Anda di halaman 1dari 12

Nama : Fitriyatun Na’imah

NIM : 6511417010

Soal Kasus

b. Ny. S berusia 53 tahun masuk rumah sakit karena perdarahan dari jalan lahir
selama 3 bulan. Pasien didiagnosis kanker epidermoid cervix uteri stadium IIIb,
chronic kidney disease (CKD) stage V, efusi pleura duplex, leukositosis,
hidronefrosis, dan hidroureter. Sekitar sebulan sebelumnya pasien pernah
diperiksa di poli kandungan dan telah dianjurkan untuk kemoradiasi. Akan
tetapi pasien tidak siap dan baru kembali lagi ke rumah sakit karena
perdarahan tidak berhenti Selama dirawat di rumah sakit, pasien juga memiliki
riwayat retensio urine serta pernah mengalami 4 kali kejang dengan
penurunan kesadaran. Sejak 4 hari yang lalu pasien mengalami hipokalemia
namun berangsur-angsur membaik. Sampai saat ini pasien masih dalam
rencana radiasi tanpa kemoterapi. Pasien mengaku tidak pernah sakit apapun
selama 52 tahun dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit dalam jangka
waktu lama. Data fisik dan klinik : BB = 34 kg; TL = 48,2 cm; LLA = 17 cm; TD =
150/90 mmHg; nadi 84x/menit; suhu tubuh = 36,4 derajad C, RR = 20x/menit.

Data laboratoium kimia klinik : GDS = 103 mg/dl; ureum = 11 mg/dl; kreatinin 0,8
mg/dl.; natrium = 139 mmol/l; kalium = 3,2 mmol/l; klorida = 108 mmol/l
Data laboratorium hematologi : Hb = 10,7 gr%; Ht = 32,9 %; eritrosit = 3,83 juta/
mm3; lekosit = 19.900/mm3; trombosit = 253.000/ mm3
Berdasarkan hasil recall asupan pasien sebelum masuk rumah sakit, diketahui
kebiasaan komposisi zat gizi yang diasup pasien adalah Energi = 1277,5 Kkal;
Karbohidrat = 219 g; Lemak = 33,6 g; Protein = 36,7 g. Pasien sering
mendapatkan informasi dari tetangga, saudara, atau teman terkait asupan untuk
penderita kanker. Informasi yang diperoleh antara lain tidak boleh minum
susu, tidak boleh minum teh, tidak boleh makan ikan laut, telur, daging, dan
sayur kangkung. Sehari-hari pasien bekerja di rumah sebagai penjahit. Jam
kerja mulai pukul 6 pagi sampai 10 malam atau lebih saat banyak pesanan.
Semenjak didiagnosis kanker cervix pasien telah mencoba mengkonsumsi sari
buah merah dan kapsul sarang semut selama 4 – 5 minggu.
Selama dirawat, pasien mendapatkan Infus RL 12 tetes per menit; Tablet
kalnex 3 x 500 mg; Injeksi antibiotik ceftriaxone 1 x 2 g; Injeksi obat
antikejang phenytoin 2 x 10 mg; Injeksi diazepam 5 mg, hanya diberikan saat
kejang; vitamin A 1 x 50.000 IU, tablet vitamin B kompleks, vitamin C, dan
Fe masing-masing 2 x 1 tablet serta tablet KCl 3 x 1 tablet.
Buatlah asuhan gizi untuk pasien tersebut.

1.1 Assesment

1.1.1 Anamnesis

a. Identitas Pasien

Nama : Ny. S Pekerjaan : Penjahit


Riwayat Medis : Kanker Serviks stadium III
Umur : 53 thn
dan CKD stage V
Sex : Perempuan

b. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Perdarahan dari jalan lahir selama 3 bulan.


