Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN STUDI KASUS KECIL

PENATALAKSANAAN TERAPI DIET PADA PASIEN


G4P2A1 (POST OPERASI SECTIO CAESAREA)
DI BANGSAL BAITUN NISA 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun oleh :
BAIQ DEWI SUKMA SEPTIANI
13120157

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus Kecil


G4P2A1 (Post Operasi Sectio Caesarea)
RSI Sultan Agung Semarang

(Tanggal 7 – 9 Mei 2015)

Disusun oleh:

BAIQ DEWI SUKMA SEPTIANI


13120157

Diterima dan disahkan pada tanggal 25 Mei 2015

Mengetahui,

Kepala Instalasi gizi Pembimbing

Harini Diestiana, S.Gz Atika Nurul Khiqmah,S.Gz


NIK. 94.09.497 K. 14.09.155

2
BAB I
GAMBARAN UMUM PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Bima RT. 14 RW. 002 Kelurahan Kali
Pancur Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Ruang : Baitun Nisa 2 (Kamar A-8)
Diagnosa : G4P2A1 (Post Operasi Sectio Caesarea)
Tanggal Masuk : 10 Mei 2015
Tanggal Kasus : 11 Mei 2015
No RM : 01-25-39-51
B. Data Subyektif
1. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke RS dengan keluhan sudah merasakan kencang-
kencang di perut tetapi tidak teratur selain itu setelah 2 jam air ketuban
belum keluar. Sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh keluar darah
dari jalan lahir serta pergerakan janin masih dirasakan. USG terakhir
dilakukan pada saat kehamilan 4 bulan karena saat itu juga terjadi
perdarahan pada jalan lahir. Sejak ± 1 minggu yang lalu pasien mengeluh
batuk dan sesak.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
G4P2A1 (Post Operasi Sectio Caesarea)

3
c. Riwayat obstetrik
Hamil I
Anak laki-laki dengan umur kehamilan 8 bulan. Berat badan lahir anak 1800
gram. Kondisi ibu sehat dan bayi meninggal

Hamil II
Anak perempuan dengan umur kehamilan 9 bulan. Berat badan lahir anak
2900 gram. Kondisi ibu dan bayi sehat
Hamil III
Ny. S mengalami abortus pada tahun 2013.
Hamil IV
Kehamilan yang sekarang. Anak laki-laki dengan umur kehamilan 9 bulan.
Berat badan lahir anak 2900 gram. Kondisi ibu dan bayi sehat
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
2. Riwayat Gizi
a. Sosial Ekonomi
Pasien seorang ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir pasien yaitu
SLTP.
Suami pasien seorang karyawan swasta dengan pendidikan terakhir SMA
dan penghasilan ± Rp. 1000.000/bulan.
b. Aktifitas Fisik
Sebelum masuk Rumah Sakit
Ringan (pasien seorang ibu rumah tangga)
Di Rumah Sakit
Ringan (bedrest)
c. Riwayat kebiasan Makan
1) Kebiasaan Makan :
 Makanan Pokok

4
Nasi 3 x sehari @ 2 centong (200 gram)
 Lauk Hewani
Ayam (3 – 4x/minggu @ 1 potong sedang) (50 gram)
Telur (1-2x/minggu @ 1 butir (50 gram)
 Lauk Nabati
Tempe 1-2x/hari @ 1 potong sedang ( 25 gram)
Tahu 2-3x/minggu @ 1 potong sedang (50 gram)

 Sayuran
Bayam 4-5x/minggu @ 1 gelas (100 gram)
Daun singkong, kangkung 1-2x/minggu @ 1 gelas (100 gram)
 Buah
Jeruk 3 buah setiap hari (50 gram/buah)
Pasien suka mengkonsumsi jeruk
 Minuman
Teh manis setiap hari 3 gelas setiap pagi, siang dan sore (setelah
makan)
Air putih setiap hari 5 gelas/hari
Susu lactamil 3x/hari @ 3 sdm (15 gram) dengan penambahan gula
pasir 1 sdm (10 gram)
Kesimpulan : Pola makan pasien sudah baik. Pasien suka
mengkonsumsi sayur, lauk hewani dan lauk nabati. Pasien menyiapkan
makanan sendiri dengan cara digoreng yaitu pada lauk hewani ayam,
telur dan lauk nabati yaitu tahu dan tempe. Sayuran dengan cara
direbus yaitu sayur bayam sedangkan daun singkong dan kangkung
diolah dengan cara ditumis. Pasien suka mengkonsumsi susu ibu hamil
sebanyak 3x sehari yaitu pagi, sore dan sebelum tidur.

Recall 24 jam
- Jenis Diet : Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP)
- Bentuk Makanan : Cair II (bubur saring)

5
- Cara pemberian : Oral
Tabel 1. Data Hasil Recall 1x 24 jam (21 Juni 2011)
Tingkat Konsumsi Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan RS 1170,2 39,2 44,4 166,1
Standar RS 1170,2 39,2 44,4 166,1
% Asupan 100 100 100 100
Baik Baik Baik Baik
Keterangan
Pasien menghabiskan 1 porsi diet yang diberikan dari RS

B. Data Obyektif
1. Antropometri
Tinggi Badan (TB) : 152 cm
BB aktual : 61 kg
BB Ideal : (TB – 100) – 10% (TB – 100) kg
: (152 – 100) – 10% (152 – 100)kg
: 46,8 kg
2. Biokimia
Tabel 2. Data Laboraturium Tanggal 10 Mei 2015
Nilai
Hari/Tgl Parameter Hasil ukur Satuan Keterangan
Normal
Hemoglobin 13,1 g/dl 11,7 – 15,5 Normal
Hematokrit 39,7 % 33-45 Normal
10 Mei Leukosit 17 ribu/uL 3,6 – 11,0 Tinggi
2015 Trombosit 360 ribu/uL 150 - 440 Normal
GDS 75 mg/dl 75 - 110 Normal
Sumber: Rekam medik RSI Sultan Agung Semarang
3. Pemeriksaan fisik dan Klinis
Tabel 3. Pemeriksaan Klinis 10 Mei 2015
Pemeriksaan Nilai normal Satuan Hasil Keterangan
Fisik
KU Cukup, CM (Composmentis)
Klinik
o
Tekanan Darah 120/80 C 120/80 Normal
Respirasi 20 – 24 x/mnt 20 Normal
Nadi 60-100 x/mnt 80 Normal
Suhu 36 – 37 x/mnt 36,4 Normal
Sumber : Rekam Medik RSI Sultan Agung Semarang

6
C. Diagnosa Medik
G4P2A1 (Post Operasi Sectio Caesarea)

D. Pemeriksaan Penunjang
 USG
Kesan : Janin tunggal, memanjang, persentasi kepala DJJ (+), sesak (+),
plasenta di korpus depan meluas menutupi OUI, AK cukup

7
BAB II
NUTRITION CARE PROSES
A. ASSESMENT GIZI
1. Antropometri
a) Penentuan status gizi berdasarkan IMT
 BBA : 61 kg
 TB : 152 cm

 IMT :

: 26,41 kg/m2
Status gizi Ny.S berdasarkan IMT tergolong gizi obesitas I
Tabel 4. Kategori status gizi berdasarkan Asia Pasifik yaitu:

Kategori Status Gizi Ambang Batas


Gizi kurang < 18,5 kg/m2
Gizi normal 18,5 – 22,9 kg/m2
Overweight 23 – 24,9 kg/m2
Obesitas I 25 – 29,9 kg/m2
Obesitas II ≥ 30 kg/m2

b) Penentuan Berat Badan Ideal Pasien


BBI : (TB – 100) – 10% (TB – 100) kg
: (152 - 100) – 10% (152 – 100)kg
: 46,8 kg
2. Biokimia
Tabel 5. Data Laboratorium Ny.S tanggal 10 Mei 2015
Nilai
Hari/Tgl Parameter Hasil ukur Satuan Keterangan
Normal
Hemoglobin 13,1 g/dl 11,7 – 15,5 Normal
10 Mei Hematokrit 39,7 % 33-45 Normal
2015 Leukosit 17 ribu/uL 3,6 – 11,0 Tinggi
Trombosit 360 ribu/uL 150 - 440 Normal

8
GDS 75 mg/dl 75 - 110 Normal
Sumber: Rekam medik RSI Sultan Agung Semarang

Kesimpulan :berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia Ny.S pada tanggal 10


Mei 2015 diketahui bahwa leukosit tinggi (leukositosis)
3. Klinis/Fisik
Tabel 6. Data Fisik Klinis Ny.S Tanggal 10 Mei 2015
Pemeriksaan Nilai normal Satuan Hasil Keterangan
Fisik
KU Cukup, CM (Composmentis)
Klinik
o
Tekanan Darah 120/80 C 120/80 Normal
Respirasi 20 – 24 x/mnt 20 Normal
Nadi 60-100 x/mnt 80 Normal
Suhu 36 – 37 x/mnt 36,4 Normal
Sumber: Rekam medik RSI Sultan Agung Semarang
Kesimpulan: berdasarkan hasil pemeriksaan fisik Ny.S pada tanggal 10
Mei 2015, keadaan umum Ny.S cukup dan (composmentis)
sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan klinis tekanan
darah, respirasi, nadi dan suhu dalam keadaan normal
4. Dietary History
Tabel 7. Data Hasil Recall 1x 24 jam Ny.S Tanggal 10 Mei 2015
Tingkat Konsumsi Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (Kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan RS 1170,2 39,2 44,4 166,1
Standar RS 1170,2 39,2 44,4 166,1
% Asupan 100 100 100 100
Baik Baik Baik Baik
Keterangan
Pasien menghabiskan 1 porsi diet yang diberikan dari RS
Sumber: Data Terolah Mei 2015
Kesimpulan: Dari data hasil anamnesis recall 1 x 24 jam pada tanggal 10
Mei 2015 dapat disimpulkan bahwa asupan makan pasien baik
dibuktikan dengan pasien menghabiskan 1 porsi makanan RS
tanpa penambahan asupan dari luar RS dengan total asupan
energi, protein, lemak dan karbohidrat 100% dimana menurut
WHO (2005) asupan baik antara 80-110%

9
5. DIAGNOSIS GIZI
NI-5.1 : Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi dan protein) berkaitan dengan
Post Sectio Caesarea ditandai dengan luka bekas jahitan operasi
NC-2.2 : Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan post sectio caesarea
ditandai dengan leukosit tinggi (17 ribu/uL)
6. INTERVENSI GIZI
1. Planning:
a.Terapi Diet
1) Jenis diet : Tinggi Energi Tinggi Protein
2) Bentuk Makanan : Cair II (bubur saring)
3) Cara Pemberian : Oral
b. Tujuan Diet
1) Membantu memperlancar produksi ASI
2) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
3) Mencapai status gizi normal
4) Untuk memberikan makanan sesuai dengan keadaan dan daya terima
pasien
5) Memenuhi kebutuhan protein yang meningkat dikarenakan pasien
masih dalam masa pemulihan pasca operasi G4P2A1 (Post Operasi
Sectio Caesarea)
c.Prinsip atau Syarat Diet
1) Energi sesuai kebutuhan pasien menggunakan rumus Harris Benedict
dengan faktor aktivitas 1,2 dan faktor stress 1,2
2) Tinggi protein diberikan sebanyak 1,4 gram/kgBB (Maryanti,2009)
3) Lemak cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi total
d. Perhitungan Kebutuhan
Diketahui :
BBA : 61 kg

10
TB : 152 cm
BBI : (TB – 100) – 10% (TB – 100) kg
: (152 - 100) – 10% (152 – 100)kg
: 46,8 kg
1) Energi
BEE = 655 + (9,6 x 61) + (1,7 x 152) – (4,7 x 31) kal
= 655 + 585,6 + 258,4 – 145,7 kal
= 1353,3 kal
TEE = BEE x FA x FS
= 1353,3 kal x 1,2 x 1,2
= 1.948,75 kal
Penambahan energi dari AKG bagi ibu menyusui 6 bulan pertama yaitu 330
kal. Jadi TEE = 1.948,75 kal + 330 kal = 2.278,75 kkal
2) Protein = 1,4 gram/kgBBI x 61 kg
= 85,4 gram
= 85,4 gram x 4 kal/gram
= 341,6 kal
= 341,6 kal : 1.948,75 kal x 100%
= 17,53 %
Penambahan protein dari AKG bagi ibu menyusui 6 bulan pertama yaitu 20
gram. Jadi protein = 85,4 gram + 20 gram = 105,4 gram
3) Lemak = (25% x 1948,75 kal) : 9 kal/gram
= 54,13 gram
Penambahan lemak dari AKG bagi ibu menyusui 6 bulan pertama yaitu
13,2 gram. Jadi lemak = 54,13 gram + 13,2 gram = 67,33 gram
4) Karbohidrat = (1948,75 – (421,6 + 605,97) : 4 kal/g
= 230,29 gram

11
e. Rencana parameter yang dimonitor
Tabel 8. Parameter yang dimonitor
Parameter Yang diukur Pengukur Target/evaluasi
Antropometri BB Timbangan BB mendekati ideal
Melihat dan
Kadar Leukosit
Biokimia Leukosit mencatat hasil
mendekati normal
laboratorium
Fisik Keadaan umum Melihat Keadaan pasien baik
pasien keadaan
umum pasien

Klinis Tekanan darah Melihat dan Tekanan


Suhu mencatat hasil darah,suhu,nadi,respirasi
Nadi pemeriksaan mendekati normal
Respirasi klinis

Asupan makan
Dietary (Energi, Protein, Recall
Asupan makan 80%
history Lemak dan 2x24 jam
Karbohidrat)

f. Rencana Konsultasi Gizi


a. Sasaran : Pasien dan keluarga
b. Tempat : Ruang rawat inap pasien
c. Media : Leaflet
d. Metode : Diskusi dan Tanya jawab
e. Waktu : ± 30 menit
f. Materi
 Penjelasan mengenai diet yang harus dijalankan yaitu diet Tinggi Energi
Tinggi Protein
 Pemberian motivasi bagi pasien dalam konsumsi makanan yang bisa
meningkatkan produksi ASI
g. Tujuan

12
Memberikan informasi tentang diet Tinggi Energi Tinggi Protein dan
memberikan informasi kepada keluarga pasien untuk menerapkan prinsip
diet Tinggi Energi Tinggi Protein

2. Implementasi Gizi
a) Kajian Diet Rumah Sakit
1) Jenis diet : TETP
2) Bentuk makanan : Cair II (bubur saring)
3) Cara pemberian : Oral
4) Nilai gizi
Tabel 9.Nilai gizi Standar Diet Rumah Sakit dibandingkan
dengan Perhitungan Kebutuhan
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Tingkat Konsumsi
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
Standar diet RS untuk
1170,2 39,2 44,4 166,1
diet cair
Kebutuhan/Planning 1.948,75 85,4 54,13 279,99
% Perbandingan 60,05 45,90 82,02 59,32
Diet diberikan secara bertahap melihat dari
kemampuan daya terima pasien terhadap makanan
Keterangan dan pada saat ini kondisi pasien masih dalam
pasca operasi sectio caesarea. Standar diet RS
dilanjutkan
Sumber : Data Terolah Mei 2015
Tabel 10.Monitoring asupan gizi Ny.S dibandingkan dengan
Perhitungan Kebutuhan
Monitoring Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan recall 1
1170,2 39,2 44,4 166,1
10 Mei 2015
Perhitungan Kebutuhan 2.278,75 105,4 67,33 230,29
% Asupan 51,35 37,19 65,94 72,13
Tk. Asupan Kurang Kurang Kurang Kurang
Implementasi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan recall 2
1170,2 39,2 44,4 166,1
11 Mei 2015
Perhitungan Kebutuhan 2.278,75 105,4 67,33 230,29
% Asupan 51,35 37,19 65,94 72,13
Tk. Asupan Kurang Kurang Kurang Kurang
*Sumber: Data Terolah April 2015

13
Berdasarkan rata-rata asupan makan yaitu recall selama 2x24
jam dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan, asupan energi,
protein, lemak dan karbohidrat kurang dari 80% berdasarkan WHO
(2005).

Tabel 11. Monitoring asupan gizi Ny.S dibandingkan dengan standar diet RS
Monitoring Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan recall 1
1170,2 39,2 44,4 166,1
10 Mei 2015
Standar diet RS 1170,2 39,2 44,4 166,1
% Asupan 100 100 100 100
Tk. Asupan Baik Baik Baik Baik
Implementasi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan recall 2
11 Mei 2015
1170,2 39,2 44,4 166,1
Perhitungan Kebutuhan 1170,2 39,2 44,4 166,1
% Asupan 100 100 100 100
Tk. Asupan Baik Baik Baik Baik
*Sumber : Data Terolah Mei 2015
Berdasarkan rata-rata asupan makan yaitu recall selama 3x24 jam
dibandingkan dengan standar diet RS, asupan energi, protein, lemak dan
karbohidrat dalam kategori baik yaitu antara 80-110% berdasarkna WHO
(2005). Pada awal hingga akhir kasus, pasien diberikan diet TETP dengan
bentuk makanan cair II (bubur saring).
Kategori tingkat konsumsi menurut WHO (2005)
Kurang : < 80%
Baik : 80 - 110%
Lebih : > 110%

14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sectio Caesarea


Sectio caesarea adalah pembedahan dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus atau vagina untuk melahirkan janin dari dalam rahim
(Maryanti,2009)
B. Jenis – Jenis Operasi Sectio Caesarea
1. Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
2. Sectio caesarea transperitonealis
3. SC klasik atau corporal (memanjang pada corpus uteri). Dilakukan dengan
membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm
(Maryanti,2009)
C. Kelebihan Operasi Sectio Caesarea :
1. Mengeluarkan janin dengan cepat
2. Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
3. Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
4. Penjahitan luka lebih mudah
5. Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
6. Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi
uterus ke rongga peritoneum
7. Perdarahan tidak begitu banyak
8. Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil
D. Kekurangan Operasi Sectio Caesarea:

15
1. Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada
reperitonealis yang baik
2. Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan
3. SC ismika atau profundal (low servical pada segmen bawah rahim)
4. Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan
uteri uterine pecah sehingga mengakibatkan perdarahan banyak
5. Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi
E. Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Sayatan memanjang ( longitudinal )
2. Sayatan melintang ( Transversal )
3. Sayatan huruf T ( T insicion )
F. Indikasi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal
yang perlu tindakan sectio caesarea proses persalinan normal lama/ kegagalan
proses persalinan normal ( Dystasia ) seperti:
1. Fetal distress
2. Janin dalam posisi sungsang atau melintang
3. Bayi besar ( BBL 4,2 kg )
4. Plasenta previa
5. Kelainan letak
6. Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan
panggul )
7. Rupture uteri mengancam
8. Hydrocephalus
9. Primi muda atau tua
10. Partus dengan komplikasi
11. Panggul sempit
12. Problema plasenta
G. Komplikasi (Maryanti,2009)
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :

16
1. Infeksi puerperal ( Nifas )
2. Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
3. Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut
sedikit kembung
4. Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
5. Perdarahan
6. Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
7. Perdarahan pada plasenta
8. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
peritonealisasi terlalu tinggi
9. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya
H. Penatalaksanaan Diet bagi pasien Post Operasi Sectio Caesarea
Diet energi tinggi protein tinggi (TETP) adalah diet yang mengandung
energi dan protein diatas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk
makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti telur, susu
atau dalam bentuk minuman enteral tinggi energi tinggi protein. Tujuan diet
TETP yaitu memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh (Almatsier,2007)
I. Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui (Maryanti,2009)
1. Dasar Gizi Seimbang Bagi Ibu Menyusui
a. Kebutuhan nutrisi lebih banyak daripada ibu hamil
b. Nutrisi diperlukan untuk produksi ASI dan memulihkan kesehatan ibu
2. Tujuan diit gizi seimbang bagi ibu menyusui
a. Memberikan nutrisi yang adekuat untuk produksi ASI sehingga kualitas dan
kuantitas ASI maksimal
b. Untuk pemulihan dan menjaga kesehatan ibu
3. Syarat diet gizi seimbang bagi ibu menyusui
a. Tinggi kalori dan protein
b. Cukup vitamin dan mineral
c. Mudah cerna dan tidak merangsang
d. Cairan cukup yaitu 800 – 1000ml/hari
e. Tinggi konsumsi sayuran dan buah segar

17
f. Susunan menu bervariasi dan seimbang
4. Kebutuhan nutrisi ibu menyusui (Maryanti,2009)
Tabel 12. Kebutuhan nutrisi ibu menyusui
Kebutuhan tidak Tambahan kebutuhan
Nutrisi
menyusui/hari menyusui/hari
Kalori 2000 kalori 500-800 kalori
Protein 75 gram 25 gram
Lemak 53 gram Tetap
Fe 28 gram 15 mg
Ca 500 mg 25 mg
Vit. A 3500 IU 30 gram
Vit.C 75 mg 25 mg
Vit. B12 2 mcg 25 gram
Asam folat 180 mcg 15 gram
Sumber : Maryanti (2009)
Tabel 13. Tambahan jumlah makanan untuk ibu menyusui (Maryanti,2009)
Bahan Tidak Menyusui 0- Menyusui Menyusui
Makanan menyusui (g) 6 bln (g) 7-12 bln (g) 13-24 bln (g)
Beras 250 = nasi 50 = nasi 50 50
500 gram/ 100 gram/
5 gls 1 gls
Protein 100 (2 ptg) 50 (1 ptg) 50 50
hewani
Telur 50 ( 1 butir) 50 ( 1 ptg) 50 50
Protein 100 (4 ptg) 50 (2 ptg) 50 50
nabati
Kacang hijau 5 (2,5 sdm) 51 (5 sdm) - -
Sayuran 200 (2 gls) 100( 1 gls) 100 100
Buah 201 (2 ptg) 100 ( 1 ptg) 100 100
Minyak 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25
Gula 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25
Susu bubuk 25 (2,5 sdm) 50 (5 sdm) 50 25
Sumber : Maryanti (2009)
5. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Maryanti,2009)
a. Nutrisi
b. Psikologi
c.Kesehatan
d. Pengetahuan dan pendidikan tentang pantangan. Kesukaan, kebutuhan
e.Sosial ekonomi
f. Bayi tidak mau menyusu
g. Masalah pada payudara

18
6. Pengaruh status gizi pada ibu menyusui (Maryanti,2009)
a. Ibu menyusui dengan diit yang adekuat tentu status gizinya baik. Hal
tersebut akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi ASI sehingga
kecukupan nutrisi pada bayi terpenuhi dan bayi akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal
b. Lain halnya dengan ibu menyusui dengan diet yang tidak adekuat,
maka akan mengakibatkan gizi buruk. Jika gizi ibu menyusui buruk akan
sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produksi ASI. Hal ini
dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang bayi berupa bayi mudah
sakit, bayi mudah terkena infeksi, angka kesakitan dan kematian bayi tinggi
dan defisiensi vitamin A dan D.
7. Gizi Seimbang Bagi Bayi (Maryanti,2009)
a. Dasar gizi seimbang bagi bayi
Nutrisi yang adekuat tidak menjamin anak tumbuh kembang dengan
baik, tetapi nutrisi yang tidak adekuat dapat menghambat anak mencapai
derajat kesehata yang optimal.
b. Makanan pendamping ASI (PASI) adalah makanan yang secara berangsur
diberikan kepada bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi menjelang dan
sesudah disapih sebelum bayi diberikan makanan anak.
c.Pengenalan PASI dilaksanakan secara bertahap dan berangsur-angsur.
d. Pengaturan makanan bayi meliputi penggunaan ASI secara tepat dan benar,
pemberian PASI yang tepat waktu dan tepat mutu.
e.Macam makanan bayi
1) Macam makanan bayi
a) Makanan utama yaitu ASI/PASI
b) Makanan pelengkap atau pendamping ASi yaitu sari buah, makanan
lumat, contohnya bubur susu, bubur tepung. Makanan lembek
contohnya tim saring lengkap, bubur beras lengkap, pure campur.
f. ASI (Maryanti,2009)
Perkiraan kebutuhan ASI pada bayi usia 1-24 minggu:
1) Minggu I : 100 -450 ml
2) Minggu 2-3 : 450 – 500 ml

19
3) Minggu 4-7 : 500 – 650 ml
4) Minggu 8 – 12 : 650 – 750 ml
5) Minggu 12- 24 : 750 – 850 ml
g. PASI (Maryanti,2009)
Berdasarkan usia bayi PASI dibagi dalam 2 golongan :
1) PASI formula awal (FA)
FA lengkap manis (complete starting formula)
FA adaptasi (adapted starting formula)
2) PASI formula tindak lanjut (FTL)
3) PASI formula diit (formula premature, formula rendah laktosa dan bebas
laktosa, formula untuk BBLR)
h. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI (Maryanti,2009)
1) Melengkapi nutrient yang kurang terdapat pada ASI/PASI
2) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan
dengan berbagai tekstur dan rasa
3) Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung energi tinggi
i. Faktor yang mempengaruhi pemberian makanan bayi (Maryanti,2009)
1) Umur bayi
2) Jenis dan jumlah makanan yang diberikan
3) Waktu dan frekuensi pemberian
4) Kondisi kesehatan bayi antara lain gastroenteritis, alergi, keadaan mulut
dan gigi
5) Berat badan bayi
j. Menyusun menu makanan bayi
k. Tabel 14. Pola pemberian makanan bayi (Maryanti,2009)
Umur bayi Makanan Makanan
Kalori ASI Buah Telur
(bln) Lumat Lembek
0-3 300 √ - - - -
3-4 400 √ - - - -
4-6 500 √ √ √ - -
6-9 800 √ √ √ √
9-12 900 √ √ √ √ √
Sumber : Maryanti (2013)

20
l. Tabel 15. Frekuensi pemberian makanan bayi (Maryanti,2009)
Umur Jenis dan frekuensi makan
0-3 bulan ASI sekehendak
3-4 bulan ASI sekehendak
Buah, 1-2 kali
4-6 bulan ASI sekehendak
6-9 bulan ASI sekehendak
Buah, 1-2 kali
Makanan lumat, 2 kali
Makanan lembek, 1 kali
9 – 12 bulan ASI/PASI, 2 kali
Buah, 1-2 kali
Makanan lumat, 1 kali
Makanan lembek, 2 kali
Telur, 1 kali
Sumber : Maryanti (2013)

21
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien atas nama Ny.S masuk pada tanggal 10 Mei 2015 di bangsal
Baitun Nisa 2 dengan diagnosa medis yaitu G4P2A1 (Post Operasi Sectio
Caesarea). Kasus diambil pada tanggal 11 Mei 2015 kemudian dilakukan
pengkajian data pasien secara keseluruhan yang terdiri dari data subyektif
meliputi riwayat gizi pasien.
Riwayat gizi pasien diperoleh data bahwa pasien berumur 31 tahun
dari suku jawa, tidak memiliki alergi terhadap makanan serta tidak memiliki
masalah gastrointestinal dan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu.
Riwayat pola makan pasien sudah baik. Pasien suka mengkonsumsi
sayur, lauk hewani dan lauk nabati. Pasien menyiapkan makanan sendiri dengan
cara digoreng yaitu pada lauk hewani ayam, telur dan lauk nabati yaitu tahu dan
tempe. Sayuran dengan cara direbus yaitu sayur bayam sedangkan daun singkong
dan kangkung diolah dengan cara ditumis. Pasien suka mengkonsumsi susu ibu
hamil sebanyak 3x sehari yaitu pagi, sore dan sebelum tidur.
Assessment gizi pasien telah dilakukan pada tanggal 11 Mei 2015
berupa data antropometri yang diambil pada rekam medik pasien. Berat badan
pasien yang didapat dari rekam medik yaitu 61 kg dengan TB yaitu 152 cm.
Dengan demikian maka status gizi pasien yaitu obesitas I berdasarkan
perhitungan IMT.
Hasil pemeriksaan biokimia Ny.S pada tanggal 10 Mei 2015
didapatkan hasil bahwa pasien mengalami leukositosis diakibatkan pasca operasi
Sectio Caesarea yang dialami pasien sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik, pasien dalam keadaan composmentis dan berdasarkan hasil pemeriksaan
klinis tekanan darah, respirasi, suhu dan nadi pasien normal.

22
Asupan makan pasien pada tanggal 10 Mei 2015 yang dibandingkan
dengan standar diet RS termasuk dalam kategori baik yaitu antara 80 – 100%
menurut WHO (2005) yaitu asupan energi 100%, protein 100%, lemak 100% dan
karbohidrat yaitu 100%. Pasien menghabiskan diet yang diberikan dari RS, hal ini
dikarenakan pasien sudah menyadari bahwa asupan makanan penting untuk
melancarkan produksi ASI.
Diagnosis gizi meliputi (NI) Nutrition Intake bagi pasien meliputi NI-5.1
yaitu peningkatan kebutuhan zat gizi (energi dan protein) berkaitan dengan Post
Sectio Caesarea ditandai dengan leukositosis (leukosit tinggi).
Hasil intervensi gizi maka jenis diet yang diberikan untuk Ny.S adalah diet
TETP dengan bentuk makanan cair (bubur saring) dan cara pemberian oral.
Tujuan diberikan diet TETP adalah untuk membantu melancarkan produksi ASI,
menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal, mencapai status
gizi normal, memberikan makanan sesuai dengan keadaan dan daya terima
pasien, serta memenuhi kebutuhan protein yang meningkat dikarenakan pasien
masih dalam masa pemulihan pasca operasi G4P2A1 (Post Operasi Sectio
Caesarea)
Diet TETP diberikan tinggi energi secara bertahap sesuai BMR pada rumus
Harris Benedict dengan memperhitungkan faktor aktivitas fisik 1,2 karena pasien
dalam kondisi bedrest dan faktor stress 1,2, diberikan karena pasien pasca operasi
(ALmatsier,2007). Protein diberikan tinggi yaitu 1,4g/kgBB berguna untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan luka bekas operasi sectio caesarea
serta untuk produksi ASI sehingga kualitas dan kuantitas ASI maksimal. Lemak
diberikan 25% dari kebutuhan energi total dan karbohidrat cukup yaitu dari energi
total dikurangi energi dari protein dan energi dari lemak serta adanya
penambahan energi, protein, lemak dan karbohidrat dari AKG bagi ibu menyusui
6 bulan pertama. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kebutuhan energi yaitu
2.278,75 kal, protein 105,4 gram , lemak 67,33 gram serta karbohidrat 230,29
gram. Ibu menyusui dengan diit yang adekuat tentu status gizinya baik. Hal
tersebut akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi ASI sehingga
kecukupan nutrisi pada bayi terpenuhi dan bayi akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal (Maryanti,2009).

23
Rencana monitoring terhadap pasien terdiri dari data antropometri (berat
badan dan tinggi badan, biokimia yaitu leukosit, fisik klinis yaitu keadaan umum
pasien dan klinis yaitu tekanan darah, nadi, suhu, respirasi serta dietary history
yang meliputi asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan recall 2x24
jam.
Implementasi yaitu melakukan pengkajian diet yang diberikan di rumah
sakit serta rekomendasi diet atau pemesanan diet untuk pasien. Saat melakukan
kajian diet rumah sakit diperoleh bahwa jenis diet yang diberikan adalah diet
TETP dengan bentuk makanan cair II (bubur saring) dan cara pemberian oral.
Setelah melakukan pengkajian tetap diberikan diet sesuai dengan diet
yang diberika dari RS yaitu diet TETP dengan bentuk makanan cair II (bubur
saring), hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang masih
dalam pasca operasi sectio caesarea. Monitoring evaluasi asupan makan pasien,
berdasarkan recall selama 2x24 jam pada tanggal 10 dan 11 Mei 2015 yang
dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan termasuk dalam kategori kurang
yaitu < 80% menurut WHO (2005) dengan asupan energi yaitu 51,35%, protein
37,19%, lemak 65,94% dan karbohidrat 72,13% sedangkan berdasarkan recall
2x24 jam asupan makan pasien pada tanggal 10 dan 11 Mei 2015 yang
dibandingkan dengan standar diet RS termasuk dalam kategori baik yaitu antara
80-100% menurut WHO (2005) dengan asupan energi, protein, lemak dan
karbohidrat 100%. Hal ini dikarenakan nafsu makan pasien baik dibuktikan
dengan pasien mampu menghabiskan 1 porsi diet yang diberikan dari RS dan
pasien juga menyadari bahwa dibutuhkan asupan makanan yang baik agar
produksi ASI maksimal. Pasien tidak mengkonsumsi makanan dari luar RS.
Dengan demikian maka asupan makan pasien selama recall 2x24 jam selama di
RS dalam kategori baik yaitu antara 80-100% menurut WHO (2005).

24
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Diagnosa medis pasien adalah G4P2A1 (Post Operasi Sectio Caesarea)
2. Status gizi pasien selama 2 hari studi kasus tanggal 10 sampai 11 Mei 2015
berdasarkan IMT termasuk obesitas I.
3. Hasil pemeriksaan biokimia Ny.S pada tanggal 10 Mei 2015 yaitu leukosit
tinggi (17 ribu/uL).
4. Hasil pemeriksaan fisik klinis Ny.S yang diamati selama 2 hari studi kasus
menunjukkan keadaan umum Ny.S dalam keadaan sadar serta dari
pemeriksaan klinis menunjukkan tekanan darah, respirasi, suhu dan nadi
normal.
5. Asupan makan pasien pada tanggal 10 Mei 2015 yang dibandingkan dengan
standar diet RS termasuk dalam kategori baik yaitu antara 80 – 100% menurut
WHO (2005). Pasien menghabiskan diet yang diberikan dari RS.
6. Diagnosis gizi meliputi (NI) Nutrition Intake yaitu NI-5.1. Peningkatan
kebutuhan zat gizi (energi dan protein) berkaitan dengan Post Sectio
Caesarea ditandai dengan luka bekas jahitan operasi
7. Intervensi gizi pasien diberikan terapi diet TETP dengan bentuk makanan cair
II (bubur saring) dan cara pemberian oral. Hasil perhitungan diperoleh
kebutuhan energi 2.278,75 kkal, protein 105,4 gram , lemak 67,33 gram serta
karbohidrat 230,29 gram.
8. Rencana monitoring terdiri dari data antropometri (berat badan dan tinggi
badan), biokimia yaitu leukosit, fisik klinis yaitu keadaan umum pasien,

25
tekanan darah, suhu, nadi, dan respirasi serta dietary history yaitu asupan
makan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan recall 2x24 jam.
9. Implementasi asupan makan pasien berdasarkan recall selama 2x24 jam pada
tanggal 10 dan 11 Mei 2015 yang dibandingkan dengan perhitungan
kebutuhan masih termasuk dalam kategori kurang yaitu < 80% menurut WHO
(2005) sedangkan recall 2x24 jam asupan makan pasien pada tanggal 10 dan
11 Mei 2015 yang dibandingkan dengan standar diet RS termasuk dalam
kategori baik yaitu antara 80 - 100% menurut WHO (2005).Perkembangan
diet pasien selama 2 hari studi kasus yaitu diet TETP dengan bentuk makanan
cair (bubur saring)
B. Saran
Sebaiknya dilakukan monitoring dan evaluasi lebih lanjut terhadap pasien
yang meliputi asupan makanan agar mengalami peningkatan yang diharapkan dan
juga dilakukan pemantaun terhadap antropometri pasien berupa BB dan TB serta
data biokimia dan fisik klinis

26
DAFTAR PUSTAKA

Maryanti,D.2009.Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta.


Nuha Medika

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet.Jakarta. Gramedia Pustaka


Utama.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.

27
28

Anda mungkin juga menyukai