Anda di halaman 1dari 29

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran umum penyakit Kanker ovarium merepresentasikan 30% dari seluruh kasus kanker genetalia wanita. Selain itu kebanyakan dari neoplasma ovarium ini tidak dapat dideteksi secara dini, tumor ovarium kebanyakan muncul sebagai kanker yang fatal, sehingga mengakibatkan kematian pada 50% dari seluruh kasus kanker genetalia wanita. Ada berbagai tipe tumor ovarium, baik jinak maupun ganas. Sekitar 80% dari seluruh kasus bersifat jinak dan sebagian besar ditemukan pada wanita muda berusia antara 20-45 tahun. Tumor ganas lebih sering ditemukan pada wanita yang berusia 4065 tahun. Ny. BB masuk Rs dengan pengantar dari poliklinik dengan diagnosis Ca Ovarium residif + Prokemotrapi Pacli-Cargo Seri VI. Riwayat Operasi di tarakan dengan hasil PA Adenokarsinoma Ovarium (Ca Ovarium Stadium III).

B. Data dasar pasien 1. Identitas pasien N a m a U m u r Pekerjaan Agama Pendidikan Alamat Diagnosa Medis : Ny. BB : 42 tahun : IRT : Katolik : SD : Tarakan, Kec. Sekatak Kalimantan Timur :Ca Ovarium residif + Prokemotrapi PacliCargo Seri VI

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

2. Data subyektif a. Keluhan utama Kurang nafsu makan dan sulit bernafas b. Sosial ekonomi dan lingkungan Pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga, sebelum sakit dia berjualan sayur dan mencari rumput untuk sapi yang dia beli secara kredit. Suaminya bekerja sebagai kuli bangunan. c. Kebiasaan makan Frekuensi Makan: 3 x sehari. Lauk hewani yaitu ikan basah dan telur tetapi tidak suka mengkonsumsi daging. Lauk nabati: Tempe dan tahu dikomsumsi 3 kali seminggu. Sayuran: Sayuran hijau 2 x sehari. Buah: Pisang jeruk dikomsumsi kurang 1 kali seminggu. Menyukai makanan yang bersantan dan gorengan: setiap hari gorengan. Ikan diolah dengan cara digoreng, telur digoreng. Menyukai makanan yang diolah dengan cara dibakar. Mengkonsumsi mie instant 3 kali seminggu, alergi dengan udang

3. Data obyektif a. Data antropometri TB = 147 cm

BBI = 147-100 = 47 kg BBA = 32 kg

IMT = (

=(

= 14,8 kg/m2

(Status Gizi Buruk) BB sebelum sakit 10 bulan yang lalu (Desember 2010) = 40 kg

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

b. Pemeriksaan Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium pasien saat baru masuk rumah sakit sampai awal intervensi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium Pmrks GDS (mg/dl) Hb(mg/dl) Ureum (mg/dl) Kreatinin (mg/dl) SGOT u/l SGPT u/l Albumin Asam Urat Hasil 94 11,3 14 0,7 19 17 4,6 5,6 N 140 12-14 10-50 <1,1 <32 <31 3,5-5 1,4-5,7 Ket N N N N N N N

Sumber: Data Sekunder 2011 c. Pemeriksaan Fisik dan Klinis Hasil pemeriksaan fisik dan klinis pasien 1 hari sebelum intervensi : Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis Sebelum Intervensi Jenis Pemeriksaan Keadaan Umum Kesadaran BAK BAB Tensi Nadi Respirasi Suhu Sumber: Data Sekunder 2011 Baik Sadar Lancar Lancar 120/60 mmHg (Normal) 80 xkali/menit 18 kali/menit 36,8 C Hasil

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

d. Riwayat Makan Data konsumsi makanan pasien sebelum intervensi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Daftar menu Recall 24 jam sebelum intervensi Menu PAGI Nasi Telur Rebus Beras giling Telur ayam gls 1 btr 100 50 Bahan Makanan Jumlah URT Gram

Snack : Buah SIANG Nasi Ikan Goreng Beras giling Bandeng Minyak Goreng Tumis Tempe Tempe Minyak Goreng 1 gls 1ptg sdg 1 sdt
2 ptg sdg

Pisang

1 bh

50

125 40 5 50 3

sdt

Snack : Buah MALAM Nasi Telur Rebus Beras Giling Telur ayam gls 1btr gls gls 50 50 30 30 Semangka 1ptg sdg 50

Sayur Bening Labu Labu kacang Kacang panjang panjang Sumber: Data Primer Terolah 2011

