Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN

DENGAN BRONCHIOLITIS

PENDAHULUAN
Bronchiolitis adalah infeksi saluran pernapasan paling serius yang dididap bayi berusia di
bawah 12 bulan. Penyakit ini menyebabkan peradangan bronchiolitis yaitu saluran udara
terkecil di dalam paru-paru.
Bronchiolitis disebabkan virus. Pada sebagian besar kasus, virus ini disebut virus syncytial
pernapasan. Mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit ini adalah bayi yang baru lahir
prematur dan mengidap penyakit paru-paru atau bayi dengan penyakit jantung bawaan.
Sekitar 90 persen penderita adalah bayi yang berusia di bawah sembilan bulan. Bronchiolitis
merupakan penyakit yang jarang terjadi pada anak yang berusia di atas 12 bulan. Biasanya,
kondisi ini terjadi di musim dingin.
Tanda-tanda atau symptom awal infeksi ini mirip dengan pilek seperti mengalir, demam
ringan, mudah sakir dan tidak nafsu makan. Setelah beberapa hari, penderita mengidap batuk
kering disertai suara serak dan kesulitan bernapas yang semakin meningkat. Napas bayi
terdengar berbunyi mendecit dan sulit bernapas, sering menarik napas pendek sehingga
dinding dada dan tulang rusuk terlihat. Gangguan pernapasan ini bisa mempengaruhi pola
nafsu makan.

Gejala-gejala yang lebih mengkhawatirkan adalah tahap-tahap dimana bayi berhenti bernapas
selama lebih dari sepuluh detik dalam satu kesempatan. Gejala ini disebut recurrent apnea.
Bayi menjadi mudah mengantuk dan bibirnya mulai membiru.
Bronchiolitis ringan dapat diatasi di rumah dengan minum sirup yang mengandung
paracetamol untuk demam dan mengatasi rasa gelisah. Beri minum air putih sebanyaknya
untuk menghindari dehidrasi. Pemberian antibiotik tidak dianjurkan karena tidak memberikan
manfaat. Meski dokter umumnya merekomendasikan obat bronchodilator untuk membantu
kelancaran pernapasan. Bayi-bayi yang mengidap bronchiolitis yang lebih parah harus
dirawat di rumah sakit. Biasanya, penderita diberikan oksigen yang lembab melalui selang
udara ke hidung atau headbox atau pada beberapa kasus parah, melalui ventilasi buatan.
Virus Respiratory Syncytial (RSV) adalah virus yang menyebabkan terjadinya infeksi pada
paru dan saluran napas. Virus ini sering sekali menyerang anak-anak, biasanya seorang anak
yang berusia 2 tahun biasanya sudah pernah terinfeksi oleh virus ini. RSV juga dapat
menginfeksi orang dewasa.
Pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih tua dan dalam keadaan sehat, tanda-
tanda dan gejala RSV sama persis dengan gejala selesma. Hal ini menyebabkan terjadinya
infeksi RSV yang seriua pada bayi dan anak-anak. Serangan RSV yang parah menyebabkan
perlunya perawatan di rumah sakit, terutama untuk bayi kurang dari 6 bulan, anak-anak
dengan kondisi kesehatan tertentu seperti pengidap penyakit jantung atau paru-paru dan anak-
anak yang terlahir prematur. Infeksi RSV juga dapat menyebabkan penyakit serius pada
orang dewasa yang berusia lanjut dan orang dewasa yang mengidap penyakit pada jantung
dan paru-paru.
Bila kita bertindak secara hati-hati dan rasional maka kita dapat mencegah penyebaran virus
RSV.

