PENDAHULUAN
Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Di Indonesia Dengue Hemorrhagic Fever pertama kali di curigai
di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virology baru di peroleh pada tahun 1970.
Setelah itu berturut-turut di laporkan kasus dari kota di Jawa maupun dari luar Jawa, dan pada
tahun 1994 telah menyebar keseluruh propinsi yang ada. Sampai saat ini, infeksi virus Dengue
tetap menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia dimasukkan dalam kategori “A” dalam
stratifikasi DBD oleh World Health Organization (WHO) 2001 yang mengindikasikan tingginya
angka perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD, khususnya pada anak. Data Departemen
Kesehatan RI menunjukkan pada tahun 2006 (dibandingkan tahun 2005) terdapat peningkatan
jumlah penduduk, provinsi dan kecamatan yang terjangkit penyakit ini, dengan case fatality rate
sebesar 1,01% (2007).
Pada saat ini Dengue Hemorrhagic Fever sudah endemis di banyak kota besar, bahkan
sejak 1975 penyakit ini telah berjangkit di daerah pedesaan. Jumlah penderita DBD menunjukan
kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun, dan penyakit ini banyak terjadi di kota-kota yang
banyak penduduknya, akan tetapi penyakit ini juga banyak yang menyerang di pedesaan.
Penyakit ini umumnya mennyerang anak yang berumur 1-15 tahun akan tetapi DBD banyak juga
menyerang pada golongan umur diatas 15 tahun.
Oleh karena itu sudah seharusnya semua tenaga medis yang bekerja di Indonesia untuk
mampu mengenali dan mendiagnosisnya, kemudian dapat melakukan penatalaksanaan, sehingga
angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue dapat ditekan.
Berdasarkan hal inilah penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan terhadap
pasien dengan DHF, khususnya pada anak A (8 tahun) di IGD RSU M.
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
a. Virus dengue sejenis Arbovirus B, yaitu arthropod-borne virus atau virus yang
disebarkan oleh artropoda. Vector utama penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus.
b. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif.
KLASIFIKASI DHF
DD • Demam akut selama 2-7 hari, disertai dua atau lebih manifestasi berikut: nyeri
kepala, nyeri retroorbita, mialgia (pegal-pegal), manifestasi perdarahan, dan
(demam dengue) leukopenia.
• Dapat disertai trombositopenia.
• Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari disertai nyeri kepala, nyeri
retroorbita, mialgia dan nyeri perut.
• Uji torniquet positif.
• Ruam kulit : petekiae, ekimosis, purpura.
• Perdarahan mukosa/saluran cerna/saluran kemih : epistaksis, perdarahan gusi,
DBD hematemesis, melena, hematuri.
• Hepatomegali.
(demam berdarah dengue) • Perembesan plasma: efusi pleura, efusi perikard, atau perembesan ke rongga
peritoneal.
• Trombositopenia.
• Hemokonsentrasi.
• Hari ke 3-5 ==> fase kritis (saat suhu turun), perjalanan penyakit dapat
berkembang menjadi syok
Keterangan:
Manifestasi klinis nyeri perut, hepatomegali, dan perdarahan terutama perdarahan GIT lebih dominan
pada DBD.
Perbedaan utama DBD dengan DD adalah pada DBD terjadi peningkatan permeabilitas kapiler sehingga
terjadi perembesan plasma yang mengakibatkan haemokonsentrasi, hipovolemia dan syok.
Uji torniquet positif : terdapat 10 – 20 atau lebih petekiae dalam diameter 2,8 cm (1 inchi).
PATOFISIOLOGI DHF
Infeksi Virus
Dengue
Virus mengeluarkan
toksik Trombositoposis
Perbanyak diri Reaksi imunologis
Pelepasan pirogen ke di hepar
dalam darah Agregasi trombosit
Permeabilitas
hepatomegali
vaskuler
Menstimulasi pusat Agregasi trombosit
meningkat
termoregulasi meningkat
kecemasan
Vasodilatasi arterial
Suplai O2 dan nutrisi
ke tubuh menurun
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue,
Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah
sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya bintik (purpura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan
(Epitaksis), BAB berwarna hitam berupa lendir bercampur darah (Melena), dan
lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
1. Derajat I (ringan) :
Terjadi demam mendadak 2-7 hari disertai dengan perdarahan ringan dan uji
tes tourniquet positif,trombositopenia, hemokonsentrasi.