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

Tabel 4. Asupan zat Gizi sebelum intervensi Energi (Kkal) Asupan Kebutuhan % asupan 1482 1733 80 Protein (gr) 58 73 48,5 Lemak (gr) 33,8 48 66 KH (gr) 251 251 100

Sumber: Data Primer Terolah 2011 e. Skrining Gizi Tabel 5. Hasil Skrining Gizi Terhadap Pasien No 1 2 3 4 Perubahan BB Nafsu makan kurang Diet khusus Enteral/parenteral Indikator Hasil + + + +

Sumber: Data Sekunder Terolah 2011

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

BAB II PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE

A. Diagnosis Gizi 1. Domain intake Tabel 6. Distribusi diagnosa berdasarkan domain intake Problem Asupan Kurang Etiologi Penyakit katabolik yang lama (ca ovarium), nafsu makan kurang dan sesak Sign Intake energi dan zat gizi yang tidak mencukupi yaitu: Recall 24 jam
E= 1446,2 kkal (73,36%) P=50,64 gr (71,83%) L= 25,7 gr (58,7%) K=248 gr (71,7%)

NI-2.1 Intake makanan dan minuman oral yang lebih kecil dari rujukan standar disebabkan penyakit katabolik yang lama (ca ovarium), nafsu makan kurang dan sesak yang ditandai dengan intake kurang dari kebutuhan.
Hasil recall 24 jam: Energi = 1446,2 kkal (73,36%),Protein =50,64 gr (71,83%),Lemak = 25,7 gr (58,7%),Karbohidrat =248 gr (71,7%)

Hb ()

Meningkatnya kebutuhan zat gizi akibat Ca Ovarium yang diderita.

Hb = 11,3 mg/dl

NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu yang disebabkann

meningkatnya kebutuhan zat gizi akibat Ca Ovarium yang diderita pasien ditandai dengan Hb = 11,3 mg/dl.

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

2. Domain Klinik Tabel 7. Distribusi diagnosa berdasarkan domain klinik Problem Status Gizi Buruk (Penurunan berat badan yang tidak diharapkan) Etiologi Peningkatan kebutuhan zat gizi karena katabolisme yang berlebihan (Ca Ovarium) NC-3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan disebabkan Sign Kehilangan berat badan sebesar 20 % dalam 10 bulan.

peningkatan kebutuhan zat gizi karena katabolisme yang berlebihan (Ca Ovarium) ditandai dengan kehilangan berat badan sebesar 20 % dalam 10 bulan. 3. Domain Behavior Tabel 8. Distribusi diagnosa berdasarkan domain behavior Problem Kebiasaan yang salah mengenai makanan Etiologi Pola makan asal kenyang Sign Suka mengomsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng dan dibakar dan kurang mengkomsumsi buah frekuensinya kurang dari 1 x seminggu. NB-1.2 Kebiasaan salah mengenai makanan yang disebabkan pola makan asal kenyang ditandai dengan suka mengomsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng dan dibakar dan kurang

mengkomsumsi buah frekuensinya kurang dari 1 x seminggu. B. Diagnosis Medis Ca ovarium Residif + Prokemotrapi Pacli-Cargo Seri VI 7

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

BAB III RENCANA TERAPI GIZI

A. Rencana Asuhan Gizi 1. Tujuan diet Untuk mencapai status gizi optimal dengan cara : a. Memberi makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien b. Meningkatkan berat badan hingga mencapai status gizi normal c. Membantu meningkatkan kadar hemoglobin hingga mencapai nilai normal. 2. Prinsip / Syarat Diet a. Energi sesuai kebutuhan. b. Protein tinggi yaitu 1,5 gr/kg BB sama dengan 14% dari kebutuhan energi total c. Lemak sedang yaitu 20% dari kebutuhan energi total d. Karbohidrat cukup 66% dari kebutuhan enrergi total. e. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C, dan E. f. Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering 3. Perencanaan Kebutuhan Energi & Zat Gizi BEE = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) - (4,7 x U) = 655+ (9,6 x 47) + (1,8 x 147) (4,7 x 42) = 655 + 451,2+ 264,6 197,4 = 1173,4 kkal Faktor aktivitas Tidur = 10/24 x 1 = 0,416

