Anda di halaman 1dari 11

19

BAB III
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
III.1 Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan

: An. Shanum Ayunda


: Perempuan
: 3 tahun
: Desa Tempursari kulon RT 02 RW 08 Tempurejo Kecamatan
Tempuran, Kabupaten Magelang
: Islam
: Indonesia
: PAUD

Identitas Kepala Keluarga


Nama
: Tn. Hartono
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur
: 30 Tahun
Alamat
: Desa Tempursari kulon RT 02 RW 08 Tempurejo Kecamatan
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan

Tempuran, Kabupaten Magelang


: Islam
: Indonesia
: SMA
: Wiraswasta

III.2 Karakteristik Kedatangan Pasien ke Puskesmas Tempuran


Pasien datang ke Puskesmas Tempuran dengan keluhan BAB cair lebih dari 5 kali
sehari dan sudah berlangsung selama 2 hari, konsistensi cair, warna kekuningan berampas,
lendir (-), darah (-). Pasien juga mengeluh muntah sejak 1 hari sebelum datang ke
puskesmas. Muntah sebanyak 1 kali, muntah berisi makanan dan air. Nafsu makan kurang
baik. Batuk (-), pilek (-). BAK baik.
III.3 Karakteristik Demografis Keluarga
Alamat pasien di Desa Tempursari kulon RT 02 RW 08 Tempurejo Kecamatan
Tempuran, Kabupaten Magelang. Daerah tempat tinggal pasien merupakan daerah
pemukiman penduduk yang tidak teratur dan dengan lingkungan yang tidak cukup bersih.
Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan nenek.
III.4 Profil Keluarga
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga (yang tinggal 1 rumah)
No

Nama

Kedudukan
dalam

JK

Umur

Pendidika

(th)

Pekerjaan

Keterangan

20

Keluarga
1

Tn. Hartono

Kepala

30

SMA

Wiraswast

Ny. Ani

Keluarga
Istri

27

SMA

a
Ibu Rumah

3.

Ny. Rahmia

Ibu

50

SD

Tangga
Penjual
Jamu

4.

Shanum

Anak

PAUD

III.5. Genogram Keluarga


KETERANGAN:
: Pasien
: laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
Keterangan kesehatan keluarga:
1. Ayah pasien : Sehat
2. Ibu Pasien
: Sedang Hamil
3. Nenek Pasien : Sehat
4. Pasien
: Diare akut
Jenis keluarga: keluarga Extended
III.6 Denah Rumah

Teras
Ruang Keluarga

Kamar
mandi

Wc/

Gambar 2. Denah Rumah

Kamar Tidur
Utama

Ruang makan

Kamar
Tidur

Dapur

Tempat Pembuangan Air kotor dari


WC/dapur (Kolam Ikan Lele) =
pengganti septik tank

21

III.7. Resume Penyakit dan Penatalaksanaan Yang Sudah Dilakukan


1. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara allo anamnesis pada, pukul 10.00 WIB.
2. Keluhan Utama
BAB cair sejak 2 hari sebelum ke puskesmas
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum datang ke puskesmas pasien mengalami BAB cair sebanyak 5 kali per hari
dan sudah berlangsung selama 2 hari, konsistensi cair, warna kekuningan berampas,
lendir (-), darah (-). Pasien juga mengeluh muntah 1 kali berisi makanan dan air. Nafsu
makan kurang baik. Batuk (-), pilek (-). BAK baik. Sebelum diare pasien memiliki
4.

riwayat mengkonsumsi makanan jeroan ayam yang diolah oleh neneknya.


Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit yang serupa : disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat rawat inap
: disangkal
Riwayat kelahiran
: Pasien lahir spontan, BBL 2400 gram
Riwayat tumbuh kembang : Pada saat pasien berusia 0-7 bulan pertama
kehidupan, KMS menunjukkan bahwa pasien memiliki berat badan dibawah

5.
6.

garis merah
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa
: disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Compos mentis
RR
: 24x/menit
Nadi
: 100 x/menit
Suhu
: 35,6C
a. Kepala
b. Mata
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Thoraks :
1) Cor
a) Inspeksi
b) Palpasi

: Normocephali
: Conjungtiva palpebra anemis -/-, sklera ikterik -/-,
Mata cekung +/+
: Normotia, serumen -/-, sekret -/: Sekret (-)
: Bibir kering (+), mukosa lembab (-), sianosis (-)
: Faring hiperemis (-)
: Pembesaran KGB (-)
: Iktus cordis tak tampak
: Iktus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial Linea Mid

22

c) Perkusi
d) Auskultasi
2) Pulmo
a) Inspeksi

Clavikularis Sinistra
: Dalam batas normal
: BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-),
: Normochest, Gerak dinding dada simetris saat statis dan

dinamis
b) Palpasi
: Fremitus kanan = kiri
c) Perkusi
: Sonor di seluruh lapangan paru
d) Auskultasi
: Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
i. Abdomen
1) Inspeksi
: Datar
2) Palpasi
: Supel, hepar / lien tidak teraba membesar, nyeri tekan
abdomen (-), turgor < 2
3) Perkusi
: Timpani
4) Auskultasi : Bising usus (+) normal
Tabel. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
Berat badan
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
RR
7.
8.
9.

Tn. Hartono
Compos Mentis
68kg
130/90 mmHg
78x/mnt
36,7oC
18x/mnt

Ny.Ani
Compos Mentis
56 kg
120/70 mmHg
72x/mnt
36,5oC
16x/mnt

Ny. Rahmia
Compos Mentis
71kg
110/80 mmHg
76x/mnt
36,6oC
14x/mnt

Pemeriksaan penunjang = Dignosis Kerja : Diare Akut


Rencana penatalaksanaan

Lapixim 3 x 500 mg
Norages 175 mg kp
Liprolac 1 x 1
Orezync syr 1 x 1
Dehidralit 150 ml/BAB

10. Terapi Edukasi


a. Memberikan edukasi kepada orang tua pasien untuk tetap memberikan nutrisi yang
b.
11.

cukup (anak tidak boleh dipuasakan)


Disarankan untuk menghindari makanan-makanan yang memiliki kemungkinan
besar menyebabkan diare dan makanan-makanan yang tinggi serat seperti sayur.
Hasil Penatalaksanaan Medis
Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 30 Januari 2015 didapatkan

keterangan bahwa keadaan pasien membaik setelah dilakukan pengobatan.

23

Faktor pendukung :
- Pasien meminum obat secara teratur sesuai anjuran dokter, pasien banyak
beristirahat.
Faktor penghambat :
- Nafsu makan pasien yang masih kurang sehingga nutrisi baik sulit untuk masuk.
Indikator keberhasilan
:
- BAB yang tidak cair lagi saat di periksa di puskesmas
III.8. Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
BAB cair lebih dari 5 kali sehari dan sudah berlangsung selama 2 hari, konsistensi
cair, warna kekuningan berampas, lendir (-), darah (-). Pasien juga mengeluh muntah
sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas. Muntah sebanyak 1 kali, muntah berisi
makanan dan air. Nafsu makan kurang baik.
2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan nenek. Hubungan antara ayah dan
ibu pasien/nenek pasien terjalin baik dan komunikasi lancar. Dalam menghadapi
masalah eksternal dan internal dalam keluarga proses pengambilan keputusan berasal
dari ayah pasien sebagai pembuat keputusan akhir.
3. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan utama keluarga berasal dari penghasilan ayah dan usaha jamu
yang dikerjakan oleh nenek pasien. Ayah pasien bekerja sebagai karyawan di suatu
pabrik. Uang tersebut dipakai untuk biaya makan dan kebutuhan rumah tangga seperti
membayar listrik, air, dan membeli kebutuhan makan harian (kebutuhan primer)
4. Fungsi Pendidikan
Ayah dan ibu pasien adalah tamatan SMA. Nenek pasien tamatan SD.
5. Fungsi Religius
Pasien berasal dari keluarga muslim yang taat dan rutin menjalankan ibadahnya.
6. Fungsi Sosial Budaya
Tidak terdapat kepercayaan terhadap mitos atau hal-hal lain yang berhubungan
dengan kesehatan yang masih dipercaya oleh pasien.
III.9 Pola Konsumsi Makan Penderita
Frekuensi makan rata rata setiap harinya 3x/hari dengan variasi makanan sebagai
berikut : nasi, lauk (ikan/tempe/tahu/telur), sayur (bayam, sayur asem, dan sayuran lainnya),
buah dan susu. Pasien jarang makan daging merah (2 minggu 3 minggu sekali)
Diet recall selama 3 hari sebelum dilakukan intervensi yaitu pada hari sabtu pasien
mengkonsumsi nasi, tumis sayur dan tempe goreng. Pada hari minggu mengkonsumsi nasi,
sayur bayam, jeroan ayam. Pada hari senin mengkonsumsi nasi, sayur bening, dan jeroan

24

ayam.
III.10 Identifikasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
1. Faktor Perilaku
Pasien sering jajan di sekitar rumah. Bila ada anggota keluarga yang sakit yang
pertama dilakukan adalah pergi ke puskesmas. Tersedia pendanaan kesehatan berupa
BPJS yang dimiliki. Keluarga pasien yang masih belum terlalu paham dengan cara
mencuci tangan dengan benar.
2. Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup jauh. Adapun jarak antara
rumah pasien dengan Puskesmas Tempuran kira-kira > 8 km. kebersihan sanitasi rumah
yang masih kurang baik dan masih banyak nya hewan peliharaan yang masih sering
berkeliaran di sekitar rumah.
III.11 Identifikasi Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di pedusunan biasa yang padat, dengan bentuk bangunan tidak
bertingkat. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar
mandi, 1 ruang keluarga merangkap ruang tamu. Lantai terbuat dari keramik, dinding terbuat
dari tembok dan atap rumah terbuat dari genteng. Terdapat jendela hanya pada ruang tamu
dengan ukuran 2x1 sebanyak 2 buah. Perbandingan luas lantai dengan jendela di ruang tamu
> 25%. Penerangan dalam rumah kurang terang, karena tidak dapat membaca tanpa bantuan
lampu listrik pada siang hari. Kebersihan di dalam rumah baik, namun diluar rumah kurang
baik karena banyak hewan-hewan peliharaan yang berkeliaran, letak barang-barang rapih.
Listrik 400 watt. Fasilitas MCK dengan model leher angsa, saluran pembuangan kotoran
(septitank) berjarak sekiar 1,5 meter (yang berupa kolam ikan lele) dari sumber air.
Kebersihan dapur kurang, pembuangan air limbah disalurkan ke kolam ikan. Sumber air
bersih untuk keperluan sehari-hari dari PAM. Kondisi sumber air dilapisi tembok semen
sepanjang 1 meter namun tidak ditutup dengan baik (hanya ditutup papan kayu) sehingga
apabila air dari luar dapat rembes dan di sekitar sumber air kurang lebih 50 m terdapat
kandang ayam yang terbuka.Ibu pasien mnegaku membuang sampah di tempat sampah
terbuka yang letaknya di luar rumah rumah. Jalan di depan rumah lebarnya 2 meter dan
terbuat dari aspal.

25

Peta Rumah Dicapai dari Puskesmas


Rumah
Kel.

