Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Medis


1. Defenisi
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella typhi dengan masa tunas 6-14 hari
2. Etiologi
Salmonella typhi
3. Patofisiologi
Kuman salmonella typi masuk ke tubuh manusia melalui mulut dengan
makanan dan minuman yang tercemar, kemudian masuk ke lambung sebagai
kuman dan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
halus dan bermultiplikasi setelah itu kuman menembus mukosa dengan sedikit
kerusakan epitel dan memasuki pembuluh limpe intestinal, kemudian kuman
menembus lamina propia, masuk alirna limpe mesenterial dan masuk aliran
darah melaui ductus thoracicus, Salmonella typhi lain dapat mencapai hati
melalui sirkulasi portal dan usus dan bersarang di limfe, hati, dan bagian-
bagian lain system system retikoloendoterial.Endotoksin salmonella typhi
berperan dalam proses inflamasi local pada jaringan tempat kuman
berkembang biak. Salmonella typhi dan endotoksin lainnya meransang sintesis
dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang sehingga
terjadi demam.
4. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala terdiri dari :
 Minggu pertama
Keluhan dan gejala berupa penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu
demam, mual dan muntah, perasaan tidak enak di perut, batuk dan
epitaksis.Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan peningkatan suhu
badan.
 Minggu kedua
Gjala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi, hepatomegali,
splenomegali,gangguan kesadaran berupa samnolen sampai koma,
timbula bercak-bercak merah di perut.
 Minggu ketiga
Suhu badan meningkat, perforasi usus biasanya timbul pada minggu ke
tiga.
5. Penatalaksanaan Medik
 Perawatan
Bed rest total minimal 7 hari bebas demam atau selama 14 hari
 Diet
Nasi lunak dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang serat)
 Obat-obatan
 Kloramfenikol
 Tiamfenikol
 Kotrimoksasol
 Amoksisilin
6. Komplikasi
 Komplikasi intestinal
 Perdarahan usus
 Perforasi usus
 Ileus paralitik
 Komplikasi ekstra intestinal
 Komplikasi kardiofaskuler
 Komplikasi darah
 Komplikasi paru
 Komplikasi hepar dan kandung empedu
 Komplikasi ginjal
 Komplikasi tulang
 Komplikasi neuropsikiatrik
7. Prognosis
Prognosis demam thypoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat
kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi salmonella serta cepat dan tepatnya
pengobatan.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Riwayat keperawatan
 Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan, pembatasan aktivitas
 Eliminasi
Gejala : konstipasi, nyeri pada bagian perut
Tanda : menurunnya bising usus dan tidak adanya peristaltic.
 Rasa aman atau kenyamanan
Tanda : nyeri tekan pada perut, sakit kepala.
 Nutrisi
Tanda : mual, tidak ada nafsu makan, perasaan tidak enak di perut.
 Sirkulasi
Tanda : demam, bibir pecah-pecah.
 Integritas ego
Gejala : ansietas, ketakutan.
Tanda : menolak,depresi
2. Pemeriksaan fisik
Data fokus system pencernaan
 Penampilan umum,
 Kondisi umum, TTV/BB
C. Patoflodiagram

Salmonella typhi

Mengkonsumsi makanan /minuman

lambung

usus halus

Pengeluaran Endokrin

perubahan status kesehatan Proses peradanganUsus halus plepasan mediator kimia


pola koping Meransang sintesa Nociceptor
inefektif dalam pelepasan pirogen
thalamus
Ansietas hospitalisasi hypothalamus
Cortex cerebri

kurang informasi mempengaruhi thermostat nyeri dipersepsikan

kurang pengetahuan peningkatan set point Nyeri

peningkatan suhu badan Gannguan mobilitas usus

Hipertermi fungsi usus tidak adekuat

Peristaltic usus
Menurun
Proses infeksi di usus halus
Obstipasi
fungsi usus halus terganggu
Perubahan pola
Eliminasi fekal
Meransang mual/muntah
Meransang saraf simpatis
kelemahan Anoreksia

