yang menghambat aliran udara pada pernapasan saat menarik napas atau
menghembuskan napas. Udara harus dapat masuk dan keluar dari paru-paru
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ketika aliran udara ke arah luar paru-paru
mempersulit paru- paru mendapatkan oksigen yang cukup bagi bagian tubuh
untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh
dengan COPD adalah asma bronkial, bronkitis kronis, dan emfisema paru-paru.
Sering juga penyakit ini disebut dengan Chronic Airflow Limitation (CAL) dan
lama) dan disebabkan berabagai faktor, baik yang berasal dari luar bronkus
maupun dari bronkus itu sendiri. Bronkitis kronis merupakan keadaan yang
b. Emfisema Paru
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri
limfosit, neutrofil, dan sel-sel epitel. Pada individu rentan, inflamasi ini
a. Kebiasaan merokok
merokok
kali lebih besar bagi prokok berat atau yang merokok 20 batang atau
kali lebih besar dari pada orang yang tidak merokok sama sekali.
Namun bagi mereka yang dapat berhenti merokok sama sekali, resiko
ini dapat berkurang hampir sama yang tidak merokok. Sejumlah kecil
nikotin dalam rokok adalah racun bagi tubuh. Nikotin yang terserap
ISPA
berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lain. Gejala utama dapat berupa
batuk dan demam, kalau berat, dapat disertai sesak napas dan nyeri dada.
orang sekitar, antara lain dengan menutup mulut ketika batuk, tidak
ISPA.
tergenang banjir. Penyakit ini bisa berupa infeksi, alergi, atau bentuki lain.
Pada musim banjir, maka masala utamanya adalah kebersihan yang tidak
berperan dalam penularan infeksi kulit. Penyakit saluran cerna lain, adalah
demam tifoid, yang juga terkait dengan faktor kebersihan makanan. Upaya
untuk mengatasi tentu saja dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
c. Polusi udara
pencemaran udara kota berasal dari industri. Jarang di sadari, bahwa justru
yang mempunyai andil sangat besar adalah gas dan partikel yang di
gas buah dari cerobong asap industri hanya berpisah 10-15%, sedangkan
mengandung partikel
udara yang tidak bersih ini lebih fatal pada bayi dan anak-anak. Demikian
pula pada orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia
lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran
Komplikasi:
a. Hipoksemia
dengan nilai saturasi oksigen < 85%. Pada awalnya klien akan mengalmi
b. Asidosis Respiratori
c. Infeksi Respirator
timbulnya dispnea.
d. Gagal Jantung
harus diobservasi terutama pada klien dengan dispnea berat. Komplikasi ini
sering kali berhubungan dengan bronkitis kronis, tetapi klien dengan
e. Kardiak Disritmia
Timbul karena hipoksemia, penyakit jantung lain, efek obat atau asidosis
respirator
f. Status Asmatikus
sering kali tidak berespons terhadap terapi yang biasa diberikan. Penggunan
otot bantu pernapasan dan distensi vena leher sering kali terlihat pada klien
dengan asma.
Manifestasi Klinis
cukup berat dan keadaan ini terjadi Karena penurunan cadangan paru
g. Deformitas toraks
Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan utama adalah meningkatkan kualitas hidup, memperlambat
perkembangan proses penyakit, dan mengobati obstruksi saluran napas agar tidak
napas.
5. Dukungan psikologis
1. Bronkodilators.
2. Terapi aerosol.
3. Terapi infeksi.
4. Kortikostiroid.
5. Oksigenasi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan
oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti sel mast, eosinofil, dan limfosit-
T terhadap stimulus tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, wheezing, dan batuk
akibat obstruksi jalan napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik
berulang (Brunner & Suddarth, 2001). Pendapat serupa juga menyatakan bahwa
dan menimbulkan fluktuasi spontan terhadap obstruksi jalan napas (Lewis et al.,
2000).
