Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Epidemiologi merupakan studi terjadinya penyakit pada populasi manusia. Pokok
perhatian ilmu pengetahuan ini terutama ditunjukkan pada kelompok-kelompok orang dan
bukan kepada perseorangan secara terpisah. Istilah-istilah epidemiologi acap kali terasa
asing bagi para klinikus atau ahli-ahli pelayanan kesehatan lainnya yang terlatih untuk
memikirkan problema khusus tiap-tiap penderita tertentu.
Kita dapat mengarahkan perhatian kepada perseorangan atau kelompok dan ini
tergantung pada hasil apa yang hendak dicapai. Dalam perawatan seorang penderita, jelas
diagnosis dan terapi perlu ditentukan secara individual bagi penderita tersebut. Namun
demikian, beberapa kelompok individu perlu diteliti guna menjawab permasalahan
penting tertentu. Permasalahan ini kerap kali berhubungan dengan etiologi serta
pencegahan penyakit dan dengan alokasi upaya serta sumber-sumber jalan fasilitas
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Secara umum para ahli epidemiologi akan
mencurahkan perhatian mereka kepada pola penyakit pada populasi seperti masyarakat
atau nrgara. Sebaliknya penelitian klinis memperhatiakan kelompok-kelompok penderita
yang ditemukan dalam suatu pemeriksaan. Walaupun begitu, metode penelitian adalah
serupa sehingga latihan dan pengalaman dalam epidemiologi dapat bermanfaat bagi
peneliti klinis.
Disamping berhubungan dengan penelitian klinis, epidemiologi terpakai pula
dalam pelayanan klinis. Para klinikus sering menggunakan pengetahuan epidemiologi
dalam menentukan diagnosis dan terapi suatu penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang yang dikemukakan. Kami menemukan
beberapa rumusan masalah yang berhubungan dengan epidemiologi, antara lain :
1. Apa definisi epidemiologi?
2. Bagaimana metode epidemiologi?
3. Apa peran epidemiologi?
4. Apa ruang lingkup epidemiologi?
5. Apa epidemiologi penyakit menular?

6. Pembahasan kasus malaria


1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan umum
Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi yang ingin lebih
mengetahui epidemiologi tentang malaria.
Tujuan khusus
Memahami kasus (malaria) yang terjadi baru-baru ini serta bisa melakukan
pembahasan mengenai penyakit tersebut.
1.4 Sistematika Penulisan
Pada sistemmatika penulisan penulis akan menjelakan ini makalah yang dimulai
dengan:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan tentang : latar belakang, tujuan penulisan, sistematika
penulisan.
Bab 2 Tinjauan teori
Pada bab ini berisi tentang : definisi epidemiologi, metode epidemiologi, peran
epidemiologi, ruang lingkup epidemiologi, pengembangan teori terjadinya penyakit,
dan epidemiologi penyakit-penyakit menular.
Bab 3 Tinjauan kasus
Bab ini melipuli kasus yang didapatkan tentang malaria, dimana dalam bab ini
terdapat pembahasan tentang malaria.

Bab 4 Simpulan dan Saran


Akhir penulis menyertakan kesimpulan, saran, dan daftar pustaka mengenai
Epidemiologi malaria

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Epidemiologi


Epidemiologi merupakan studi terjadinya penyakit pada populasi manusia. Pokok
ilmu pengetahuan ini terutama ditunjukan kepada kelompok-kelompok orang dan bukan
kepada perseorangan secara terpisah. Istilah-istilah epidemiologi acap kali terasa asing
bagi para klinikus atau ahli pelayanan kesehatan lainnya yang terlatih untuk memikirkan
problema khusus pada tiap-tiap penderita tertentu.
Definisi Epidemiologi Menurut Para Ahli
Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :
a. Wade HamptonFrost(1927).
Guru Besar Epidemiologi di School of Hygiene, Universitas Johns Hopkins
mendefinisikan epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena massal
(mass phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history)
penyakit menular. Disini tampak bahwa pada waktu itu penekanan perhatian
epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang mengenai
massa (masyarakat).
b. Greenwood (1934).
Professor di School of Hygiene and Tropical Medicine, London,
mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas di mana dikatakan bahwa
epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit
yang mengenai kelompok (herd) penduduk. Kelebihan pengertian ini adalah
dengan adanya penekanan pada kelompok penduduk yang memberikan arahan
pada distribusi dan metodologi terkait.

c. Brian MacMahon (1970).

Pakar Epidemiologi di Amerika Serikat yang bersama Thomas F. Pugh


menulis buku Epidemiology; Principles and Methods menyatakan bahwa
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease
frequency in man. Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab
kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.
d. Gary D.Friedman (1974).
Selanjutnya dalam bukunya Primer of Epidemiology menuliskan bahwa
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations. Batasan ini
lebih sederhana dan tampak senapas dengan apa yang dikemukakan oleh
MacMahon.
e. Anders Ahlbom dan Staffan Norel (1989).
Dalam bukunya Introduction of Modern Epidemiology. Dikatakan bahwa
epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada
populasi manusia.
Berbagai macam definisi lain epidemiologi selengkapnya dapat disimpulkan
sendiri bahwa Epidemiology is what an epidemiologist does.
Definisi Epidemiology, Last 1988:
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of health-related states or
events in specified populations and the application of this study to the control of health
problems.

2.2 Metode-metode Epidemiologi

Di dalam epidemiologi terdapat tiga tipe pokok pendekatan atau metode yaitu:
a. Epidemiologi deskriptif (descriptive epidemiology)
Di dalam epidemiologi deskriptif di pelajari bagaimana frekuensi penyakit
berubah menurut perubahan variable-variable epidemiologi yang terdiri dari
orang (person), tempat (place) dan waktu (time).
b. Epidemiologi analitik (analytic epidemiology)
Epidemiologi Analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk
menganalisis faktor penyebab (determinant) masalah kesehatan. Di sini
diharapkan epidemiologi mampu menjawab pertanyaan kenapa (why) atau
apa penyebab terjadinya masalah itu. Misalnya, setelah ditemukan secara
deskriptif bahwa banyak perokok yang menderita kanker paru, maka perlu
dianalisis lebih lanjut apakah memang rokok itu merupakan faktor
determinan/penyebab terjadinya kanker paru.
c. Epidemiologi eksprimen
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu
faktor sebagai penyebab trjadinya suatu luaran (output = penyakit), adalah
diuji kebenarannya dengan percobaan (experiment). Misalnya kalau rokok
dianggap sebagai penyebab kanker paru maka perlu dilakukan eskperimen
jika rokok dikurangi maka kanker paru maka perlu dilakukan eksperimen
jika rokok dikurangi maka kanker paru akan menurun, ataupun sebaliknya.
Eksperimen epidemiologi dapat juga dilakukan di laboratorium, tetapi
disesuaikan dengan masalah komuniti yang dihadapinya, sehingga
eksperimen epidemiologi sewajarnya dilakukan di komuniti. Untuk itu,
misalnya, pembuktian peranan rokok terhadap kanker paru dilakukan dengan
melakukan intervensi pengurangan rokok dalam kehidupan masyarakat dan
melihat apakah memang terjadi penurunan kanker paru. Peraturan
pelarangan merokok yang ditandai menurunnya jumlah penduduk dan diikuti

dengan menurunnya kanker paru akan membuktikan bahwa rokoklah yang


menjadi penyebab kanker paru.

2.3. Peran Epidemiologi Dalam Memahami Etiologi Penyakit


Didalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen yaitu:
a. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun
penyakit noninfeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malmitrition), kecelakaan
lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa, diabetes dan malaria, dll. Bahkan di
negara-negara maju epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
b. Populasi
Apabila klinik dokter berorientasi pada gambaran penyakit individu-individu,
maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (
masyarakat) atau kelompok.
c. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Hal ini lah yang
dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia
dan total lingkungannya.

Bentuk peran itu dapat dijabarkan dalam 7 peran utama (Valanis, 10), yaitu:
1. Investigasi etiologi penyakit

2. Identifikasi faktor risiko


3. Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
4. Melakukan diagnosis banding (differential diagnosys) dan perencanaan pengobatan
5. Surveilan status kesehatan penduduk
6. Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan
7. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat.
Selain itu Beoglehole (WHO-1977) mengemukakan 4 peran utama epidemiologi, yakni;
1. Mencari kausa; faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan dan yang
menyebabkan terjadinya penyakit.
2. Riwayat alamiah penyakit; perlangsungan penyakit, bisa sangat mendadak
(emergency), akut dan kronik.
3. Deskripsi status kesehatan masyarakat; menggambarkan proporsi menurut status
kesehatan, perubahan menurut waktu, perubahan menurut umur, dan lain-lain.
4. Evaluasi hasil intervensi; menilai bagaimana keberhasilan berbagai intervensi seperti
promosi kesehatan, upaya pencegahan dan pelayanan kesehatan.
2.4. Ruang lingkup Epidemiologi
a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakitpenyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan
di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan
lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan

sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan


masalah kesehatan secara keseluruhan.

b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia


Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan
memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu
menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan.
Setelah

dianalisis

dan

diketahui

penyebabnya

dilakukan

upaya-upaya

penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.


c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah
kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia
atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji
statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.

2.5.

Perkembangan Teori Terjadinya Penyakit


Penyakit merupakan salah satu bentuk gangguan kehidupan yang telah dikenal sejak
dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya penyakit didasarkan pada adanya gangguan
makhluk halus atau karena kemurkaan dari yang maha pencipta. Hingga saat ini masih
banyak kelompok masyarakat di negara berkembang yang menganut konsep tersebut. Di
lain pihak, masih ada gangguan kesehatan/penyakit yang belum jelas penyebabnya
maupun proses kejadiannya.

Pada masa berikutnya, Hipocrates telah mengembangkan teori bahwa timbulnya penyakit
disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain
sebagainya. Namun demikian, dalam teori ini tidak dijelaskan faktor lingkungan
bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit, terlebih tidak dijelaskan bagaimana faktor
lingkungan itu dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
Kemudian berkembanglah teori terjadinya penyakit berdasarkan sisa-sisa makhluk hidup
yang mengalami pembusukan, sehingga menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan
sekitarnya. Teori ini berkembang terutama pada abad pertengahan dan pada waktu itu
lebih mengarah kepada kebersihan lingkungan terhadap peninggalan makhluk hidup.
Contoh pengaruh tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang dikira karena sisa-sisa
pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa malaria artinya daerah yang
jelek dan masih ada masayarakat yang tetap menganut teori ini.
Akhirnya pada abad-abad selanjutnya terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep
penyakit yang bermula dari didapatkannya mikroskop. Konsep penyakit mulai mengacu
kepada adanya jasad renik, perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah yang
lebih maju, sehingga selain jasad renik, disusul pula dengan teori imunitas dan hormonal
yang semakin berkembang pada saat ini. Manusia mulai optimis dalam menghadapi
berbagai penyakit dengan antibiotika, pemberian imunitas kekebalan dan semacamnya.
Ternyata kemudian setelah penyakit menular mulai dapat diatasi pada negara-negara
maju, muncullah masalah baru dengan munculnya penyakit tidak menular yang unsur dan
faktor penyebabnya banyak berkaitan dengan berbagai faktor seperti faal tubuh, proses
degenerasi, faktor genetika dan berbagai faktor lainnya yang sangat berkaitan satu saama
lain.
2.6.

Epidemiologi penyakit-penyakit menular


1. Konsep dasar terjadinya penyakit
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agent dan
lingkungan. Di dalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai

10

timbulnya penyakit, mereka telah membuat model-model timbulnya penyakit dan atas
dasar model-model tersebut dilakukan eksprimen terkendali untuk menguji sampai di
mana kebenaran dari model-model tersebut.
a. Agen-agen infeksi (penyebeb infeksi)
1. Golongan virus misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.
2. Golongan riketsia, misalnya: typhus.
3. Golongan bakteri misalnya: disentri.
4. Golongan protozoa, misalnya: malaria, filaria, schistoma, dan sebagainya.
5. Golongan jamur, misalnya: bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya.
6. Golongan cacing, misalnya: bermacam-macam cacing perut seperti ascaris
(cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.
b. Sumber infeksi dan penyebaran penyakit
Macam-macam penularan (mode of transmission)
a) Kontak (contact)
Kontak di sini dapat terjadi kontak lansung maupun tidak langsung melalui
benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang di tularkan melalui
kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup
berjumbel. Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi di kota dari pada di desa
yang penduduknya masih jarang.
b) Inhalasi (inhalation)