Intake tidak adekuat mengaktifkan kerja organ2

Ganguan pemenuhan nutrisi Mengaktifkan RAS

Aktivitas terbatas REM menurun

Tidak mampu memenuhi ADL perawatan diri kurang

susah tidur

Intoleransi aktivitas Deficit perawatan diri Gangguan istirahat tidur


D. Diagnosa Keperawatan
 Hypertermi b/d proses inflamasi
 Perubahan pola eliminasi b/d
 Nyeri b/d proses inflamasi
 Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi
 Ansietas b/d proses hospitalisasi
 Gangguan istirahat tidur b/d proses peradangan.
 Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
 Deficit perawatan diri b/d perawatan diri kurang
 Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia.
E. Intervensi Keperawatan
1. Hypertermi b/d inflamasi
 Kaji tanda-tanda vital
R/ untuk menentukan intervensi selanjutnya
 Kompres air hangat
R/ salah satu cara memindahkan panas dengan cara konduksi
 Anjurkan klien minum banyak
R/ menjaga keseimbangan tubuh /cairan akibat evaporasi
 Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian obat antipiretik
R/ dapat meurunkan demam
2. Perubahan pola eliminasi BAB b/d
 Kaji pola eliminasi BAB klien
R/ menentukan pilihan intervensi selanjutnya
 Beri diet dengan kadar tinggi serat
R/ meningkatkan konsistensi dan pengeluaran faeses
 Dorong peningkatan pemasukan cairan
R/ tingkatkan konsistensi faeses oral
 Kolaborasi pemberian obat pelunak dengan team medis
R/ menunjukkan konsistensi faeses
3. Nyeri b/d proses inflamasi
 Kaji tingkat nyeri
R/ untuk mengetahui derajat dan skala nyeri
 Observasi TTV
R/ dapat mengindikasikan sakit akut dan ketidaknyamanan.
 Dorong melakukan tekhnik relaksasi, pijatan punggung.
R/ lepaskan tegangan emosional otot dan mereflekskan kerja otot
 Kolaborasi dengan dokter tentan pemberian anlgetik
R mengurangi rasa sakit
4. Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi
 Kaji tingkat pemahaman klien
R/ untuk mengetahui tingkat pemahaman klien dan menentukan intervensi
Selanjutnya.
 Jelaskan tentang keadaan penyakitnya
R/ mendorong klien dengan keluarga bekerja sama dalam pengobatan.
 Anjurkan kepada keluarga untuk mencegah munculnya penyakit yang
sama
R/ untuk mencegah atau menurunkan serangan berlanjut.
 Jelaskan pada klien dan keluarga tentang tanda dan gejala demam typhoid.
R/
5. Ansietas b/d proses hospitalisasi
 Kaji tingkat kecemasan
R/ kecemasan dapat mempengaruhi kesehatan.
 Anjurkan klien untuk mengekspresikan proses cemasny
R/ membantu mengidentifikasi masalah yang menyebabkan cemas
 Bina hubungan terapeutik
R/ meningkatkan hubungan sehingga klien dapat diperhatikan.
 Jelaskan semua tindakan yang akan dilakukan pada klien
R/ mengurangi kecemasan
6. Gangguan istirahat tidur b/d proses peradangan
 Tentukan kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi
R/ mengakaji perlunya serta mengidentifiaksi yang tepat
 DOrong minum air putih hangat sebelum tidur
R/ meningkatkan kenyamanan tidur dan rasa lelah.
 Kurangi kebisingan
R/ memberikan situasi kondusif untuk tidur
 Beri posisi nyaman bagi klien
R/ meningkatkan istirahat
7. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
 Kaji respos klien terhadap aktivitas
R/ menetapkan kemampuan atau kebutuhan klien dalam menentukan
intervensi
 Berikan lingkungan tenang tirah baring diindikasikan
R/ meningkatkan istirahat dan menurunkan kebutuhan oksigen tubuh
 Ubah posisi klien perlahan
R/ mencegah terjadinya penyakit lain
 Bantu akan pemenuhan ADL
R/rasa lemah dapat membuat klien tidak dapat mmelakukan aktivitas
8. Defisit perawaan diri b/d perawatan diri kurang
 Identifikasi kebutuhan akan perawatan diri
R/ sesuai proses penyakit kebutuhan kebersihan diri mungkin terlupakan
 Kaji atau evaluasi kegiatan klien
R/ Mengidentifikasi masalah yang dihadapi klien.
 Kaji hambatan terhadap pemenuhan perawatan diri
R/ menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian dalam perawatan diri
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
 Kaji pola nutrisi klien
R/ untuk menntukan pilihan atau intervensi selanjutnya
 Beri makanan sedikit tapis sering
R/ makanan yang sedikit dapat menurunkan kelemahan
 Anjurkan untuk istirahat sebelum tidur
R/ menenangkan peristaltic.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.”A”
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN “DEMAM TYFOID”

No RM : 1606 83

Tgl pengkajian: 11 Januari2010

Ruangan : BP II / 206

1. Data Umum
1) Identitas klien
Nama : Tn. A
TTL : Bone,26-11-1980
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : BTN A.Tonro
Tgl MRS : 6 Januari 2010
Pendidikan terakhir : SMA
Umur :30 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku : Makassar
Sumber info : klien dan RM
2) Penanggung jawab/pengantar
Nama : Ny.K
Pendidikan terakhir : SMA
Hubungan dengan klien : suami
Alamat : BTN A.Tonro
Umur : 27 tahun
Pekerjaan : IRT
2. Riwayat kesehatan saat ini
1) Riwayat MRS :sejak tiga hari yang lalu klien mengalami demam

tinggi,muntah-muntah, sakit kepala, serta nyeri


bagian abdomen atas.Keluarga merasa khawatir
dengan kondisi klien dan kahirnya membawa klien
ke RS.

2) Keluhan utama :nyeri perut


3) Riwayat penyakit :
 Profokatif : Nyeri pada saat bergerak
 Quality : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
 Region : pada daerah abdomen
 Severity : skala 5 (sedang)
 Timing : intermitten
3. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Saat kecil/kanak-kanak : klien hanya influenza dan demam biasa
Riwayat perawatan : klien tidak pernah dirawat sebelumnya
Riwayat operasi : klien tidak pernah dioperasi
2) Riwayat alergi : klien tidak alergi makanan,minuman,cuaca,ataupun
obat-obatan
3) Riwayat imunisasi :-
4) Kebiasaan : klien suka minum the
4. Riwayat kesehatan keluarga

X x X X

Keterangan:

: laki-laki

: perempuan

: klien
: tinggal serumah
5. Riwayat Psiko-Sosial-Spiritual
1) Pola koping
Klien selalu menceritakan masalahnya kepada keluarga
2) Harapan klien terhadap penyakitnya
Klien berharap cepat sembuh
3) Faktor stressor
Klien selalu memikirkan penyakitnya.Klien tampak cemas dan gelisah
4) Konsep diri
Klien tidak merasa terganggu dengan keadaannya saat ini
5) Pengetahuan klien tentang penyakitnya
Klien tahu bahwa dirinya menderita penyakit typhoid
6) Adaptasi
Klien merasa nyaman dengan keadaan lingkungan RS, klien dapat
menyesuaikan diri
7) Hubungan klien dengan masyarakat
Hubungan dengan masyarakat baik
8) Hubungan klien dengan anggota keluarga
Hubungan dengan keluarga baik
9) Perhatian klien dengan lawan bicara
Klien merespon semua pertanyaan perawat
10) Aktivitas sosial
Klien aktif dalam kegiatan apapun dalam lingkungannya
11) Bahasa yang sering digunakan
Bahasa Makassar
12) Keadaan lingkungan rumah
Bersih dan aman
13) Kegiatan keagamaan
Selama sakit klien tidak pernah menjalankan sholat 5 waktu
14) Keyakinan tentang penyakitnya
Klien yakin sembuh jika ditangani secara baik
6. Kebutuhan dasar / pola kebiasaan sehari-hari
1) Makan
Sebelum masuk RS :Klien makan tiga kali sehari dengan nkomposisi
bubur lauk dan sayur.Nafsu makan baik
Setelah MRS : klien makan tiga kali sehari dengan komposisi
bubur,lauk dan sayur.Nafsu makan baik
2) Minum
Sebelum MRS : klien minum 8 gelas/hari, minuman kesukaan the
Setelah MRS : klien minum 8 gelas / hasi dan tidak pernah minum
teh
3) Tidur
Sebelum MRS : klien jarang tidur siang.Malam hari klien tidur jam
20.00-0530 klien tidak pernah mengalami gangguan
pola tidur
Setelah MRS : klien selalu tidur siang, malam hari klien tidur jam
20.00-05.30 klien tidak mengalami gangguan tidur.
4) Eliminasi fecal/BAB
Sebelum MRS : klien BAB satu kali sehari dengan konsistensi
Lunak, warna kuning tanpa menggunakan pencahar
Setelah MRS : klien BAB 1X/hari denan konsistensi lunak,warna
kuning, tanpa pencahar.
5) Eliminasi urine
Sebeelum MRS : klien BAK 5-6 x/hari berwarna kuning jernih
Setelah MRS : klien BAK 4-5 x/hari berwarna kuning jernih
6) Aktivitas latihan
Sebelum MRS : klien selalu mengikuti kegiatan di lingkungan
masyarakat
Setelah MRS : klien tidak pernah mengikuti kegiatan di
lingkungan masyarakat.
7) Personal hygiene
Sebelum MRS : klien mandi 2x/hari, keramas 3x/minggu,klien rajin
memotong kuku
Setelah MRS : klien tidak pernah mansi, hanya dilap basah,tidak
keramas,dan tidak memotong kuku karena masih
pendek dan bersih.
7. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
Kelemahan : klien mengatakan lemah
Tingkat kesadaran : composmentis
Vital sign : TD:120/90, N: 80x/I, S: 38,7c, P: 20x/i.
 Head to toe
 Kulit atau jaringan
I : wana kulit sawo matang, tidak tampak lesi dan edema
P : kulit halus turgor kulit putih dan badan klien teraba panas.
 Kuku
I : warna bantalan kuku merah muda dan kuku tampak bersih
P : pengisian kapiler lengkap
 Mata dan penglihatan
I : bentuk simetris ki/ka sclera tidak ikterus dan konjungtiva tidak
anemis.
P : tidak teraba masa dan tidak terdapat nyeri tekan pada palpebra
 Kepala dan rambut
I : rambut pendek berwarna hitam dan wajah memerah
P : tidak teraba adanya masa dan nyeri tekan.
 Hidung/penghiduan
I : bentuk simetris ki/ka tidak ada pendarahan dan sumbatan
P : tidak ada nyeri tekan
 Mulut dan gigi
I : bibir tampak lembab,warna gusi merah muda, gigi sudah ada yang
tanggal,gigi tampak bersih, tidak Nampak adanya pendarahan
P : tidak ada nyeri tekan
 Leher
I : tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kekakuan gerak
P : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada nyeri tekan.
 Dada
I : bentuk simetris ki/ka
P : pekak pada daerah jantung, sonor pada daerah pulmo
P : tidak ada nyeri tekan tidak teraba adanya massa
A: bunyi nafas fesikuler bunyi jantung normal
 Abdomen
I :bentuk cekung, turgor kulit baik, gerakan abdomen tampak
mengikuti gerakan nafas
P :bunyi tympani
P :tidak ada massa nyeri tekan pada abdomen
A :peristaltic 6x /menit
 Ekstremitas atas dan bawah
I :tampak infuse terpasang pada lengan kiri, tidak ada kekakuan gerak
P :tidak ada nyeri tekan
 Pengkajian data fokus
 System pencernaan:
I :bentuk abdomen cekung, tugor kulit baik, gerakan abdomen
tampak mengikuti gerakan nafas
P :bunyi timpani
P :tidak ada massa, terdapat nyeri tekan
A :peristaltic usus 6x/menit
 Pemeriksaan diagnostic
 Laboratorium
WBC : 2.71 10/mn (4.0.10.0) MCV :79 l 4m (80-97)
RBC : 4.91 10/mn (3.80-6,20) MCH 28.6.pg (27.0-35,5)
HGB : 14.0 9/dl (11.0-16.5) MCHC:36.3H g/dl (32.035)
HCT : 38,7% (35.0-50.0) RDW :13.6% (10.0-12.0)
PLT : 42 10 /mm (150-400) MPV :8.5 4 m (6.5-11.0)
PCT : 036% (150-320) PDW :6.8% (4.0-18.0)

Widal : HB/HD : 1/160


 Penatalaksanaan medic
Infuse RL : 28 tts/mnt
Ciprofloxacin : 2x1 tablet
Paracetamol : 3x1 tablet
Metoclopramide : amp/IV/8 jam
Ronitidin : amp/IV/12 jam
8. Patoflodiagram

Salmonella typhi

Makanan/minuman

Lambung

Usus halus

Proses inflamasi

Perubahan status pengeluaran zat pelepasan mediator


kesehatan Pirogen androgen kimia

hospitalisasi hypothalamus Nociseptor

pola koping inefektif mempengaruhi thalamus


thermostat

Ancietas peningkatan cortex cerebri


Sel point

Peningkatan suhu tubuh Nyeri dipersepsikan

Hypertermi Nyeri
KLASIFIKASI DATA

Data subyektif

o Klien mengatakan demam


o Klien mengatakan nyeri pada abdomen
o Klien mengatakan cemas
o Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk

Data obyektif

o Kulit klien teraba panas


o Suhu 38,7 C
o Klien tampak meringis
o Klien tampak gelisah
o Wajah klien memerah
ANALISA DATA

Inisial klien : TN A
No RM : 160683
Ruangan : BP II / 206

No Data Kemungkinan penyebab Masalah


1 DS:-klien mengatakan demam
Salmonella typhi
DO:-kulit klien teraba panas,
-suhu 38,7C,wajah Makanan /minuman
memerah Hypertermi
Lambung

Usus halus

Proses inflamasi

Mengeluarkan zat pirogen endogen

Hypothalamus

Mempengaruhi termostat

Peningkatan sel point

Peningkatan suhu badan

2 DS :-klien mengatakan nyeri Proses inflamasi Nyeri


agian abdomen
-klien mengatakan Nosiseptor
nyerinya seperti tertusuk-
tusuk Thalamus
DO :-klien tampak meringis
Korteks cerebri

Nyeri dipersepsikan

3 DS :-klien mengatakan cemas Proses inflamasi Ancietas


DO:-klien tampak gelisah
Perubahan status kesehatan

Hospitalisasi

Pola koping tidak efektif

Anda mungkin juga menyukai