DEFENISI
Penyakit ini merupakan suatu sindrom obstruksi bronkiolus yang sering diderita bayi dan
anak kecil yang berumur kurang dari 2 tahun. Angka kejadian tertinggi rata-rata ditemukan
pada usia 6 bulan.
EPIDEMIOLOGI
25 % dari anak-anak di bawah usia satu tahun dan 13% anak-anak dari usia 1-2 tahun dapat
mengalami infeks pernapasan. Maka dari itu sebagian akan menderita penyakit pernapasan.
Sepertiga pasien yang menderita RSV mendapat perawatan rawat jalan dan 80% harus
dirawat di rumah sakit kurang dari 6 bulan. Diantara yang sembuh semuanya bayi, 80% yang
datang berobat ke rumah sakit adalah bayi dan 50% yang datang berobat ke rumah sakit
adalah anak-anak berusia 1-3 tahun. Kurang dari 5 % yang datang berobat pada 30 hari
pertama, mungkin telah terjadi pemindahan antibody dari ibu. Faktor resiko yang
mempercepat terjadinya penyakit dan kemudian berobat ke rumah sakit dengan riwayat berat
badan yang rendah.
ETIOLOGI
Bronkhiolitis akut sebagian besar disebabkan oleh Respiratory synctial virus (50%).
Penyebab lainnya ialah parainfluenza virus, Eaton agent (Mycoplasma pneumoniae),
adenovirus dan beberapa virus lain.
PATOGENESIS
Pada bronkiolus terdapat obstruksi partial atau total karena edema dan akumulasi mucus dan
eksudat yang liat. Di dinding bronchus dan bronkiolus terdapat infiltrasi sel radang. Radang
dijumpai peribronkial dan di jaringan interstitial. Obstruksi parsial bronkiolus menimbulkan
emfisema dan obdtruksi total menimbulkan atelektsis. Pertukaran udara yang terganggu
menyebabkan ventilasi berkurang dan hipoksemia, peningkatan frekwensi napas sebagai
kompensasi. Pada kedaan sangat berat dapat terjadi hiperkapnia.
GAMBARAN KLINIS
Bronkiolitis akut biasanya didahului oleh infeksi saluran napas bagian atas, disertai dengan
batuk pilek untuk beberapa hari, biasanya tanpa disertai kenaikan suhu atau hanya subfebril.
Anak mulai mengalami sesak napas, makin lama makin hebat, pernapasan dangkal dan cepat
dan disertai dengan serangan batuk. Terlihat juga pernapasan cuping hidung disertai retraksi
interkostal suprasternal, anak gelisah dan sianotik. Pada pemeriksaan terdapat suara perkusi
hipersonor, ekspirium memanjang disertai dengan mengi (wheezing).
Ronki nyaring halus kadang-kadang terdengar pada akhir ekspirium atau pada permulaan
ekspirium. Pada keadaan yang berat sekali, suara pernapasan hamper tidak terdengar karena
kemungkinan obstruksi hamper total. Foto roentgen toraks menunkjukkan paru-paru dalam
keadaan hipererasi dan diameter antero-posterior membesar pada foto lateral. Pada sepertiga
dari penderita ditemukan bercak-bercak konsolidasi tersebar disebabkan atelektasis atau
radang.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gambaran darah tepi dalam batas normal, kimia
darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun metabolik. Usapan nasofaring
menunjukkan flora bakteri normal.
TANDA-TANDA DAN GEJALA
Tanda-tanda dan gejala infeksi RSV biasanya kelihatan pada empat hingga enam hari setelah
terjadi paparan terhadap infeksi virus. Pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih
dari 3 tahun, RSV biasanya menyebabkan terjadinya tanda-tanda seperti selesma ringan dan
gejala yang mirip dengan gejala yang ada pada infeksi saluran pernapasan atas. Tanda-tanda
ini adalah :
1. Hidung mampet atau berlendir
2. Batuk kering
3. Demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi
4. Sakit leher
5. Sakit kepala ringan
6. Rasa tidak nyaman dan gelisah (malaise)
Pada anak-anak berusia kurang lebih dari 3 tahun, RSV dapat menyebabkan timbulnya
penyakit pada saluran pernapasan bagian bawah seperti radang paru atau bronchiolitis-
peradangan pada saluran udara yang kecil-kecil pada paru-paru. Gejala dan tanda-tandanya
adalah :

