Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KETERKAITAN EMFISEMA DENGAN KONSEP CAIRAN ELEKTROLIT

Emfisema adalah kondisi di mana kantung udara di paru-paru secara bertahap hancur,
membuat napas lebih pendek. Emfisema membuat kantung udara yang terdiri dari balon-
balon yang bergerombol seperti tandan buah anggur menjadi kantung udara dengan lubang-
lubang menganga di dindingnya. Hal ini mengurangi luas permukaan paru-paru dan, pada
gilirannya akan mengurangi jumlah oksigen yang mencapai aliran darah.
Emfisema juga perlahan-lahan menghancurkan serat-serat elastis yang membuka
saluran udara kecil yang mengarah ke kantung udara. Hal ini memungkinkan saluran udara
tersebut runtuh ketika mengeluarkan napas, sehingga udara dalam paru-paru tidak dapat
keluar.
Emfisema erat kaitannya dengan gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Penyakit ini dikaitkan dengan gangguan keseimbangan yang dinamakan Asidosis
Respiratorik. Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk
atau pernafasan yang lambat.
Fungsi paru-paru yang buruk maksudnya adalah keterbatasan kemampuan paru-paru
dalam membuang napas sebagai dampak dari emfisema tersebut sehingga udara CO2 dalam
paru-paru tertahan dan tidak dapat keluar. Kelebihan gas CO2 dalam paru-paru inilah yang
dinamakan asidosis respiratorik.
Selain karena adanya penyakit emfisema ada pula penyebab lain dari asidosis
respiratorik. Seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur
yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-
penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
Gejala adanya kelainan asidosis respiratorik biasanya berupa sakit kepala dan rasa
mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor
(penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika
pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika
pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan
menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa
hari. Sedangkan diagnosisnya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan
pengukuran karbondioksida dari darah arteri.
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.
Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-
paru seperti asma dan emfisema. Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang
berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.
GEJALA EMFISEMA
 Gejala
Penyakit emfisema bisa tidak menimbulkan gejala apapun. Bila timbul gejala, keluhan yang
dirasakan dapat muncul secara bertahap, antara lain:

 Napas menjadi pendek


 Batuk
 Cepat lelah
 Penurunan berat badan
 Jantung berdebar
 Bibir dan kuku menjadi biru
 Depresi

Perkembangan emfisema dapat berlansun selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, gejala
yang signifikan baru terasa pada usia 40-60 tahun.
 Penyebab Emfisema
Penyebab utama terjadinya emfisema adalah paparan zat di udara yang mengiritasi paru-paru
dalam jangka waktu panjang. Zat yang mengakibatkan iritasi tersebut dapat berupa:

 Asap rokok. Emfisema banyak dialami perokok, baik aktif maupun pasif, yang
terpapar asap rokok dalam waktu lama.
 Polusi udara.
 Asap atau debu bahan kimia.
 Selain paparan zat yang mengakibatkan iritasi, emfisema juga dapat terjadi karena
kelainan genetik. Contohnya adalah defisiensi alpha-1-antitrypsin, di mana terjadi
kekurangan suatu protein yang berfungsi melindungi struktur elastis pada paru-paru
dalam tubuh. Namun demikian, kondisi ini jarang terjadi.

 Diagnosis Emfisema
Pemeriksaan akan dimulai dokter dengan menanyakan riwayat dan kebiasaan pasien,
terutama kebiasaan merokok dan kondisi lingkungan rumah atau pekerjan pasien.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya kondisi paru-paru pasien.
Guna memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang yang
mencakup:

 Tes pencitraan. Contohnya adalah foto Rontgen dada untuk mengidentifikasi adanya
perubahan pada paru-paru yang menandakan emfisema. Foto Rontgen biasanya akan
dipadukan dengan CT scan guna menghasilkan gambar yang lebih detail untuk
memastikan emfisema.
 Tes darah. Tes ini berfungsi untuk melihat memeriksa jumlah oksigen dan
karbondioksida dalam aliran darah atau dinamakan analisia gas darah.
 Tes fungsi paru. Dalam tes fungsi paru atau yang disebut juga spirometri, pasien
akan diminta mengembuskan udara ke alat khusus untuk mengukur jumlah udara
yang keluar.
 Elektrokardiografi, untuk melihat fungsi jantung dalam rangka meneliti penyebab
dari gejala yang ditimbulkan.

 Pengobatan Emfisema
Sebelum menjalani pengobatan, dokter akan menyarankan semua penderita emfisema yang
merokok untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Penyakit emfisema tidak dapat
disembuhkan. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk meringankan gejala yang
dirasakan penderita, serta memperlambat perkembangan penyakit. Pilihan penanganan
emfisema dapat berupa:

 Obat-obatan. Dokter paru dapat memberikan obat pelega napas, seperti terbutaline,
untuk meredakan gejala. Di samping itu, obat kortikosteroid dalam bentuk obat hirup
juga bisa digunakan untuk mengurangi peradangan dan meredakan gejala. Untuk
penderita emfisema yang mengalami infeksi bakteri, dokter akan menyertakan
antibiotik.
 Terapi pendukung. Contohnya adalah fisioterapi dada atau yang juga dinamakan
program rehabilitasi paru, pemberian oksigen tambahan, dan konsultasi gizi.
 Operasi. Prosedur ini dilakukan untuk penderita emfisema berat, antara lain berupa
operasi pengangkatan paru yang rusak, agar jaringan paru yang tersisa dapat
mengembang dan bekerja lebih efektif. Sedangkan jika kerusakan paru sudah sangat
berat, bisa dilakukan transplantasi paru.
Di samping ketiga bentuk penanganan tersebut, pasien juga harus melakukan upaya untuk
menghambat pekembangan emfisema dan mencegah komplikasi. Misalnya dengan
menghentikan kebiasaan merokok, menghindari asap atau polusi udara, berolahraga secara
teratur, serta melakukan vaksinasi yang dianjurkan dokter untuk mencegah infeksi paru.

 Komplikasi Emfisema
Penderita emfisema berisiko mengalami beberapa komplikasi. Di antaranya adalah
pneumothorax, hipertensi pulmonal, bahkan gagal jantung.

https://www.google.com/amp/s/harmokoblog.wordpress.com/2013/06/18/keseimbangan-cairan-
dan-elektrolit-serta-keseimbangan-asam-basa/amp/

https://www.alodokter.com/emfisema

https://id.m.wikipedia.org/wiki/emfisema/

Anda mungkin juga menyukai