Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

DISPEPSIA SYNDROM
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
RSUD Dr. ADJIDARMO
…../KEP/RSUD/I/2014 Revisi 1/1
KAB. LEBAK
DITETAPKAN
TANGGAL TERBIT Direktur
RSUD Dr. Adjidarmo Kab. Lebak
SAK KHUSUS
17 Juni 2014
Drg. INDRA LUKMANA
NIP : NIP : 19600527 198803 1 006

I.Pengertian

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan /gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit
diperut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Pengertian dispepsia terbagi

dua yaitu :

1. Dispepsia organic,bila telah diketahui adanya kelainan organic sebagai penyebabnya


2. Dispepsia non organic atau dyspepsia fungsional,atau dyspepsia non ulkus (DNU),bila tidak
jelas penyebabnya.

II. Manifestasi Klinis

Klasifikasi klinis praktis,didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan,membagi dispepsia menjadi


tiga tipe :

1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus – like dispepsia),dengan gejala :


 Nyeri epigastrium terlokalisasi
 Nyeri hilang setelah pemberian antacid
 Nyeri saat lapar
 Nyeri episodic
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility –like dyspepsia),dengan gejala :
 Mudah kenyang
 Perut terasa penuh saat makan
 Mual
 Muntah
 Upper abdominal bloating
 Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas).

Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan

III. Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Radiologi yaitu OMD dengan kontras ganda


 Serologi helicobacter pylori
 Endoskopi . pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah :
- CLO (Rapid Urea Test)
- Patologi Anatomi (PA)
- Kultur mikroorganisme (MO)
- PCR (Polymerase Chain reaction)

IV. Penatalaksanaan

1. Terapi empiris selama 2 minggu :


 Antasida
 H2 antagonis/PPI (Omeprazol)
 Obat-obat Prokinetik
2. Dirujuk apabila dispepsia tetap (+)

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Identitas
Meliputi : Nama,umur,jenis kelamin,alamat, pendidikan,No registrasi,status
perkawinan,agama,pekerjaan, tanggal Masuk RS, Cara masuk RS

4. Nyeri kepala
5. Pusing
6. Nyeri otot
7. Anoreksia
8. Mual
9. Muntah
10. Obstipasi atau dare
11. Perasaan tidak enak diperut
12. Batuk
13. Epitaksis

Dalam minggu ke dua

a. Demam
b. Bradikardi relatif
c. Lidah kotor
d. Hepatomegali
e. Splenomegali
f. Meteorismus
g. Gangguan kesadaran berupa samnolen sampai dengan koma

III. Etiologi

Penyebab demam tifoid adalah Salmonella typhi.Sedangkan demam paratifoid disebabkan oleh
organisme yang termasuk dalam spesies salmonella enteridis,yaitu S.enteridis bioserotipe
paratyphi A, S.enteridis bioserotipe paratyphi B,S.enteridis bioserotipe paratyphi C. Kuman-
kuman ini lebih dikenal dengan nama S.paratyphi A,S.Sschottmuelleri, dan S.hirshfeldii.

IV. Penatalaksanaan

1. Pemberian antibiotic ;untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman.antibiotik


yang digunakan :
a. Kloramfenikol;dosis hari pertama 4x 250 mg,hari kedua 4x500 mg diberikan selam
demam dan 2 hari bebas demam.kemudian dosis diturunkan menjadi 4x250mg selama 5
hari kemudian (Nelwan,dkk.di RSUP Persahabatan)
b. Ampisilin/amoksisilin ;dosis 50-150 mg/kg BB diberikan selama 2 minggu
c. Kotrimoksazol ;2x2 tab (1 Tab mengandung 400 mg sulfametoksazol-80 mg trimetropin)
diberikan selama 2 minggu
d. Sefalosporin generasi II dan III
2. Istirahat dan perawatan professional;bertujuan mencegah komplikasi dan mempercepat
penyembuhan.
Pasien harus tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih
selama 14 hari.mobilisasi dilakukan secara bertahap ,sesuai dengan pulihnya kekuatan
pasien.
3. Diet dan terapi penunjang
Pertama pasien diberi diet bubur saring,kemudian bubur kasar,dan akhirnya nasi sesuai
tingkat kesembuhan pasien.
ASUHAN KEPERAWATAN

I.Pengkajian

Meliputi :Biodata pasien dan penanggung jawab pasien

a. Keluhan Utama
Klien mengeluh badan panas dan demam ,perut mual dan kembung,nafsu makan menurun
b. Riwayat penyakit sekarang

Pada umumnya penyakit pada pasien typhoid adalah demam,anorexia,mual,muntah


diare,perasaan tidak enak diperut,pucat (anemi),nyeri kepala pusing,nyeri otot,lidah tifoid
(kotor),gangguan kesadaran berupa samnolen sampai koma
c. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit typhoid,apakah tidak pernah,apakah
menderita penyakit lainya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang menderita typhoid atau sakit yang lainya
e. Riwayat Psikososial
Psikososial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien,dengan timbul gejala-
gejala yang dialami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.

Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah,panas,pucat,mual,perut tidak
enak,anorexia
b. Tanda-tanda vital meliputi : Tensi bisa normal /terjadi hipertensi,Nadi terjadi
takhikardi,Respirasi cepat,BB terkadang mengalami penurunan
c. Kepala dan leher :Kepala tidak ada benjolan,rambut normal,kelopak mata
normal,konjungtiva anemia,mata cowong,muka tidak oedem,pucat,bibir kering,lidah
kotor ditepi dan ditengah merah,fungsi pendengaran normal leher simetris,tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
d. Dada : Dada normal,bentuk simetris,pola nafas teratur
Jantung : Biasanya pada pasien dengan typhoid yang ditemukan tekanan darah yang
meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachikardi saat pasien mengalami peningkatan
suhu tubuh
e. Abdomen :ditemukan nyeri tekan pada abdomen
f. Integumen : Kulit bersih,turgor kulit menurun,pucat,berkeringat banyak,akral hangat
g. Ektremitas : apakah ada gangguan pergerakan pada ektremitas atas dan bawah
h. Persyarafan : apakah pasien mengalami kesadaran penuh atau apatiss,samnolen dan
koma
i. Pola Nutrisi dan metabolisme : adanya mual dan muntah,penurunan nafsu makan
selama sakit,lidah kotor,dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi
status nutrisi berubah
j. Pola Eliminasi : pada pasien typhoid kadang-kadang mengalami diare/konstipasi
produk kemih pasien kadang mengalami penurunan (kurang dari normal) N ½-1 cc/kg
BB/jam
k. Pola aktivitas dan latihan : Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan
fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak.

II. ANALISA DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS :
- Klien mengeluh Makanan yang Hyperthermia
badannya panas terkontaminasi salmonella
DO : typhosa atau salmonella
- Suhu tubuh >38 oC paratyphi A,B,C
- Titer salmonella
thyposa parathypi ABC
(+) Masuk kedalam usus halus
- Leukosit < 5.000/mm3
- Frekuensi nadi
>100x/mnt Terjadi proses Inflamasi
- Muka merah
- Bibir pecah-pecah
- Banyak keringat Masuk kedalam aliran draah
- Respirasi : > 20x/menit
- Nadi : > 80x/menit
Bakteri melepas endotoksin

Merangsang sintesa dalam


pelepasan zat pyrogen oleh
leukosit pada jaringan yang
merangsang

Impuls disampaikan
kehipothalamus bagian
termoregulator melalui duktus
thoracicus
Hyperthermia

DATA PENYEBAB MASALAH


DS :
- Klien mengatakan Proses insfeksi pada usus halus Nutrisi kurang dari kebutuhan
mulut terasa pahit dan tubuh
tidak nafsu makan
DO : Fungsi usus halus dalam
- Porsi makan tidak habis mengabsorpsi makanan
- Pasien terlihat lemah terganggu
- Pasien mual dan
muntah Sari-sari makanan yang
- BB menurun diabsorps menurun

Nurisi kurang terpenuhi

Proses infeksi diusus halus


Mempengaruhi rangsangan
nervus vagus dalam
menyampaikan reflek local
ke nasovagal

Sehingga sekresi asam lambung


meningkat dan akan merang-
sang hipothalamus bagian
distal sebagai pusat yang
menimbulkan mual

Nafsu makan berkurang

Nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh

DATA PENYEBAB MASALAH


DS : Intake nutrisi kurang Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan
kelelahan untuk
melakukan aktifitas Metabolisme glucose
DO : terganggu
- Pasien bedrust
- Aktifitas dibantu
- k/u tampak lemah Pembentukan ATP dan ADP
terganggu

Energi kurang dan terjadi


kelemahan otot

Intoleransi aktifitas

DS : Bakteri masuk kedalam


- klien mengatakan intestinal Kekurangan volume cairan
badan terasa lemah
- Klien mengatakan Iritasi usus
haus terus menerus
- Klien mengatakan Peristaltik usus meningkat
muntah-muntah
DO : Transit time untuk absorpsi
- Klien tampak lemah terganggu
- Turgor kulit menurun
- Nadi meningkat Sari-sari makanan sulit diserap
- Banyak berkeringat
- BAB cair ( diare) Air dan garam mineral terbawa
kedalam usus

Cairan dan elektrolit terbuang


melalui faeces

Kekurangan volume cairan

DATA PENYEBAB MASALAH

DS : Proses infeksi dalam usus halus Konstipasi


- Klien mengatakan
nyeri dibagian perut
Dan beberapa hari Suhu tubuh meningkat
tidak bisa buang air
besar
DO : Metabolism tubuh meningkat
- Pada pemeriksaan
palpasi teraba masa
faeces pada perut Peningkatan reabsorpsi cairan
bagian bawah meningkat pada usus halus
- Pasien bedrust
- Suhu tubuh >38 0C
Pasien bedrust
penurunan molaritas usus

Faeces mengeras

Konstipasi

DS : Peradangan usus halus Gangguan pada defikasi : Diare


- Klien mengatakan
nyeri bagian perut dan
buang air besar dengan Peningkatan sekresi cairan-
konsistensi cair cairan elektrolit dalam rongga
DO : usus
- Klien BAB > 3x/hari
- Bising usus hiperaktif
Perubahan kapasitas interstial

Hiperperistaltik usus

Gangguan pada defikasi : Diare

III. Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas masalah

1. Gangguan pada defikasi : Diare


2. Kekurangan Volume cairan
3. Hyperthermia
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Konstipasi
6. Intoleransi aktivitas

Anda mungkin juga menyukai