1. Demam dengan suhu tinggi


2. Batuk yang parah
3. Tersengal-sengal ada suara ngik yang biasanya terdengar saat menghembuskan napas
4. Napasnya cepat atau sulit untuk bernapas, yang mungkin akan menyebabkan anak lebih
memilih untuk duduk daripada berbaring
5. Warna kebiruan pada kulit yang disebabkan oleh kekurangan oksigen
Akibat paling parah akibat infeksi RSV akan diderita oleh bayi dan balita. Pada bayi dan
balita yang menderita infeksi RSV, tanda-tandanya akan terlihat jelasa saat mereka menarik
otot dada dan kulit di sekitar tulang iga, yang menandakan bahwa mereka mengalami
kesulitan bernapas, dan napas mereka mungkin pendek, dangkal dan cepat. Atau mereka
mungkin tidak menunjukkan adanya infeksi saluran napas, tapi mereka tidak mau makan dan
biasanya lemas dan rewel.
Kebanyakan anak-anak dan orang dewasa akan membaik dalam delapan hingga 15 hari. Tapi
pada bayi-bayi yang usianya masih sangat muda, bayi yang terlahir premature, atau bayi atau
orang dewasa yang memiliki masalah pada jantung dan paru-paru , virus ini akan
menyebabkan infeksi lebih berat seringkali mengancam keselamatan jiwa yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit.
PENYEBAB
Virus RSV masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung atau mulut. Virus ini menyebar
dengan sangat mudah melalui sekresi pada saluran napas yang sudah terinfeksi seperti
melalui air ludah yang tersebar pada saat batuk atau bersin-yang dihirup atau ditularkan ke
orang lain melalui kontak langsung, seperti berjabat tangan. Virus juga dapat hidup selama
berjam-jam pada benda-banda seperti meja dan boneka. Sentuh mulut, hidung atau mata anda
setelah anda menyentuh benda yang telah terkontaminasi, dan kemungkinan besar anda akan
tertular oleh virus tersebut. Orang yang terinfeksi akan menularkan virus tersebut dalam
waktu beberapa hari pertama setelah ia pertama kali terinfeksi virus, tapi RSV dapat tersebar
selama beberapa minggu setelah infeksi dimulai.
FAKTOR RESIKO
Pada usia 2 tahun, biasanya anak-anak sudah pernah terinfeksi RSV. ANak-anak yang
dititipkan di tempat penitipan atau memiliki saudara kandung yang sudah bersekolah akan
memiliki resiko lebih tinggi tertular infeksi ini. Begitu juga balita yang berada pada
lingkungan yang berisiko tinggi untuk terpapar pada polusi udara dan asap rokok. Kerentanan
juga akan meningkat saat musim RSV tertinggi, yang biasanya dimulai pada musim gugur
dan berakhir di musim semi.
Orang-orang yang memiliki resiko tinggi untuk terkena infeksi yang terkadang juga
mengancam keselamatan jiwa-adalah :
1. Bayi berusia kurang dari 6 bulan
2. Anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan kurang baik terutama mereka yang
mengidap penyakit jantung atau paru bawaan
3. Anak-anak yang system kekebalan tubuhnya rendah, seperti mereka tengah
menjalani kemoterapi atau transplantasi.
4. Anak-anak yang terlahir premature
5. Orang-orang dewasa berusia lanjut
6. Orang dewasa pengidap gagal jantung atau penyakit kronis

KAPAN HARUS MENCARI BANTUAN MEDIS


Sebagian besar kasus infeksi RSV bukanlah kasus yang gawat darurat. Meskipun demikian,
anda harus mencari bantuan secara medis bila ada anak, atau orang dewasa berusia lanjut
yang berisiko tinggi yang mengalami salah satu dari gejala dan tanda-tanda yang telah
disebutkan di atas. Selain itu, anda juga harus mencari bantuan medis bila anak anda
mengalami kesulitan untuk bernapas, demam dengan suhu tinggi atau kulitnya berubah
menjadi kebiruan.