11

Yaitu penularan melalui udara atau pernafasan. Penyakit yang di tularkan


melalui udara ini sering di sebut air borne infection (penyakit yang di
tularkan melalui udara).
c) Infeksi
Penularan melalui tangan, makanan atau minuman.
d) Infeksi melalui plasenta
Yaitu infeksi yang di peroleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada
waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
c. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Tiga pendekatan cara yang dapat dilakukan :
a) Eliminasi resevoir ( sumber penyakit )
1. Mengisolasi penderita ( pasien ), yaitu menempatkan pasien ditempat yang
khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
2. Karantina, membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama
sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus.
b) Memutus mata rantai penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan
usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan
penyzkit menular.
c) Melindungi orang orang yang rentan

12

Kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular perlu perlindungan khusus
dengan imunisasi aktif maupun pasif. Obat obat prophylacsis tertentu juga dapat
mencegah penyakit malaria.

BAB III
ANALISA KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Infeksi Malaria masih merupakan problema klinik bagi negara tropik/subtropik, dan
negara berkembang maupun negara yang sudah maju. Di Indonesia penyakit Malaria masih
menjadi penyakit infeksi utama di Indonesia kawasan timur, bahkan juga menjadi masalah
bagi daerah di Jawa dan Sumatera yang dahulunya sudah dapat dikendalikan. Dengan
perkembangan transportasi, mobilisasi penduduk dunia khususnya dengan berkembangnya
dunia wisata, infeksi Malaria juga merupakan masalah bagi negara-negara maju karena
munculnya penyakit Malaria di negara tersebut. Masalah mortalitas Malaria berat dan
morbiditas mempunyai ikatan erat dengan timbulnya resistensi pengobatan dan kewaspadaan
terhadap diagnosa dini dan penangannanya.
3.2 Pembahasan

13

Di Indonesia, malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka
kematian bayi, ana dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produktifitas tenaga kerja.
Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi terutama di kawasan timur Indonesia
mengingat masih banyak kawasan yang berbau hutan atau rawa. Kejadian luar biasa malaria
masih sering terjadi terutama di daerah yang terjadi perubahan lingkungan, misalnya tambak
udang atau ikan yang tidak terpelihara, penebangan pohon bakau sebagai bahan bakar untuk
memasak garam maupun arang, muara sungai yang tersumbat yang akan terjadi tempat
perindukan nyamuk malaria. Penyakit malaria di Indonesia akhir-akhir ini masih merupakan
masalah di bidang pelayanan kesehatan, karena SPR mulai meningkat setelah KOPEM
(Komando Operasi Pembasmian Malaria) tidak difungsikan lagi. Begitu pula dengan
laporan-laporan adanya perkembangan yang tidak baik dengan ditemukannya jenis malaria
yang resisten terhadap obat-obatan anti-malaria yang digunakan saat ini, sehingga mendapat
kesulitan dalam pengobatan pasien malaria.
Indonesia yang umumnya endemis malaria sangat memerlukan penanganan malaria yang
lebih baik sekalipun banyak publikasi tentang pencegahan dan penanganan malaria namun
kecenderungan meningkatnya insiden maupun prevalensi malaria tetap ada. Penanganan
Malaria berat yang cepat dan benar akan menyelamatkan penderita dari kematian. Untuk itu
diperlukan pengetahuan yang luas tentang manifestasi Malaria berat, evaluasi fungsi organ
yang terlibat, deteksi parasit dengan cepat serta langkah-langkah tindakan dan pengobatan.
Pada tahap berikutnya sebaiknya penderita dengan dugaan Malaria berat dapat dirawat di
Unit Perawatan Intensif.
Dalam menangani penderita malaria, sebagian penderita masih sering terlambat dibawa
ke Unit Pelayanan Kesehatan seperti puskesmas pembantu, puskesmas, rumah sakit sehingga
menyebabkan penderita tidak tertolong lagi. Upaya pemberantasan yang dilakukan saat ini
adalah menemukan penderita sedini mungkin dan langsung memberi pengobatan. Upaya
untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat mulai dilakukan melalui pembentukan pos
pelayanan terdekat berupa Pos Obat Desa/Dusun yang mengikutsertakan masyarakat dalam
menemukan sampai mengobati kasus Malaria. Sedangkan untuk memutuskan rantai
penularan dilakukan upaya pemberantasan nyamuk penular Malaria baik nyamuk dewasa
melalalui penyemprotan dinding rumah maupun pemberantasan jentik yang berada di sarang

14

nyamuk tersebut melalui penataan lingkungan sehingga jentik tidak tumbuh atau
menyemprotkan bahan pembunuh jentik nyamuk. Selain itu, dilakukan upaya untuk
menghindarkan diri dari gigitan nyamuk melalui promosi penggunaan kelambu
dimasyarakat, penggunaan obat gosok penolakan gigitan nyamuk.

3.3 Solusi
Malaria adalah penyakit yang penyebarannya di dunia sangat luas yang meliputi lebih
dari 100 negara yang beriklim tropis dan sub tropis. Malaria menurunkan status kesehatan
dan kemampuan bekerja penduduk dan menjadi hambatan penting untuk pembangunan sosial
dan ekonomi. Maka dari itu perlu kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat itu sendiri
dengan cara:
Melakukan kegitan yang dapat dijalankan untuk mengurangi malaria antara lain dengan:
1. Menghindari atau mengurangi kontak atau gigitan nyamuk anopheles, (pemakaian
kelambu, penjaringan rumah, repelen, obat nyamuk, dsb.)
2. Membunuh nyamuk dewasa(dengan menggunkan berbagai insektisida).
3. Membunuh jentik (kegiatan anti larva) baik secara kimiawi (larvasida) maupun biologi
(ikan, tumbuhan, jamur, bakteri)
4. Mengurangi tempat perindukan
5. Mengobati penderita malaria
6. Pemberian pengobatan pencegahan(profilaksis)
7. Vaksinasi masih dalam tahap riset clinical

15

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Epidemiologi merupakan studi terjadinya penyakit pada populasi manusia. Pokok
ilmu pengetahuan ini terutama ditunjukan kepada kelompok-kelompok orang dan bukan
kepada perseorangan secara terpisah. Istilah-istilah epidemiologi acap kali terasa asing bagi
para klinikus atau ahli pelayanan kesehatan lainnya yang terlatih untuk memikirkan
problema khusus pada tiap-tiap penderita tertentu. Epidemiologi mempelajari semua
penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit noninfeksi, seperti kanker, penyakit
kekurangan gizi (malmitrition), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa,
diabetes dan malaria, dll.

16

Tingginya resiko terkena penyakit malaria di Indonesia mengharuskan kita untuk


lebih waspada lagi terhadap kemungkinan-kemungkinan penyebaran malaria dengan
pencegahan dimulai dari kebersihan diri sendiri.

4.2.

Saran
Bagi pembaca, agar selalu memperhatikan kesehatan diri serta dapat mencegah dari
hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Bagi penyusun ( kelompok ),
agar lebih memahami mengenai isi makalah diatas, dan selalu kompak bekerjasama untuk
memperoleh ilmu yang lebih baik dan bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2003. Pengantar Epidemiolog.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran Egc.

17

Bustan. M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi ( edisi revisi ). Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Entjang, Indan . 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Bakti.
http://www.geocities.com/klinikikm/epidemiologi/penyakit-menular.htm 6 April 2009 Pukul
15.35
http://www.geocities.com/klinikikm/epidemiologi/penyakit-menular.htm 6 April 2009 Pukul
20.35
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2.
Jakarta: Rineka Cipta.

18

Anda mungkin juga menyukai