Duduk = 8/24x1,08 = 0,36 Jalan = 3/24x2,37 = 0,296

Berdiri = 3/24 x1,17 = 0,14

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

FA= 1,2 FS= 1,4 TEE = BEE x FA x FS = 1173,4 x 1,2 x 1,4 = 1971,3 kkal Protein = 14% x 1971,3 = 282 kkal = 70,5 gr Lemak = 20% x 1971,3 = 394,2 kkal = 43,8 gr Karbohidrat = 66% x 1971,3 = 1295,1 kkal = 345,36 gr

4. Rencana motivasi dengan penyuluhan konsultasi a. Judul b. Tujuan : Diet TKTP : Agar pasien & keluarga Mengerti tentang makanan yang perlu dikonsumsi. Dapat menjalani diet yang dianjurkan dengan baik. Memperbaiki pola dan kebiasaan makan yang salah. c. Sasaran d. Waktu e. Metode f. Materi : Pasien dan keluarga pasien : 15 menit : Penyuluhan Individu : Diet TKTP Tujuan diet TKTP

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

Syarat diet TKTP Pola makan yang benar Bahan makanan yang dianjurkan

5. Rencana Monitoring dan Evaluasi a. Asupan zat gizi b. Data antropometri c. Perubahan data pemeriksaan laboratorium d. Perubahan data pemeriksaan fisik klinis

B. Implementasi Asuhan Gizi 1. Diet Pasien Pada pasien diberikan diet TKTP ini dengan konsistensi biasa dengan tujuan untuk mengupayakan agar status gizi pasien bisa normal, dan untuk memenuhi kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh terutama selama proses kemoterapi. 2. Susunan menu Perencanaan susunan menu sehari adalah sebagai berikut: Tabel 9. Perencanaan Menu sehari
Waktu Pagi Snack Menu Nasi Telur Balado Bening Bayam Jagung Buah Cake Pisang Nasi Ikan Bb. Kuning Tempe Goreng Urap Buah Susu Nasi Ikan Bb. Gulai Perkedel Tahu Tumis Oyong

Siang

Snack Malam

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

10

3. Distribusi Makanan Sehari Berikut adalah table distribusi makanan sehari Tabel 10. Distribusi Makanan Sehari Menu PAGI Nasi Telur Balado Bening Bayam Jagung Buah SNACK Cake Pisang Bahan Makanan Beras giling Telur ayam Minyak goreng Bayam Jagung kuning pipil Semangka Tepung terigu Telur Pisang ambon Margarine Gula pasir Beras giling Kakap Tempe Minyak Goreng Kacang Panjang Tauge Kelapa muda daging Pisang Tepung Susu Gula Pasir Beras Giling Ikan Bandeng Santan Telur Ayam Tahu Wortel Oyong Minyak Goreng Jumlah URT Gram gls 1 btr 1 sdt gls gls 1 ptg sdg 1 sdm btr bh 1 sdm sdm 1 gls 1ptg sdg 2 ptg sdg 1 sdt gls gls 1 sdm 1 bh 3sdm 1 sdm 1gls 1 ptg sdg 1 sdm btr ptg sdg 1 sdm ptg bh sdt 100 50 5 30 30 50 10 10 15 10 5 125 50 50 5 30 15 5 50 15 10 125 40 10 10 5 15 30 3

SIANG Nasi Ikan Bb. Kuning Tempe Goreng Urap

Buah SNACK Susu MALAM Nasi Ikan Bb. Gulai Perkedel Tahu

Tumis Oyong

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

11

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Penyakit Kanker 1. Definisi Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena. Kanker disebut juga Neoplasma Maligna, Neoplasma adalah massa jaringan yang dibentuk oleh sel-sel kanker, sedangkan maligna berarti ganas. 2. Klasifikasi Penyakit kanker dapat diklasifikasi menjadi dua bagian yaitu: a. Karsinoma Penyakit kanker yang tergolong karsinoma timbul dari jaringan epitel, yakni kulit dan selaput lendir yang membungkus alat-alat tubuh. Jenis-jenis kanker pada umumnya merupakan kelompok dari

karsinoma. Penyakit kanker yang termasuk golongan karsinoma, antara lain: kanker payudara, kanker paru-paru, kanker uterus (Kandungan), kanker usus, kanker kandung kemih, kanker prostat, dan malignant melanoma (pada tahi lalat) b. Retikulosis Penyakit kanker yang tergolong retikulosis timbul dari sel-sel kanker yang berada dalam jaringan-jaringan pembentuk darah dari getah bening dan symsum tulang yang membentuk sel-sel darah putih yang abnormal banyaknya. Penyakit kanker yang tergolong retikulosis adalah leukemia dan penyakit hodgin. 3. Etiologi Menurut penelitian, ada tiga faktor yang diduga sebagai penyebab kanker yaitu:

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

12

a. Adanya bahan karsinogenik, yaitu bahan-bahan yang karena proses molekuler bisa mengubah sifat sel sampai menjadi kanker b. Adanya kondisi lingkungan yang yang tercemar oleh bahan untuk

nonkarsinogenik

mempunyai

kemampuan

menyebabkan sel-sel normal menjadi berkembang dan berlipat ganda tanpa terkendali secara normal. Bahan nonkarsinogenik tersebut antara lain, sifat, tingkah laku, dan kebiasaan seseorang. Sifat, tingkah laku dan kebiasaan ini dapat mempercepat proses berkembangnya kanker sehingga bahan nonkarsinogenik ini dapat dianggap sebagai promotor terhadap berkembangnya sel kanker. c. Adanya faktor intrinsik, yaitu faktor dari dalam tubuh seseorang yang mempunyai kecenderungan terserang penyakit kanker. Penyebab kanker ini dipengaruhi oleh sistem keturunan (genetik) DNA dan ketahanan tubuh seseorang (sistem imunologik). 4. Penyebaran Proses masuknya bahan-bahan penyebab kanker kedalam tubuh seseorang itu tidak secara mendadak, tetapi memerlukan waktu yang relatif lama. Meskipun didalam tubuh seseorang terkena bahan karsinogenik, tetapi belum tentu langsung terjangkit kanker. Hal ini bergantung pada besar kecilnya kadar karsinogenik, cepat lambatnya penyebaran bahan karsinogenik kedalam tubuh, dan kuat lemahnya faktor penghambat karsinogenik didalam tubuh. Jadi proses kanker pada diri seseorang itu berbeda-beda, ada yang ganas dan ada yang jinak. Bahkan kalau kondisi tubuh berhasil menangkal bahan karsinogenik, bahan karsinogeniktersebut akan pecah dan proses kanker tidak akan sampai terjadi pada diri seseorang. Menurut penelitian, vitamin C yang berdosis tinggi dapat menangkal kanker melalui proses molekuler didalam tubuh seseorang.

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

13

B. Tinjauan Tentang Tumor Ganas Ovarium 1. Definisi Karsinoma ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. 2. Etiologi Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Faktor berikut mungkin berkaitan dengan timbulnya penyakit tersebut : a. Pengaruh reproduksi Intertil atau jumlah kehamilan sedikit, memakai stimulant ovulasi dan lain-lain dapat menambah risiko keganasan ovarium. Sedangkan kehamilan aterm berefek proteksi jelas terhadap timbulnya keganasan ovarium. Beberapa penelitian menemukan bahwa menigkatnya jumlah kehamilan tak lengkap juga dapat menurunkan risiko timbulnya karsinoma ovarium b. Pengaruh haid Usia menopause lanjut dapat sedikit menambah risiko karsinoma ovarium, tapi pengaruhnya agaknya tidak besar. Kebanyakan penelitian tidak menemukan menarke dini sebagai faktor risiko, walaupun beberapa studi menganggap itu sebagai faktor risiko lemah. c. Efek hormon eksogen Penggunaan jangka panjang pil kontrasepsi dapat menurunkan risiko karsinoma ovary. Sebaliknya, terapi substitusi hormon pasca menopause dapat meningkatkan risikonya. d. Faktor diet Diet tinggi lemak dapat meningkatkan risiko, sedangkan vitamin, serat, buah dan sayur dapat menurunkan risikonya e. Faktor genetik Sekitar 5 10% pasien karsinoma ovari memiliki anggota keluarga tingkat pertama yang juga menderita karsinoma ovari. Sedangkan wanita dengan riwayat keluarga sidrom keganasan ovary

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

14

herediter (HOCS) berpeluang tinggi menderita keganasan ovarium yaitu sampai 20%, sesuai dengan pertambahan usia risiko tersebut meningkat pula. 3. Gejala dan Tanda Klinis a. Gejala Klinis Pada stadium awal kanker ovarium tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik biasanya ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Umumnya lebih dari 60% penderita didiagnosis setelah berada pada stadium lanjut. Pada stadium lanjut biasanya dijumpai gejala-gejala penekanan pada rongga abdomen berupa rasa mual, muntah, hilang nafsu makan, dan gangguan motilitas usus. b. Tanda Klinis Adanya massa di dalam rongga pelvis merupakan tanda yang penting dari kanker ovarium. Pada wanita yang berusia di atas 40 tahun, adanya massa dengan diameter > 5 cm diperlukan perhatian khusus, karena 95% dari kanker ovarium mempunyai diameter tumor > 5 cm. Namun jika ditemukan massa kistik soliter yang berukuran antara 57 cm pada wanita usia reproduksi, kemungkinan merupakan suatu kista fungsional yang dapat mengalami regresi spontan dalam 46 minggu kemudian. 4. Diagnosis Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista, bila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kewaspadaan terhadap kista yang bersifat ganas dilakukan pada keadaan: a. Kista cepat membesar b. Kista pada usia remaja atau pasca menopause c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