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak
saluran napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak
napas, dada terasa berat, batuk terutama malam hari dan atau dini hari. Episodik
tersebut berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang luas, bervariasi dan
Bousquet, 2008)
Asma bronkiale adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea
penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara
spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Soeparman, 1990). Pengertian lain dari
asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible, bahwa
trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
asma bronkial ini terjadi penyempitan bronkus yang bersifat reversible yang terjadi
oleh karena bronkus yang hiperaktif mengalami kontaminasi dengan antigen. Asma
bronkial juga bisa dikatakan suatu sindrom yang ditandai dengan adanya sesak
nafas dan wheezing yang disebabkan oleh karena penyempitan menyeluruh dari
B. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi
a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
lubang hidung.
b. Faring
hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan
bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke belakang lubang
esofagus).
c. Laring
menutupi laring.
d. Trakea
diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel
bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan
di belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e. Bronkus
mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang
sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-
paru.Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri,
terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan
lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2
bronkiolus (bronkii). Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada
f. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang
lebih 90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam
Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan
paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap
lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus
superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang kecil
segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-paru
buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus inferior.
bernama lobulus.
Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat
yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dan tiap lobulus
cabang banyak sekali, cabamg ini disebut duktus alveolus. Tiap duktus
alveolus berakhir pada alveolus yang meternya antara 0.2 – 0.3 mm.
rongga dada atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk
dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu
yang pertama pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru
yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum
dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara
ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi, dalam paru-
paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dan udara masuk
kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis. Kemudian
Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan dikeluarkan melalui peredaran
darah vena masuk ke jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju je
bilik kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke
Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagai dari sisa metabolisme, sedangkan
sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan
kulit.
Setelah udara dari luar diproses, di dalam hidung masih terjadi
gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Refleks bernapas ini diatur
kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. Inspirai terjadi bila
mengerut datar.
kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian
jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin luas dan melebar.
Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru
sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.
Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan
bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada rangka
dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan pada perempuan.
Karena tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yang disebabkan
oleh banyak zat kapur yang mengendap di dalamnya dan banyak ditemukan
pada laki-laki.
C. Klasifikasi Asma
a. Asma bronkhiale
respon yang berlebihan dari trakea dan bronkus terhadap bebagai macam
luas diseluruh paru dan derajatnya dapat berubah secara sepontan atau
RI, 2007).
2001).
c. Asthmatic Emergency
a. Asma ekstrinsik
Asma ekstrinsik adalah bentuk asma paling umum yang disebabkan karena
reaksi alergi penderita terhadap allergen dan tidak membawa pengaruh apa-
b. Asma intrinsik
Asma intrinsik adalah asma yang tidak responsif terhadap pemicu yang
berasal dari allergen. Asma ini disebabkan oleh stres, infeksi dan kodisi
lingkungan yang buruk seperti klembaban, suhu, polusi udara dan aktivitas
2) Serangan singkat
a. Serangan asma ringan dengan aktivitas masih dapat berjalan, bicara satu
kalimat, bisa berbaring, tidak ada sianosis dan mengi kadang hanya pada
akhir ekspirasi,
kalimat, lebih suka duduk, tidak ada sianosis, mengi nyaring sepanjang
c. Serangan asma berat dengan aktivitas hanya istirahat dengan posisi duduk
bertopang lengan, bicara kata demi kata, mulai ada sianosis dan mengi
e. Perlu dibedakan derajat klinis asma harian dan derajat serangan asma.
D. Patofisiologi
Ciri khas pada asma bronkial adalah terjadinya penyempitan bronkus, yang
atau edema mukosa bronkus, dan hipersekresi mukosa/ kelenjar bronkus (Smeltzer,
2002; Sundaru, 2001). Saluran nafas yang sering terserang adalah bronkus dengan
ukuran 3-5 mm, tetapi distribusinya meliputi daerah yang luas. Walaupun asma
pada prinsipnya adalah suatu kelainan pada jalan pernafasan, akan tetapi dapat pula
menjelaskan lebih lanjut bahwa otot-otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar.
Sputum yang kental banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi dengan
udara terperangkap dalam jaringan paru (Smeltzer, 2002). Ketiga faktor tersebut
E. Etiologi
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui. Suatu hal yang
imunologi.
c. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
2. Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi
pencetus asma
bereaksi lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi
peradangan. Umumnya pemicu yang mengakibatkan bronkokonstriksi
adalah perubahan cuaca, suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi
yang dihirup masuk tubuh melalui hidung atau mulut), dan alergen yang
3. Sedangkan Lewis et al. (2000) tidak membagi pencetus asma secara spesifik.
a. Faktor predisposisi
Genetik
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit Asma
1) Alergen
merupakan alergen utama yang berasal dari debu, serbuk tanaman atau
2) Olahraga
diinduksi oleh adanya kegiatan fisik atau latihan yang disebut sebagai
4) Stres
itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Penderita
misalnya rhinitis alergik dan polip pada hidung. Kedua gangguan ini
6) Perubahan cuaca
F. Manifestasi Klinis
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan mengi
(whezzing) telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui. Batuk-batuk
kronis dapat merupakan satu-satunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan
berat didada.
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi
1. Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala
asma atau keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru.
Asma akan muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan
2. Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada
kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan
fisik dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita
merasa tidak sakit tetapi bila pengobatan dihentikan asma akan kambuh.
4. Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu
Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang
b. Sianosis
c. Silent Chest
d. Gangguan kesadaran
e. Tampak lelah
5. Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa
yang lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka dalam
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sputum
eosinofil.
2. Pemeriksaan darah
Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat
buruk
b. Kadang –kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi
d. Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada waktu
alergennya dapat menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
3. Foto rontgen
Pada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan
bertambah.
paru.
tekanan sistolenya dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh pasien
seluruh asma, FRC selalu menurun, sedangan penurunan TRC sering terjadi
5. Elektrokardiografi
a. Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis ke kanan dan
H. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim
kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
c. Fisioterapi
2. Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak
antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat
b. Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan
bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada
c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus
beclometason dipropinate ) dengan disis 800 empat kali semprot tiap hari.
Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang
d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak .
e. Ketotifen
bronkodilator.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama : Ny.W
b. Umur : 60 tahun
e. Agama : Kristen
f. Suku : Minahasa
c. Sumber pendapatan :-
d. Kecukupan pendapatan : -
4. Riwayat Kesehatan
nafas
3. Faktor pencetus
: Tidak di ketahui
4. Timbulnya keluhan
: Mendadak
5. Upaya mengatasi
:-
6. Pergike RS/Klinik pengobatan/dokter praktek/bidan/perawat
kondisinya
: -
8. Lain-lain…..
dll.
3. Riwayat kecelakaan
5. Pola Fungsional
menjaga kesehatannya
b. Nutrisi metabolik
c. Eliminasi
kuning jerni
mandi sendiri
pendengarannya
Dan juga klien tidak kesulitan dalam mengambil suatu
keputusan
h. Pola Peran-Hubungan
i. Sexualitas
k. Nilai-Pola Keyakinan
berdoa.
6. Pemeriksaan Fisik
d. Kepala
jelas
Telinga :Pendengarannya masih mendengar
dengan jelas
Mulut, gigi dan bibir : Mulut pucat, gigi sudah tidak lengkap
dan kiri
7. Pengkajian Khusus
a. Status fungsional (Katz Indeks ) :
sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk
dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri
2 Berpakaian Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan
pakaian, mengancingi/mengikat pakaian. V
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian V
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4 Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari V
kursi sendiri
Tergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi,
tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
5 Kontinen
V
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers )
6 Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri V
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan makan parenteral
( NGT )
keterangan :
Klien memilki nilai D : kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi tambahan.
APGAR KELUARGA
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG PERNAH
(2) (1) (0)
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga ( teman-teman ) saya untuk V
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (
temanteman ) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah V
saya.
3 G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman )
saya menerima & mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktifitas atau arah V
baru.
4 A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga (
temanteman ) saya mengekspresikan afek
dan berespon terhadap emosi-emosi saya, V
seperti marah, sedih atau mencintai.
5 R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman saya
dan saya menyediakan waktu bersamasama V
mengekspresikan afek dan berespon
JUMLAH 4 2
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Klien mengalami Disfungsi Keluarga sedang
B. Ananlisa Data
No Data Masalah Penyebab
1. Ds: - klien Tidak efektinya Akumulasi mucus
mengatakan batuk bersihkan jalan
dengan dahak panas
- Klien
mengatakan
di lehernya
seperti ada
dahak yang
mengumpal
Do: - klien nafas
dangkal
- TTV : Td :
140/80mmHg
S:
36,5
N : 94x/ mnt
2. Ds : klien sesak Tidak efektifnya Penurunan
bernafas pola nafas ekspensi paru
Klien mengatakan
jika untuk tidur
semakin sesak
Do : klien tampak
sesak
RR : 26x/mnt
3. Ds : klien Intoleransi Kelemahan fisik
mengatakan lemas aktifitas
Klien mengatakan
pusing
Do : tingkat
kesadaran cm
Ku : lemas
Dalam beraktivitas
klien sebagian di
bantu keluarga
C. Proritas Masalah
1. Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas b/d Akumulasi mucus
2. Tidak efektifnya pola nafas b/d penurunan ekspansi paru
3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
D. Intervensi
N Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
o (NOC)
1.Tidak Jalan Sesak 1. Auskultasi 1.Beberapa
efektifnya nafas berkurang, bunyi nafas, catat derajat
bersihan kembali batuk adanya bunyi spasme
jalan nafas efektif berkurang, nafas, misalnya : bronkus
berhubung klien dapat wheezing, ronkhi. terjadi
an dengan mengeluarkan dengan
akumulasi sputum, obstruksi
mukus. wheezing jalan nafas.
berkurang/hila Bunyi nafas
ng, vital dalam redup dengan
batas normal ekspirasi
keadaan umum mengi
baik. (empysema),
tak ada
fungsi nafas
(asma berat).
2.Tidak Pola Pola nafas 1. Kaji frekuensi 1. Kecepatan
efektifnya nafas efektif, bunyi kedalaman biasanya
pola nafas kembali nafas normal pernafasan dan mencapai
berhubung efektif. atau bersih, ekspansi dada. kedalaman
an dengan TTV dalam Catat upaya pernafasan
penurunan batas normal, pernafasan bervariasi
ekspansi batuk termasuk tergantung
paru. berkurang, penggunaan otot derajat gagal
ekspansi paru bantu pernafasan / nafas.
mengembang. pelebaran nasal. Expansi dada
2. Auskultasi terbatas yang
bunyi nafas dan berhubungan
catat adanya bunyi dengan
nafas seperti atelektasis
krekels, wheezing. dan atau
3. Tinggikan nyeri dada
kepala dan bantu 2. Ronki dan
mengubah posisi. wheezing
menyertai
obstruksi
jalan nafas /
kegagalan
pernafasan.
3. Duduk
tinggi
memungkink
an ekspansi
paru dan
memudahkan
pernafasan.
3.Intoleransi Klien KU klien baik, 1. Evaluasi 1.
aktivitas dapat badan tidak respons pasien Menetapkan
berhubung melakuka lemas, klien terhadap aktivitas. kebutuhan/
an dengan n dapat Catat laporan kemampuan
kelemahan aktivitas beraktivitas dyspnea pasien dan
fisik. sehari- secara mandiri, peningkatan memudahkan
hari kekuatan otot kelemahan/kelelah pilihan
secara terasa pada an dan perubahan intervensi.
mandiri. skala sedang tanda vital selama 2. Tirah
dan setelah baring
aktivitas. dipertahanka
2. Jelaskan n selama fase
pentingnya akut untuk
istirahat dalam menurunkan
rencana kebutuhan
pengobatan dan metabolik,
perlunya menghemat
keseimbangan energi untuk
aktivitas dan penyembuha
istirahat. n.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
KRONIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. GRACEZELIN LUMI 1614201051
2. TRININGSI SUNGI 1614201197
3. MONICA M, KOTAMBUNAN 1614201063
4. DELIYANTI S MAANANA 1614201168
5. HESRINA MONGGIAPON 1614201175
6. ANGGRAINI A P GAHENGGANG 1614201043
FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2019