Riwayat Penyakit Sekarang Kanker Serviks stadium III dan CKD stage

V
Riwayat Penyakit Dahulu -
Riwayat Penyakit Keluarga -

c. Berkaitan dengan Riwayat Gizi

Data Sosio ekonomi Sosial ekonomi menengah ke bawah


Aktifitas Fisik Menjahit dari jam 6 pagi hingga 10 malam
Alergi Makanan Tidak ada alergi makanan dan diet khusus ysng

selama ini dijalankan


Masalah -

Gastrointestinal
Penyakit kronik CKD
Kesehatan Mulut Tidak ada masalah / gangguan
Pengobatan Tradisional : mengonsumsi sari buah
merah dan kapsul sarang semut selama 4-5
minggu

Perubahan berat badan -


Mempersiapkan Fasilitas memasak : -

makanan Fasilitas menyimpan makanan : -


Riwayat / pola makan Kebiasaan asupan zat gizi :

(sebelum dirawat di Energi = 1277,5 kkal

RS) Karbohidrat = 219 g

Lemak = 33,6 g

Protein = 36,7 g

Informasi mengenai makanan dari teman,

tetangga, saudara =

tidak boleh minum susu, tidak boleh minum teh,

tidak boleh makan ikan laut, telur, daging, dan

sayur kangkung.

Pembahasan :

Dihadapkan pada pasien perempuan, berusia 57 tahun dengan diagnosis


medis kanker epidermoid cervix uteri stadium IIIb, chronic kidney disease
(CKD) stage V, efusi pleura duplex, leukositosis, hidronefrosis, dan
hidroureter. Masuk rumah sakit karena perdarahan dari jalan lahir selama 3
bulan. Pasien termasuk sosial ekonomi menengah ke bawah dengan aktivitas
kerja banyak duduk sebagai penjahit. Jam kerja dari jam 6 pagi hingga jam 10
malam. Selama dirawat di rumah sakit, pasien juga memiliki riwayat retensio
urine serta pernah mengalami 4 kali kejang dengan penurunan kesadaran.
Pasien sering mendapatkan informasi dari tetangga, saudara, atau teman terkait
asupan untuk penderita kanker. Informasi yang diperoleh antara lain tidak
boleh minum susu, tidak boleh minum teh, tidak boleh makan ikan laut, telur,
daging, dan sayur kangkung. Semenjak didiagnosis kanker cervix pasien telah
mencoba mengkonsumsi sari buah merah dan kapsul sarang semut selama 4 –
5 minggu. Saat ini pasien dalam rencana radiasi tanpa kemoteropi.
Perdarahan dari jalan lahir merupakan gejala dari penyakit kanker
serviks. Perdarahan dapat terjadi setelah senggama, menopause, atau
keputihan. Pada kasus pasien kemungkinan perdarahan disebabkan oleh masa
menopause.
Terapi radiasi lainnya yaitu brakhiterapi atau terapi radiasi internal, yaitu
memasukkan bahan radioaktif ke dalam tubuh yang mengalami kanker. Pada
kanker serviks, bahan radioaktif dimasukkan ke dalam alat berbentuk silinder
yang diselipkan ke dalam vagina. Efek samping radioterapi di antaranya rasa
capek, gangguan lambung, mual, dan muntah.

1.1.2 Antropometri
BB = 34 kg; TL = 48,2 cm; LLA = 17 cm
Tinggi Badan berdasarkan tinggi lutut = (2,225 x 48,2) + 50,25
= 157,495 cm
Status Gizi Berdasarkan IMT = BB/TB2
= 34/ (1,57)2
= 13,79
Berat Badan Ideal = (157 – 100 – (10%(157-100))
= 57 – 5,7
= 51,3 kg
Kesimpulan :
Status gizi pasien berdasarkan IMT termasuk status gizi kurang tingkat berat
(Sumber : Kemenkes).

1.1.3 Pemeriksaan Biokimia

Pemeriksaan Satuan/Nilai Awal Masuk Kategori


urin/darah Nomal
GDS 70-100 mg/dl 103 mg/dl Rendah
Ureum 8-25 mg/dl 11 mg/dl Normal
Kreatinin 60-150 U/L 0,8 mg/dl Normal
Natrium 135-145 mmol/L 139 mmol/l Normal
Kalium 3,5-5,0 mmol/L 3,2 mmol/l Rendah
Klorida 94-111 mmol/L 108 mmol/l Normal
Hemoglobin 12,0-14,0 g/dl 10,7 gr% Rendah
Hematokrit 40-50 % 32,9 % Rendah
Eritrosit 4,0-5,0 juta/ul 3,83 juta/mm3 Rendah
Leukosit 5,0-10,0.103/ul 19.900/mm3 Tinggi
Trombosit 150-400.103/ul 253.000/mm3 Normal

Kesimpulan :
1.1.4 Pemeriksaan Fisik dan Klinik
1. Kesan Umum : Penurunan kesadaran
2. Vital Sign : - Tensi : 150/90 mmHg
- Nadi : 84x/menit
- Suhu tubuh : 36,4 derajat
- RR :20x/menit

Kesimpulan :

Vital Sign menunjukkan tekanan darah pasien dalam kategori tinggi serta laju
pernapasan pasien juga dalam kategori tinggi.

