SYNDROME
BERNARDUS OKA WIDYANDANU
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
salah satu dari 4 virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk terutama
Aedes aegepty dan Aedes albopictus.
Tanda patognomonik antara demam dengue dan demam berdarah dengue adalah
peningkatan permeabilitas kapiler darah yang menyebabkan adanya kebocoran
dari intravaskuler ke kompartemen ekstravaskuler.
Sindrom syok dengue (SSD) adalah derajat terberat dari DBD yang
terjadi karena peningkatan permeabilitas kapiler sehingga cairan keluar
dari intravaskuler ke ekstravaskuler, sehingga terjadi penurunan volume
intravaskuler dan hipoksemia.
ETIOLOGI
• Demam Dengue
• Demam Berdarah Dengue
• Demam Berdarah Dengue dengan Syok (SSD)
- Syok terkompensasi
- Syok dekompensasi
• Expanded Dengue Syndrome
DEMAM
DENGUE
Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus menerus, bifasik.
Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epitaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena; maupun berupa
Uji Torniquette positif.
Nyeri kepala, myalgia, arthralgia, nyeri retroorbital.
Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah, atau di sekitar
rumah.
Leukopenia <4.000/mm3
Trombositopenia <100.000/mm3
Apabila ditemukan gejala demam ditambah adanya dua atau lebih tanda dan
gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan
DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus menerus, kontinua.
Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epitaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena; maupun berupa
Uji Torniquette positif.
Nyeri kepala, myalgia, arthralgia, nyeri retroorbital.
Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah, atau di sekitar
rumah.
Hepatomegali
Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala:
Peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemerksaan awal atau dari data
populasi menurut umur.
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Hipoalbumiemia, hipoproteinemia
Trombositopenia <100.000/mm3
Demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti
perembesan plasma dan trombositopenia cukup menegakkan diagnosis DBD.
WARNING SIGNS
Takikardia
Takipnea
Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan
diastolik) <20 mmHg
Waktu pengisian kapiler (CRT) > 2 detik
Kulit dingin
Produksi urin < 1 ml/kgBB/jam
Anak gelisah
SYOK DEKOMPENSASI
Takikardia
Hipotensi (sistol dan diastole menurun)
Nadi cepat dan kecil
Pernapasan Kussmaul
Sianosis
Kulit lembab dan dingin
Profound shock: nadi tidak teraba dan tekanan
darah tidak terukur
Tanda klinis Stabil Terkompensasi Dekompensasi
Kesadaran Clear and lucid Clear and lucid Perubahan status
(syok tidak mental (gelisah,
terdeteksi apabila combative)
tidak memegang
pasien)
Waktu pengisian Cepat (<2 detik) Memanjang (>2 Sangat memanjang,
kapiler (CRT) detik) kulit mottled
Ekstremitas Hangat dan Dingin Dingin dan lembab
kemerahan
Volume nadi Volume baik Lemah dan halus Lemah atau
perifer menghilang
HEMODINAMIK Frekuensi jantung Normal sesuai usia Takikardia Takikardia berat,
bradikardia pada
TIAP FASE syok lanjut
Tekanan darah Normal sesuai usia Tekanan sistolik Hipotensi (syok
Tekanan nadi normal normal, tetapi tekanan hipotensi)
sesuai usia diastolic meningkat, Tekanan darah tidak
tekanan nadi terukur (profound
menyempit (<20 shock)
mmHg)
Frekuensi napas Normal sesuai usia Quite Takipnea Asidosis
metabolic/hiperkan
ea/ pernapasan
Kussmaul
Diuresis Normal Cenderung menurun Oliguria/anuria
EXPANDED DENGUE SYNDROME
Memenuhi kriteria DD atau DBD baik disertai syok maupun tidak, dengan
manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan manifestasi
klinis yang tidak biasa, yakni:
• Kelebihan cairan
• Gangguan elektrolit
• Ensefalopati
• Ensefalitis
• Perdarahan hebat
• Gangguan ginjal akut
• Haemolytic uremic syndrome (HUS)
• Gangguan jantung: gangguan kondiksi, miokarditis, perikarditis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
Radiologi
Serologi
HEMATOLOGI
• IgG dan IgM IgM akan terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3 dan
menghilang setelah 60-90 hari setelahnya. Sedangkan IgG terdeteksi pada hari ke-14 pada
infeksi primer dan hari ke-2 pada infeksi sekunder.
SEROLOGI
1. Tanda vital setiap 15-30 menit, selanjutnya setiap jam apabila syok
sudah teratasi.
2. Analisa gas darah, gula darah, kalsium pada saat masuk rumah
sakit terutama pada pasien syok dekompensasi atau syok
berkepanjangan.
3. Hematokrit harus diperiksa sebelum pemberian cairan resusitasi
pertama dan kedua, selanjutnya setiap 4-6 jam.