POLSEK

Gambar 5. Peta Jarak ke Pelayanan Kesehatan


Puskesmas

III.12 Diagnosis Fungsi Keluarga


Tempuran
1. Fungsi Biologis
BAB cair lebih dari 5 kali sehari dan sudah berlangsung selama 2 hari,
konsistensi cair, warna kekuningan berampas, lendir (-), darah (-). Pasien juga
mengeluh muntah sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas. Muntah sebanyak 1 kali,
muntah berisi makanan dan air. Nafsu makan kurang baik.
2. Fungsi Psikologis
-

Hubungan dengan tiap anggota keluarga baik.


Hubungan dengan tetangga rumah baik.

3. Fungsi Ekonomi
Perekonomian keluarga cukup sehingga kebutuhan juga dapat terpenuhi

4. Fungsi Pendidikan
Ayah dan ibu pasien adalah tamatan SMA. Nenek pasien tamatan SD.
5. Fungsi Religius dan Fungsi Sosial Budaya
Dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik
6. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi
Masalah

yang

berhubungan

dengan

keluarga

diselesaikan

dengan

musyawarah.

7. Faktor Perilaku
Pasien sering jajan di luar rumah. Keluarga pasien yang masih belum terlalu paham
dengan cara mencuci tangan dengan benar.
8. Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan dekat dengan rumah.

III.13 Diagram Realita Yang Ada Pada Keluarga


Lingkungan
Sanitasi yang tidak baik
(sumber air dan kolam
ikan septik tank berjarak
1,5 m

26

Genetik
(-)

Derajat
kesehatan
An. S
Pasien HEG

Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan
kesehatan
terjangkau

Perilaku
Pasien sering jajan makanan sembarangan
Keluarga pasien yang masih belum terlalu
paham dengan cara mencuci tangan
dengan benar.

III.14. Diagnosis Holistik


(1) Aspek Personal
- Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas karena pasien mengeluhkan BAB yang cair >
5 kali dalam sehari sehingga menyebabkan dirinya lemas dan tidak nafsu makan.
- Harapan :
Pasien maupun keluarga pasien memiliki harapan agar pasien dapat sembuh dan
sehat sehingga dapat bermain kembali seperti sebelumnya dan perkembangan
anak tidak terhambat akibat penyakit diare ini.
(2)

Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan sebagai berikut :
- Diagnosis kerja
: Diare akut
- Diagnosis banding : GEA

(3)

Aspek Internal
- Genetik :
Tidak terdapat faktor genetik dalam keluhan yang dialami pasien.
- Pola makan :
Pola makan pasien yang belum memenuhi pola gizi seimbang.
- Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan jajan di sekitar rumah..

(4)

Aspek Eksternal

27

Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah adanya
dukungan dari keluarga (ayah, ibu, dan nenek) dalam mengupayakan kesehatan
pasien.
(5)

Derajat Fungsional
Menurut skala pasien termasuk derajat 3 dimana pasien masih mampu melakukan
perawatan diri, tetapi mampu melakukan kegiatan ringan.

III.15. Analisis Masalah


Ibu pasien adalah ibu rumah tangga. Biaya kehidupan sehari-hari didapat dari ayah
sebagai karyawan pabrik dan nenek pasien sebagai penjual jamu keliling. Pasien tinggal di
daerah perkampungan, tetapi lingkungan sekitar rumah tidak cukup bersih. Kondisi rumah pasien
sendiri masih kurang bersih terutama sanitasi. Sumber air dengan septiktank yang berupa kolam
ikan lele berjarak 1,5 meter. Kondisi sumber air dilapisi tembok semen sepanjang 1 meter namun
tidak ditutup dengan baik (hanya ditutup papan kayu) sehingga apabila air dari luar dapat rembes
dan di sekitar sumber air kurang lebih 50 m terdapat kandang ayam yang terbuka. Perilaku ibu
yang kurang memahami cara mencuci tangan yang baik dan benar sehingga infeksi dapat mudah
terjadi pada pasien (infeksi terjadi saat menyuapi anak ataupun saat memasak makanan) dan
perilaku anak yang masih sering jajan sembarangan.
Tabel Permasalahan Pada Pasien dan Keluarganya
Tabel 2. Permasalahan Pada Pasien dan Keluarganya
No
1.