15

d. Kista dengan bagian padat e. Tumor pada ovarium Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan kearah kanker ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan bahkan mungkin diperlukan

pemeriksaan CT-Scan / MRI. Pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta HCG dan alfafetoprotein. Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi. Hal terpenting pada operasi pasien yang tersangka kanker ovarium adalah semaksimal mungkin berusaha agar kista tersebut keluar secara utuh, kemudian dilakukan pemeriksaan potong beku. Apabila hasil pemeriksaan potong beku bukan suatu kanker, maka operasi selesai. Sebaliknya bila hasil pemeriksaan potong beku adalah kanker ovarium maka operasi dilanjutkan dengan mengangkat rahim, ovarium sisi lain, usus buntu, omentum, melakukan biopsi pada tempat yang dicurigai adanya penjalaran kanker di rongga perut dan melakukan pengambilan kelenjar getah bening di panggul. Tindakan yang komplek ini disebut sebagai Staging lapstotomy yang bertujuan untuk menentukan stadium penyakit sehingga dapat ditentukan rencana pengobatan selanjutnya setelah operasi. Pada pasien yang belum mempunyai keturunan atau masih menginginkan keturunan masih bisa

dipertimbangkan untuk tidak mengangkat rahim dan ovarium sisi lain. Perlu juga diketahui bahwa akurasi dari hasil pemeriksaan potong beku tersebut hanya berkisar antara 90-95%, sehingga diagnosis dari kanker ovarium baru diketahui setelah pemeriksaan Patologi Anatomik yang definitif. Hal ini menyebabkan pada beberapa pasien

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

16

dengan hasil potong beku menyatakan bukan kanker ovarium, terpaksa dilakukan operasi Staging laparotomy 5. Stadium Stadium kanker ovarium menurut FIGO Staging I Keterangan Tumor terbatas pada ovarium IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan tumor di

permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum. IB Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, tidak ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum. IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktor yaitu kapsul tumor

pecah, pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum. II Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis IIA Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum. IIB Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum. IIC Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

17

tumor di cairan asites ataupun bilasan cairan di rongga peritoneum. III Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan/atau metastasis kelenjar getah

bening regional. IIIA IIIB Metastasis mikroskopik di luar pelvis. Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi 2 cm. IIIC Metastasis makroskopik di luar pelvis dengan besar lesi > 2 cm dan/atau metastasis ke kelenjar getah bening. IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum).

6. Pengobatan Pengobatan ovarium tergantung dari stadiumnya dan stadium kanker ovarium baru bisa ditentukan setelah dilakukan operasi (Staging Laparotomy). Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1-A dan I-B dengan derajat diferensiasi sel yang baik/ sedang) yang tidak memerlukan lebih dari satu jenis kemoterapi (kombinasi) untuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik. Kemoterapi umumnya diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler. Kadang-kadang kemoterapi lini pertama tidak memberikan respon terhadap penyakit sehingga diganti dengan kemoterapi lini kedua dengan konsekwensi biaya yang lebih tinggi.

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

18

Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatanya sampai dengan saat ini belum mengembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun ( 5 Years survival rate ) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita ( 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga dengan silent killer 7. Pencegahan Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan

pemeriksaan secara berkala yang meliputi : a. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya. b. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah. c. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker ) d. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu Pemeriksaan tersebut diatas sangat dinjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu : a. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat. b. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil c. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium d. Wanita penderita kanker payudara dan kolon

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

19

C. Tinjauan Tentang Diet Kanker Ovarium 1. Terapi Gizi Medis Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi dengan obat-obatan. Terapi gizi medis perlu dilakukan segera setelah status gizi diketahui. Pada prinsipnya terapi diet harus mengandung kalori dan protein tinggi, serta vitamin dan mineral yang cukup. 2. Prinsip Gizi Medis pada Kanker Ovarium Pada prinsipnya kanker ovarium terapi gizi yang diberikan pada penderita

adalah: disesuaikan dengan keadaan pasien

makanan yang diberikan secara oral, enteral, maupun parenteral, makanan dapat diberikan dalam bentuk padat, makanan cair atau kombinasi untuk makanan padat dapat berbentuk makanan biasa, makanan lunak, atau makanan lumat. a. Bila pasien menderita anoreksia: Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat diterima walaupun tidak lapar Hindari minum sebelum makan Tekankan bahwa makan adalah penting dalam program pengobatan Olah raga sesuai dengan kemampuan penderita

b. Bila ada perubahan pengecapan: Makanan atau minuman diberikan dengan suhu kamar atau dingin Tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk menambah rasa
-

Minuman diberikan dalam bentuk segar seperti sari buah atau jus

c. Bila ada kesulitan menelan: Minuman dengan menggunakan sedotan Makanan diberikan dengan suhu kamar atau dingin Bentuk makanan disaring atau cair

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

20

Hindari makanan terlalu asam atau asin

d. Bila mulut kering: Makanan dan minuman diberikan dengan suhu dingin Bentuk makana cair Kunyah permen karet

e. Bila mual dan muntah: Beri makanan kering Hindari makanan yang berbau merangsang Hindari makanan lemak tinggi Makan dan minum perlahan-lahan Hindari makanan dan minuman terlalu manis Batasi cairan pada saat makan.

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Monitoring
1. Monitoring Diet Pasien Dari hasil monitoring, diet pasien menunjukkan bahwa selama di rawat inap pasien mendapatkan diet TKTP. Pemberian diet ini bertujuan untuk Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh selama proses kemotrapi. Membantu mencapai berat badan dan status gizi normal. Berdasarkan hasil recall 24 jam sebelum intervensi tanggal 8 September 2011 diperoleh persentase asupan yaitu energi 73,36%, protein 71,83%, lemak 58,7%, dan Karbohirdat 71,7%. Berdasarkan hasil recall 24 jam sebelum intervensi tersebut, maka ada beberapa diagnosa gizi dari domain intake yang dapat ditegakkan. Dalam hal ini, diagnosa gizi yang ditegakkan adalah NI-2.1 yaitu Intake kurang yang disebabkan oleh ketidakseimbangan asupan. Karena pasien mengalami penurunan nilai Hb, maka ditegakkan pula diagnosa gizi dari domain intake yaitu NI-5.1. Peningkatan kebutuhan zat gizi tertentu yang disebabkan meningkatnya kebutuhan zat gizi akibat Ca Ovarium yang diderita pasien ditandai dengan Hb = 11,3 mg/dl. Karena selama pasien menderita penyakitnya dan mengalami penurunan berat badan dengan status gizi buruk, maka ditegakkan lagi diagnose gizi dari domain Klinik yaitu NI-3.2. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan disebabkan peningkatan kebutuhan zat gizi karena katabolisme yang berlebihan akibat Ca Ovarium yang diderita pasien ditandai dengan kehilangan berat badan sebesar 20 % dalam 10 bulan. Adapun hasil monitoring asupan makanan pasien selama

intervensi, dapat dilihat pada tabel berikut:

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

22

Tabel 11. Distribusi Hasil Monitoring Asupan Energi Zat Gizi


Energi dan zat gizi Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
I 20Sep11

Asupan selama intervensi


II 21Sep11 III 22Sep11

K E B U T U H A N

Persentase Asupan (%)


I 20Sep11 II 21Sep11 III 22Sep11

1721,8 52,67 29,3 306

1833 59,61 22,8 345

1404,9 36,3 10,7 284

1971,3

87,34 74,71 66,8 88,7

93 84,55 52,1 98,7

71,26 51,5 24,5 82,2

70,5 43,8
345,36

Sumber : Data Primer Terolah, 2011 Tabel menunjukkan bahwa selama 3 hari pelaksanaan intervensi terjadi peningkatan asupan makanan hari pertama dan ke-dua sehingga terjadi pula peningkatan konsumsi energi dan zat gizi lainnya. Walaupun pasien tidak menghabiskan makanannya tetapi pasien hampir mencapai batas normal kebutuhan makanannya perhari. Namun pada hari ke-tiga terjadi penurunan asupan, hal tersebut disebabkan nafsu makan pasien kurang selama menjalani kemotrapi pada hari ke-tiga intervensi. 2. Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinis Tabel 12. Distribusi Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis Pemeriksaan Keadaan Umum BAB BAK TD(mmHg) Nadi (x/menit) Pernafasan (x/menit) Suhu ( oC) Tanggal 18Sep11 Baik Biasa Lancar 90/60 80 x/mnt 18 x/mnt 36,8c 20Sep11 Baik Biasa Lancar 110/70 78x / mnt 18x/mnt 36.7c 21Sep11 Baik Biasa Lancar 100/60 76/mnt 18/mnt 36.6c 22Sep11 Baik Biasa Lancar 100/60 76x/mnt 18/mnt 36.6c

Sumber : Data Sekunder, 2011

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

23

Hasil

pemeriksaan

fisik/klinik,

dapat

dilihat

bahwa

selama

berlangsungnya studi kasus, keadaan umum pasien dalam keadaan baik. Hasil pemeriksaan klinis, terlihat suhu, respirasi dan nadi dari sebelum intervensi sampai akhir intervensi juga masih dalam range yang normal. Tekanan darah agak rendah dari range normal.

3. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium Monitoring pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan karena selama pelaksanaan kegiatan intervensi yang dilakukan selama 3 hari, tidak ada pemeriksaan laboratorium ulangan atau lanjutan. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sebelum intervensi menunjukkan kadar Hb pasien menurun.

B. Hasil Motivasi Diet Pasien


1. Perkembangan Pengetahuan Gizi

Agar pasien dan keluarganya dapat menjalankan diet yang telah direncanakan dengan dengan baik, penyuluhan kami memberikan terapi edukasi gizi yang dilakukan sehari sebelum

metode

pelaksanaan intervensi dan diskusi yang dilakukan setiap hari selama 3 hari proses intervensi. Terapi edukasi gizi yang diberikan menunjukkan hasil yang cukup baik, terlihat dari pasien sedikit demi sedikit memahami dan mengetahui tentang diet TKTP, dapat menyebutkan bahan makanan yang dianjurkan, bahan makanan yang harus dibatasi dan bahan makanan yang harus dihindari oleh pasien untuk memperbaiki dan meningkatkan asupan makanannya guna membantu meningkatkan berat badan agar mencapai normal. Dengan demikian, diskusi dan penyuluhan gizi yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan yang baik serta dapat

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

24

menumbuhkan motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang gizi yang berkaitan dengan penyakit pasien.
2. Sikap dan Perilaku Pasien Terhadap Diet

Hasil recall konsumsi 24 jam sebelum pelaksanaan intervensi menunjukkan bahwa asupan energi dan zat gizi pasien kurang dari kebutuhan dan asupan zat gizi tidak seimbang. Dimana asupan protein sangat kurang, hal ini disebabkan karena pasien takut sesak jika mengkomsumsi daging atau ayam. Penyuluhan gizi dan diskusi yang dilakukan selama proses intervensi, dapat memberikan motivasi pada pasien untuk

menjalankan terapi diet yang dianjurkan dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari sikap positif dan perilaku pasien terhadap anjuran diet dan makanan yang disajikan oleh rumah sakit dimana dari hari ke hari jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien semakin banyak dan bervariasi. Walaupun pada hari terkhir asupan kurang, karena nafsu makan pasien menurun karena menjalani kemoterapi. Berdasarkan hasil yang diperoleh mengambarkan bahwa terapi

edukasi gizi dapat menciptakan sikap positif terhadap perubahan perilaku dan kebiasaan konsumsi makan pasien yang sesuai dengan tingkat kebutuhan gizi dan besarnya harapan pasien untuk sembuh.

C. Evaluasi Asuhan Gizi Pasien


1. Komsumsi Energi dan Zat Gizi Pasien Komsumsi energy pasien meningkat dua hari selama intervensi, dan menurun pada hari terakhir karena nafsu makan pasien menurun akibat menjalani kemoterapi. Selama intervensi masih terjadi ketidakseimbangan asupan zat gizi, walaupun mengalami

peningkatan baik dari asupan protein,maupun karbohidrat, kecuali asupan lemak yang mengalami penurunan.

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

25

2. Evaluasi Status Gizi Selama studi kasus tidak terjadi perubahan status gizi. Sejak awal sebelum intervensi hingga akhir intervensi berat badan pasien masih 32 kg, tinggi 147 cm dan status gizi buruk dengan IMT 14,8 kg/m2. Hal ini disebabkan karena intervensi yang dilakukan hanya selama 3 hari sehingga tidak efektif dalam upaya meningkatkan berat badan dan perubahan status gizi, namun dapat membantu meningkatkan asupan makanan untuk mempertahankan berat badan agar tidak turun yang dapat memperburuk keadaan gizi dan kesehatan pasien.