4. Produksi urin harus ditampung dan diukur.
5. Bila adanya gangguan fungsi organ lain, seperti ginjal, hati,
gangguan pembekuan, dan jantung; periksa fungsi ginjal, fungsi
hati, fungsi koagulasi dan EKG.
6. Hati hati akan kemungkinan terjadinya edema paru akibat
kelebihan cairan.
INDIKASI TRANSFUSI
TROMBOSIT
TROMBOSIT
(x10 /mm )
3 3
PERDARAHAN
(KliniS)
INDIKASI
>150 Tidak terjadi perdarahan kecuali Ya, bila ada bukti gangguan
terdapat gangguang fungsi trombosit fungsi trombosit dan
perdarahan atau pembedahan
100-150 Tidak terjadi perdarahan kecuali Ya, bila ada bukti gangguan
terdapat gangguan fungsi trombosit fungsi trombosit dan
perdarahan aktif atau
pembedahan
50-100 Tidak terjadi perdarahan spontan Ya, untuk bedah major atau
trauma
20-50 Kadang-kadang perdarahan Ya, perdarahan serius,
pembedahan, trauma, tidak
untuk profilaksis
10-20 Perdarahan dengan trauma minor, Transfusi profilaksis mungkin
beberapa dengan perdarahan spontan diindikasikan, terutama bila
juga disertai demam atau
sepsis
<10 Sering perdarahan spontan Transfusi profilaksis biasanya
diindikasikan
KOMPLIKASI
Overload cairan
Perdarahan
Ensefalopati
DIC
Edema Paru
Umur • 12 tahun
Pekerjaan • Pelajar
No. RM • 2355xx
Keadaan Umum
• Tampak lemah
Kesadaran
• Compos mentis (E4V5M6)
Vital Sign
• Tekanan darah : 87/65 mmHg
• Nadi : 110 x/menit, reguler
• Respirasi : 24 x/menit, reguler
• Suhu : 36,4o C
• BB 39 kg
Pemeriksaan Kepala
• Normocephal
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Leher : pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
• Eks. atas : akral dingin, CRT >2”, edema (-/-)
• Eks. bawah : akral dingin, CRT >2”, edema (-/-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hasil:
Foto Thorax AP view, posisi supine,
simetris, inspirasi cukup, kondisi cukup,
dengan hasil:
Tampak corakan bronchovaskular
meningkat
Tampak kedua diafragma licin
Tampak penebalan pleural space dextra
Cor, CTR <0,5
Sisterna tulang yang tervisualisasi intak
Kesimpulan
Efusi pleura dextra
Peningkatan coracan bronkovaskular pulmo
Besar cor normal
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Serologi
Anti Dengue Positif Negatif
IgG
Anti Dengue Negatif Negatif
IgM
Kimia Klinik
SGPT (ALT) 55 H U/L 0-40
MRS di ICU
Oksigen 3 lpm
IVFD Asering 750 cc secepatnya
Dilanjutkan IVFD Koloid 375 – 400 cc/ jam
IVFD Asering 7 cc/kgBB 260 cc/jam (selama 2 jam)
IVFD Asering 5 cc/kgBB 185 cc/jam (selama 4 jam)
IVFD Asering 3 cc/kgBB 110 cc/jam
Pasang OGT dan DC
Inj. Ondancetron 3 x 2,5 mg
Inj. Pantoprazol 1x 20 mg
Inj. Ca Glukonas 1x4 cc
PO. Paracetamol syrup 3 x cth 1 prn
RAWAT INAP (25/02/2020)
S : Demam (-)
Lab:
O: TD: 106/71; RR 24; N 86x S 36,5
Hb: 13,3
Produksi urine 24 jam: 1500 cc
Ht: 38,3
A: DSS perbaikan
Leu: 8,52
P:
Trom: 426
ACC pulang.
Obat pulang :
Curcuma syr 1x5 cc
JOURNAL READING
Article Info
• Dari 100 pasien, 92 pasien digolongkan ke dalam DHF grade III dan 8 pasien DHF
grade IV. Sebanyak 74 pasien masuk kedalam kelompok resusitasi restriktif dan 24
pasien sisanya masuk ke dalam kelompok liberal. Usia rata-tata saat didiagnosis adalah
6 tahun; 56% diantaranya adalah perempuan.
• Tidak ada perbedaan signifikan dalam hal durasi perawatan di PICU (P=0,09), dan
durasi penggunaan ventilator (P=0,68). Kelompok resusitasi restriksi memiliki tingkat
mortalitas 53% lebih rendah dibandingkan dengan kelompok resusitasi liberal (P=0,18).
• Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada parameter
hemodinamik berdasarkan pengukuran dengan USCOM, yakni komponen preload
(P=0,89), komponen inotropi (P=0,07) dan cardiac index (P=0,66).
KESIMPULAN