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS


Dokter anda mungkin akan mencurigai adanya infeksi RSV berdasarkan pemeriksaan fisik
dan pertimbangan waktu saat infeksi ini mungkin terjadi. Selama pemeriksaan, ia mungkin
akan mendengarkan suara di paru-paru dengan stetoskop untuk memeriksa adanya suara ngik
atau adanya suara-suara yang abnormal, yang dapat membantu untuk menentukan adanya
kesulitan untuk bernapas. Sebuah tes di kulit yang tidak menyakitkan akan dilakukan untuk
mengecek apakah tingkat oksigen yang erdapat dalam aliran darah lebih rendah dari yang
seharusnya. Dokter anda mungkin juga akan melakukan tes darah untuk memeriksa hitungan
sel darah putih atau untuk melihat adanya virus, bakteri atau organisme lainnya.
Pemeriksaan rongga dada dengan sinar X mungkin akan dilakukan untuk memeriksa adanya
radang paru (pneumonia). Sebagai tambahan, dokter anda mungkin juga akan mengambil
cairan di saluran pernapasan dari hidung anda untuk melihat adanya virus melalui
pemeriksaan di lab.
KOMPLIKASI
RSV adalah penyebab paling utama terjadi penyakit saluran pernapasan pada bayi dan anak-
anak. Tapi infeksi virus ini dapat menyebabkan akibat yang serius-terutama pada anak-anak
yang berusia lebih muda dari 6 bulan, bayi-bayi yang lahir prematur, dan bayi-bayi yang
memiliki kelainan bawaan pada jantung dan paru-parunya.
Setiap tahun, ada 125.000 anak di Amerika Serikat yang masuk rumah sakit karena serangan
RSV yang parah, dan ada sejumlah anak dalam presentase kecil yang kecil meninggal karena
infeksi ini.Pada bayi dan anak-anak yang baru pertam kali mangalami infeksi ini,banyak juga
yang mengalami gejala bronchiolotis dan radang paru.Radang saluran tengah yang terjadi
saat ada bakteri yang masuk ke daerah di belakang gendang telinga adalah salah satu
komplikasi yang mungkin akan terjadi.Kemungkinan timbulnya penyakit asma di kemudian
hari.
Begitu seseorang terinfeksi RSV,maka bukan yang luar biasa bila sepanjang hidupnya orang
tersebut akan terkena infeksi RSV lagi.Infeksi yang berkelanjutan biasanya tidak parah, tapi
irang-orang dewasa berusia lanjut atau orang-orang yang menderita penyakit jantung dan
paru kronis, infeksi ini dapat menyebabkan sesuatu yang serius dan pada kasusu-kasus
tertentu, berakibat fatal.
PERAWATAN
Penggunaan antibiotik, yang diresepkan oleh dokter untuk mengobati infeksi bakteri, tidak
berguna untuk mengobati RSV karena RSV disebabkan oleh infeksi virus. Meskipun
demikian, dokter anda mungkin akan tetap memberikan antibiotic bila terjadi komplikasi
bakteri, seperti infeksi di telinga bagian tengah, atau radang paru karena bakteri. Bila tidak
ada komplikasi, maka dokter anda mungkin akan merekomendasikan obat-obatan yang dapat
dibeli secara bebas seperti asetaminofen (Tylenol, dll) atau ibuprofen (Advil, Motrin, dll),
yang dapat mengurangi demam tapi tidak dapat mengobati infeksi tersebut sembuh lebih
cepat.
Pada kasus infeksi berat, penderita mungkin perlu dirawat di rumah sakit agar dapat diberikan
cairan melalui vena (infus) dan oksigen. Bayi dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit
mungkin perlu menggunakan ventilasi mekanik-sebuah alat Bantu pernapasan- agar dapat
memudahkan mereka untuk bernapas.
Pada kasus-kasus infeksi RSV yang parah, bronkodilator untuk nebulasi seperti albuterol
(Proventil, Ventolin) dapat digunakan untuk melegakan napas. Pengobatan ini dilakukan
untuk membuka saluran pernapasan di paru-paru. Nebulasi maksudnya obat diberikan dalam
bentuk uap yang dapat dihirup. Kadang-kadang, ribavirin (Rebetol) dalam bentuk nebulasi,
sebagai obat antivirus, mungkin dapat diberikan. Dokter anda juga mungkin
merekomendasikan suntikan epinephrine atau bentuk lain dari epinephrine yang dapat
diinhalasi dengan alat nebulasi (racenic epinephrine) u tuk mengurangi gejala yang timbul
dari infeksi RSV.

PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin untuk mencegah terjadinya infeksi RSV. Tapi bila kita bertindak secara
rasional dan berhati-hati, kita dapat mencegah tersebarnya infeksi virus ini :
1. Sering-sering mencuci tangan. Lakukan hal tersebut terutama sebelum anda menyentuh anak
anda, dan ajarkan pada anak-anak anda pentingnya mencuci tangan.
2. Hindari paparan terhadap infeksi RSV. Batasi kontak antara bayi anda dengan orang-orang
yang sedang mengalami demam dan selesma.
3. Jagalah kebersihan. Pastikan agar rak-rak selalu dalam keadaan bersih terutama rak yang
terdapat di dapur dan kamar mandi, terutama bila ada anggota keluarga yang sedang selesma.
Segera buang tisu bekas pakai.
4. Jangan menggunakan gelas yang sudah digunakan oleh orang lain. Gunakan gelas anda
sendiri atau gunakan gelas sekali pakai bila anda atau orang lain sedang sakit.
5. Jangan merokok. Bayi yang terkena paparan tembakau memiliki resiko lebih tinggi terkena
infeksi RSV dan berpotensi lebih besar terkena gejala yang lebih parah.
Cuci boneka secara rutin. Lakukan pencucian terutama bila anak anda atau kawan bermain
anak anda sedang sakit.
Masa inkubasi (waktu infeksi sampai permulaan gejala) jarak dari beberapa hari sampai
beberapa minggu tergantung dari mudahnya infeksi bronkhiolitis.
DURASI
Yang khas pada penyakit bronkhiolitis berakhir selama 7 hari, tetapi pada anak-anak dengan
penyakit berat dapat batuk sampai beberapa minggu. Pada umumnya puncak penyakit terjadi
pada hari kedua sampai ketiga setelah anak batuk dan sulit bernapas dan berangsur-angsur
pulih.

PENGOBATAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN


Sebagai tambahan, ada obat yang disebut palivisumab (Synagis) yang dapat membantu
melindungi anak-anak berusia kurang dari 2 tahun yang memiliki resiko mengalami
komplikasi serius bila mereka terjangkit RSV,seperti anak-anak yang terlahir premature atau
anak-anak yang memiliki kelainan jantung atau paru bawaan.
Synagis bekerja dengan menyediakan antibody yang diperlukan untuk melindungi tuguh dari
RSV.Diperlukan satu kali suntikan tiap bulan yang disuntikkan ke dalam otot pada bagian
paha setiap puncak musim RSV,yang dimulai pada musim gugur dan dilakukan secara terus
menerus selama lima bulan . Suntikan ini diulangi lagi setiap tahun hingga si anak tidak lagi
dalama kondisi yang berisiko tinggi.Pemberian obat tidak akan mempengaruhi jadwal
vaksinasi anak.Penggunaan terapi seperti ini mengurangi frekwensi dan lama perawatan di
rumah karena infeksi RSV. Tapi karena biayanya yang tinggi penggunaan pengobatan seperti
ini dibatasi hanya pada mereka yang memiliki resiko paling tinggi mengalami komplikasi
karena infeksi RSV. Pengobatan ni tidak akan berguna untuk mengobati infeksi RSV yang
sudah terjadi. Diskusikan dengan dokter anda bila menurut anda memerlukan terapi obat
seperti ini.
Para ilmuwan tengah bekerja untuk menemukan vaksin yang dapat mencegah terjadinya
infeksi RSV tidak hanya kepada bayi tapi juga pada orang dewasa dan orang dewasa yang
berisiko tinggi.

PERAWATAN DI RUMAH
Anda mungkin tidak dapat mengurangi lamanya infeksi RSV, taapi anda dapat mencoba
untuk mengurangi tanda-tanda dan gejalanya.
Bila anak anda mengalami infeksi, lakukan yang terbaik yang dapat anda lakukan untuk
menyamankan atau mengalihkan perhatiannya-peluk dia, bacakan buku atau bermain dengan
tenang. Berikut ini ada beberapa kiat yang dapat anda gunakan untuk meredakan gejala RSV
:
Ciptakan udara yang lembab untuk dihirup. Buat agar ruangan atau kamar anak anda dalam
keadaan hangat tapi tidak terlalu panas Bila udaranya kering, gunakan pelembab ruangan
(humidifier) atau vaporizer yang dapat melembabkan udara dan membantu melegakan napas
dan batuk. Yakinkan agar alat pelembab udara dalam keadaan kering untuk mencegah
timbulnya bakteri dan kuman.
Duduk dengan posisi tegak. Duduk dengan posisi tegak dapat membuat bernapas lebih
mudah. Menempatkan bayi anda di carseat mungkin akan dapat membantu.
Minum cairan. Cairan hangat, seperti sup kegemaran anak anda, mungkin dapat melegakan
dan membantu dan mengencerkan dahak yang mengental. Bila anak anda suka es loli,
sekarang adalah waktu yang terbaik untuk memberikan makanan spesial yang dingin.
Coba berikan tetesan larutan garam. Larutan garam yang dijual bebas cukup aman dan efektif
untuk melegakan hidung yang mampet, bahkan untuk anak-anak. Berikan beberapa tetes di
setiap lubang hidung untuk mengencerkan lender yang mengental, lalu segera sedot lubang
yang telah ditetesi larutan garam tadi, dengan menggunakan alat khusus yang bentuknya
seperti pipet. Ulangi proses yang sama untuk lubang hidung yang satu lagi.
Gunakan obat penghilang rasas sakit yang dijual bebas. Obat pereda rasas sakit yang dijual
bebas seperti asetaminofen (Tylenol, dll) mungkin dapat mengurangi demam, meredakan
tenggorokan yang sakit dan meningkatkan kemampuan anak untuk minum cairan.
Kurangi atau hilangkan paparan terhadap asap rokok. Menjauhlah dari asap rokok karena
asap rokok dapat memperburuk gejala yang ada.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
DENGAN BRONCHIOLITIS

