawiyah 201410401011016
DEFINISI DEMAM
 Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari variasi suhu
normal sehari-hari yang berhubungan dengan
peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus.
 Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50 -37,20C.

 Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah rectal


temperature ≥ 38,00 C atau oral temperature ≥37,50 C
atau axillary temperature ≥37,20 C.
 Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non
infeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan
hospes.
ETIOLOGI
 Infeksi : infeksi bakteri, virus, ataupun parasit.
 Bakteri : pneumonia, bronkitis, bakterial gastroenteritis, osteomyelitis,
appendicitis, tuberculosis, sepsis, bakteremia, infeksi saluran kemih, meningitis,
dan lain-lain.
 Virus : influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya.
 Parasit : malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.

 Non infeksi :
 faktor lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan
tumbuh gigi, dan lain-lain).
 penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dan lain-
lain)
 keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dan lain-lain)
 pemakaian obat-obatan (antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin.
 pada anak-anak dapat mengalami demam karena efek samping dari pemberian
imunisasi selama ± 1-10 hari.
PATOFISIOLOGI
POLA DEMAM
1. Demam Kontinyu
 peningkatan suhu tubuh yang terus-menerus dan
memiliki fluktuasi yang tidak lebih dari 1o C.
POLA DEMAM
2. Demam Remiten
 penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal
dengan fluktuasi melebihi 2o C. Variasi diurnal biasanya
terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses
infeksi.
POLA DEMAM
3. Demam Intermiten
 peningkatan suhunya terjadi pada waktu tertentu dan
kemudian kembali ke suhu normal, kemudian meningkat
kembali. Siklus tersebur berulang-ulang hingga akhirnya
demam teratasi, dengan variasi suhu diurnal >1 0 C.

a) Demam quotidian : demam dengan periodisitas siklus


setiap 24 jam, khas pada malaria falciparum
POLA DEMAM

b) Demam tertian : demam dengan periodisitas siklus


setiap 48 jam, khas pada malaria tertian (Plasmodium
vivax).
POLA DEMAM

c) Demam quartan : demam dengan periodisitas siklus


setiap 72 jam, khas pada malaria kuartana (Plasmodium
malariae).
POLA DEMAM
4. Demam Septik
 tipe demam ini suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di
atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil
dan berkeringat.

5. Demam Bifasik
 menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang
berbeda
DEMAM TIFOID
Definisi

• Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi.

Etiologi

• S. Typhi  bakteri gram negatif yang tidak berkapsul, mempunyai flagella.


• Ada beberapa spesies lain paratifi A, paratifi B, dan paratifi C
• Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang membentuk
lapisan luar dinding sel yang dinamakan endotoksin.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
 Masa tunas demam tifoid  Minggu kedua :
berlangsung antara 10-14 hari  Demam
 Gejalanya asimtomatik  Bradikardi relatif
 Minggu pertama :  Lidah kotor, tepi ujung
 Demam  meningkat
hiperemi dan tremor
perlahan-lahan t.u sore hingga
 Hepatomegali
malam hari
 Nyeri kepala, pusing  Splenomegali
 Nyeri otot  Meteorismus
 Anoreksia, mual, muntah  Penurunan kesadaran
 Obstipasi atau diare
 Perasaan tidak enak di perut
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Masa inkubasi 10-14 hari  Badan lemah, nyeri
 Keluhan utama demam yg kepala, pusing, nyeri otot
diderita ± 5-7 hari yang  Perasaan tidak enak di
tidak membaik dengan perut
antipiretik  Obstipasi dan kadang-
 Demam makin naik tiap kadang diare
hari t.u sore dan malam  Mual, muntah
hari  Kebiasaan makan dan
minum.
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Penunjang
 Penderita nampak lesu,  Leukositosis
letih, wajah kosong  Netropeni
 Demam bradikardi relatif  Limfositosis
 Tifoid tongue  Anemia ringan
 Rose spots  Trombositopenia
 Meteorismus, kembung  LED meningkat
 Hepatomegali  SGOT/SGPT meningkat
 Splenomegali  Uji Widal : titer O widal I
1/320 atau titer O widal II
naik 4 kali lipat.
 Tes Dipstick : IgM (+)
demam tifoid akut, IgG
(+) relaps.
DEMAM DENGUE
Definisi

• Demam Dengue : penyakit yang t.u terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa
demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan atau tanpa ruam, dan limfadenopati, demam bifasik,
sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan, dan ptekie
spontan.
• Demam berdarah dengue : penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan
sendi, yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama.
• Sindroma renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome) : penyakit demam berdarah dengue yang disertai renjatan/syok.

Etiologi

• DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4


Gigitan nyamuk aedes aegypti
PATOFISIOLOGI
Virus berkembang biak dlm
retikuloendotel sistem (RES)

viremia

Agregasi trombosit Membentuk kompleks virus Aktivasi komplemen


antibodi
Permeabilitas dinding p.d
Penghancuran trombosit me↑
o/ RES Aktivasi koagulasi

Kebocoran plasma
Trombositopenia Aktivasi faktor XII
(faktor hagemen) Syok hipovolemia

