Pembimbing :
dr.Nanda Sari Nuralita, M.Ked(KJ), Sp. KJ
Disusun Oleh :
Deby Maharani (1808320059)
Arif Azhari Nasution (1808320048)
Khalisa Tsamarah (1808320061)
Fandy Novrian (1808320089)
Dinda Atika Suri (1808320058)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Jurnal Reading ini dengan judul The etiology of autistic traits in
preschoolers: a population-based twin study. Kendala dalam pembuatan Jurnal
Reading dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT dan melalui bimbingan dan
dukungan banyak pihak.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada dr.Nanda Sari
Nuralita, M.Ked(KJ), Sp.KJselaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Senior
Ilmu Penyakit Jiwa.
Dalam penulisan Jurnal Reading ini, penulis menyadari bahwa masih jauh
dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran, pendapat,
koreksi, dan tanggapan yang membangun guna perbaikan selanjutnya.
Medan, 2 Desember2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Metode Pencarian Literatur ..................................................................... 1
1.2 Abstrak .................................................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Abstrak
Metode : Dengan menggunakan desain kembar ganda penilai dalam sampel besar
populasi umum anak kembar pra sekolah, The NetherlandsTwin Register
mengumpulkan peringkat ibu dan ayah pada sifat autis dari populasi umum
38.798 kembar tiga tahun. Ciri-ciri autistik dinilai dengan skala Masalah
Perkembangan Pervasive DSM yang berorientasi pada Daftar Periksa Perilaku
Anak untuk anak-anak prasekolah (1½ hingga 5 tahun)
Hasil : Ibu dan ayah menunjukkan peranan yang tinggi dalam penilaian mereka
terhadap sifat autis (r = .60 – .66). Perbedaan antara anak-anak dalam sifat autis
sebagian besar dicatat oleh efek genetik (anak laki-laki: 78% dan perempuan:
83%). Efek lingkungan yang unik bagi seorang anak juga memainkan modestrole.
Efek lingkungan yang dimiliki oleh anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang
sama diabaikan, begitu bias penilai dikontrol. Sementara prevalensi untuk ASD
2
klinis lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada perempuan, penelitian ini tidak
menemukan bukti untuk perbedaan mencolok dalam etiologi sifat autis di seluruh
jenis kelamin. Meskipun heritabilitasnya tinggi, 29% pasangan kembar tidak
setuju dengan sifat autis yang tinggi (rentang klinis vs perkembangan normal),
menunjukkan bahwa meskipun memiliki risiko genetik yang tinggi, faktor
lingkungan mungkin mengarah pada ketahanan, status yang tidak terpengaruh
dalam konteks risiko genetik, anak-anak.
BAB II
DESKRIPSI JURNAL
3
Judul : “The etiology of autistic traits in preschoolers: a population-based twin
study”
Penelaah :
1. Deby Maharani
3. Khalisa Tsamarah
4. Fandy Novrian
4
ini terlihat pada sosial interaksi, bahasa, sosial komunikasi, bermain simbolis dan
imaginasi, dan pola perilaku repetitif dan stereotype.
BAB III
TELAAH JURNAL
5
Sistematika penulisan disusun dengan rapi. Komponen jurnal ini sudah
terdiri dari abstrak, pendahuluan, metode, pembahasan (hasil) dan diskusi. Tata
bahasa dalam literatur cukup mudah dipahami dan sesuai dengan kaidah bahasa.
3.3 Penulis
Evaline L. De Zeew, Catharina E.M. van Beijsterveldt, Rosa A. Hoekstra, et al
3.4 Judul
“The etiology of autistic traits in preschoolers: a population-based twin study”
3.5 Abstrak
Abstrak adalah ringkasan singkat tentang isi dari artikel ilmiah, tanpa
penambahan tafsiran atau tanggapan penulis. Abstrak dalam jurnal ini sudah
mencakup masalah utama yang diteliti serta tujuan atau fokus pada artikel review.
3.7 Hipotesa
Pada jurnal ini tidak terdapat hipotesa karena tidak ada kelompok
pembanding dan hanya melihat 1 kasus saja.
3.8 Sampel
The Netherlands Twin Register mengumpulkan penilaian ibu dan ayah
pada sifat autistik dari populasi umum 38.798 kembar usia tiga tahun mulai dari
6
tahun 1989-2010. Sampel terdiri dari 3.123pasangan kembar pria, 3.366 pasangan
kembar pria, 3.435 pasangan kembar wanita, 3.090 pasangan kembar wanita dan
6.404 kembar pasangan lawan jenis.
3.9 Metode
Orang tua dari anak kembar berpartisipasi dalam data longitudinal dan
survei dikirim ke ibu dan ayah dari si kembar pada usia 3 tahun termasuk the
Child Behavior Check List (CBCL) 1.5–5. Informed consent telah diperoleh untuk
semua peserta dan pengumpulan data disetujui oleh komite peninjau etik medis
dari VU Medical Centre Amsterdam. Ibu dan atau pihak ayah, sebagian besar dari
orang tua kandung, pada sifat autistik terdapat 38.798 anak berusia 3 tahundari
studi kohort kelahiran 1989-2010.
The Child Behavior Check List (CBCL) untuk anak-anak prasekolah (1½–
5 tahun) menilai perilaku di rumah. Ibu dan ayah diminta untuk menunjukkan 99
item masalah apakah seorang anak menampilkan jenis perilakutertentu saat ini
atau dalam 2 bulan sebelumnya. CBCL termasuk skala Pervasive Developmental
Problems (PDP) yang berorientasi pada DSM, terdiri dari 13 item yaitu psikiater
dan para psikolog diindikasikan sejalan dengan DSM-IV kategori diagnostik
gangguan Asperger dan gangguan autis yang relevan dengan anak-anak
prasekolah.Item (mis. ‘Terganggu oleh perubahan rutin’ dan ‘Menunjukkan
sedikit kasih sayang kepada orang-orang’) dinilai dengan 3 poin skala dari 0
(tidak benar atau tidak pernah) ke 2 (sepenuhnya benar atau sangat sering).
Keandalan tes-retest 1 minggu dari skala PDP adalah 0,86 dan keandalan internal
adalah 0,80. Dalam sampel kami reliabilitas internal sedikit lebih rendah untuk
peringkat ibu (a = 0,69) dan ayah (a = 0,68).
Data pada jurnal ini diperoleh dari The Netherlands Twin Register (NTR).
Data dikumpulkan secara longitudinal terhadap anak kembar yang berpartisipasi
7
dalam studi dan sesuai dengan kriteria ekslusi di Netherland, kemudian dilakukan
informed consent terhadap sampel dan keluarga.
Selama studi berlangsung ada sekitar hampir 19.000 jumlah pasangan anak
kembar. Pada tabel 1 memberikan prevalensi dari respon item yang berbeda dari
skala CBCL PDP yang dipisahkan berdasarkan penilaian antara ayah dan ibu.
Distribusi jumlah skor pada skala CBCL PDP mengungkapkan bahwa tidak ada
perbedaan sifat austistic pada anak pertama dan kedua yang kembar (V2 = (8) =
19,2 = p =0,14).
8
Berdasarkan tabel 1 penilaian skala CBCL terhadap sampel oleh ayah dan
ibu berkisar antara (r = .60 - .66) menunjukkan bahwa penilaian ibu dan ayah
9
Semua anak kembar MZ memiliki korelasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan anak kembar DZ, yang mana faktor zygotic menunjukkan peran penting
dalam timbulnya autis.
3.12 Pembahasan
Kelebihan pada studi ini adalah ketersediaan dari orang tua untuk
melakukan penilaian skala CBCL PDP secara langsung yang dilakukan di rumah
sampel. Dari sekian banyak sampel yang diperoleh studi ini memberikan hasil
yang adekuat untuk menilai etiologi timbulnya sifat autis antara jenis kelamin.
10
Batasan pada penelitian ini adalah tidak terlibatnya interaksi GxE (Gene
Environement). Pada interaksi GxE menunjukkan bahwa timbulnya sifat autis
bergantung dari paparan unik lingkungan sekitar anak yang terbagi atas
lingkungan keluarga dan non-keluarga.
P = sampel pebelitian berupa orang tua dari anak kembar yg di ikut kan dalam
berpartisipasi dalam pengumpulan data longitudinal dan survei dikirim ke ibu dan
ayah dari anak kembar pada usia 3 tahun
C = Sebagian besar varian total dalam sifat autistik yang dinilai oleh ibu dan ayah
dibagikan oleh kedua penilai [anak laki-laki (ibu: 62%; ayah:61%); perempuan
(ibu: 64%; ayah: 65%)], menunjukkan yang para ibu dan ayah amati dan laporkan
serupa perilaku pada anak-anak mereka. Aditif (anak laki-laki: 53%; anak
perempuan: 67%) dan dominan (anak laki-laki: 25%; perempuan: 16%) efek
genetik memiliki pengaruh pada hasil bersama pandangan perilaku pada sifat
autistik yang mengakibatkan tinggi.
O = pada jurnal ini tidak di jelaskan atau tidak terdapat penanganan maupun
tatalaksana
BAB IV
KESIMPULAN
Pada hasil penelitian ini Ibu dan ayah menunjukkan terdapat peranan yang besar
tentang gejala gejala autis.
11
oleh kedua penilai [anak laki-laki (ibu: 62%; ayah:61%); perempuan (ibu: 64%;
ayah: 65%)], menunjukkan yang para ibu dan ayah amati dan laporkan serupa
perilaku pada anak-anak mereka. Aditif (anak laki-laki: 53%; anak perempuan:
67%) dan dominan (anak laki-laki: 25%; perempuan: 16%) efek genetik memiliki
pengaruh pada hasil bersama pandangan perilaku pada sifat autistik yang
mengakibatkan tinggi
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada aspek lingkungan umum yang
memiliki efek yang benar, independen dari bias penilai, perbedaan individu dalam
ciri-ciri autis.
Heritabilitas luas tinggi ciri-ciri autis di masa balita ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya pada sifat autis pada anak-anak, remaja dan orang dewasa
dan studi dalam sampel klinis. perbedaan jenis kelamin dalam etiologi ciri-ciri
autis relatif kecil.
BAB V
REFERENSI
Eveline L, Catharina E.M, Rosa A, et al. 2017. The etiology of autistic traits in
preschoolers: a population-based twin study. London, UK. Journal of Child
Psychology and Psychiatry 58:8 , pp 893–901.Association for Child and
Adolescent Mental Health.
12