Risiko dan Masalah Kesehatan


Rencana Pembinaan
Perilaku
ibu
yang
kurang Diberikan pembinaan cara mencuci tangan
memahami cara mencuci tangan yang baik dan benar.
yang baik dan benar sehingga
infeksi dapat mudah terjadi pada
pasien

(infeksi

terjadi

saat

anak

ataupun

saat

menyuapi
2.

mengolah makanan)
Anak
masih
sering

jajan Pembinaan diberikan kepada orang tua

sembarangan

dan

tahu pasien, agar membuat makanan yang sehat

bagaiamana

mencuci

dengan benar.

belum

tangan dan menarik agar anak nafsu makan dan


tidak jajan sembarangan lagi.

28

3.

Sumber air dengan septiktank Memberikan penjelasan kepada ayah pasien


yang berupa kolam ikan lele untuk memperbaiki kondisi sumber air dan
berjarak 1,5 meter dan kondisi menyarankan untuk membuat septiktank
sumber air tidak ditutup dengan yang jaraknya 10 meter dari sumber air.
standar yang baik.

III.16 Pembinaan dan Hasil Kegiatan


Tabel 3. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tanggal

Kegiatan yang

Keluarga yang

Hasil kegiatan

dilakukan
23 Januari Edukasi mengenai

terlibat
Pasien, ayah dan

ayah dan ibu pasien

2016

ibu pasien.

memahami

penyakit diare yang


meliputi, faktor risiko,

penjelasan yang

rencana pengobatan

diberikan.

komplikasi dan
pencegahan.
23 Januari Edukasi mengenai
2016

perilaku hidup sehat


diantaranya adalah
tentang sanitasi,
pengolahan makanan
yang sehat, dan menu

Pasien, ayah dan

ayah dan ibu pasien

ibu pasien.

memahami
bagaimana cara
mencuci tangan
dengan benar.

makanan seimbang
Komprehensive Pengelolaan Pasien dan Keluarga
Promotif
Edukasi dan penyuluhan mengenai diare kepada orang tua pasien, mulai dari definisi,
penyebab, faktor risiko, pencegahan, cara mengobati, dan komplikasinya. Selain tentang
diare dijelaskan juga mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

Preventif

29

Pencegahan yang dilakukan terhadap pasien diberikan dalam bentuk mengedukasi pasien
agar rutin mencuci tangan pada saat sebelum makan, sesudah makan, sesudah dari toilet,
sebelum memasak, sesudah memasak.
Kuratif
Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas merupakan upaya pasien
untuk mengobati diare pada anak dan pasien mengonsumsi obat-obatan dari puskesmas.
Rehabilitatif
III.17 Kesimpulan Pembinaan Keluarga
Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada hari Jumat tanggal 23 Januari 2015
pada pukul 10.00 WIB. Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai
berikut
1. Tingkat pemahaman

: Pemahaman terhadap penyuluhan yang dilakukan cukup

baik
2. Hasil Pemeriksaan:
Keadaan Umum : Baik
Keluhan
: Tidak ada
TTV
: dalam batas normal
3. Faktor pendukung :
a. Ayah dan ibu pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan
b. Kesadaran ayah dan ibu pasien untuk hidup sehat, sehingga sangat kooperatif
untuk mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan
4. Faktor penyulit : biaya yang masih kurang untuk memperbaiki kondisi SPAL
5. Indikator keberhasilan
:
a. Pengetahuan meningkat mengenai penyakit
b. Kesadaran ayah dan ibu pasien untuk hidup sehat dengan menerapkan indikator
PHBS.
c. Kesadaran pasien untuk mengatur pola makan dengan gizi seimbang tanpa harus
mahal.

Anda mungkin juga menyukai