1.1.5 Asupan Zat Gizi

Implementasi Energi Protein (g) Lemak (g) KH (g)

(kkal)

Asupan oral 1277,5 36,7 33,6 219


Kebutuhan 1800 60 50 280

(AKG 2019)
% Asupan 70,97 % 61,16 % 67,2 % 78,21 %

Kesimpulan :
Menurut Supariasa (2002) Asupan makan pasien dalam kategori baik karena >70%
kebutuhan berdasarkan AKG

1.1.6 Terapi Medis


Terapi media yang diberikan :

Jenis Obat/tindakan Fungsi Interaksi dengan


zat gizi
Kalnex Antifibrinolitik yang Mual, muntah, diare
secara kompetitif
menghambat
aktivasi plasminogen
menjadi plasmin,
dengan berikatan
dengan bagian-
bagian spesifik dari
plasminogen dan
plasmin.
Antibiotik ceftriaxone Mengobati dan Nyeri perut, mual,
mencegah infeksi muntah, diare
bakteri
Phenytoin antikonvulsan yang Mual muntah
bekerja dengan cara
menyeimbangkan
impuls listrik di
otak, mengurangi
masuknya ion Na+
pada bagian korteks
motor , menekan
pacu jantung di
bagian ventrikel dan
memperpendek
potensi aksi jantung
sehingga berfungsi
sebagai anti aritmia
dan menstabilkan
kembali ritme
jantung untuk
kembali normal.
Diazepam Antikonvulsan -
Infus RL Memenuhi cairan Kemungkinan
dan eletrolit menyebabkan
hipernatremia, diare,
muntah
Radiasi Meningkatkan Mual, muntah, diare,
kerusakan DNA nyeri abdomen
pada sel tumor

Sumber :

www.KalbeMed.com

Alodokter.com

1.2 Diagnosis Gizi

NI 1.1 Peningkatan energi ekspenditur berkaitan dengan metabolisme pada


penyakit kanker serviks ditunjukkan oleh diagnosis medis kanker serviks
stadium IIIB

NC 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit kanker serviks
dan CKD ditunjukkan oleh kadar kalium, hemoglobin, hematokrit dan
eritrosit yang rendah serta kadar leukosit yang tinggi
NC 4.1.2 Malnutrisi penyakit berkaitan dengan penyakit kanker serviks dan CKD
ditunjukkan oleh IMT 13,79

NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
belum pernah terpapar informasi mengenai gizi yang tepat ditunjukkan
oleh pasien mengaku mendapatkan saran pola makan untuk penyakit
kanker serviks oleh teman, saudara, dan tetangga

NB 2.1 Aktifitas fisik kurang berkaitan dengan kurang terpapar informasi gizi
seimbang dan gaya hidup sehat ditunjukkan oleh hasil wawancara
aktivitas fisik pasien sehari-hari

Pembahasan Diagnosis Gizi :


Pasien kanker serviks berisiko mengalami malnutrisi dan kaheksia kanker,
sehingga perlu mendapat terapi nutrisi adekuat, dimulai dari skrining gizi, dan
apabila hasil skrining abnormal (berisiko malnutrisi), dilanjutkan dengan
diagnosis serta tatalaksana nutrisi umum dan khusus.

1.3 Intervensi Gizi


a. Tujuan Diet
1. Menjaga asupan nutrisi tetap adekuat
2. Meningkatkan status gizi
3. Mencegah defisiensi mikronutrien

b. Syarat Diet
1. Tinggi Energi
2. Tinggi Protein, diberikan AARC (Leusin, Isoleusin, Valin)
3. Rendah Lemak, diberikan asam lemak omega-3
4. Karbohidrat cukup dengan memperbanyak karbohidrat kompleks
5. Rendah laktosa untuk mencegah diare
6. Rendah serat, jika diberikan diutamakan serat larut

c. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


Rumus Harris Benedict dengan BB Ideal

BEE : 655 + (9,6 x BB) + (1,8xTB) – (4,7xU)

: 655 + (9,6 x 51) + (1,8x157) – (4,7x57)

: 655 + 489,6 + 282,6 – 267,9

: 1.159,3
TEE : BEE x Faktor Aktivitas x Faktor Stres

: 1.159,3 x 1,2 x 1,3

: 1.808,5 kkal

Lemak : 20 % x 1.808,5 = 361,7 kkal = 40 gram

Protein :2,5 g/KgBB/hari = 2,5 x 51 = 127,5 gram = 510 kkal

Karbohidrat : 1.808-361,7-510 = 936,3 kkal = 234 gram

d. Pemberian Diet

Terapi diet : Diet Kanker, Diet TETP

Bentuk Makanan : Lunak

Cara Pemberian : Oral

Jumlah kalori : 1.808,5 kkal

Frekuensi : 3x makan utama + 3x makan selingan

Contoh Menu Sehari :

Waktu Menu
Makan Pagi Nasi tim
Sup ikan
06.00 Tempe bacem
Pisang ambon
Selingan Pagi Bubur kacang hijau

09.30

Makan Siang Nasi tim


Setup kacang + jamur + bayam
13.00 Telur semur
Jus Melon
Selingan siang
Susu Kedelai
15.00 Kue apem
Makan Malam Nasi Tim
18.00 Rolade Tahu Kukus
Sayur cah brokoli
Selingan malam Puding buah

19.00

e. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Anamnesis Yang diukur Pengukuran Evaluasi/Target


Antropometri BB Per minggu BB bertambah
Biokimia GDS, Kalium, Hb, Kolaborasi Dalam batas

Ht, Eritrosit, (menyesuaikan normal

Leukosit dengan jadwal

medis)
Klinik Mual, muntah, Kolaborasi Tidak berlangsung

diare secara terus

menerus

Dalam Batas

Tekanan darah Normal

dan RR
Asupan zat gizi Energi, protein, Setiap hari Memenuhi

lemak, karbohidrat kebutuhan energi

total
f. Rencana Konsultasi Gizi

Materi
Masalah Gizi Tujuan Keterangan
Konseling
Diet Kanker Memberikan a. Bahan Tempat

dan Diet Tinggi informasi diet makanan konseling di

Energi Protein kanker, yang bangsal,

(TETP) makanan yang dianjurkan sasaran pasien

dibatasi, dan dan tidak dan keluarga

makanan yang dianjurkan pasien, media

dianjurkan, b. Pemantauan leaflet

serta memantau berat badan

berat badan dan

penghitungan

status gizi
Diet yang Memberikan Gizi Seimbang Tempat

kurang tepat pengetahuan konseling di

tepat mengenai bangsal,

kebiasaan sasaran pasien

makan yang dan keluarga

tepat sesuai pasien, media


kondisi leaflet

penyakit serta

menerapkan

kebiasaan hidup

sehat

Pembahasan Preskripsi Diet :

Pemenuhan kebutuhan protein merupakan suatu masalah yang penting untuk

mencegah kehilangan BB pada pasien kanker selama proses penyakit dan

terapinya. Kebutuhan energi yang adekuat pada pasien kanker harus terpenuhi agar

protein otot tidak dipecah dan digunakan sumber energi. Kebutuhan protein akan

meningkat pada pasien kanker, dan penambahan tersebut dibutuhkan oleh tubuh

untuk memperbaiki kerusakan jaringan selama terapi kanker serta mempertahankan

fungsi imun. Pemenuhan kebutuhan protein adekuat diperlukan untuk mencegah

atau mengurangi keseimbangan negatif.

Kebutuhan karbohidrat pada pasien kanker adalah untuk memenuhi

kecukupan energi sel dalam melakukan fungsinya secara optimal. Rekomendasi

dari National Cancer Institute (NCI) pemberian diet rendah laktosa, rendah lemak,

dan rendah serat untuk mengurangi keluhan gastrointestinal. Pemberian serat larut

bertujuan untuk mencegah iritasi saluran cerna. Efek radiasi dapat mengakibatkan

anoreksia, pemberian AARC secara oral dapat menurunkan anoreksia pasien

kanker dengan menurunkan kadar triptofan otak dan menurunkan kadar

serotoninergik sehingga dapat meningkatkan nafsu makan. Pemberian asam lemak

omega-3 dapat menghambat pertumbuhan sel tumor melalui mekanisme apoptosis,

penghambatan angiogenesis dan perubahan pada sinyal sel, serta menghambat

pelepasan sitokin pro inflamasi.

Anda mungkin juga menyukai