Anda di halaman 1dari 15

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Hari/Tanggal : Senin, 07 November 2022


Jam : 08.30 WIB
Tempat : Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito
Oleh : Anisa Nurjannah dan Ahmad Fauzan Muttaqin
Sumber data : Pasien dan Rekam Medik
Metode : Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik

A. RIWAYAT KESEHATAN
1. Nama : Tn. S
2. Alamat : Semawung, Kutoarjo, Purworejo
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tipe diabetes : Tipe 2
5. Lama menderita DM : 2 Tahun
6. Riwayat DM keluarga : Tidak ada
7. Genogram
8. Sosial
a. Pendidikan terakhir : SLTA
b. Bahasa sehari-hari : Bhs. Indonesia dan Bhs. Jawa
c. Status pernikahan : Kawin
d. Sistem dukungan social: Keluarga
e. Jenis pekerjaan : Pensiunan
f. Hobi : Memancing

9. Pola Makan
a. Makan teratur : Teratur
b. Frekuensi : 3x/hari
c. Minum : ±6.400 cc sehari / 16 gelas besar
d. Jenis : Air mineral dan teh
e. Pemanis : Gula murni
f. Keluhan : Pasien mengeluh sering BAK setiap satu jam
sekali pada malam hari
g. Komposisi makanan : Pasien mengatakan komposisi makanan yang
dimakan yaitu karbohidrat, protein, sayur, dan buah
h. Kategori makanan : Seimbang (nasi, lauk, sayur, buah)
i. Siapa yang memasak : Istri
j. Kebiasaan makan di luar: Jarang
k. Frekuensi : ±1x seminggu
l. Konsumsi Alkohol : Tidak

10. Merokok
Pasien mengatakan sebelum sakit memiliki kebiasaan merokok sebanyak
4 batang sehari
11. Pengobatan Terakhir
a. Nama obat/dosis : Metformin 500 mg
b. OHO : Metformin
c. Terapi komplementer : Tidak

12. Tingkat Aktivitas Sehari-hari


a. Olahraga : Jalan kaki
b. Frekuensi : 3x/minggu
c. Rata-rata lama aktivitas : 15-30 menit

13. Keterbatasan Kemampuan


a. Kelumpuhan : Tidak ada
b. Gangguan Pendengaran : Tidak ada
c. Komplikasi DM :
1) Penurunan penglihatan : Pasien mempunyai mata plus sebesar
2,5 dan memakai kacamata dan digunakan hanya jika ingin
membaca
2) Neuropati : Pasien mengeluh kakinya sering kebas
dan terkadang kesemutan
3) Vaskuler : Tidak ada
4) Fungsi ginjal : Normal
5) Seksualitas : Normal
d. Mobilitas : Mandiri
e. Dexteritas (motoric halus) : Normal

14. Monitoring Diri Terhadap Kontrol Diabetes (Metode Pemeriksaan)


a. Pemeriksaan urin : Tidak
b. Pemeriksaan mandiri : Tidak
c. Frekuensi pemeriksaan : Sebelum sakit pasien tidak pernah
kontrol gula darah, pertama kali cek gula darah pasien 200 mg/dl
d. Sistem yang digunakan
1) Visual, jenis strip : Test strip for glucose
2) Jenis glucometer : Accu GCU Test
e. Jenis insulin : Tidak menggunakan insulin
f. Nama insulin yang digunakan: Tidak menggunakan insulin
g. Frekuensi/ dosis : Tidak menggunakan insulin
h. Waktu pemberian : Tidak menggunakan insulin

15. Penyesuaian Psikologis Terhadap Diabetes


a. Harga diri : Baik
b. Self efficacy : Baik
c. Optimisme : Baik
d. Kontrol diri : Baik
e. Rasa memiliki : Baik

16. Pengkajian Pengetahuan Tentang Diabetes


a. Edukasi diabetes sebelumnya : Kurang
b. Kehadiran dalam kelompok edukasi : Tidak
c. Nama kelompok :-

17. Alasan pasien dirawat di rumah sakit


Pasien mengatakan awalnya mengeluh BAB darah dan memeriksakannya
ke dokter keluarga, setelah itu pasien dirujuk ke RS Palang Biru dan
dilakukan pemeriksaan rontgen hasilnya terdapat benjolan kecil di rektum,
setelah itu pasien dirujuk ke RS Panti Rapih untuk dilakukan pemeriksaan
dengan hasil benjolan semakin membesar, kemudian pasien dirujuk ke
RSUP Dr. Sardjito unutk dilakukan operasi dan dipasang stoma. Pasien
juga menjalani kemoterapi dan sudah memasuki siklus ke-12.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi Umum
a. Kesadaran : Composmentis (E: 4,V: 5, M: 6), KU: Baik
b. TD: 128/75 mmHg N: 83/ menit S: 36,4℃ R: 20/ menit
SpO2: 995%
c. Posturan Drop/ Hipostatik : Tidak
d. Tinggi Badan= 167 cm BB= 70 kg
e. IMT: 25,1 kg/m2 (Gemuk)
f. Gejala diabetes : Banyak kencing
g. Hasil pemeriksaan laboratorium

 Tanggal 05 November 2022 (07.41 WIB): GDS 124 mg/dL (N 60-


180 mg/dL)
 Tanggal 06 November 2022 (04.48 WIB): GDS 125 mg/dL (N 60-
180 mg/dL)
 Tanggal 07 November 2022 (05.10 WIB): GDS 145 mg/dL (N 60-
180 mg/dL)

2. Kulit
a. Hiperpigmentasi : Tidak ada
b. Turgor kulit : Kering/Keriput
c. Kelainan kulit : Terdapat laserasi pada kulit abdomen kiri
karena pemasangan stoma
d. Lokasi suntikan : Tangan kiri pasien terpasang IV plak

3. Mulut
a. Membran mukosa : Tampak lembab
b. Bibir : Tampak lembab
c. Halitosis : Tidak
d. Gigi : gigi tanggal sebagian

4. Kaki dan Jari Kaki


a. Suhu kaki : Hangat
b. CRT : <2 detik
c. ABI kanan :-
d. ABI kiri :-
e. Gangguan sirkulasi : Tidak ada
f. Kelemahan otot kaki : Tidak ada
g. Ulkus : Tidak ada
h. Hilangya sensasi : Tidak ada
i. Edema di kaki : Tidak ada
j. Infeksi jamur : Tidak ada
k. Kondisi kuku : Cukup bersih
l. Kebersihan kaki : Cukup bersih
m. Jenis kaos kaki : Tidak menggunakan kaos kaki
n. Sepatu : Pasien tampak menggunakan sendal jepit
untuk beraktivitas
C. ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah
DS: Resistensi insulin Ketidakstabilan kadar
glukosa darah
- Pasien mengatakan sudah (SDKI, 2017)
(D.0027)
menderita DM kurang lebih
3 tahun (SDKI, 2017)
- Pasien mengatakan dirinya
sering merasa mudah lelah
DO:
- GDS 235 mg/dL tanggal
25/10/2022
- TD: 128/87 mmHg N:
102/ menit S: 36.5℃ R:
20/ menit
- Pasien mengonsumsi obat
Metformin 2 x 500 mg
DS: Faktor risiko: Risiko Infeksi
efek prosedur (D.0142)
DO:
invasif
(SDKI, 2017)
- Terdapat luka jahitan post op
(SDKI, 2017)
laparotomi dan luka jahitan
di anus

D. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Berhubungan Dengan Resistensi
Insulin
2. Risiko Infeksi Dibuktikan Dengan Efek Prosedur Invasif
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
. (SLKI, 2019) (SIKI, 2018)
(SDKI, 2017)
1 Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hiperglikemia
kadar glukosa keperawatan 1x8 jam,
Observasi
darah berhubungan diharapkan kestabilan kadar
dengan resistensi glukosa darah meningkat - Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
insulin dengan kriteria hasil:
- Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
1. Kadar glukosa dalam darah
membaik - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (polyuria,
polydipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur,
2. Lesu menurun sakit kepala)
L.03022 Terapeutik
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
(I.03115, halaman 182)
5 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Perawatan luka
dibuktikan dengan keperawatan 1x8 jam,
Observasi
efek prosedur diharapkan tingkat infeksi
invasif menurun dengan kriteria hasil: - Monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran,
bau)
1. Demam menurun
2. Kemerahan menurun - Monitor tanda-tanda infeksi
3. Nyeri menurun Terapeutik
4. Bengkak menurun - Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
5. Cairan berbau busuk - Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik,
menurun sesuai kebutuhan
L.14137 - Bersihkan jaringan nekrotik
- Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
- Pasang balutan sesuai jenis luka
(I.14565, halaman 329)
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/ Tgl/ DIAGNOSA
PELAKSANAAN EVALUASI PROSES EVALUASI HASIL
Jam KEPERAWATAN
Selasa, 25 Ketidakstabilan kadar Manajemen hiperglikemia S: S:
Oktober glukosa darah
Observasi - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan akan
2022/ berhubungan dengan
dirinya sering merasa rajin mengkonsumsi obat
08.30 WIB resistensi insulin - Mengidentifikasi dan rutin cek gula darah
mudah lelah
kemungkinan rutin
penyebab - Pasien mengatakan O:
hiperglikemia sudah menderita DM
kurang lebih 3 tahun - TD: 131/80 mmHg
- Memonitor kadar - N:98x/menit
glukosa darah, jika - Pasien mengatakan - S: 36.4℃
perlu mengonsumsi obat - RR: 20x/menit
metformin 500 mg A: Ketidakstabilan kadar glukosa
- Memonitor tanda dan darah belum teratasi
gejala hiperglikemia - Pasien mengatakan
(polyuria, polydipsia, hasil GDS tgl P: Lanjutkan intervensi
polifagia, kelemahan, 14/09/2022 adalah
- Anjurkan untuk rutin
malaise, pandangan 235 mg/dl memonitor kadar glukosa
kabur, sakit kepala) darah secara mandiri atau
Terapeutik di pelayanan kesehatan
O: - Anjurkan untuk rutin
- Mengonsultasi dengan mengkonsumsi obat
- Pasien tampak
medis jika tanda dan - Anjurkan kepatuhan
kooperatif
gejala hiperglikemia
tetap ada atau - Hasil TTV: terhadap diet dan olahraga
memburuk
TD: 128/87 mmHg (Fauzan)
Edukasi
N:102x/menit
- Menganjurkan
S: 36.5℃
kepatuhan terhadap
diet dan olahraga RR: 20x/menit
(I.03115, halaman 182)
Selasa, 25 Risiko infeksi Perawatan luka S: S:
Oktober dibuktikan dengan efek
Observasi - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan lebih
2022/ prosedur invasif
masih ada jahitan di nyaman untuk duduk
08.30 WIB - Monitor karakteristik bagian anus yang setelah dilepas jahitan
luka (mis. Drainase, belum dilepas O:
warna, ukuran, bau) O:
- Setelah dilepas jahitan,
- Monitor tanda-tanda - Kondisi jahitan kering luka ditutup dengan kassa
infeksi - Terdapat sebanyak 4 steril
jahitan - Pasien tampak lebih rileks
Terapeutik
- Tidak ada tanda-tanda A: Risiko Infeksi teratasi sebagian
- Lepaskan balutan dan infeksi (kemerahan,
bengkak, nanah) P: Lanjutkan intervensi
plester secara
perlahan - Pasien tampak - Edukasi perawatan luka
meringis menahan secara mandiri di rumah
- Bersihkan dengan nyeri (Anisa)
cairan NaCl atau
pembersih nontoksik,
sesuai kebutuhan
- Bersihkan jaringan
nekrotik
- Berikan salep yang
sesuai ke kulit/lesi,
jika perlu
- Pasang balutan sesuai
jenis luka
(I.14565, halaman 329)
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil laporan kasus kelompok dengan judul “Asuhan


Keperawatan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Tn. N Dengan Kolostomi Riwayat
Laparatomi e.c Kanker Anus Di Puskesmas Godean 1 Yogyakarta” oleh Ahmad
Fauzan Muttaqin dan Anisa Nurjannah pada tanggal 24 Oktober 2022. Penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang di dapatkan pada pengkajian klien Tn. N
menunjukkan adanya keluhan utamanya yaitu ingin kontrol post operasi dan
lepas jahitan d anus karena sangat mengganggu untuk duduk.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul dari data pengkajian Tn. N
ditegakkan 2 diagnosa keperawatan yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah
dan risiko infeksi.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang digunakan dalam kasus pada klien Tn. N dirumuskan
berdasarkan prioritas masalah dengan teori yang ada, intervensi setiap
diagnosa dapat sesuai kebutuhan pasien dan memperhatikan kondisi pasien
serta kesanggupan keluarga dalam kerjasama, intervensi yang dilakukan oleh
peneliti yaitu intervensi yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah peneliti susun.Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien Tn.
N sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan dan sesuai dengan
kebutuhan klien dengan Diabetus Mellitus.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada Tn. N selama 1 hari dibuat
dalam bentuk SOAP. Hasi levaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada klien
Tn. N terdapat diagnosa keperawatan ketidakstabilan gula darah belum
teratasi, sedangkan diagnosa keperawatan risiko infeksi teratasi sebagian.

Anda mungkin juga menyukai