Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

Dosen :
Ns. Ritanti, M.Kep, Sp.Kep, Kom

Disusun Oleh :
Melvira Sabrindha Putri 1810701028

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2020
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah
utama dalam kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. DM adalah suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua populasi
diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan sekresi insulin
karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara progresif yang disebabkan oleh
resistensi insulin (American Diabetes Association, 2012).
Menurut World Health Organization/ WHO (2012) bahwa jumlah klien dengan
DM di dunia mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematian akibat DM terjadi
pada negara miskin dan berkembang. Pada tahun 2020 nanti diperkirakan akan ada
sejumlah 178 juta penduduk Indonesia berusia diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi
DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta klien yang menderita DM. Hasil penelitian
yang dilakukan pada seluruh provinsi yang ada di Indonesia menunjukkan bahwa
prevalensi nasional untuk toleransi glukosa tertanggu (TGT) adalah sebesar 10,25% dan
untuk DM adalah sebesar 5,7% (Balitbang Depkes RI, 2008).
Laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan berupa Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan terjadi
peningkatan prevalensi klien diabetes melitus pada tahun 2007 yaitu 1,1% meningkat
pada tahun 2013 menjadi 2,4%. Sementara itu prevalensi DM berdasarkan diagnosis
dokter atau gejala pada tahun 2013 sebesar 2,1% prevalensi yang tertinggi adalah pada
daerah Sulawesi Tengah (3,7%) dan paling rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%). Data
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 prevalensi DM adalah 0,6%. Data
Riskesdas tersebut menyebutkan bahwa prevalensi klien DM cenderung meningkat pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki, dimana terjadi peningkatan prevalensi
penyakit DM sesuai dengan pertambahan umur namun pada umur ≥ 65 tahun prevalensi
DM cenderung menurun. Prevalensi DM cenderung lebih tinggi bagi klien yang tinggal di
perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Ditinjau dari segi pendidikan menurut
Riskesdas bahwa prevalensi DM cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat
pendidikan tinggi (Balitbang Depkes RI, 2013).
B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi insulin,
penurunan intake oral, status hipermetabolisme
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan
cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi
lekosit, perubahan sirkulasi
d. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat
kimia endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa, insulin
e. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, misinterpretasi pengobatan
2. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus
sesuai dengan diagnosa yang muncul
3. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada pasien dengan masalah utama Diabetes
Mellitus
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah utama
Diabetes Mellitus
c. Menegakkan intervensi pada pasien dengan masalah utama Diabetes Mellitus
d. Melakukan implementasi pada pasien dengan masalah utama Diabetes
Mellitus
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah utama Diabetes
Mellitus

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


1. Metode
a. Wawancara
b. Observasi (Inspeksi, Palpasi, Perkusi)
c. Terapi Modalitas
2. Media dan Alat
a. Alat Pemeriksaan Gula Darah
b. Alat Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
c. Format Pengkajian
d. Leaflet Diabetes Mellitus
3. Waktu dan Tempat
a. Senin, 8 Juni 2020 Jam 8:00 – Selesai
b. Jl. Pondok Tirta Mandala Blok K6-7 Tahap V, Depok Timur

D. Kriteria Evaluasi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi insulin,
penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Tujuan : klien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil:
a. BB stabil
b. BB mengalami penambahan ke arah normal
Intervensi :
Mandiri
a. Timbang BB setiap hari sesuai indikasi
b. Tentukan program diet dan pola makan klien
c. Auskultasi bising usus, catat adanay nyeri , mual muntah
d. Berikan makanan oral yang mengandung nutrient dan elektrolit sesuai indikasi
e. Observasi tanda tanda hipoglikemi
Kolaborasi
a. Pantau kadar gula darah secara berkala
b. Kolaborasi ahli diet untuk menentukan diet pasien
c. Pemberian insulin / obat anti diabetik

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan cairan


gastric berlebihan , pembatasan cairan
Tujuan : klien memperlihatkan status hidrasi adekuat
Kriteria Hasil :
a. TTV stabil dan dalam batas normal
b. Nadi perifer teraba
c. Turgor kulit dan pengisian akpiler baik
d. Output urin tepat
e. Kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi :
Mandiri
a. Kaji riwayat muntah dan diuresis berlebihan
b. Monitor TTV, catat adanya perubahan TD ortostatik
c. Kaji frekunsi, kwalitas dan dan pola pernafasan, catat adnya penggunaan otot
Bantu, periode apnea, sianosis, Kaji suhu, kelembapan, warna kulit
d. Monitor nadi perifer, turgor kulit dan membran mukosa
e. Monitor intake dan output cairan
Kolaborasi
a. Pemeriksaan Hb, Ht, BUN, Na, K, Gula Darah
b. Pemberian terapi cairan yang sesuai (Nacl, RL, Albumin)

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi lekosit,


perubahan sirkulasi
Tujuan : klien terhindar dari infeksi silang
Kriteria hasil :
a. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
b. Klien mendemonstrasiakn tehnik gaya hidup untuk mencegah infeksi
Intervensi :
Mandiri
a. Observasi tanda tanda infeksi seperti panas, kemerahan, keluar nanah, sputum
purulen
b. Tingkatkan upaya pencegahan dengan cucui tanganyang baik pada semua
orang yang berhubungan dengan klien, termasuk klien sendiri
c. Pertahankan tehnik aseptic pada setiap prosedur invasif
d. Lakukan perawatan perineal dengan baikdan anjurkan klien wanita untuk
membersihkan daerah perineal dengan dari depan ke belakang
e. Berikan perawatan kulit secara teratur, masase daerah yang tertekan , jaga
kulit tetap kering
f. Auskultasi bunyi nafas dan atur posisi tidur semi fowler
g. Lakukan perubahan posisi dan anjurkan klien untuk batuk efektif / nafas
dalam bila klien sadar / kooperatif
h. Bantu klien melakukan oral hygiene
i. Anjurkan makan dan minum adekuat
Kolaborasi
a. Pemeriksaan kultur dan sensitivity test
b. Pemberian antibiotik yang sesuai
4. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat kimia
endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa, insulin
Tujuan : persepsi sensori klien adekuat
Kriteria hasil : klien dapat mengobservasi adanya kerusakan persepsi sensori
Intervensi :
Mandiri
a. Orientasikan klien terhadap orang, tempat dan waktu
b. Pantau TTV dan status mental
c. Pelihara aktifitas rutin klien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan
kegiatan sehari-hari
d. Jadwalkan intervensi keperawatan yang tidak mengganggu istirahat klien
e. Lindungi dari cedera, pasang pagar tempat tidur, dan bantal pada pagar
f. Evaluasi lapang pandang penglihatan
g. Kaji keluhan parestesia, nyeri / kehilangan sensori pada kaki, kaji danya ulkus,
kehilangan denyut nadi perifer
h. Bantu klien dalam ambulasi / perubahan posisi
Kolaborasi
a. Pemeriksaan laboratorium : gula darah, osmolalitas darah, Hb,Ht, ureum
kreatinin
b. Pemberian obat-obatan yang sesuai

5. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, misinterpretasi pengobatan
Tujuan : klien mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Kriteria hasil :
a. Mengidentifikasi tanda dan gejala serta proses penyakit
b. Melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program
pengobatan
Intervensi :
Mandiri
a. Diskusikan topik utama seperti tanda dan gejala, penyebab, proses penyakit
serta komplikasiyang sesuai dengan tipe DM klien
b. Diskusikan rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat, dan manajemen
diet
c. Buat jadwal aktifitas yang teratur, kaitkan dengan penggunaan insulin
d. Identifikasi gejal hipoglikemi, jelaskan penyebab dan penanganannya
e. Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas
f. Diskusiakn tentang pentingnya kontro untuk pemeriksaan gula darah, program
pengobatan dan diet secara teratur
g. Diskusikan tentang perlunya program latihan
h. Berikan informasi tentang perawatan sehari-hari missal perawatan kaki
DAFTAR PUSTAKA

Lynda, Juall Carpenito. 2001. Handbook Of Nursing Diagnosis. Ed 8. Jakarta : EGC


Long, B.C. 1996. Essential of medical surgical nursing : A nursing process
approach Volume 3. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s. 2000. textbook of medical
surgical nursing . Ed 8 . Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC
Corwin, E.J. 2001. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta:
EGC
Price, S.A. & Wilson, L.M. 2000. Pathophysiology: Clinical concept of disease
processes 4 Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C.1999. Nursing care plans:
Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa,
I.M. Jakarta: EGC
Suyono, S, et al. 2001. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed 3. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI

Anda mungkin juga menyukai