PENDAHULUAN
Bronchiolitis adalah suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus, yang menyebabkan
obstruksi akut jalan nafas dan penurunan pertukaran gas dalam alveoli. Lebih sering
disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV), gangguan ini biasanya terjadi pada anak
usia 2 sampai 12 bulan, terutama selama musim dingin dan awal musim semi.
Infeksi ditandai adanya edema mukosa, peningkatan sekresi mukus, obstruksi bronkiolus, dan
peregangan yang berlebihan dari alveoli. Kemungkinan komplikasi dari gangguan ini
mencakup penyakt paru kronik dan bahkan menyebabkan kematian.
PENGKAJIAN
Pernafasan

1. Takipnea
2. Retraksi
3. Nasal flaring
4. Dispea
5. Pernafasan dangkal
6. Penurunan bunyi nafas
7. Crakel
8. Wheezing
9. Ekspirasi yang memanjang
10. Batuk
Kardiovaskuler
Takipnea
Neurologis
Iritabilitas
Kesulitan tidur
Gastrointestinal
Kesulitan makan
Integumen
Peningkatan temperature
Sianosis
Psikososial
Cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema bronkial dan peningkatan produksi
mucus
Hasil yang diharapkan
Anak akan meningkat petukaran gas yang ditandai bernafas secara mudah dan warna kulit
merah muda.
Intervensi
1. Ciptakan lingkungan dengan tinggi kelembabannya dengan cara menempatkan anak dalam
tenda lembab atau alat dengan humidifikasi yang dingin.
2. Berikan oksigen melalui sungkup muka, kanule hidung, atau oksigen tenda, sesuai
petunjuk.
3. Posisikan anak dengan kepala dan dada lebih tinggi dan leher agak enstensi.
4. Lakukan fisioterapi dada setiap 4 jam, atau sesuai petunjuk.
5. Berikan bronkodilator sesuai petunjuk
6. Lakukan pengisapan lendir sesuai kebutuhan untun mengeluarkan secret
7. berikan obat antivirus sesuai petunjuk.
8. Berikan istirahat yang adekuat dengan mengurangi kegaduhan dan pencahayaan dan
berikan kehangatan dan kenyamanan
9. Kaji frekuensi pernafasan anak dan iramanya setiap jam. Jika anak mengalami gangguan
pernafasan, auskultasi bunyi nafas, lakukan fisioterapi dada, dan informasikan pengobatan
pernafasan
10. monitor denyut apikal pada anak; jika mendeteksi adanya takikardia (dasarkan pada usia
anak), laporkan pada dokter kejadian tersebut
Rasional
1. Kelembaban yang dingin dari tenda atau Croupette akan membantu mengencerkan lendir
dan mengurangi edema bronkiolus
2. Oksigen akan membantu mengurangi kegelisahan berhubungan dengan kesukaran
pernafasan dan hipoksia
3. Posisi ini mempertahankan terbukanya jalan nafas dan memudahkan respirasi oleh karena
menurnnya tekanan diaphragm
4. Fisoterapi dada membantu menghilangkan dan mengeluarkan mukus yang dapat
menghambat jalan nafas yang lebih kecil
5. Walaupun sering digunakan untuk menangani spasme otot, bronkodilator juga secara
efektif mengobatan edema bronkiolus
6. Mengeluarkan lendir akan membantu membersihkan bronkiolus, akan meningkat
pertukaran gas.
7. Obat anti virus, seperti respiratory syncytial virus immune globulin (RespiGam),
digunakan untuk pengobati RSV, ribavirin (Virasole) juga digunakan, walaupun kemanjuran
dapat dipertanyakan.
8. Meningkatkan istirahat akan mengurangi kesukaran pernafasan yang berhubungan dengan
bronkiolitis.
9. Pengkajian yang sering akan menjamin fungsi pernafasan yang adekuat.
10. Takikardia dapat disebabkan adanya hipoksia atau pengaruh penggunaan bronkodilator.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko penurunan volume cairan berhubunga dengan kehilangan cairan melalui ekshalasi dan
penurunan asupan cairan.
Hasil yang diharapkan
1. Berikan cairan melalui infus sesuai petunjuk
2. Yakinkan bahwa anak istirahat adekuat
3. monitor asupan cairan pada anak dan luaran cairan secara hati-hati
4. Kaji tanda-tanda dehidrasi, termasuk kehilangan berat badan, pucat, turgor kulit jelek,
membran mukosa kering, oliguria, dan peningkatan frekuensi nadi.
5. Tingkatkan asupan cairan melalui mulut saat serangan akut terjadi.

Rasional
1. Cairan via I.V. digunakan untuk hidrasi hingga anak melewati saat kritis.
2. Istirahat memungkinkan frekuensi pernafasan anak kembali pada batas normal, akan
mengurangi jumlah kehilangan cairan melalui ekshalasi
3. Hati-hati melakukan monitoring yang menjamin hidrasi adekuat. Jika haluaran urine
berkurang, anak dapat dipertimbangkan untuk penambahan cairan
4. Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa anak tidak menerima cairan yang cukup.
5. Cairan membantu mengencerkan lendir.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermi berhubungan dengan infeksi

Hasil yang diharapkan


Anak akan mempertahankan temperatur tubuhnya kurang dari 100 F (37,8C).
(Temperatur secara khusus bergantung pada metoda yang digunakan dalam pengambilan
temperatur).

Intervensi
1. Pertahankan lingkungan yang sejuk melalui penggunaan piyama sinar kuat dan selimut
dan pertahankan temperatur ruangan antara 72 dan 75F (22 dan 24 C).
2. Berikan antipiretik sesuai petunjuk.
3. monitor temperatur anak setiap 1 sampai 2 jam bila terjadi peningkatan secara tiba-tiba
4. Berikan antimikroba, jika disarankan
5. Berikan kompres pada anak (98,6 F [37C]) guna menurunkan demam

Rasional
1. Lingkungan yang sejuk akan membantu menurunkan temperatur tubuh melalui
kehilangan panas melalui radiasi.
2. Antipiretika seperti acetaminophen (Tyleno), efektif menurunkan demam
3. Peningkatan temperatur secara tiba-tiba akan mengakibatkan kejang-kejang
4. Antimikroba sesuai dengan petunjuk guna mengobati organisma penyebab. Antibiotik
biasanya tidak disarnkan untuk mengobati RSV.
5. Kompres air efektif menyebabkan tubuh menjadi dingin melalui peristiwa konduksi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi sosial berhubungan dengan pencegahan isolasi
Hasil yang diharapkan
Anak akan mempertahankan kontak sosial walaupun ia diisolasi akibat kondisi pernafasan
Intervensi
1. Jelaskan pada anak (jika perlu) dan orang tua tujuan dan sifat isolasi, termasuk detail
tentang hal disekitar yang kurang familiar dan gunakan masker dan celemek.
2. Perkenalkan diri anda saat masuk kedalam ruang anak.
3. Ajarkan orang tua dan anak (jika perlu) bagaimana menggunakan call system.
4. Kaji anak setiap jam untuk mengetahui perobahan yang terkadi pada kondisi anak
5. Jika perlu, berikan aktifitas yang bervariasi, seperti permainan, baca buku, televisi, dan
musik. Jika anak menerima oksigen, hindari permainan yang dapat menimbulkan cetusan
listrik (contoh berbagai permainan yang menggunakan elektronik)
6. Anjurkan orang tua untuk ikut serta mengambil bagian dalam perawatan anak.

Rasional
1. Penjelasan diperlukan guna menghindari ketakutan pada anak
2. Anak dan orang tua sering kesulitan membedakan petugas karena penggunaan pakaian
isolasi.
3. Call system memungkinkan keluarga berkomunikasi untuk meminta bantuan
4. Kebutuhan anak untuk monitoring secara ketat guna mendeteksi perubahan perlu
difikirkan dalam ruang isolasi
5. Aktifitas yang bervariasi memungkinkan anak terstimulasi dan tertarik selama diisolasi.
Permainan dengan alat-alat elektronik dan mengakibatkan bahaya kebakaran
6. Orang tua merupakan sumber-sumber utama sosialisasi pada anak yang diisolasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kelelahan berhubungan dengan gangguan pernafasan

Hasil yang diharapkan


Anak akan isitirahat paling sedikit 1 jam pada pagi dan siang hari

Intervensi
1. Membantu menurunkan kelelahan pada anak, berikan istirahat secara teratur setiap 2
jam. Juga mengganti seprei saat anak mandi, dan lakukan pengkajian neurologis selama
kunjungan guna mencegah istirahat yang terganggu.
2. Ciptakan lngkungan yang tenang.

Rasional
1. Kebutuhan istirahat anak yang adekuat mencegah kelelahan akibat peningkatan
gangguan pernafasan
2. Kegaduhan yang tidak dikehendaki dan aktifitas yang menyebabkan kelelahan pada
anak akan meningkatkan terjadinya gangguan pernafasan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolik.