KASUS I
Anak A laki laki (8 tahun) masuk IDG RSUM dengan keluhan panas kurang lebih 3 hari
mual +, muntah, nyeri ulu hati (+). Hasil pemeriksaan didapatkan suhu 39 celcius, nadi
98x/menit, TD 100/80 mmHg, P: 24x/menit. Data lab: HB 14,6 g/dl, HT: 46% leukosit
:11700/UL, trombosit 79000/UL hasil diagnose medis DHF grade 1. Anak A
direncanakan diobservasi dan dirawat inap
A. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama : An. A
Umur : 8 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Montir
Umur : 33 tahun
3) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
- Keluhan utama
Panas ± 3 hari, mual +, muntah -
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
TTV : TD : 100/80 mmHg
R : 24 x/menit
N : 98x/menit
SB : 390 C
a. Tes Tourniquet.
Test ini bersifat non invansiv untuk mendiagnosa dini DBD, penggunaannya
dengan cara mengobstruksi aliran vena, sehingga pada bagian distal lenan akan
diperoleh gambaran petechie. Meskipun cara ini mudah dan sarana yang ada dapat
mudah diperoleh, namun cara ini mengalami kelemahan diantaranya : dapat di
lihat untuk panas setelah 3 hari dimana trombosit telah berkurang, prosedur yang
dijalani sangat tidak nyaman bagi pasien terlebih pada anak-anak.
Alat :
C. Pemeriksaan Laboratorium
Darah :
- LPB positif - Hemoglobin meningkat lebih dari
- Kadar trombosit darah menurun 20%
(trombositopenia) - Lekosit menurun (lekopenia)
- Hematokrit meningkat lebih dari pada hari kedua atau ketiga
20%, merupakan indikator akan - Masa perdarahan memanjang
timbulnya rejatan - Protein rendah (hipoproteinemia)
D. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis klinik penyakit DBD dapat ditegakkan apabila ditemukan dua atau tiga gejala klinik
yang disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi:
1. Demam tinggi mendadak (38,2-40 °C) dan terus-menerus selama 2-7 hari tanpa sebab
yang jelas
2. Manifestasi perdarahan, biasanya pada hari kedua demam, termasuk setidak-tidaknya uji
bendung (uji Rumple Leede/ Tourniquette) positif dan salah satu bentuk lain perdarahan
antara lain purpura, ekimosis, hematoma, epistaksis, pendarahan gusi dan konjuntiva
3. Hepatomegali, mulai dapat terdeteksi pada permulaan demam.
4. Trombositopenia (100.000/mm atau kurang)
5. Tanda perembesan plasma yaitu:
Hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari:
- peningkatan kadar hematokrit setinggi kadar hematokrit pada masa pemulihan.
- Peningkatan kadar hematokrit sesuai usia dan jenis kelamin > 20%
dibandingkan dengan kadar rujukan atau lebih baik lagi dengan data awal
pasien.
- Penurunan kadar hematokrit 20% setelah mendapat penggantian cairan.
Hipoalbuminemia
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pada dasarnya pengobatan pasien Dengue Haemoragic Fever (DHF) bersifat
simtomatis dan suportif (Ngastiyah, 1995 ; 344).
1. Fase Demam
- Pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Pasien perlu diberikan minum
50 ml/kg BB dalam 4-6 jam pertama. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi
anak diberikan cairan rumatan 80-100 ml/kg BB dalam 24 jam berikutnya.
- Cairan intravena jika di butuhkan
- Pasien harus diawasi ketat terhadap kejadian syok yang mungkin terjadi,
Pemeriksaan kadar hematokrit berkala, pengawasan hasil pemberian cairan
- Pemberian Parasetamol
1. Grade I dan II :
F. PERAN PERAWATAN
1. Resiko Perdarahan
o Komposisi mineral air kelapa yang unik membuatnya cocok sebagai minuman isotonik
alami lantaran komposisi mineral dan gulanya amat sempurna.
o Pantas bila air buah anggota famili Palmae itu berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh
yang hilang dan mengencerkan darah sehingga alirannya lancar. Dengan aliran lancar
maka pecahnya pembuluh darah akibat darah yang mengental dapat dicegah.
o Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
o Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
o Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
H. ANALISA DATA
Data Subyektif Data Obyektif
Klien mengeluh : S : 39C
panas kurang lebih 3 hari N: 98x/menit
Mual TD 100/80 mmHg
Nyeri ulu hati P: 24x/menit.
Tidak dapat tidur. Gelisah
Anoreksia Keringat banyak
Nyeri otot dan bagian belakang Orang tua klien terlihat gelisah dan cemas
punggung melihat keadaan anaknya.
Klien Tampak lemah
Turgor kulit menurun
Mulut dan bibir kering
Konjunctiva Anemis
Data lab:
HB 14,6 g/dl,
I. MASALAH KEPERAWATAN
No Problem Etiologi Symptom
Respon tubuh
Terjadi inflamasi
Merangsang hipotalamus
REM menurun
Pasien terjaga
toleransi tumbangnya.
