Anda di halaman 1dari 3

Emfisema Dapat Timbulkan Kematian

ROKOK tak hanya membahayakan bagi si perokok aktif, tetapi juga bisa memberikan
dampak negatif bagi mereka yang tidak merokok. Asap rokok adalah penyebab utama
emfisema, penyakit yang menyerang keelastisan paru-paru dan dapat menimbulkan
kematian.

Emphysema (emfisema) adalah penyakit paru kronis yang dicirikan oleh kerusakan pada
jaringan paru, sehingga paru kehilangan keelastisannya. Fakta bahwa anak-anak yang
terbiasa terkena asap rokok di rumah akan berisiko terkena penyakit emfisema. Asap
rokok yang terhirup ini tidak sepenuhnya hilang dari paru-paru anak. Ketika dewasa,
paparan asap rokok ini merupakan cikal bakal penyakit emfisema. Di Indonesia sendiri
penyakit emfisema menduduki peringkat keenam dari sepuluh penyebab terbesar
kematian di Indonesia. Penyakit emfisema di Indonesia meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah orang yang menghisap rokok dan pesatnya kemajuan industri.

Di negara-negara industri maju, limbah yang dikeluarkan kerap menimbulkan


pencemaran lingkungan dan polusi. Ditambah lagi dengan masalah merokok yang dapat
menyebabkan penyakit emfisema. Penyakit yang menyerang paru-paru ini menduduki
peringkat kesembilan di antara penyakit kronis yang dapat menimbulkan gangguan
aktifitas. Emfisema terdapat pada 65 persen laki-laki dan 15 persen wanita. Hal ini
dikarenakan banyaknya kaum laki-laki yang mengonsumsi rokok. Tak hanya orang
dewasa, anak-anak yang secara rutin terkena asap rokok berisiko memiliki penyakit
emfisema saat dewasa.

Sebuah penelitian yang diterbitkan American Journal of Epidemiology ini, juga


mengatakan asap rokok yang dihirup pada masa  kanak-kanak lebih memiliki efek
pengaruh kuat ketimbang ibu hamil yang menghirup asap rokok. Emfisema lebih banyak
didapat pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin karena perbedaan pola merokok,
selain itu mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
Emfisema paru adalah suatu penyakit menahun. Terjadi sedikit demi sedikit dalam kurun
waktu tahunan.

Faktor Penyebab dan Gejala

Emfisema merupakan suatu perubahan anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya
secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan
dinding alveolus. Rokok adalah penyebab utama timbulnya emfisema paru. Biasanya
pada pasien perokok berumur 15-25 tahun. Pada umur 25-35 tahun mulai timbul
perubahan pada saluran nafas kecil dan fungsi paru. Umur 35-45 tahun timbul batuk yang
produktif. Pada umur 45-55 tahun terjadi sesak nafas, hipoksemia dan perubahan
spirometri. Pada umur 55-60 tahun sudah ada kor-pulmonal yang dapat menyebabkan
kegagalan nafas dan meninggal dunia. Menurut dr Pradjna Paramita SpP dari Rumah
Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara ini emfisema adalah kelainan paru
yang terletak di kantong udara. “Jadi, udara di dalam paru-paru tidak bisa keluar dan
masuk dengan semestinya,” katanya. Akibat udara dari dalam paru-paru tidak bisa keluar
dan masuk maka kantong udara akan membesar akibat dari penumpukan udara di
dalamnya.

Faktor utama dari penyebab emfisema adalah rokok karena secara patologis rokok dapat
menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan nafas, menghambat fungsi makrofag
alveolar, menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bromkus. Setelah rokok
yakni polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Selain rokok dan
polusi udara, adanya infeksi pada alat pernapasan ini juga bisa menjadi pemicu emfisema.
Karena infeksi saluran nafas akan menyebabkan kerusakan paru lebih berat.

Dijelaskan juga olehnya penyebab penyakit yang menyerang paru ini terbagi menjadi
dua. Ada yang disebabkan karena faktor genetik, dan ada pula yang disebabkan karena
penyakit paru-paru yang sebelumnya memang sudah diderita pasien.

Penyakit infeksi saluran nafas seperti pneumonia, bronkiolitis akut dan asma bronkiale
dapat mengarah pada akhirnya menyebabkan terjadinya emfisema. Dokter spesialis
penyakit paru ini menjelaskan, penyakit ini tidak hanya menyerang mereka yang
merokok. Emfisema bisa juga menyerang mereka yang tidak merokok yang sering
menghirup asapnya dari lingkungan tempat mereka berada. Oleh karena itu, dibutuhkan
kesadaran tinggi bagi para perokok agar mereka tidak merokok di sembarang tempat.

Gejala yang ditimbulkan emfisema hampir  sama dengan gejala yang ditimbulkan
penyakit paru-paru pada umumnya. “Biasanya, antara emfisema dan bronchitis kronik itu
agak sulit dibedakan karena sama-sama mengalami kesulitan bernafas,” jelasnya.
Emfisema tidak muncul begitu saja. Emfisema memerlukan waktu bertahun-tahun dan
gejala-gejala awalnya bisa dengan mudah disalahartikan. Gejala-gejala emfisema yang
harus diwaspadai di antaranya batuk dan keluarnya sputum (dahak) dalam jumlah besar. 
Hembusan nafas si penderita  terasa pendek bahkan ada beberapa di antaranya
menimbulkan bunyi dan mudah sekali kelelahan. Perubahan fisik akan sangat terlihat
jelas. Hal ini biasa ditandai dengan dada pasien yang terlihat lebih cembung kedepan
karena paru kesulitan untuk mengeluarkan udara. Emfisema juga bisa menyebabkan
tulang iga bergeser dan jaraknya menjadi longgar.

Diagnosa dan Pengobatan

Mengingat penyakit berjalan sangat lambat maka dilakukan anamnesis dan mengetahui
riwayat pasien. “Diagnosisnya dengan mengetahui gejala yang di alami pasien,”
paparnya. Selain itu, pemeriksaan kondisi paru-paru juga diperlukan untuk mengetahui
keadaan terakhir paru-paru pasien. “Paru-paru pasien akan lebih pekat dibandingkan
orang yang sehat,” imbuhnya.

Pengobatan yang utama akan ditujukkan untuk mengurangi sesak napas pasien. Hal ini
bertujuan untuk mengeluarkan CO2 dan membantu oksigen masuk ke dalam paru-paru.
“Untuk kasus yang lebih berat pasien perlu dibantu dengan alat bantu pernapasan,”
katanya. Untuk obat pelega napas itu sendiri obat pelega napas itu sendiri biasanya dokter
akan memberikan obat semprot atau obat hirup untuk si pasien. Apabila belum terlalu
jauh perubahan klinisnya, emfisema yang bersifat kompensatorik dapat sembuh kalau
penyakit primernya dapat diatasi. Pemberian oksigen dan atropin kadang-kadang
diperlukan untuk mengurangi sesak napasnya.

Dalam beberapa kasus, pembedahan dapat membantu. Operasi pengurangan volume paru,
di mana bidang paru-paru yang paling terpengaruh oleh emfisema dikeluarkan untuk
membantu bagian-bagian yang sehat paru-paru berfungsi normal, mungkin dapat
membantu dalam beberapa pasien. Pasien mungkin juga dapat menerima transplantasi
paru-paru. “Jika kesulitan napas pasien  sudah parah, terpaksa kita harus membuat lubang
di rongga pernapasannya, agar udara bisa keluar dan masuk,” jelasnya.

Emfisema tidak dapat disembuhkan tetapi faktor-faktornya dapat dihilangkan dan laju
perkembangan dapat diperlambat jika terdeteksi sejak dini dan berhenti merokok. Dengan
terapi yang tepat, banyak pasien dapat menghilangkan kebiasaan merokok bila diimbangi
dengan pola kerja mereka. Orang menderita emfisema harus lebih ekstra lagi menjaga
kesehatan paru-parunya. Pasien tidak perlu mengurangi aktivitas sehari-harinya, jadi ia
bisa bekerja layaknya orang sehat lainnya, namun mungkin akan ditemukan kendala di
mana tubuhnya akan mudah sekali merasa kelelahan.

Artikel sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2010/02/22/27/306051/emfisema-


dapat-timbulkan-kematian

Anda mungkin juga menyukai