Hasil yang diharapkan


Anak akan meningkat asupan nutrisi ditandai dengan anak mengkonsumsi paling sedikit
80 % pada setiap kali makan

Intervensi
1. Berikan makan sedikit, tapi sering pada makanan yang dapat diterima anak.
2. Berikan diet tinggi kalori dan protein.

Rasional
1. Makan yang sedikit tapi sering memerlukan sedikit pengeluaran energi dan penggunaan
pernafasan. Anak makan banyak pada setiap kali makan termasuk makanan kesukaannya.
2. Diet tinggi protein,tinggi kalori diperlukan anak untuk meningkatkan kebutuhan
metabolik.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kecemasan (anak dan orang tua) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
kondisi anak.

Hasil yang diharapkan


Anak dan orang tua akan berkurang kecemasannya yang ditandai mengekspresikan
pemahamannnya tentang kondisi anak.

Intervensi
1. Kaji pengetahuan orang tua dan (jika perlu) anak tentang kondisi anak dan program
pengobatan yang diberikan.
2. Dorong orang tua tinggal bersama anak
3. Jelaskan semua prosedur sesuai dengan perkembangan anak
4. Berikan dukungan emosional pada orang tua selama tinggal dirumah sakit.

Rasional
1. Pengkajian sebagai dasar memulai pengajaran.
2. Tinggal bersama dengan anak memungkinkan orang tua memberikan dukungan dan
membantu mengurangi kecemasan pada keduanya yaitu anak dan orang tua.
3. Memberikan penjelasan sebelum prosedur dan selama tinggal di rumah sakit akan
menurunkan kecemasan akibat kesalahan pemahaman dan kuirangnya pengetahuan.
4. Hospitalisasi menimbulkan krisis situasi. Mendengarkan perhatian orang tua serta
perasannnya akan membantu dia untuk menangani krisis yang dialami

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan dirumah.

Hasil yang diharapkan


Orang tua akan mengekspresikan pemahamannya tentang pentunjuk perawatan dirumah.

Intervensi
1. Ajarkan orang tua dan anak (jika perlu) bagaimana dan kapan pemberian pengobatan,
termasuk uraian tentang dosis dan reaksi nya.
2. Jelaskan tanda tanda dan gejala-gejala kesukaran pernafasan dan infeksi, termasuk
demam, dispnea, takipnea, perubahan warna sputum, dan adanya wheezing.
3. Jelaskan pentingnya istirahat yang adekuat pada anak.
4. Ajarkan perlunya nutrisi yang adekuat dan hidrasi, tekankan pada kebutuhan cairan
yang cukup dan diet tinggi kalori.
5. Ajarkan perlunya menciptakan lingkungan yang lembab dan sejuk.
Rasional
1. Pemahaman diperlukan untuk mempertahankan program pengobatan yang teraur yang
dapat membantu orang tua berada dengan anak selama pengobatan. Mengetahui akibat
lanjut pengobatan diharapkan orang tua segera meminta bantua seuai kebutuhan.
2. Pengetahuan yang tepat pada orang tua akan memberikan perhatian pada saran dokter
saat diperlukan
3. Setelah infeksi,anak akan isitirahat secara teratur merupakan alat untuk kembali pulih
dan mencegah kambuhnya infeksi.
4. Pemberian cairan akan mengencerkan lendir. Diet tinggi kalori akan membantu
mengembalikan kalori yang diperlukan dalam melawan penyakit.
5. Udara yang lembab membantu mengencerkan lendir. Uidara yang lembab dan sejuk
yang berasal dari tenda yang terpasang pada anak akan menjamin penguapan dan udara
yang hangat, yang dapat menyebabkan kebakaran.

Sumber bahan bacaan:


1.Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 3, FKUI. 1995.
2.Original Article : http://www.mayoclinic.com/health/respiratory-synctial-virus/DS00414
3.www.terbit@harianterbit.com / 2006
4.Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Penerbit Media Aesculapius, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
5.Elana Pearl Ben-Joseph, MD Originallyreviewed by: And Steven Dowshen. MD, Date
reviewed: May 2004
6.www.Google.com/Bronchiolitis in Childreen-Keep Kids Healthy.htm.
7.www.eMedicine-Pediatrics, BronchiolitisArticle by Mark Louden, MD. FACEP.htm
8.Lucian K. DeNicola,M.D. and Michael O. Gayle, M.D. are with the Division of pediatric
Critical Care Medicine at the University of Florida Health Science Center / Jacksonville.

Anda mungkin juga menyukai