Kurang pengetahuan keluarga Tujuan : 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan - mengetahui seberapa jauh
tentang penyakit, prognosis, efek Orang tua keluarga tentang penyakitnya. pengalaman dan pengetahuan klien
prosedur, dan perawatan anggota mengutarakan dan keluarga tentang penyakitnya
keluarga yang sakit b.d kurang pemahaman tentang
terpajan/ mengingat informasi kondisi, efek 2. Berikan penjelasan pada klien dan - dengan mengetahui penyakit dan
Pencegahan
1. Lingkungan
2. Biologis
3. Kimiawi
1. Jambu biji
Buah ini mengandung vitamin C yang sangat tinggi. Bahkan kandungan vitamin C
di dalamnya bisa tiga sampai enam kali lebih tinggi dibanding buah jeruk. Lebih
tinggi 10 kali dibandingkan dengan pepaya dan 10 sampai 30 kali dibandingkan
dengan pisang. Vitamin C ini terdapat dalam daging buahnya yang segar. Bijinya
yang sering tidak dikonsumsi pun mengandung vitamin C seperti daging buahnya.
Disebutkan dalam buku Foods that Heal, Foods that Harm bahwa 90 gram buah
jambu biji lebih dari cukup memenuhi kebutuhan harian vitamin C pada orang
dewasa. Buku itu juga menyebutkan meskipun sudah kehilangan hampir 25 persen
vitaminnya karena proses pengolahan, jus jambu biji kemasan kotak masih
merupakan sumber vitamin C yang baik. Berkat kandungan vitamin C dosis tinggi
ini, kekebalan tubuh dalam melawan bakteri akan meningkat. Proses
penyembuhan luka pun jadi lebih cepat. Di samping itu, tekanan darah juga
menjadi lebih baik berkat buah ini. Ini karena jambu biji merupakan sumber
potassium yang baik.
2. Alang-alang
Tumbuhan yang bernama latin Imperata cylindrica (L) Beauv sudah sering diteliti
secara ilmiah. Hasil penelitian tentang tanaman ini menyebutkan bahwa ada
kandungan manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin,
cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali.
Dengan kandungan-kandungan itu, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan
3. Angkung
"Obat kaisar" adalah julukan untuk angkung atau Angong Niuhuang Wan. Karena
keampuhannya mengatasi penyakit pada zaman lampau, angkung hanya
dikonsumsi oleh kaisar dan para petinggi di dataran Cina. Angkung diyakini oleh
masyarakat Cina bisa membantu menyembuhkan penyakit radang selaput otak,
stroke, radang otak, penyakit hati, sampai kejang dan kekurangan cairan tubuh
seperti halnya dalam kasus demam berdarah. Namun, sangat disayangkan harga
angkung ternyata amat mahal. Di samping harganya yang mahal, manfaat
angkung tidak langsung terasa setelah minum satu atau dua butir. Angkung baru
terasa khasiatnya untuk mengatasi penyakit berat setelah diminum secara teratur 6
sampai 8 butir pil setiap hari
4. Daun Dewa
Tumbuhan daun dewa bisa juga dipergunakan sebagai pengganti angkung bila
harga pil tersebut dianggap terlalu mahal. Tanaman daun dewa berbentuk semak.
Daun adalah bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat. Nama latinnya
adalah Gymura segetum (Lour) Merr atau Gynura pseudochina (L) DC dan
termasuk ke dalam famili tumbuhan Compositae atau Asteraceae. Tanaman ini
dikenal dengan nama daerah bluntas cina, daun dewa, atau samsit. Herbal yang
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo,
Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
http://patrianet.com/index.php/makalah/45-keperawatan/68-asuhan-keperawatan-anak-pada-
pasien-dengan-demam-berdarah-dengue Diakses pada tanggal 13 Desember 2011 pukul
13.25
http://www.scribd.com/doc/59394139/ASKEP-Anak-Demam-Berdarah-Dengue Diakses
pada tanggal 13 Desember 2011 pukul 13.30
http://www.askep.web.id/2011/01/25/askep-anak-demam-berdarah-dengue.html Diakses
pada tanggal 13 Desember 2011 pukul 15.00
http://indonesiannursing.com/2008/09/asuhan-keperawatan-anak-dengan-demam-berdarah-
dengue/ Diakses pada tanggal 13 Desember 2011 pukul 14.45
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-sofiyatunn-214-2-bab2.pdf
Diakses pada tanggal 13 Desember pukul 14.45