3. Perkembangan Pengobatan yang Berhubungan dengan Gizi Pengobatan yang berhubungan dengan gizi tidak terpantau selama studi kasus dilaksanakan.

4. Perkembangan Terapi Diet Terapi diet yang diberikan sejak awal hingga akhir intervensi tidak mengalami perubahan karena hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan setiap hari tidak terdapat identifikasi masalah baru baik dari pemeriksaan antropometri, fisik/klinis maupun laboratorium sehingga terapi diet tetap tetap diberikan diet TKTP dengan konsistensi makanan biasa, pemberian secara oral dengan frekuensi pemberian 3 kali makanan pokok dan 2 kali selingan. Berdasarkan hasil anamnesis makanan pasien selama intervensi diketahui bahwa asupan makanan pasien tidak terlau mengalami peningkatan dibanding sebelum intervensi hal itu dapat dilihat pada Tabel.11. Konsumsi Zat Gizi Pasien Selama Intervensi, dan pada grafik berikut ini:

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

26

Grafik 1. Persentase Asupan Energi Dan Zat Gizi Sebelum dan Selama intervensi

Persentase Asupan Energi dan Zat Gizi


100 90 80 70 % Asupan 60 50 40 30 20 10 0 Energi Protein Lemak Karbohidrat Sebelum Intervensi 73.36 71.83 58.7 71.7 Hari I 87.34 74.71 66.8 88.7 Hari II 93.64 84.84 54.3 99 Hari III 75.83 53.88 24.9 87.8

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa selama studi kasus berlangsung, asupan energi, protein dan karbohidrat meningkat sampai hari ke-dua intervensi sedangkan asupan lemak meningkat pada hari pertama dibandingkan sebelum intervensi tetapi mengalami penurunan pada hari ke-dua sampai hari terakhir intervensi.

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

27

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Berdasarkan diagnosa medis pasien menderita ca. Ovarium 2. Terjadi penurunan berat badan yang cepat yaitu 20 % dalam 10 bulan. 3. Jenis Diet yang diberikan adalah Diet TKTP dengan 1971,3 kkal dengan konsistensi makanan biasa, pemberian secara oral dengan frekuensi 3 kali makanan pokok dan 2 kali makanan selingan. 4. Asupan Energi pasien meningkat sampai hari ke 2 intervensi, namun pada hari ke-tiga terjadi penurunan karena nafsu makan pasien menurun ketika menjalani proses kemoterapi dan selama intervensi masih terjadi ketidakseimbangan asupan zat gizi, walaupun mengalami peningkatan baik dari asupan protein,maupun karbohidrat, kecuali asupan lemak yang mengalami penurunan.

B. Saran 1. Supaya terapi diet dan edukasi gizi terus diberikan kepada setiap pasien untuk memberikan motivasi serta pengetahuan mengenai masalah gizi pada pasien dan keluarganya. 2. Pemeriksaan antropometri, fisik-klinis dan laboratorium harus tetap dimonitor supaya dapat mengidentifikasi masalah gizi yang ada sedini mungkin.

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

28

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Penuntun Diit Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2004.

Fujin c, dkk, Oknologi Klinis, Penerbit FKUI, Jakarta : 2008.

A.Price, Sylvia, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses Penyakit. Jakarta: EGC, 2005.

Andry Hartono.Terapi Gizi dan Diet Rumah sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2006. Fauzie Sahil, Penatalaksanaan Kanker Ovarium Pada Wanita Usia Muda Dengan Mempertahankan Fungsi Reproduksi. Disampaikan Pada Pidato Pengukuhan Guru Besar USU : 2007. Hartono A, Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 2006.

Hasyam A, Anemia Gizi dan Tenaga Kerja, Media Masyarakat Indonesia Unhas. Makassar, 2006

Kesehatan

Rezkini, Putri. Hubungan antara usia pasien dan derajat keganasan tumor ovarium primer tipe sel benih di Jakarta selama 10 tahun (19972006). Jakarta: Universitas Indonesia; 2009. Wikujosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwina prawirohardjo; 2007. Yustini, DCN, M.Kes. Translate International Dietetic&Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual. Makassar: Instalasi Gizi RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo; 2009.

Laporan Magang Dietetika RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar 2011 BAGIAN OBGYN Fera Saldi K21108252

29

Anda mungkin juga menyukai