Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

Infeksi Saluran Kemih


Status Pasien
 Identitas Pasien
 Nama : Tn. L/laki-laki/53 tahun
 Pekerjaan : Swasta
 Alamat : RT 17 Kelurahan Suka Rejo

 Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-


lingkungan-keluarga
 Status Perkawinan : Menikah
 Jumlah anak : 2 orang anak
 Status ekonomi keluarga : Cukup
 Kondisi Rumah :
 Kondisi Lingkungan Keluarga dan Kebiasaan

 Aspek Psikologis di Keluarga


 -Pasien tinggal bersama suami dan seorang anaknya
 -Hubungan dengan anggota keluarga baik
Riwayat Penyakit
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluhan Utama :
Rasa perih setiap buang air kecil sejak 4 hari sebelum ke PKM.
 Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke Puskesmas Pakuan Baru dengan keluhan terasa perih ketika
berkemih yang dirasakan 4 hari sebelum ke PKM, nyeri hilang timbul seperti
rasa perih terutama sesaat setelah buang air kecil. pasien juga mengaku merasa
nyeri pada pinggang kanan serta frekuensi buang air kecil dirasakan menjadi
lebih sering dari biasanya, namun kencing hanya sedikit–sedikit, dan ada
perasaan tidak puas dan masih ingin kencing setelahnya. Warna kencing
kuning keruh dan tidak berdarah. Keluhan demam (-), badan lemas (-), riwayat
trauma (-), riwayat pengobatan (-).
Riwayat Penyakit Dahulu/Keluarga
Riwayat dengan keluhan yang sama(-)
Riwayat sakit ginjal (-)
Riwayat darah tinggi (-)
Riwayat kencing manis (-)
Riwayat sakit maag (-)
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmhg
Nadi : 86x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37,1°C
Berat Badan : 75 kg
Tinggi Badan : 168 cm
Status Gizi : IMT = 26,59 (Overweight)
Pemeriksaan Organ
Kepala : dbn
Mata : dbn
THT : dbn
Mulut : dbn
Leher : dbn
Thorak : dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas : dbn
Pemeriksaan Penunjang
 Darah rutin Urine rutin:
 WBC : 10 Warna : Kuning
 RBC : 4.92 Kejernihan : Keruh
Protein : (-)
 HGB : 14.3
Reduksi/glukosa : (-)
 HCT : 43.3 Bilirubin : (-)
 PLT : 300 Sedimen
Sel leukosit : 2-3 / LPB
Sel eritrosit : 50-51/LPB
Sel epitel : 5-6 /LPB
Pemeriksaan Anjuran
 Pemeriksaan bakteriologis urine; biakan (kultur)
 Tes resistensi
 Faal ginjal; ureum, kreatinin
 Pencitraan; IVP, USG abdomen & ginjal
Diagnosa
 Diagnosis Kerja
Infeksi saluran kemih (N39.0)
 
 Diagnosis Banding

Pielonefritis Akut (N.10)


Sindroma uretra akut (N.34)
Glomerulonefritis Akut (N.02)
Manajemen

Promotif

Preventif

Kuratif

Rehabilitatif
Tinjauan Pustaka

Definisi
Infeksi saluran kemih adalah suatu infeksi yg melibatkan
ginjal, ureter, buli-buli/uretra. ISK menunjukkan keberadaan
mikroorganisme (MO)

Etiologi
70-90% E coli, streptokokus, stahpylococcus, pseudomonas
Antimikroba Dosis Lama terapi

 Trimetoprim- 2 x 160/ 800 mg 3 hari


Sulfametoksazol
 Trimetroprim 2 x 100 mg 3 hari
 Siprofloksasin 2 x 100 – 250 mg 3 hari
 Levoflpksasin 2 x 250 mg 3 hari
 Sefiksim 2 x 250 mg 3 hari
 Sefpodoksim proksetil 1 x 400 mg 3 hari
 Nitrofurantoin 2 x 100 mg 3 hari
makrokristal
 Nitrofurantoin 4 x 50 mg 7 hari
monohidrat
 Nitrofurantoin 2 x 100 mg 7 hari
monohidrat makrokristal
 Amoksisilin/ klavulanat
2 x 500 mg 7 hari
   
Analisa Kasus
 Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan
sekitar:
 Pasien tinggal dirumah dengan lantai keramik dan dinding
batu, dan atap genteng. Lingkungan sekitar rumah termasuk padat
penduduk dan berada di dalam komplek. Di bagian dalam terdapat 1
ruang tamu dilengkapi ventilasi dan jendela yang cukup pencahayaan
nya, 1 ruang tengah, 3 ruang tidur masing-masing dengan ventilasi
dan jendela yang terhubung ke dalam rumah, 1 dapur dengan
ventilasi dan jendela, dan 3 kamar mandi yang berada di dalam
rumah. Pencahayaan dan pertukaran udara di dalam rumah ini
tergolong cukup baik. Sumber air bersih dari sumur, air minum
dengan air galon, dan sumber listrik dari PLN. Limbah rumah tangga
dialirkan ke pembuangan khusus.
 Tidak ada hubungan bermakna antara diagnosis dengan kondisi
rumah dan kondis lingkungan sekitar.
Hubungan diagnosis dengan keluarga dan
hubungan keluarga
 Pasien tinggal bersama suami dan seorang anaknya. Hubungan
dengan anggota keluarga baik
 Tidak ada hubungan antara diagnosis dengan keluarga.
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan
dalam keluarga, lingkungan sekitar, dan kebiasaan:
 Pasien biasa makan 3 kali sehari. Masakan dimasak sendiri oleh
istri pasien. Pasien memiliki kebiasaan untuk memakan petai.
 Faktor ini memiliki hubungan dengan penyakit pasien, kebiasaan-
kebiasaan tersebut memungkinkan terciptanya sumbatan pada
saluran kemih dan menyebabkan timbulnya infeksi.
Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau
etiologi penyakit pada pasien:
 Faktor makanan; Karena petai yang sering dikonsumsi oleh
pasien dapat menyebabkan sumbatan saluran kemih dan
menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
Analisis untuk mengurangi paparan:
 Banyak minum air putih minimal 2 liter (8 gelas) sehari.
 Menjaga kebersihan organ genitalia, menyiram dari arah depan ke belakang
seusai BAK, kemudian mengeringkannya setiap selesai BAK ataupun BAB
menggunakan tisu atau kain kering sebelum memakai celana.
 Menggunakan pakaian dalam yang bersih, menggantinya 3 kali sehari.
 Hindari menahan kencing
 Hindari menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat
 Edukasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga
 Menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri.
 Banyak konsumsi air putih dalam sehari.
 Banyak makan sayur yang mengandung vitamin untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
 Minum obat sampai tuntas.
 Rutin control ulang untuk pemeriksaan kembali.
DAFTAR PUSTAKA

1.Sudoyo, Aru W, Dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran UI. 553-557
2.Rani A.A, Soegondo S, Nazir AUZ, Wijaya IP, Nafrialdi. Paduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam hal 174
3.Sjahrurachman Agus, Mirawati T.,et al.,2004, Etiologi Dan Resistensi Bakteri penyebab Infeksi Saluran
Kemih Di R.S. Cipto Mangunkusomo Dan R.S. Metropolitan MedicalCenter Jakarta 2001-2003 dalam
Naskah lengkap the 4th Jakarta Nephrology And Hypertension Course, hal 51-63, Pernefri 2004, Jakarta.
4.Alatas Husein, 2002, Diagnosa Dan Tatalaksana Infeksi Saluran Kemih Pada Anak dalam Hot Topics In
pediatrics II, Balai Penerbit FKUI Jakarta. Hal 162-164
5.Price Sylvia, Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6 Volume 1.
Jakarta: EGC.
6.Purnomo B. dasar dasar urologi. Edisi ke 2. Malang : Fk Brawijaya. 2009 hal 48-49
7.Alatas Husein, 2002, Diagnosa Dan Tatalaksana Infeksi Saluran Kemih Pada Anak dalam Hot Topics In
pediatrics II, pp 162-179, PKB IKA XLV, Balai Penerbit FKUI Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai