Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan di Indonesia serta menjadi masalah kesehatan masyarakat, penyakit
gastroenteritis masih sering menimbulkan KLB (kejadian luar biasa) yang cukup
banyak bahkan menimbulkan kematian. Di dunia, gastroenteritis adalah penyebab
kematian paling umum, kematian balita, dan membunuh lebih besar dari 1,5 juta orang
per tahunnya. Angka penderita penyakit gastroenteritis adalah sekitar 200 – 400
kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat
ditemukan penderita gastroenteritis sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, dengan
sebagian besar (70% - 80%) penderita ini adalah anak dibawah umur lima tahun, yang
disebabkan karena dehidrasi. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah 350.000-500.000
anak di bawah umur 5 tahun meninggal setiap tahunnya (Noerasid, 1988)
Kematian akibat gastroenteritis biasanya bukan karena adanya infeksi dari
bakteri atau virus, tetapi terjadinya dehidrasi pada gastroenteritis hebat yang serius
disertai dengan muntah–muntah, sehingga tubuh akan kehilangan banyak cairan tubuh.
Sehingga bisa berakibat dehidrasi, asidosis, hipokalemia yang tidak jarang akan
berakhir dengan kejang dan kematian (Sudoyo, et al., 2006). Pada bayi dan anak-anak
kondisi ini lebih berbahaya karena cadangan intrasel dalam tubuh mereka kecil dan
cairan ekstrasel lebih mudah dilepaskan jika dibandingkan orang dewasa. Pada pasien
gastroenteritis akut yang parah harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap,
selanjutnya dilakukan upaya pengobatan (Setiawan., 2011).
Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa
darah dan dengan/tanpa lendir dalam tinja. Kata diare yang dalam bahasa inggris di
sebut Diarrhea merupakan kata yang bahasa aslinya adalah diarrhoia (dari bahasa
latin) yang berarti “menggalir terus” (Juffrie, et al., 2010). Gastroenteritis bisa
menyebabkan kekurangan gizi yang cukup berarti pada anak. Hal ini disebabkan karena
adanya anoreksia sehingga asupan makan berkurang, dan terjadi penurunan
kemampuan penyerapan makan. Kekurangan gizi ini mempengaruhi pertumbuhan dan
imunitas dari seorang anak. Gastroenteritis yang berkepanjangan, maka akan
berdampak pada pertumbuhan. Kematian akibat gastroenteritis dapat dicegah. Secara
umum gastroenteritis pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan
dan meneruskan pemberian makanan saja. Penyebab gastroenteritis di antaranya
keracunan, imunodeficiensi, malabsorbsi (Indonesia, 1985)
Penatalaksanaan gastroenteritis juga merupakan hal yang sangat penting.
Kebanyakan penderita gastroenteritis diberikan antibiotik dan anti diare sebagai terapi.
Sebagai perawat harus memperhatikan tatalaksana pemberian terapi tersebut, dan
memantau ada tidaknya dampak negatif atau efek dari pemberian terapi tersebut pada
balita atau anak. Sehingga diharapkan penulis dapat menyusun laporan asuhan
keperawatan pada anak sesuai dengan diagnosa medis gastroentritis. Penulis mampu
menentukan masalah dan memprioritaskan masalah keperawatan pada pasien
gastroenteritis, serta mampu memberikan intervensi yang tepat sesuai masalah
keperawatan yang muncul pada anak dengan gastroenteritis.
Berdasarkan hasil pengkajian pada bayi A dengan jenis kelamin laki-laki usia 8
bulan dengan diagnosa medis GEDS di ruang Ayyub 3 RS Roemani didapatkan hasil
demam naik turun selama 3 hari, muntah, diare 10x/hari, lemas, dan akral hangat.
Dengan berdasarkan pengkajian tersebut, penulis mengambil diagnosa keperawatan
yang utama hipertermi berhubungan dengan proses infeksi bakteri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan diagnosa medis GEDS
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi GEDS
b. Mengetahui etiologi GEDS
c. Mengetahui manifestasi klinis pada pasien GEDS
d. Mengetahui patofisiologi dari penyakit GEDS
e. Mengetahui penatalaksanaan penyakit GEDS
f. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada pasien GEDS
g. Mampu menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada pasien GEDS
h. Mampu memberikan intervensi yang sesuai pada pasien GEDS
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari masalah diatas bahwa, gejala yang dapat timbul pada
penyakit GEDS pada anak adalah demam, diare sering dan berlendir, muntah, gelisah,
lemah. Dengan adanya gejala-gejala diatas pada An. A maka penulis menegakkan 4
diagnosa, yang pertama hipertermi b.d proses infeksi bakteri dengan intervensi kompres
hangat, memonitor warna kulit, memantau TTV terutama suhu, menganjurkan
penggunaan pakaian yang tipis, dan kolaborasi pemberian antibiotik. Kedua deficit
volume cairan b.d kehilangan cairan akibat diare dengan intervensi memonitor TTV
dan turgor kulit, peningkatan pemberian cairan atau minum, kolaborasi pemberian obat
anti diare dan cairan intravena. Ketiga kerusakan integritas kulit perineal b.d diare
dengan intervensi memonitor kemerahan pada daerah perineal, menganjurkan memakai
celana yang longgar, menjaga kebersihan dan kelembapan daerah perineal. Dan yang
keempat risiko keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan minum
kurang adekuat dengan intervensi memonitor BB tiap hari, monitor dan meningkatkan
intake cairan, kolaborasi pemberian nutrisi melalui intravena. Pemberian intervensi
yang dilakukan untuk mengatasi masalah disesuaikan dengan buku Nursing
Interventions Classification (NIC) dan fasilitas yang ada di ruangan mendukung tim
untuk melakukan intervensi. Evaluasi dilakukan setiap hari dengan menggunakan
metode SOAP. Setelah dilakukan intervensi selama tiga hari, masalah hipertermi,
deficit volume cairan, kerusakan integritas kulit perineal dapat teratasi, dan masalah
risiko keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi sebagian dan
intervensi dapat dilanjutkan.
B. SARAN
1. Instalasi pelayanan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan kinerja tenaga
medis terutama perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medis GEDS, seperti menjaga kestabilan suhu pasien dalam batas
normal, mengurangi frekuensi diare, dan peningkatan nutrisi.
2. Keluarga pasien diharapkan dapat mengenali tanda-tanda penyakit GEDS dan
mengetahui cara penanganan pertama penyakit GEDS pada saat dirumah, dan
diharapkan keluarga dapat mengikuti anjuran-anjuran yang telah diberikan oleh
dokter dan perawat selama di RS seperti memberikan susu diare, menghindari
makanan yang bersantan,dll.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai