Anda di halaman 1dari 31

Laporan Pendahuluan (Askep) Hiperemesis Gravidarum (HEG)

A. Definisi

Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan

sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Mansjoer, A dkk, 2001).

Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan

pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, R, 1998).
Hyperemesis gravidarum adalah muntah yang berlebihan atau masalah muntah selama

kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan

kehilangan berat badan.

B. Etiologi

Tingginya tingkat estrogen dan hypertyroidisme karena meningkatnya HCG

Faktor psikologis.

Ambivalence dan konflik menjadi ibu, perubahaan body image.

Sebab pasti belum diketahui, frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-

faktor predisposisi adalah :

Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat

peningkatan kadar HCG.


Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolik

Faktor psikologi, keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap

kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya.

Faktor endokrin lainnya, hipertiroid, diabetes dan lain-lain

C. Tanda dan Gejala

Muntah yang hebat

Haus

Dehidrasi

BB menurun (>1/10 normal)

Keadaan umum menurun

Peningkatan suhu tubuh

Ikterik

Gangguan kesadaran, delirium

Lab : proteinurine, ketonuria, urobilinogen

Biasanya terjadi pada minggu ke 6-12.

D. Patofisiologi

Masuknya bagian fillus ke peredaran darah ibu

Perubahan endokrin

Perubahan metabolik, pergerakan lambung


Muntah yang berlebihan

Dehidrasi penurunan berat badan,

hipoproteinemia, < nutrisi

Ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

Hypovolemia : hypotensi, tachycardia,

Ht BUN
Asidosis Metabolik

E. Uji diagnostik

Data laboratorium :

- kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun

- hemoglobin dan hematokrit menurun

- urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein

- kadar vitamin dalam darah menurun

- BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat

- LFT

F. Penatalaksanaan

- Pemberian antiemetik

- Dipuasakan selama masih muntah

- Monitor intake dan output

- Obat-obatan
Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang dianjurkan vitamin

B1, dan vitamin B6.

- Isolasi

Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara yang baik, catat

cairan yang keluar dan masuk.

- Terapi psikologik

Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh

karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang

kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

- Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa

5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter/hari.

- Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur, usahakan

mengadakan pemeriksaan medik atau psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,

kebutaan, takikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi

organik dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.

G. Komplikasi

Dehidrasi

Ikterik

Takikardi
Alkalosis

Kelaparan

Menarik diri, depresi

Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental

Suhu tubuh meningkat

Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

A. Pengkajian

1. Keluhan

Muntah yang hebat

Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan

Nyeri epigastrik

Merasa haus

Tidak nafsu makan

Muntah makanan/cairan asam

2. Faktor predisposisi

Umur ibu < 20 tahun

Multiple gestasi

Obesitas

Trofoblastik desease
3. Pemeriksaan fisik

Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala, disorientasi

Takikardi, hypotensi, vertigo

Konjungtiva ikterik

Gangguan kesadaran, delirium

Tanda-tanda dehidrasi :

Kulit kering, membran mukosa bibir kering

Turgor kulit kembali lambat

Kelopak mata cekung

Penurunan BB

Peningkatan suhu tubuh

Oliguria, ketonuria

Urin pekat

Data laboratorium:

- Proteinuria

- Ketonuria

- Urobilinogen

- Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein

- Kadar vitamin menurun

- Peningkatan Hb dan Ht

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien

hyperemesis gravidarum adalah meliputi :

1. Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah

yang berlebihan atau intake cairan kurang

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah atau

kurangnya intake nutrisi

3. Takut berhubungan dengan pengaruh hyperemesis terhadap kesehatan janin

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan

hyperemesis

5. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan muntah yang terus-menerus

6. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan

C. Perencanaan

Intrvensi untuk diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. Kaji tanda-tanda adanya dehidrasi

Rasional : memperbaiki keseimbangan cairan dan mempertahankan mekanisme

homeostatis merupakan dasar untuk menjaga keseimbangan ibu dan fetus.

2. Kaji tanda-tanda vital

Rasional : suhu, nadi yang meningkat dan TD yang menurun adalah tanda-tanda dari

dehidrasi dan hypovolemia

3. Berikan cairan parenteral : elektrolit, glukosa dan vitamin sesuai program


Rasional : cairan ini akan memberikan atau memenuhi kebutuhan tubuh akan

keseimbangan asam basa , elektrolit dan hypoavitaminosis

4. Berikan nutrisi dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : pemberian makanan secara bertahap atau perlahan-lahan dapat menolong

5. Timbang berat badan ibu secara periodik

Rasional : pengukuran yang dilakukan dengan seksama, menjamin hasil yang pasti : jumlah

kenaikan BB 10-13 kg merupakan kenaikan yang optimal bagi ibu dan fetus (indonesia :

11,5 kg). Triwulan 1 BB naik 1-2 kg , triwulan II : BB naik 5 kg, triwulan III : BB naik 5,5

kg.

6. Monitor pemberian cairan dan makanan dalam 24 jam demikian pula pengeluaran dan

pemasukan cairan dicatat.

Rasional : pemberian cairan dan elektrolit merupakan suatu cara untuk menangani muntah

yang menetap, pencatatan ini akan dapat menilai keseimbangan elektrolit yang diberikan,

sedangkan untuk jumlah kalorinya berapa banyak yang sudah dapat diberikan.

7. Kaji edema pada daerah kaki atau tempat lain

Rasional : adanya edema dapat juga karena kekurangan albumin atau terjadi kegagalan

ginjal

8. Kaji adanya keton dalam urine

Rasional : adanya keton dalam urine menandakan persediaan lemak ibu dipakai untuk

energi karena adanya pemasukkan kalori yang tidak adekuat

9. Lakukan kolaborasi dengan tim lain untuk pemberian obat-obat antiemetik

Rasional : biasanya untuk menanggulangi muntah


10. Berikan makanan yang ringan bila sudah diijinkan dalam porsi kecil dan sering (cair dan

padat)

Rasional : pemberian makanan yang padat dan cair dalam porsi kecil dan sering dapat

mengurangi muntah

11. Tingkatkan pemberian makanan ini bila klien sudah dapat menerima (toleransi)

Rasional : adanya peningkatan dalam pemberian makanan menunjukkan keberhasilan

dalam pengobatan

12. Monitor DJJ janin dan aktivitas janin

Rasional : DJJ dan pergerakan janin merupakan indikasi bahwa fetal/janin dalam keadaan

baik

13. Kaji tinggi fundus uteri

Rasional : peningkatan tinggi fundus uteri menunjukkan pertumbuhan janin

14. Monitor gejala-gejala morning sickness

Rasional : adanya peubahan hormonal, maternal hypoglikemia dan motilitas gaster yang

menurun, faktor emosional dan kebudayaan

15. Puasakan klien selama 24-48 jam

Rasional : dengan puasa lambung diharapkan perdarahan mukus membran lambung dapat

sembuh

16. Kaji kulit : tekstur dan turgornya

Rasional : kulit yang kering dan turgor yang buruk merupakan tanda-tanda dehidrasi

17. Berikan informasi dan keadaan si ibu


Rasional : kehamilan yang tidak terkontrol akan dapat menimbulkan gangguan, atau bila

ada gangguan tidak dapat diketahui secara dini

18. Observasi tanda-tanda komplikasi asidosis metabolik

19. Anjurkan klien untuk perbanyak istirahat

20. Ciptakan lingkungan yang nyaman

21. Intervensi psikologis

22. Perhatikan kebersihan mulut

23. Berikan obat-obat anti emetik sesuai program

D. Implementasi

1. Mengkaji tanda-tanda adanya dehidrasi

- kulit kering dan turgor buruk, selaput lendir kering, mata cekung

- urine jadi lebih pekat dan ologuri

- lemah, hypotensi, vertigo dan syncope

2. Memonitor Tanda-tanda vital

3. Memberikan cairan sesuai program

4. Memberikan nutrisi porsi kecil tapi sering

5. Menimbang BB secara periodik

6. Mengobservasi tanda-tanda komplikasi asidosis metabolik

7. Menganjurkan klien untuk perbanyak istirahat

8. Menyediakan ruangan yang sejuk

9. Mengintervensi psikologis
10. Mempertahankan kebersihan mulut

11. Memberi terapi anti emetik sesuai program

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Irene, M, (1995), Perawatan Maternitas dan Ginekologi, cetakan 2, IAPKP, Bandung.

Hamilton, P, M, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, cetakan 1, Jakarta : EGC.

Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit Media

Aesculapius FKUI.

Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jilid 1,

Jakarta : EGC.

Jaffe, Marie, S, etc (1989), Maternal Infant Health Care Plans, Springhouse corporation.

Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1 Jakarta : EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Nama Pasien : No.

Rekam Medik :

Usia :

Diagnosa Keperawatan :

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Keperawatan

1 Gangguan rasa Setelah diberikan Mengkaji rasa nyeri Untuk memantau

nyaman nyeri asuhan dan catat skala nyeri dan

berhubungan keperawatan karakteristik nyeri toleransi klien

dengan : selama x. Mengajarkan klien terhadap nyeri

Iritasi sebagian jam rasa nyaman untuk menarik nafas Relaksasi dapat

dapat klien terpenuhi panjang saat nyeri membantu

meningkatkan dengan kriteria terjadi mengurangi nyeri

kerja asam hasil : Menganjurkan klien Mengurangi mual

lambung Nyeri berkurang / untuk makan dan serta nyeri pada

Mual muntah yang hilang minum dalam epigastrium

terus menerus Ekspresi wajah keadaan hangat Kondisi ibu yang

Refleks spasme tenang Kolaborasi dengan sedang hamil


otot pada dinding
TTV dalam batas dokter untuk akan

perut normal memberikan terapi mempengaruhi

obat antimentik, janin jika

Data penunjang antihistamin jika mengkonsumsi

Klien mengatakan sangat perlu obat

Skala nyeri

Karakteristik nyeri

Menetap

Hilang timbul

Frekwensi

Intensitas

Durasi

Ekpresi wajah

meringis

TTV :

TD :

Pols :

RR :

Temp :

2 Perubahan nutrisi Setelah diberikan Memulai pemberian Nutrisi maternal


kurang dari asuhan asupan oral sesuai yang adekuat

kebutuhan tubuh keperawatan yang diprogramkan sangat penting

yang berhubungan selama x. dan kemampuan untuk kesehatan

dengan jam nutrisi toleransi klien ibu dan

Nausea dan vamitus terpenuhi secara Memberi sajian pertumbuhan

yang menetap adekuate dengan makanan yang serta

Anoreksia kriteria hasil : menarik dalam perkembangan

Peningkatan BB jumlah kecil tapi janin

Data penunjang Mual muntah sering Untuk dapat

BB sebelum berkurang Melaksanakan program merangsang

kehamilan Peningkatan nafsu terapi / obat secara nafsu makan dan

BB sekarang / saat makan teratur mencukupi

hamil Lingkar lengan Membantu perawatan kebutuhan secara

Elastisitas turgor normal mulut 9oral hygiene) perlahan

kulit Elastisitas turgor sesering mungkin dan Terapi yang

Lingkar lengan kulit baik menyediakan tempat teratur dan

Lidah tidak bering


Lidah kering dan muntah adekuat akan

kotor dan kotor Memantau dan membantu proses

Mual dan muntah Kesadaran kompos mendokumentasikan penyembuhan

Kesadaran mentis asupan oral serta Rasa bau dan

Anoreksia Keseimbangan menimbang berat mulut yang kotor


Mata cekung / intake-output badan klien dapat membuat

konjungtiva Konjungtiva a Memberikan rasa tidak

TTV : anemis penyuluhan akan nyaman dan

TD : TTV dalam batas pentingnya asupan mengurangi nafsu

Pols : normal nutrisi untuk ibu makan

Temp : hamil dan tumbuh Sebagai data

RR : kembang janin untuk memantau

keberhasilan

intervensi

Memotivasi dan

meningkatkan

ketertarikan ibu

terhadap nutrisi

seimbang

3 Defisit volume Setelah diberikan

cairan yang asuhan

berhubungan keperawatan

dengan : selama x.

Kehilangan cairan jam keseimbangan

akibat vomitus cairan dan

yang berlebihan elektrolit terpenuhi


Intake cairan dengan kriteria

inadequate hasil :

Keseimbangan

Data penunjang cairan dan

Intake cairan elektrolit terpenuhi

IWL Turgor kulit baik

Turgor kulit Membran kulit baik

Membran mukosa Hasil lab normal

Data lab : TTV normal

Hb :

Ht :

Berat jenis urin :

TTV :

TD :

Pols :

Temp :

RR :

4 Gangguan aktivitas Setelah diberikan Kaji kemampuan / Memudahkan

berhubungan asuhan kekuatan tonus otot dalam

dengan : keperawatan dan derajat memberikan


Kelemahan / selama x. ketergantungan intervensi yang

keletihan jam klien dapat dalam beraktivitas tepat

Nutrisi inadekuat melakukan aktivitas


Membantu klien dalam
Peninggian tempat

secara mandiri posisi yang nyaman tidur dibagian

Data penunjang dengan kriteria Mobilisasi ringan kepala dapat

Klien mengatakan hasil : Memberikan relaksasi mengurangi rasa

BB Peningkatan BB berupa masase sakit mual dan

Kelemahan Kelemahan (-) / dengan melibatkan muntah

Skala aktivitas keadaan umum baik suami Pengerakan ringan

Mual muntah Peningkatan akan melatih

aktivitas kemampuan otot

Mual muntah dan mengurangi

berkurang / hilang rasa bosan dan

tidak nyaman

mual dan muntah

Memperbaiki

psikologis klien

dan mengurangi

ketegangan

6 Potensial Setelah diberikan


terjadinya anemia asuhan

berhubungan keperawatan

dengan : selama x.

Perdarahan jam anemia tidak

pervaginam terjadi dengan

kriteria hasil :

Data penunjang Hasil lab normal

Klien mengatakan TTV normal

Data lab Pendarahan tidak

Hb : terjadi

Ht : Warna kulit normal

Leukosit Konjungtiva anemis

Trombosit

Eritrosit

dll :

TTV :

TD :

Pols :

Temp :

RR :

Perdarahan
Karakteristik

Warna kulit :

Konjungtiva :

Label: askep (keperawatan), Kesehatan, Maternitas, News

Jan
13

LP HIPEREMESIS GRAVIDARUM
BAB I
PENDAHULUAN

Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan
pada ibu kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul
setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara
seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan
lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah
yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringannya penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,
muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielititis, dan
sebagainya.
Menurut Prof. Sarwono Prawirohardjo dalam buku ilmu kebidanan Hiperemesis Gravidarum
adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda yang mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan keadaan umum ibu menjadi buruk.
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH dalam buku sinopsis obstetri Hiperemesis
Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan terjadi dehidrasi.
Menurut Prof. Ida Bagus, Gede Manuaba DSOG dalam buku ilmu kebidanan, penyakit
kandungan dan keluarga berencana Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang
berkelanjutan sehingga menganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan
cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.
Dalam buku kapita selakta kedokteran, hiperemesis gravidarum adalah apabila seorang ibu
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan menurun, dihidrasi
dan terdapat aseton dalam urine.
Dalam buku obstetri potologi, iperemesis gravidarum adalah apabila seorang ibu
memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan menurun turgor
kulit kurang, dan timbul aceton dalam urine.
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti penyakit ini
disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat-zat lain akibat inanisi.
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan, dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
5. Peningkatan hormon estrogen Peningkatan hormon ini membuat kadar asam lambung
meningkat, hingga muncullah keluhan rasa mual.
Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan kosong dan terjadi
peningkatan asam lambung.
6. Faktor HCG. Hormon Human Chorionic Gonodotrophin yang dihasilkan plasenta di awal
kehamilan diduga merupakan penyebab timbulnya rasa mual. Tak heran bila keluhan mual
muntah biasanya akan mereda dengan sendirinya seiring bertambahnya usia kehamilan.
7. Perubahan metabolisme glikogen hati. Kehamilan menyebabkan metabolisme glikogen
hati dan inilah yang diduga sebagai biang keladi pemicu keluhan mual muntah. Namun
keluhan ini akan lenyap saat terjadi kompensasi metabolisme glikogen dalam tubuh.
C. Patologi
Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis gravidarum menunjukkan
kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi
oleh bermacam sebab.
1. Hati, pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak
tanpa nekrosis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini
nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus-
menerus. Dapat ditambahkan bahwa separoh penderita yang meninggal menunjukkan
gambaran mikroskopik hati yang normal.
2. Jantung, jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya atrofi, ini sejalan dengan
lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
3. Otak, adakalanya terdapt bercak-bercak perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada
ensefalopati Wernicke dapat dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah
korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempat).
4. Ginjal, ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak ditemukan pada tubuli kontorti.
D. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya estrogen, oleh
karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh isiologik hormon esrogen ini
tidak jelas, mungkin berasal dari sisem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan
lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan
muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda,
bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada
sebagian wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh
hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik
dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih
berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat menakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Narium dan klorida darah
turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunna zat metabolik yang toksik. Kekurangan
kalium sebagai akibat dari muntah an bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati, dan terjadilah lingkaran
setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit,
dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss),
dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan
dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.
E. Kalsifikasi dan Gejala Klinis
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :
1. Tingkat I (Hiperemesis Gravidarum ringan)
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat-badan
menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit empedu
kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100
kali per menit dan tekanan darah sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
berkurang dan urin masih normal.
2. Tingkat II (Hiperemesis Gravidarum sedang)
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril,
nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole kurang 80 mmHg, apatis,
kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton ada, bilirubin ada dan berat-badan cepat
menurun.
3. Tingkat III (Hiperemesis Gravidarum berat)
Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan proteinuria.(Manuba, 1998,210)
Gambaran gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis sesuai dengan tingkatan Hiperemesis
Gravidarum, yaitu :
1. Hiperemesis Gravidarum tingkat I : Ringan
Muntah terus menerus lebih dari 10 x / hari
Keadaan umum lemah
Tidak mau makan
Berat badan menurun
nyeri di darah epigastrium
Turgor kulit mengunang / tonusnya lemah
nadi meningkat sekitar 100 x / menit dan tekanan darah menurun.
lidah mengering dan mata cekung.
2. Hiperemesis Gravidarum tingkat II sedang
Mual dan muntah yang hebat
Keadaan umum lebih lembah dan apatis
Turgor kulit lebih berkembang
Lidah menyaring dan tampak kotor
Nadi kecil dan cepat serta tekanan darah turun.
Suhu kadang-kadang naik.
Mata sedikit ikterik / ikterik ringan
Berada badan turun.
Hiperemesis Gravidarum, oliguria dan konstipasi.
Nafas berbau aseton.
3. Hiperemesis Gravidarum tingkat III berat
Muntah berkurang atau berlebih
Keadaan umum makin menurun, tekanan darah turun, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat,
keadaan dihidarasi makin jelas
Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
Gangguan kesadaran dalam bentuk, samnolen sampai koma. (Manuaba, 1998, 210-211).

F. Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan
nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula
mengakibatkan gangguan asam basa, penumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan
gastroesofagi yang menyebabkan perdarahan ruptur eso fagus, kerusakan hepar dan
kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin
karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan
peredaraan darah janin berkurang.

G. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengubah emesis agar tidak terjadi Hiperemesis :
1. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses psikologis.
2. Makan sedikit-sedikit tetapi sering, berikan makanan selingan super biskuit, roti kering
dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan
berbau, makanan sebaik disajikan dalam keadaan hangat.
3. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi
hendaknya diusahakan terakhir.

H. Penatalaksanaan
Sebelum diberikan pengobatan sebaiknya dilakukan pencegahan yang prinsipnya adalah
mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis. Pencegahan terhadap hiperemesis
gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
menghilang setelah kehamilan 16 minggu, menganjurkan mengubah makan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi di anjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat. Rendah lemak dan tinggi karbohidrat sangat di
anjurkan pada keadaan ini.
Usahakan penderita menghindari makan makanan yang berminyak dan berbau lemak seperti
goreng-gorengan dan santan sebab dapat menimbulkan rasa mual dan muntah kembali.
Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas. Cukup cairan, usahakan
banyak minum jus buah, susu hangat untuk mengganti cairan yang hilang selama muntah.
Sebaiknya minum air delapan gelas sehari. Defekasi yang teratur dan dianjurkan makan
makanan yang mengandung banyak gula.
Bila pencegahan dengan cara tersebut di atas, keluhan dan gejala tidak berkurang maka di
perlukan konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik,
alat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk kedalam
kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan tidak diberikan makan
atau minum selama 24 jam kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang /
hilang tanpa pengobatan.
2. Terapi psikologik
Perlu di yakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, berikan pengertian
bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, norma dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan
khawatir, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
3. Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup ekektrolit, karbohidrat dan proten dengan glukosa %
dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan
vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C bila ada kekurangan protein dapat
diberikan asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan keluar, air kencing perlu diperiksa terhadap
protein. Astion, khorida dan bilirubin, suhu dan udara perlu diperiksa setiap 4 jam dan
tekanan darah 3 x sehari. Dilakukan pemeriksaan hemaltrokrit. Pada permulaan dan
seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam pertama penderita tidak muntah dan
keadaan umum bertambah baik dapat di coba untuk memberikan minuman dan lambat laun
minuman dapat ditambah dengan makanan.
4. Obat yang dapat diberikan
Memberikan obat pada Hiperemesis Gravidarum sebaiknya berkomunikasi dengan dokter,
sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (susunan obat) yang dapat
diberikan adalah :
a. Sedatif ringan
- Phenobarhal (luminal) 30 mgr
- Valium
b. Anti Alergi
- Medramer
- Dramamin
- Avemim
c. Obat anti mual-muntah/Anti emetik
- Mediamer B6
- Emetrole
- Stimetil
- Avopreg (prometazine)
d. Vitamin
- Terutama vitamin B kompleks
- Vitamin C
5. Diet
e. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti
kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.
Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
f. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
g. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup
dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
Dalam melakukan diet, ibu hamil perlu mengatur pola makannya, yaitu sebagai berikut:
a. Jumlah dan jenis makanan, serta bagaimana penyajiannya memang bisa memicu keluhan
dan gangguan mual muntah. Untuk itu, ingatlah seberapa banyak porsi yang bisa masuk, dan
jenis makanan apa saja yang sekiranya memancing rasa mual serta ingin muntah.
b. Mengingat peningkatan kadar asam lambung merupakan salah satu penyebab utama rasa
mual, jangan biarkan perut dalam keadaan kosong. Aturlah pola makan menjadi lebih sedikit
porsinya tapi lebih sering frekuensinya. Yang perlu diingat, ibu hamil tak perlu makan
berlebihan.
c. Lambung yang mengalami perlukaan bisa sedikit terobati oleh makanan dan minuman
yang segar dan hangat. Sekalipun hobi, sebaiknya hindari dulu kegemaran menyantap
makanan pedas, asam, dan bersantan karena hanya akan memperberat kerja lambung.
d. Agar sarapan tidak diganggu keluhan, nikmati sepotong roti kering bersama secangkir teh
manis hangat. Selain bisa meredakan dorongan mual muntah, makanan itu bisa menggugah
nafsu makan.
e. Untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang lewat muntah, jangan ragu untuk banyak-
banyak mengonsumsi makanan atau minuman berkadar air tinggi seperti sayuran, jus buah,
dan sejenisnya.
f. Makanan berkarbohidrat tinggi juga bisa dijadikan pilihan agar energi yang terbuang akibat
muntah bisa segera tergantikan.
g. Jenis-jenis makanan yang diduga memicu perut kembung sebaiknya juga tidak dikonsumsi.
Soalnya, kondisi kembung akan membuat perut serasa terisi penuh padahal kosong.
h. Yang pasti hindari stres dan ketegangan dalam bentuk apa pun. Jangan pernah
menganggap kehamilan sebagai beban, melainkan sebagai fase kehidupan baru yang
menyenangkan.
6. Menghentikan kehamilan
Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirrum, kebutaan,
takhikardi, iklerus, anuriq, dan perdarahan merupakan monifestasi komplikasi organik dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terputik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat tetapi dalam pihak tidak boleh menunggu sampai menjadi gejala
irreversibel pada organ vital (Prawirohardjo, 1992).
Berdasarkan kriterianya, penatalaksanaan dapat dilakukan dengan cara:
1. Emesis Gravidarum
Kriteria :
Mual dan mutah selama kehamilan muda (6 - 16 minggu)
Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari;
Sering timbul pada pagi hari (morning sickness).
Penatalaksaan :
terangkan bahwa itu merupakan gejala kehamilan muda, akan hilang sendiri setelah
kehamilan 16 minggu Pendekatan psikologis
Perbanyak istirahat
Kurangi beban kerja sehari-hari dan beban psikologis
Medikamentosa : pasang infus RL / D10% , jika KU jelek atau pre-shock berikan
Antivomitus ( Primperan inj. +/ oral ) tranguliser.

2. Hiperemesis Gravidarum
Kriteria :
Mual dan mutah semakin hebat
Tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
Penatalaksaan :
Rawat inap
Stop makan / minum dalam 24 jam pertama
Obat-obat diberikan parenteral
Infus D10% ( 2000 ml ) + RD5% ( 2000 ml) / hari tiap botol tambahan :
Antiemetik ( metoklopramid hidrochlorid ) 1 amp (10 mg)
Roborantia
Kalau perlu Diazepam 10 mg im
Psikoterapi
Dalam 24 jam pertama >> evaluasi
Bila membaik : boleh makan / minum bertahap ;
Bila tetap : Stop makan minum ? lanjutka R/ di atas untuk 24 jam kedua
Bila dalam 24 jam kedua tidak membaik >> pertimbangan rujukan
Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan mutah
Kriteria pulang :
Mual dan mutah tidak ada lagi
Keluhan subyektif tidak ada
Tanda-tanda vital baik.
I. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Data Fokus


1. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,
kehamilan tak direncanakan.
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat
badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas
berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5. Pernafasan
- Frekuensi pernapasan meningkat.
6. Keamanan
- Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
7. Seksualitas
- Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.
8. Interaksi sosial
- Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga
yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
9. Pembelajaran dan penyuluhan
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah
lama
- Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
- Turgor kulit, lidah kering
- Adanya aseton dalam urine
10. Pemeriksaan diagnostik
- USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
- Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
- Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status cairan, nutrisi dan turgor
4. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
5. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.
C. Rencana Keperawatan
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
Intervensi Rasional:
- Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
- Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya
- Phenergan 10-20mg/i.v.
- Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
- Catat intake dan output.
- Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
- Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
- Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat
sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
- Catat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
- Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
- Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut
sesering mungkin.
- Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
- Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
- Ukur pembesaran uterus.
Rasional
- Memelihara keseimbangan cairan elektrolit dan mencegah muntah selanjutnya.
- Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
- Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
- Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
- Dapat menstimulus mual dan muntah
- Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang
berlebih
- Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
- Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
- Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
- Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu.
Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada
trimester I.
- Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko
tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi
karena kehamilan.
- Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan
komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan
kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut
7. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
Intervensi Rasional
- Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
- Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
- Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine.
Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.
- Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan
jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional
- Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik
gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik
memperberat mual/muntah pada trimester
- Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus
dalam mengidentifikasi intervensi.
- Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
- Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

8. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi
Intervensi Rasional
Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus.
Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi
Rasional
Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Dorong pasien untuk menghindari menggaruk atau menepuk kulit yang kering daripada
menggaruk.
Balikkan/ubah posisi dengan sering.

9. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan


Intervensi Rasional
- Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
- Kaji tingkat fungsi psikologis klien
- Berikan support psikologis
- Berikan penguatan positif
- Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional
- Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
- Untuk menjaga intergritas psikologis
- Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
- Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
- Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien

10. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan


Intervensi Rasional
- Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
- Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
- Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
- Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
Rasional
- Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk
meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus.
- Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
- Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi
kebutuhannya.
- Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan mengenai hiperemesis gravidarum diatas dapat diperoleh beberapa


kesimpulan sebagai berikut:
1. Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda yang
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum ibu menjadi buruk.
2. Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor prodisposisi yaitu faktor adaptasi dan hormonal, faktor psikologis dan faktor alergi.
3. Peranan mual akibat kadar estrogen meningkat.
4. Berdasarkan berat ringanya, gejala hiperemesis dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :
Tingkat I (Hiperemesis Gravidarum ringan), Tingkat II (Hiperemesis Gravidarum sedang),
Tingkat III (Hiperemesis Gravidarum berat).
5. Komplikasi yang muncul akibat hiperemesis gravidarum yaitu gangguan asam basa,
penumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan
perdarahan ruptur eso fagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan
pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin.
6. Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum bisa dilaksanakan dengan cara isolasi, terapi
psikologik, pemberian cairan parenteral dan obat-obatan.

DAFTAR PUSTAKA

Moki, Cak. 2006. Hiperemesis Gravidarum.


http://puskesmaspalaran.wordpress.com/2006/10/07/hiperemesis-gravidarum/. Diakses 26
Maret 2008

Palisuri, dr. H.M.M., Sp.OG & Hafied, dr.H.B. 2007. Hiperemesis Gravidarum.
http://www.geocities.com/klinikobgin/kelainan-kehamilan/hiperemesis-gravidarum.htm.
Diakses 26 Maret 2008.

Sarwono, Prawirohadjo. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Setiawan, Yasin. 2007. Telaah penanganan Hiperesmesis Gravidarum.


http://siaksoft.net/index.php?option=com_content&task=view&id=2430&Itemid=101&limit
=1&limitstart=6. Diakses 26 Maret 2008.

Zerich. 2007. Hiperemesis Gravidarum.


http://zerich150105.wordpress.com/2007/10/25/hiperemesis-gravidarum/. Diakses 26 Maret
2008

Anda mungkin juga menyukai