Anda di halaman 1dari 41

KEPERAWATAN DEWASA SISTEM ENDOKRIN, PENCERNAAN,

PERKEMIHAN, DAN IMUNOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN


KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin,
Pencernaan, Perkemihan, dan Imunologi dengan dosen pengampu Ns. Jon Hafan
Sutawardana, M. Kep., Sp.Kep.MB.

Oleh:

PUTRI NABILA

NIM. 222310101006

KELAS A/2022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
FEBRUARI, 2024
STUDI KASUS :

Seorang laki-laki berusia 53 tahun didiagnosis menderita diabetes mellitus 5


tahun yang lalu. Klien tersebut diobati dengan insulin subkutan aspart 6IU tiga kali per
hari (TID) dan insulin glargine rekombinan 12IU QN. Klien sempat dirawat di rumah
sakit karena pendarahan vitreous pada bulan Maret 2019. Saat itu, pengendalian
diabetes melitusnya kurang baik, dengan kadar hemoglobin terglikasi (HbA1) sebesar
6,9%. Pada pemeriksaan fisik ditemukan klien menderita retinopati diabetik proliferatif
bilateral dengan perdarahan vitreous. Selain itu, fungsi ginjalnya terganggu dengan
perkiraan glomerulus laju filtrasi (eGFR) sebesar 34,6 mL/menit/1,73m2. Lalu, klien
tersebut dipulangkan setelah operasi fundus, dan tidak ada prosedur medis yang
dilakukan untuk mengatasi kekurangan ginjalnya.

Pada bulan November 2019, klien dirujuk ke departemen kesehatan untuk


pengobatan sindrom nefrotik dengan fungsi ginjal abnormal (eGFR: 18
mL/mnt/1,73m2, proteinuria 12,21 g/hari). Klien didiagnosis hipertensi 5 bulan yang
lalu dan diobati dengan enalapril. Saat itu, klien mengalami pembengkakan bilateral
pada ekstremitas bawah selama 2 bulan terakhir sehingga mengalami kesulitan dalam
bergerak. Tekanan darahnya 180/101 mmHg.

Sebelum konsultasi ke departemen kesehatan, fungsi ginjalnya menurun.


(perubahan eGFR: −16,0 mL/mnt/1,73m2, perubahan kreatinin serum: +130 µmol/L).
Kecuali nefropati diabetik, tidak ada kondisi patogen lain yang dapat menjelaskan
penyakit ginjalnya. Selain itu, klien tidak mengonsumsi obat apa pun termasuk obat
tradisional Tiongkok, suplemen, dan analgesik yang dapat menyebabkan cedera ginjal
akut.

Emission Computed Tomography (ETC) menunjukkan eGFR pada ginjal kiri


sebesar 24,77 mL/menit/ 1,73m2, dan di ginjal kanan adalah 21,89 mL/menit/1,73m2.
USG ginjal normal. Biopsi ginjal dilakukan, dan ditemukan nefropati diabetik (Kelas
III) dengan lesi interstisial parah dan atrofi tubular. Klien diobati dengan insulin
premixed subkutan 9IU TID, nifedipine 30 mg dua kali per hari (BID), terazosin 2 mg
BID, dan ophiocordyceps sinensis (Kapsul Bailing) 2 g TID. Klien disarankan untuk
mengontrol cairan dan diet setelah keluar dari rumah sakit. Namun, bengkaknya tidak
kunjung hilang. Jadi, klien pergi ke rumah sakit pada bulan Desember 2019. Selama
presentasi kali ini, pemeriksaan darah menunjukkan kreatinin 310 µmol/L (eGFR 33
mL/menit/1,73m2), albumin 23,8 g/L, hemoglobin 96 g/L, dan HbA1c 6,9%.
Proteinurianya adalah 13,92 g/hari. Klien dirawat dengan diuresis intravena. Klien juga
diberi pengobatan zat besi untuk meningkatkan kadar hemoglobinnya. Sayangnya,
edemanya semakin parah, akral teraba dingin, nadi tidak teraba, dan warna kulit pucat.
Pada bulan April 2020, klien masuk kembali karena mengeluhkan edema semakin
parah, lelah, nyeri dada, dan CRT >3 detik. Urinnya volume menurun menjadi 800
mL/hari. Tekanan darahnya 200/100 mmHg. Kreatinin masuknya adalah 571 µmol/L.
Pemeriksaan CT menunjukkan klien tersebut menderita efusi pleura bilateral,
pneumonia bilateral, dan efusi perikardial. Fungsi ginjalnya tidak pulih meskipun
mendapat dukungan antibiotik dan dialisis. Pasien menjadi ketergantungan dialisis dan
saat ini menjalani hemodialisis sebagai terapi pengganti ginjal jangka panjang.
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Putri Nabila


NIM : 222310101006
Tempat Pengkajian : Ruang Rawat Inap Internal RSUD Blambangan

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Identitas Klien

: Tn. H No. : 12365478


: 53 :
Jenis : Laki-laki Status :
: Tanggal : 23 April 2020 Jam :
: Tanggal : 23 April 2020 Jam :
: Panderejo Sumber : Klien dan

II. Riwayat Kesehatan


1) Diagnosis medis:
Diabetes Melitus dengan komplikasi nefropati diabetik.
2) Keluhan utama:
Klien mengeluhkan lelah/lemas, nyeri dada, oedem yang semakin parah.
3) Riwayat penyakit sekarang:
4) Pada bulan April 2020, klien masuk kembali karena mengeluhkan edema
semakin parah, nyeri dada, dan CRT >3. Urinnya volume menurun menjadi 800
mL/hari. Tekanan darahnya 200/100 mmHg. Kreatinin masuknya adalah 571
µmol/L. Pemeriksaan CT menunjukkan klien tersebut menderita efusi pleura
bilateral, pneumonia bilateral, dan efusi perikardial. Fungsi ginjalnya tidak pulih
meskipun mendapat dukungan antibiotik dan dialisis. Pasien menjadi
ketergantungan dialisis dan saat ini menjalani hemodialisis sebagai terapi
pengganti ginjal jangka panjang.
5) Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien mengatakan bahwa ia mengalami penyakit diabetes mellitus sejak 5
tahun lalu, klien juga mengalami retinopati diabetik proliferatip bilateral
dengan perdarahan vitreous, hipertensi, klien pernah melakukan operasi
fundus, dan melakukan pengobatan sindrom nefrotik.
b. Alerrgi (obat, makanan, plester, dll):
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi pada obat-obatan, makanan,
pleste, dll.
c. Imunisasi:
Klien mengatakan telah lengkap mendapatkan imunisasi dasar dan vaksin.
d. Kebiasaa/pla hidup/life style:
- PHBS : Klien mengatakan rutin mandi 2 kali sehari
- Makan : Klien mengatakan sering mengonsumsi asupan yang tinggi
glukosa
- Minum : Klien mengatakan sering minum minuman yang bersoda dan
beralkohol.
- Kebiasaan: Klien mengatakan jarang berolahraga dan beraktivitas.
e. Obat-obatan yang digunakan:
Klien telah mengonsumsi insulin subkutan aspart 6IU tiga kali per hari (TID)
dan insulin glargine rekombinan 12IU QN, enalapril, insulin premixed
subkutan 9IU TID, nifedipine 30 mg dua kali per hari (BID), terazosin 2 mg
BID, dan ophiocordyceps sinensis (Kapsul Bailing) 2 g TID.
6) Riwayat penyakit keluarga:
Klien mengatakan salah satu anggota keluarganya memiliki penyakit diabetes
melitus.
7) Genogram

Keterangan:
III. Pengkajian Keperawatan
1) Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan tidak menjaga pola makannya dan sering kali
mengkonsumsi asupan gula baik pada minuman maupun makanan secara
berlebihan. Klien juga mengatakan jarang berolahraga dan klien tidak waspada
terhadap risiko penyakit yang diderita keluarganya karena tidak mengetahui
bahwasannya penyakit tersebut bisa diturunkan dari orang tua ke anaknya
hingga terjadi komplikasi nefropati diabetikum. Sehingga klien dan keluarga
mencari pengobatan agar penyakitnya segera diobati.
Interpretasi:
Walaupun klien kurang peduli terhadap kesehatnnya dan belum mengerti
terhadap riwayat penyakitnya, tetapi klien dan keluarga tetap mencari
pengobatan.
2) Pola nutrisi/metabolic (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat dirumah sakit)
a. Antropometry:
- BB : 60 kg
- TB : 157 cm
- IMT : BB : TB2(m)
: 60 : 2,56
: 24,3
Interpretasi:
Klien memiliki berat badan yang ideal yang dibutikan dari hasil perhitungan
IMT.
b. Biomedical sign:
Komponen Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan
Hb 9,6 gr/dL 12-16 gr/dL Rendah
HbA1c 6,9 % 5,7-6,4 % Tinggi
Albumin 23,8 gr/dL 3,8-5,1 gr/dL Tinggi
Interpretasi:
Klien memiliki Hb rendah sedangkan glukosa dan albumin tinggi.
c. Clinical Sign:
Komponen Hasil Pemeriksaan
Penampilan umum Keadaan umum lemas
Rambut Memutih karena uban, bersih, rontok
Konjungtiva Ananemis
Sklera Berwarna kuning
Mukosa bibir Pucat dan kering
Turgor kulit >3 detik
Interpretasi:
Ditemukan beberapa tanda klinis terkait penyakit yang diderita saat ini
d. Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Jumlah 1 porsi 1 porsi
Jenis Karbo, protein, Diet DM
vitamin, dll
Frekuensi 2 kali sehari 3 kali sehari
Nafsu makan Baik Menurun
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Kemandirian Mandiri Mandiri
Interpretasi:
Sebelum sakit klien memiliki pola yang baik, sat dirawat di rumah sakit klien
mengatakan napsu makan dan porsi makannya meningkat dari biasanya.
3) Pola eliminasi (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit):
BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 5-8 x/hari 5-6 x/hari
Jumlah ± 1500 ml 800 ml
Warna Kuning jernih Kuning pucat
Bau Amoniak Amoniak
Karakter Tidak ada endapan Tidak ada endapan
Berat jenis - -
Alat bantu Tidak ada Tongkat
Kemandirian Mandiri Dibantu
Interpretasi:
Sebelum sakit klien tidak memiliki masalah BAK, namun saat di rumah sakit
klien mengalami perubahan pola BAK dan memerlukan bantuan untuk saat
BAK.
BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 2 x/hari 1 x/hari
Jumlah 300cc 100cc
Warna Coklat kekuningan Coklat kekuningan
Bau Khas feses Khas feses
Karakter Lunak Sedikit keras
Alat bantu Tidak ada Tongkat
Kemandirian Mandiri Dibantu
Interpretasi:
Sebelum sakit klien tidak memiliki masalah BAB, namun saat di rumah sakit
klien mengalami perubahan pola BAB dan memerlukan bantuan untuk saat
BAB.

Balance cairan

Input Output
Makanan dan minuman : ± 1500 ml IWL : 15 x 60
Infus RL : 1000cc : 900cc
Air metabolisme : 5 x 60 Urin : 800cc
: 300cc Feses : 200cc

: 2800cc : 1900cc
Interpretasi:
Pola eliminasi klien dalam intake intake lebih banyak dari output.
4) Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Keseharian klien sebelum sakit adalah seorang wiraswasta, klien hanya
melakukan aktivitas seperti pada umumnya. Saat sakit, yang dirasakan
klien mempengaruhi hal-hal berikut:
Aktivitas Harian (Activity Daily Living)
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan / minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas & alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4:
mandiri.

Status Skor ADL: 16

a. Status oksigenasi:
- Sianosis : Tidak ada sianosis
- CRT : CRT >3
- SpO2 : 98%
- RR : 21 x/mnt
b. Fungsi kardiovaskuler:

- Bunyi jantung : S1 dan S2 reguler


- Bunyi tambahan : Tidak terdengar adanya murmur,
gallop, friction rub
c. Terapi oksigen:
Klien tidak mendapatkan terapi oksigen.
Interpretasi:
Pola aktivitas dan latihan dalam keadaan kurang baik, sehingga
membutuhkan bantuan orang lain. Fungsi respirasi dan kardiovaskular dalam
keadaan normal.
5) Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum Sakit Saat di Rumah Sakit
Durasi 5-6 jam 5-6 jam
Gangguan tidur Tidak Terkaji Sulit tidur karena edema
parah
Penyebab Tidak Terkaji Rasa nyeri pada dada
Keadaan bangun tidur Tidak Terkaji Tidak Terkaji
Interpretasi:

Sebelum sakit pola tidur klien dalam keadaan normal, namun saat sakit pola
tidur klien terganggu akibat rasa nyeri pada dada dan edemanya yang semakin
parah.

6) Pola kognitif & perceptual:


a. Fungsi kognitif dan memori:
Klien dapat berhitung sederhana 1-10 dan dapat mengingat tanggal lahirnya.
Klien menjelaskan keadaan yang dirasakan.

Interpretasi:
Pola kognitif dan perceptual klien berfungsi dengan normal.
b. Fungsi dan keadaan indera:
- Penglihatan : Klien mengatakan penglihatannya menurun
secara perlahan-lahan atau terkadang mendadak hilang.
- Peraba : Klien dapat membedakan ujung pulpen yang
tajam dan tumpul.
- Pengecap : Klien mengatakan dapat merasakan manis,
asin, asam, dan pahit.
- Pembau : Klien mengatakan mampu mencium aroma
parfum.
- Pendengaran : Klien mengatakan dapat mendengar suara
gesekan jarak 10cm.
Interpretasi:
Fungsi dan keadaan indera klien dalam keadaan normal, kecuali pada
penglihatannya.
7) Pola persepsi diri:
a. Gambaran diri:
Klien mengatakan tidak malu dengan kondisi fisiknya saat ini. Klien mau
menjalani pengobatan demi kesembuhannya.
b. Ideal diri:
Klien mengatakan bahwa kondisi yang ia alami saat ini dapat segera
membaik dan dapat beraktivitas bersama keluarga kembali.
c. Harga diri:
Klien mengatakan meskipun saat sedang sakit dan merasa lemah, klien
m/haribaik dari anak dan istrinya.
telah mendapakan perhatian
d. Peran diri:
Klien memiliki peran sebagai kepala keluarga di rumah serta sebagai pasien
ketika di rumah sakit.
e. Identitas diri:
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang jawa

Interpretasi:

Pola persepsi diri klien dalam keadaan baik.

8) Pola seksualitas & reproduksi:


a. Pola seksualitas:
Klien sudah menikah dan telah memiliki 2 anak, klien mengatakan tidak ada
permasalahan dalam pola seksualitasnya.
b. Fungsi reproduksi:
Klien mengatakan tidak pernah memiliki permasalahan pada sistem
reproduksi.
Interpretasi:

Pola seksualitas dan reproduksi klien dalam keadaan normal.

9) Pola peran & hubungan:


Klien dan keluarga tidak memiliki hambatan dalam melakukan pola peran dan
memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan sekitarnya. Saat MRS
klien di jaga oleh anak dan istrinya.
Interpretasi:

Pola peran dan hubungan klien dalam keadaan baik.

10) Pola manajemen koping-stress:


Klien menerima kondisinya saat ini serta saat ingin segera sembuh. Klien
bercerita kepada suaminya jika mengalami keluhan saat sakit dan berdoa
ketika merasa ada masalah.
Interpretasi:
Pola manajemen koping-stress pada klien dalam keadaan baik.
11) Sistem nilai dan keyakinan:
Klien memeluk agama islam dan setiap harinya menjalankan ibadah seperti salat.
Klien meyakini bahwa ini adalah ujian untuknya dan keluarganya.
Interpretasi:
Sistem nilai dan keyakinan klien dalam keadaan baik.
IV. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum:
Klien lemas/lelah dengan tingkat kesadaran composmentis.
Interpretasi:
Klien dalam keadaan sadar sepenuhnya, dengan respon mata baik, respon
verbal baik, dan respon motorik baik.
2) Tanda vital:
- TD : 200/100 mmHg
- Nadi : 95 x/mnt
- RR : 21 x/mnt
- Suhu : 36°C
Interpretasi:
Riwayat TTV klien didapatkan hasil tekanan darah meningkat, frekuensi
nadi normal, frekuensi pernapasan normal, dan suhu normal.
3) Pengkajian Fisik Head to Toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

- Kepala
Inspeksi Kepala proporsional, rambut hitam pendek, ketombe
(-), lesi (-)
Palpasi Edema (-), nyeri (-)
Perkusi Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji
- Mata
Inspeksi Bola mata cekung (lunak), katarak, darah bercampur
dengan gel yang berada diantara lensa dengan retina

Palpasi Edema (-), nyeri (-)


Perkusi Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji
- Telinga
Inspeksi Telinga simeteris, serumen (-), lesi (-), sekret (-),
tanda radang (-), tinitus (-)
Palpasi Edema (-), nyeri (-)
Perkusi Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji
- Hidung
Inspeksi Hidung simetris, septum deviasi (-), sekret (-), lesi
(-), mukus (-)
Palpasi Edema (-), nyeri (-)
Perkusi Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji
- Mulut

Inspeksi Bibir simetris, mukosa bibir pucat dan kering,


sianosis (-), lesi (-), dinding faring hiperemis (-), lidah
tampak sehat, mampu mengunyah dengan baik, dapat
berbicara dengan jelas
Palpasi Edema (-), nyeri (-)
Perkusi Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji
- Leher

Inspeksi Simetris bilateral, pembesaran kelenjar getah bening


(-), lesi (-), pembesaran vena jugularis (-)
Palpasi Edema (-), nyeri (-)
Perkusi Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji
- Thoraks (Jantung & Paru)
Pengkajian Paru-Paru Jantung
Inspeksi Simetris, pergerakan Tampak pulsasi iktus cordis,
napas simetris, lesi (-), edema (-), dispnea (-),
retraksi paru (-) ortopnea (-)
Palpasi Vokal premitus Iktus cordis teraba pada ICS
merata, nyeri (-) V mid-clavikular line
sinistra, nyeri (-), palpitasi
Perkusi Suara dekstra dan (+)
Suara dekstra dan sinistra
sinistra sonor sonor

Auskultasi Tidak terkaji Tidak terkaji

- Payudara
Inspeksi Simteris kanan dan kiri, aerola berwarna coklat
kehitaman ukuran lebih luas, puting menonjol, lesi (-)
Palpasi Edema (-), nyeri (-)
Perkusi Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji
- Abdomen
Inspeksi Perut buncit, tampak striae gravidarum, lesi (-),
Palpasi Edema (-), nyeri (-)
Perkusi Suara timpani
Auskultasi Bising usus 10 x/mnt
- Genetalia & anus
Inspeksi Simetris normal, tampak bulu-bulu halus pada
organ kelamin, lesi (-), hemoroid (-)
Palpasi Edema (-), nyeri (-)
Perkusi Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji
- Ekstremitas
Pengkajian Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
Inspeksi Lesi (-), edema (-), Simetris, deformitas (-), lesi
jari tangan lengkap. (+), edema (+), puss (+),
rubor (+)
Palpasi Edema (-), nyeri (-) Edema (+), nyeri (+)
Perkusi Tidak terkaji Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji Tidak terkaji
Kekuatan otot
5 5

3 3

- Kulit & kuku


Pengkajian Kulit Kuku
Inspeksi Warna sawo matang, Pendek, bersih
kering
Palpasi Turgor > 3 detik CRT > 2 detik
Perkusi Tidak terkaji Tidak terkaji
Auskultasi Tidak terkaji Tidak terkaji
- Keadaan lokal
Klien mengeluhkan edema semakin parah, nyeri dada, dan CRT
>3 detik
V. Terapi
Tanggal: 2014
Jam: -
Jenis Nama Terapi Dosis Rute Keterangan
Injeksi Insulin subkutan Tiga kali sehari Subkutan -
aspart 6IU

Injeksi Insulin glargine Satu kali sehari Subkutan -


rekombinan 12IU
QN.

Tanggal: November 2019


Jam: -
Jenis Nama Terapi Dosis Rute Keterangan
Tablet Enalapril (2,5-5mg) Satu kali sehari Oral -

Injeksi Insulin premixed Tidak terkaji Subkutan -


subkutan 9IU
Tablet Nifedipine 30 mg Dua kali sehari Oral -

Tablet Terazosin 2 mg Dua kali sehari Oral -

Kapsul Ophiocordyceps Tiga kali sehari Oral -


bailing sinensis 2 g

Tanggaal: 2019
Jam: -
Jenis Nama Terapi Dosis Rute Keterangan
Injeksi Diuresis Tidak terkaji IV -
(furosemide)
Deskripsi Terapi

Indikasi dan Efek Impliksi


No. Jenis Farmakodinamik danfarmakokinetik Dosis Rute
Terapi Kontraindikasi samping keperaw
atan
1. Insulin Farmakodinamik, insulin reguler ditentukan Tiga SC 1. Indikasi Efek -
subkutan oleh pengikatannya pada reseptor sel alfa dan kali Indikasi insulin reguler samping
aspart, sel beta. Ikatan ini mengaktifkan efek perh adalah untuk tata laksana insulin
Insulin pengaturan metabolik insulin, terutama kondisi hiperglikemia, baik
ari reguler yang
premixed metabolisme glukosa. Pengaturan metabolisme pada pasien diabetes mellitus,
subkutan glukosa oleh insulin meliputi peningkatan ketoasidosis diabetik (KAD), umum terjadi
sintesis glikogen, glikolisis di otot dan jaringan sindrom hiperosmolar adalah
lemak, serta penyerapan glukosa ke otot dan hiperglikemik (SHH), hipoglikemia
jaringan lemak hiperkalemia, maupun . Efek
Farmakokinetik, insulin yang diberikan melalui toksisitas obat calcium samping lain
injeksi diserap ke dalam aliran darah, dan sistem channel blockers dan beta- adalah
limfatik juga berperan dalam transportasi. blockers. Dosis insulin
gangguan
Penyerapan insulin manusia ke dalam aliran reguler bergantung pada
darah setelah penyerapan merupakan langkah indikasi penggunaannya. mineral
pembatas laju aktivitas insulin. Penyerapan ini 2. Kontraindikasi dalam tubuh,
tidak konsisten dengan koefisien variasi T50% Kontraindikasi penggunaan reaksi
(waktu penyerapan 50% dosis insulin) yang insulin adalah keadaan hipersensitivi
bervariasi ~ 15% pada individu dan 30% antar hipoglikemia dan pasien tas, dan
pasien. Sebagian besar variabilitas penyerapan reaksi
dengan riwayat
insulin berkorelasi dengan perbedaan aliran
hipersensitivitas obat ini. imunologis.
darah di berbagai tempat suntikan (perut,
deltoid, gluteus, dan paha)
Insulin Farmakodinamik, insulin untuk dapat bekerja Satu SC 1. Indikasi Efek -
glargine maka harus berikatan dengan reseptornya yaitu kali Indikasi insulin glargine samping
rekombina reseptor insulin (IR). IR adalah reseptor tirosin seha adalah terapi diabetes mellitus yang paling
n kinase dengan dua domain alfa ekstraseluler dan tipe 1 untuk dewasa dan anak-
ri banyak
dua domain beta katalitik intraseluler. Insulin anak, serta terapi diabetes
yang berikatan dengan reseptornya mellitus tipe 2 untuk dewasa. terjadi akibat
menyebabkan terjadi perubahan konformasi Insulin glargine biasa pemberian
pada domain katalitik beta yang mengaktifkan dikombinasikan dengan insulin
domain tirosin kinase sehingga subunit beta insulin kerja pendek untuk glargine
secara otomatis akan terfosforilasi. mencapai indeks glikemik adalah
Farmakokinetik, insulin glargine memiliki yang terkontrol. hipoglikemia
kelarutan air yang rendah pada pH netral. 2. Kontraindikasi
, tetapi
Dalam larutan injeksi yang memiliki pH 4, Kontraindikasi insulin
insulin dapat larut sempurna sehingga setelah glargine adalah pasien dengan jarang
diinjeksikan ke dalam jaringan subkutan larutan riwayat hipersensitivitas menyebabka
yang asam akan menjadi netral dan sejumlah terhadap obat atau salah satu n
kecil insulin glargine dilepaskan secara perlahan komponennya. hipoglikemia
membentuk mikropresipitat. Ini menghasilkan Penggunaannya juga berat dan
kadar dibandingkan dengan waktu menjadi dikontraindikasikan selama hipoglikemia
relatif konstan selama 24 jam. Profil ini episode hipoglikemik dan
nokturnal.
memungkinkan dosis sekali sehari sebagai pasien dapat memulai kembali
insulin basal pada manusia pengobatan setelah kondisi
hipoglikemia teratasi.
Peringatan diperlukan pada
penggunaan insulin glargine
pada kondisi infeksi yang baru
terjadi, hipokalemia, disfungsi
ginjal, dan penyakit hati
3. Enalapril Farmakodinamik, enalapril menekan kinerja Satu Oral 1. Indikasi Efek -
(2,5-5mg) sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS) kali Sebagai penatalaksanaan samping
dengan cara menghambat ACE yang seharusnya seha hipertensi dan gagal jantung enalapril
mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. 2. Kontraindikasi
ri yang paling
Akibatnya, terjadi penurunan angiotensin II. Hipersensitivitas terhadap
Angiotensin II sebenarnya merupakan suatu enalapril atau ACE inhibitor sering terjadi
vasokonstriktor kuat yang berikatan dengan lainnya. adalah
reseptor AT1 di otot polos. hipotensi,
Farmakokinetik, dengan membantu melebarkan pusing,
pembuluh darah, menurunkan tekanan, dan batuk, dan
memperlancar aliran darah, sehingga asthenia.
meringankan kerja jantung.

4. Nifedipine Farmakodinamik Nifedipine merupakan Dua Oral 1. Indikasi Efek -


30 mg penghambat sawar kalsium dihidropiridin kali Indikasi nifedipine adalah samping
(DHP). Nifedipine mencegah ion kalsium seha untuk angina vasospastik, yang paling
masuk ke sawar kalsium pada jantung dan otot angina stabil kronis, dan
ri umum
polos, sehingga menyebabkan vasodilatasi hipertensi.
pembuluh darah koroner dan perifer. Oleh sebab 2. Kontraindikasi ditemukan,
itu, nifedipine dapat digunakan dalam terapi Nifedipine antara lain
hipertensi. dikontraindikasikan pada dizziness,
pasien dengan riwayat flushing,
hipersensitivitas terhadap sakit kepala,
nifedipine atau komponen mual, edema
penyusunnya, serta pada
perifer, dan
infark miokard dengan
elevasi gelombang ST hipotensi
transien
5. Terazosin Farmakodinamik, Terazosin selektif untuk Dua Oral 1. Indikasi Efek -
2 mg kali Indikasi terazosin adalah samping
adrenoreseptor alfa-1 tetapi tidak untuk
seha untuk terapi hipertensi yang paling
subtipenya. Penghambatan alfa-1- esensial dan benign prostate
ri banyak
adrenoreseptor ini menghasilkan relaksasi otot hyperplasia. Dosis
ditingkatkan secara bertahap terjadi akibat
polos di pembuluh darah dan prostat,
dan disesuaikan dengan penggunaan
menurunkan tekanan darah dan meningkatkan terazosin
respon klinis serta
aliran urin.Sel otot polos menyumbang sekitar tolerabilitas masing-masing adalah
40% dari volume prostat sehingga relaksasi pasien pusing dan
mereka mengurangi tekanan pada uretra pasien 2. Kontraindikasi asthenia.
Kontraindikasi
dengan benign prostate hyperplasia.
aterazosindalah pada pasien
Mekanisme jangka panjang dari terazosin dan dengan riwayat alergi
penghambat reseptor alfa-1-adrenergik lainnya terhadap terazosin atau obat
adalah induksi apoptosis sel prostat. Pengobatan golongan quinazoline lain.
Peringatan dan perhatian
dengan terazosin meningkatkan
khusus diperlukan terkait
ekspresi transforming growth factor beta- risiko hipotensi berat dan
1 (TGF-beta1), yang meningkatkan regulasi risiko Intraoperative Floppy
p27kip1, dan kaskade caspase Iris Syndrome (IFIS) terkait
penggunaan terazosin
6. Diuresis Furosemide bekerja dengan menghambat area Tida IV 1. Indikasi Efek -
k Untuk tata laksana samping
(furosemid pengikat klorida pada cotransporter Na-K-2-CL, kelebihan cairan dan edema
terka yang sering
e) atau NKCC-2 yang terdapat pada pars asenden yang disebabkan karena
ji dijumaipai
lengkung Henle, termasuk makula densa. Hal gagal jantung, sirosis hati,
dan penyakit ginjal, yaitu
ini mengakibatkan gangguan transpor natrium
termasuk sindrom nefrotik. hipotensi
dasi sisi luminal ke sisi basolateral untuk proses ortostatik, di
2. Kontraindikasi
reabsorpsi. Inhibisi ini akan menyebabkan Pasiien dengan riwayat zziness,
peningkatan ekskresi air, juga natrium, klorida, hipersensitivitas terhadap gangguan
magnesium, kalsium, hidrogen, dan kalium. furosemid keseimbanga
n elektrolit,
seperti
hiponatremia
,
hipokalemia,
atau
hipokloremia
, tinitus, dan
fotosensitivit
as.
VI. Pemeriksaan penunjang & laboratorium
Nilai normal Hasil (Tanggal/Jam)
No Jenis
pemeriksaan Nilai Satuan Maret/19 November/ Desember/19
19
1 Hemoblobin 12.0-16.0 g/dL 11 12,5 9,6
.2 HbA1 5,7–6,4 % 6,9 % - 6,9 %
.3 eGFR >90 mL/menit/ 34,6 18 33
(perubaha
1,73m2 n eGFR:
−16,0
mL/mnt/1
,73m2)
4 Proteinuria ± 0,15 - 12,21 13,92
g
.
5 Kreatinin 0,6-1,5 - perubahan 310
µmol/L
kreatinin
serum:
+130
µmol/L
6 Albumin 3,8 – 5,1 - - 23,8
g/L

- Pemeriksaan Radiologi:
1. USG ginjal : normal
2. Pemeriksaan CT scan yang menunjukkan klien menderita efusi pleura bilateral,
pneumonia bilateral, efusi pericardial.
3. Emission Computed Tomography (ETC) : yang menunjukkan eGFR pada
ginjal kiri sebesar 24,77 mL/menit/ 1,73m2, dan di ginjal kanan adalah 21,89
mL/menit/1,73m2.
- Pemeriksaan penunjang lainnya:
-

Banyuwangi, 23 April 2020

Pengambil Data,

(Putri Nabila)
NIM. 222310101006
ANALISA DATA
Tangg N
Data Fokus Etiologi Masalah
al o
23 April 1. Data Subjektif (DS): Penyakit Risiko
2020 - kronis infeksi
Data Objektif (DO): (DM)
- Klien mengkonsumsi (D.0142)
zat besi untuk
meningkatkan Hb
Tindakan injeksi
- Hemoglobin 9,6 g/dL
- Tindakan injeksi insulin secara rutin
insulin secara rutin
- Klien pasca operasi
fundus
Trauma jaringan

Perawatan tidak
adekuat

Risiko infeksi

23 April 2. Data Subjektif (DS): DM sejak 5 Ketidaksta


2020 - Klien mengeluhkan tahun lalu bilan
lemas atau lesu kadar
Data Objektif (DO): glukosa
- TD: 200/100 mmHg Pengendali darah
an diabetes
- Kadar hemoglobin melitus
terglikasi (HbA1c) kurang baik (D.0027)
sebesar 6,9%.

Hiperglike
mi

Ketidaksta
bilan
kadar
glukosa
darah
23 April 3. Data Subjektif (DS): Peningkata Hipervole
2020 - Klien mengeluhkan n volume mi
edema semakin parah cairan
Data Objektif (DO): intravaskul (D.0022)
- Klien mengalami er
edema pada
ekstremitas bawah
- Kadar Hb menurun Edema
- Hemoglobin 9,6 g/dL parah
- eGFR: −16,0
mL/mnt/1,73m2
- Perubahan kreatinin
serum: +130 µmol/L
- Edema perifer Hipervole
- CRT >3 mi

23 April 4. Data Subjrktif (DO): Diabetes Perfusi


2020 - Melitus perifer
Data Objektif (DO): tidak
- Edema klien efektif
semakin parah
Sel-sel
- Akral teraba dingin (D.0009)
tidak dapat
- Nadi tidak teraba mengambil
- Warna kulit pucat glukosa

Glukosa
menumpuk
dalam
aliran darah

Penurunan
aliran arteri

Perfusi
perifer
tidak
efektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal
No. Diagnosis Keperawatan Keterangan
Perumusa
1. Ketidakstabilan kadar glukosa n23 April
darah (D.0027) b.d 2020
hiperglikemia d.d lelah atau lesu
dan kadar glukosa dalam
darah/urin tinggi Putri Nabila
2. Hipervolemi (D.0022) b.d 23 April
Peningkatan volume cairan 2020
intravaskuler d.d edema parah,
kadar hemoglobin turun,
intake lebih banyak dari Putri Nabila
output.
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d 23 April
penurunan aliran arteri atau vena 2020
d.d edema klien semakin parah,
akral teraba dingin, nadi tidak
Putri Nabila
teraba, warna kulit pucat
4. Risiko infeksi (D.0142) d.d 23 April
pasien mengalami penyakit 2020
kronis yaitu diabetes melitus

Putri Nabila
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tanggal/ Jam: 23 April 2020/ 18.00 WIB


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi Paraf & Nama
Hasil
1. Ketidakstabilan kadar Kestabilan Kadar Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
glukosa darah (D.0027) Glukosa Darah (L. Observasi
03022) - Identifikasi kemungkinan
Setelah dilakukan penyebab hiperglikemia
tindakan keperawatan - Identifikasi situasi yang Putri Nabila
selama 2 x 24 jam menyebabkan kebutuhan
diharapkan kestabilan insulin meningkat (mis.
kadar glukosa darah penyakit kambuhan)
meningkat dengan - Monitor kadar glukosa
kriteria hasil sebagai darah
berikut: - Monitor tanda dan gejala
1. Lelah/lesu hiperglikemia (mis. poliuria,
menurun (5) polidipsia, polifagia,
2. Kadar glukosa kelemahan, malaise,
dalam darah pandangan kabur, sakit
membaik (5) kepala)
3. Jumlah urine - Monitor intake dan output
membaik (5) cairan
- Monitor keton urin, kadar
analisa gas darah, elektrolit,
tekanan darah ortostatik dan
frekuensi nadi
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis
jika tanda dan gejala
hiperglikermia tetap ada
atau memburuk
Edukasi
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dl
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
- Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis. penggunaan
insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
profesional kesehatan)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
insulin, jika pertu
- Kolaborasi pemberian cairan
IV, jika perlu
2. Hipervolemi Keseimbangan Cairan Pemantauan Cairan (1.03121)
(D.0022) (L.05020) Observasi
Setelah dilakukan - Monitor frekuensi dan
tindakan keperawatan kekuatan nadi
selama 2 x 24 jam - Monitor tekanan darah Putri Nabila
diharapkan - Monitor berat badan
keseimbangan cairan - Monitor waktu pengisian
meningkat dengan kapiler
kriteria hasil sebagai - Monitor elastisitas atau
berikut: turgor kulit
1. Keluaran urin - Monitor jumlah, warna
meningkat (5) dan berat jenis urine
2. Kelembabab - Monitor kadar albumin
membrane dan protein total
mukosa - Monitor hasil pemeriksaan
meningkat (5) serum (mis. osmolaritas
3. Edema menurun serum, hematokrit,
(5) natrium, kalium, BUN)
4. Tekanan darah Monitor intake dan-output
membaik (5) cairan
5. Denyut nadi - Identifikasi tanda-tanda
radial membaik hipovolemia (mis.
(5) frekuensi nadi meningkat,
6. Tekanan arteri nadi teraba lemah, tekanan
rata-rata darah menurun, tekanan
membaik (5) nadi menyempit, turgor
7. Turgor kulit kulit menurun, membran
membaik (5) mukosa kering, volume
urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine
meningkat, berat badan
menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi tanda-tanda
hipervolemia (mis,
dispnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP
meningkat, refleks
hepatojugular positif,
berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Terapeutik
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
3. Perfusi perifer tidak Perfusi Perifer (L. Perawatan Sirkulasi (1.02079)
efektif 02011) Observasi
(D.0009) Setelah dilakukan - Periksa sirkulasi perifer (mis,
tindakan keperawatan nadi perifer, edema, pengisian
selama 2 x 24 jam kapiler, warna, suhu, ankle Putri Nabila
diharapkan perfusi brachial index)
perifer meningkat - Identifikasi faktor risiko
dengan kriteria hasil gangguan sirkulasi (mis,
sebagai berikut: diabetes, perokok, hipertensi dan
1. Denyut nadi kadar kolesterol tinggi)
perifer meningkat - Monitor panas, kemerahan, nyeri,
(5) atau bengkak pada ekstremitas
2. Warna kulit pucat Terapeutik
menurun (5) - Hindari pemasangan infus atau
3. Akral membaik pengambilan darah di area
(5) keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area
yang cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan darah secara
teratur
- Anjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis.
melembabkan kulit kering pada
kaki)
- Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.
rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
- Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. rasa sakit yang tidak
hilang saat Istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
4. Risiko infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi (1.14539)
(D.0142) (L.14137) Observasi
Setelah dilakukan - Monitor tanda dan gejala
tindakan keperawatan infeksi lokal dan sistemik
selama 2 x 24 jam Terapeutik Putri Nabila
diharapkan tingkat - Batasi jumlah pengunjung
infeksi menurun dengan - Berikan perawatan kulit
kriteria hasil sebagai pada area edema
berikut: - Cuci tangan sebelum dan
1. Kebersihan sesudah kontak dengan
tangan meningkat pasien dan lingkungan
(5) pasien
2. Kebersihan badan - Pertahankan teknik aseptik
meningkat (5) pada pasien berisiko tinggi
3. Bengkak Edukasi
menurun (5) - Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari, Tanggal: Jumat, 24 April 2020

Hari, No. Dx Jam Implementasi Paraf & Nama


tanggal
24 April 1 08.00 - Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
2020 - Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin
meningkat (mis, penyakit kambuhan)
- Memonitor kadar glukosa darah, jika perlu
Putri Nabila
- Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis, poliuria,
polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur,
sakit kepala)
- Memonitor intake dan output cairan
- Memonitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit,
tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi
- Memberikan asupan cairan oral
- Mengonsultasikan dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
- menfasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
- Menganjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah
lebih dart 250 mg/dL
- Menganjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
- Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
- Mengajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine,
jika perlu
- Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin,
obat oral, monitor asupan cairan penggantian karbohidrat, dan
bantuan profesional kesehatan)
- Melakukan kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
- Melakukan kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu

2 09.00 - Memonitor frekuensi dan kekuatan nadi


- Memonitor tekanan darah
- Memonitor berat badan
- Memonitor waktu pengisian kapiler
- Memonitor elastisitas atau turgor kulit Putri Nabila
- Memonitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Memonitor kadar albumin dan protein total
- Memonitor hasil pemeriksaan serum (mis. osmolaritas serum,
hematokrit, natrium, kalium, BUN) Monitor intake dan-output
cairan
- Mengidentifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa
kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam
waktu singkat)
- Mengidentifikasi tanda-tanda hipervolemia (mis, dispnea,
edema perifer, edema anasarka, JVP meningkat, CVP
meningkat, refleks hepatojugular positif, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
- Mengatur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
- Mendokumentasikan hasil pemantauan
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 10.00 - Memantau sirkulasi perifer (mis, nadi perifer, edema, pengisian
kapiler, warna, suhu, ankle brachial index)
- Mengidentifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis, diabetes,
perokok, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
- Memonitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada Putri Nabila
ekstremitas
- Menghindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
- Menghindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
- Menghindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area
yang cedera
- Melakukan pencegahan infeksi
- Menganjurkan berolahraga rutin
- Menganjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu
- Menganjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara
teratur
- Menganjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis.
melembabkan kulit kering pada kaki)
- Menganjarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis.
rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
- Menginformasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang saat Istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)
4 11.00 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
- Membatasi jumlah pengunjung
- Memberikan perawatan kulit pada area edema
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan Putri Nabila
lingkungan pasien
- Mempertahankan teknik 33septic pada pasien berisiko tinggi
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
- Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Menganjurkan meningkatkan asupan cairan

Hari, Tanggal: Sabtu, 25 April 2020

Hari, No. Dx Jam Implementasi Paraf & Nama


tanggal
25 April 1 08.00 - Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis, poliuria,
2020 polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur,
sakit kepala)
- Memonitor intake dan output cairan
Putri Nabila
- Memonitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit,
tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi
- Memberikan asupan cairan oral
- Mengonsultasikan dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
- Menfasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
- Menganjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah
lebih dart 250 mg/dL
- Menganjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
- Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin,
obat oral, monitor asupan cairan penggantian karbohidrat, dan
bantuan profesional kesehatan)
- Melakukan kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
- Melakukan kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu

2 09.00 - Memonitor frekuensi dan kekuatan nadi


- Memonitor tekanan darah
- Memonitor berat badan
- Memonitor waktu pengisian kapiler
- Memonitor elastisitas atau turgor kulit Putri Nabila
- Memonitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Memonitor kadar albumin dan protein total
- Memonitor hasil pemeriksaan serum (mis. osmolaritas serum,
hematokrit, natrium, kalium, BUN) Monitor intake dan-output
cairan
- Mengatur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
- Mendokumentasikan hasil pemantauan
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 10.00 - Memantau sirkulasi perifer (mis, nadi perifer, edema, pengisian
kapiler, warna, suhu, ankle brachial index)
- Memonitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
- Menghindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area Putri Nabila
keterbatasan perfusi
- Menghindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
- Menghindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area
yang cedera
- Melakukan pencegahan infeksi
- Menganjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu
- Menganjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara
teratur
- Menganjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis.
melembabkan kulit kering pada kaki)
- Menginformasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang saat Istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)
4 11.00 - Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
- Membatasi jumlah pengunjung
- Memberikan perawatan kulit pada area edema
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien Putri Nabila
- Mempertahankan teknik septic pada pasien berisiko tinggi
- Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
EVALUASI KEPERAWATAN

Hari, Tanggal: Jumat, 24 April 2020

No. Tanggal/Jam No. Dx Evaluasi Sumatif Paraf & Nama


1. 24 April 1 S:
2020/15.00 Klien mengatakan lelah/lesu dan nyeri dadanya berkurang
O:
Kadar glukosa klien cukup tinggi atau tidak stabil
1. Lelah/lesu cukup menurun (4) Putri Nabila
2. Kadar glukosa dalam darah cukup membaik (4)
3. Jumlah urine cukup membaik (4)

A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
2. 24 April 2 S:
2020/16.00 Klien mengatakan edemanya mulai membaik dengan melihat
kondisi bengkak, dan klien mengatakan jumlah urin yang keluar
lebih banyak dari yang sebelumnya
O: Putri Nabila
- Edema pada ekstremitas bawah mulai membaik
- Membran mukosa lebih lembab dari sebelumnya
- Nadi klien mulai teraba
- TD : 150/90 mmHg
- CRT >2
1. Keluaran urin cukup meningkat (4)
2. Kelembabab membrane mukosa cukup meningkat (4)
3. Edema cukup menurun (4)
4. Tekanan darah cukup membaik (4)
5. Denyut nadi radial cukup membaik (4)
6. Tekanan arteri rata-rata cukup membaik (4)
7. Turgor kulit cukup membaik (4)
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
3. 24 April 3 S:
2020/17.00 -
O:
Nefropati diabetik klien sudah mulai membaik dibuktikan dengan
edema yang menurun, akaral dan warna kulit mulai membaik. Putri Nabila
1. Denyut nadi perifer cukup meningkat (4)
2. Warna kulit pucat cukup menurun (4)
3. Akral cukup membaik (4)
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
4. 24 April 4 S:
2020/18.00 Klien mengatakan bengkak edemanya berkurang, pada area
injeksi insulin tidak terjadi infeksi
O:
Klien mengkonsumsi zat besi untuk meningkatkan Hb dan Putri Nabila
mengonsumsi cairan yang cukup
1. Kebersihan tangan cukup meningkat (4)
2. Kebersihan badan cukup meningkat (4)
3. Bengkak cukup menurun (4)
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
Hari, Tanggal: Sabtu, 25 April 2020

No. Tanggal/Jam No. Dx Evaluasi Sumatif Paraf & Nama


1. 25 April 1 S:
2020/15.00 Klien mengatakan sudah tidak lelah/lesu dan nyeri dadanya sudah
hilang
O:
Kadar glukosa dalam darah klien sudah stabil Putri Nabila
1. Lelah/lesu menurun (5)
2. Kadar glukosa dalam darah membaik (5)
3. Jumlah urine membaik (5)
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi
2. 25 April 2 S:
2020/16.00 Klien mengatakan edemanya cukup membaik dengan melihat
kondisi bengkak, dan klien mengatakan jumlah urin yang keluar
lebih banyak dari yang sebelumnya
O: Putri Nabila
- Edema pada ekstremitas bawah membaik
- Membran mukosa lembab
- Nadi klien sudah teraba
- TD : 120/80 mmHg
- CRT <2
1. Keluaran urin meningkat (5)
2. Kelembabab membrane mukosa meningkat (5)
3. Edema menurun (5)
4. Tekanan darah membaik (5)
5. Denyut nadi radial membaik (5)
6. Tekanan arteri rata-rata membaik (5)
7. Turgor kulit membaik (5)
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
3. 25 April 3 S:
2020/17.00 -
O:
Nefropati diabetik klien sudah membaik dibuktikan dengan
edema yang menurun, akaral dan warna kulit membaik. Putri Nabila
1. Denyut nadi perifer cukup meningkat (5)
2. Warna kulit pucat cukup menurun (5)
3. Akral cukup membaik (5)
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi
4. 25 April 4 S:
2020/18.00 Klien mengatakan bengkak edemanya sudah hilang dan tidak
terjadi infeksi pada area injeksi insulin
O:
Putri Nabila
1. Kebersihan tangan meningkat (5)
2. Kebersihan badan meningkat (5)
3. Bengkak cukup menurun (5)
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham AM, Freeman AM. Glargine Insulin. 2022.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557756/

Doenges, E. M., Moorhouse, M., & Murr, A. (2014). Nursing-Care-Plans-Guidelines-


Individualizing-Client Care Across the Life Span. Davis Company, 53(9), 1689–
1699.

Drugs.com. Terazosin. 2022. https://www.drugs.com/terazosin.html

Khan KM, Patel JB, Schaefer TJ. Nifedipine. StatPearls Publishing. 2022
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537052/

Khan TM, Patel R, Siddiqui AH. Furosemid. Penerbitan StatPearls. 2022


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499921/

Medscape. Enalapril (Rx). 2023. https://reference.medscape.com/drug/vasotec-


enalaprilat-enalapril-342317#10

Munguia C, Correa R. Insulin Reguler. Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan StatPearls;
2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553094/

Swearingen, P. L. (2023). All-In-One Nursing Care Planning Resource. In Handbook Of


Accelerator Physics And Engineering: Third Edition (Fourth Edi).

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indinesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Yu, P., Lu, M., Liu, D., & Gao, D. (2021). Diabetic nephropathy patient with heavy
proteinuria: A case report. Diabetic Nephropathy, 1(2), 90–92.
https://doi.org/10.2478/dine-2022-0002

Anda mungkin juga menyukai