DSS

KEMATIAN Asidosis Metabolisme


Anoksia jaringan
metabolik anaerob
MANIFESTASI KLINIS
 Asimtomatik
 Pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, diikuti
oleh fase kritis 2-3 hari
 Pada fase kritis pasien tidak demam tapi mempunyai
risiko untuk terjadinya renjatan/ syok.
DIAGNOSIS
 Kriteria klinis Demam Dengue :
 Suhu badan yang tiba-tiba meninggi
 Demam yang berlangsung hanya beberapa hari
 Kurva demam yang menyerupai pelana kuda
 Nyeri tekan terutama di otot-otot dan persendian
 Adanya ruam-ruam pada kulit (ptekie)
 Leukopenia
DIAGNOSIS
 Kriteria klinis DBD menurut WHO 1997 :
 Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari,
kemudian turun. Demam disertai gejala tidak spesifik,
seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang,
persendian, dan kepala.
 Manifestasi perdarahan, seperti uji tourniquet positif,
ptekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, dan melena.
 Pembesaran hati (hepatomegali)
 Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada
saat demam biasanya mempunyai prognosis yang buruk.
 Kenaikan nilai hematokrit/ hemokonsentrasi, yaitu
sedikitnya >20%.
 Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)
 Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia.
DERAJAT BERATNYA DBD SECARA
KLINIS
DD/DBD Derajat* Gejala Laboratorium
DD Demam disertai 2 atau Leukopenia, Serologi
lebih tanda : sakit kepala, trombositopenia, tidak Dengue
nyeri retro-orbital, mialgia, ditemukan kebocoran positif
artralgia plasma

DBD I Gejala diatas ditambah uji Trombositopenia Serologi


bending positif (<100.000/µl), bukti ada Dengue
kebocoran plasma positif

DBD II Gejala diatas ditambah Trombositopenia Serologi


perdarahan spontan (<100.000/µl), bukti ada Dengue
kebocoran plasma positif

DBD III Gejala diatas ditambah Trombositopenia Serologi


kegagalan sirkulasi (kulit (<100.000/µl), bukti ada Dengue
dingin dan lembab serta kebocoran plasma positif
gelisah)

DBD IV Syok berat disertai dengan Trombositopenia Serologi


tekanan darah dan nadi (<100.000/µl), bukti ada Dengue
tidak terukur kebocoran plasma positif
MALARIA
DEFINISI
 Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan
oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah.

 Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam,


menggigil, anemia dan splenomegali.

 Dapat berlangsung akut ataupun kronik.

 Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi


ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal
sebagai malaria berat. (Paul, 2009)
ETIOLOGI
 Plasmodium  parasit (protozoa)
 Hidup dalam organ dan pembuluh darah
manusia
 Empat spesies penyebab penyakit pada manusia
dgn manifestasi klinis berbeda
 Plasmodium vivax  malaria tertiana
 Plasmodium falciparum  malaria tropikana
 Plasmodium malariae  malaria kuartana
 Plasmodium ovale  malaria ovale
26
27
PATOGENESIS MALARIA
 Patogenesis malaria ada 2 cara, yaitu :

 Alami, melalui gigitan nyamuk ke manusia.

 Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk


ke dalam darah manusia melalui transfuse, suntikan,
atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yang
terinfeksi (kongenital).
MANIFESTASI KLINIS
 Masa tunas
 P. vivax dan falciparum antara 10-14 hari
 P. malariae antara 18 hari sampai 6 minggu
 Pada masa prodormal gejala tidak khas : menggigil, demam,
nyeri kepala, nyeri otot (terutama punggung), nafsu makan
menurun, dan cepat lelah.
 Gejala khas : serangan berulang paroksismal dari rangkaian
gejala menggigil-demam-berkeringat
 Serangan Demam
 P. vivax : terjadi tiap hari ketiga (malaria tertiana),
 P. falciparum : <48 jam (malaria tropika/ subtertiana)
 P. malariae : tiap 72 jam (malaria kuartana).
 Gejala-gejala lain : ikterus, anemia, splenomegali, hipotensi
postural, urobilinuria, dan kadang-kadang diare.
DIAGNOSIS
 Anamnesis :
 Penderita baru bepergian ke daerah endemis malaria.
 Adanya rangkaian gejala : menggigil, demam tinggi,
berkeringat banyak, disusul stadia sembuh, gejala tersebut
bersifat serangan berulang (paroksismal).
 Air seni berwarna merah seperti teh, nyeri kepala dan otot
(terutama otot punggung), nafsu makan menurun.
 Fisik :
 pucat, anemia, ikterus, hipotensi postural, hepatomegali,
splenomegali.
 Dengan pengobatan anti malaria penderita sembuh.
DIAGNOSIS
 Laboratorium
 Air seni berwarna merah seperti
air teh karena mengandung  P. ovale :
urobilin  mirip P. vivax, hanya eritrosit yang
 Anemia hemolitik mengandung parasit berbentuk oval.
 Pada sediaan darah tipis dan tebal
nampak adanya parasit malaria di  P. malariae :
dalam eritrosit (pengecatan  pada sediaan tipis, nampak parasit
Giemsa atau wright).
berbentuk pita (band), skizon berbentuk
bunga mawar dan trofozoid bulat kecil-
 P. vivax : kecil nampak kompak dengan tumpukan
 pada hapusan darah tipis maupun pigmen yang kadang-kadang menutupi
tebal dapat dilihat eritrosit yang sitoplasma/ inti atau keduanya.
mengandung parasit membesar,
terdapat titik Schoffner dan
sitoplasmanya berbentuk ameboid.
 P. falciparum :
 pada sediaan darah tipis, nampak
gametosit berbentukpisang ; terdapat
bentuk maurer.
P. vivax

P. ovale
P. falciparum

P. malariae

33

Anda mungkin juga menyukai