Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

A DENGAN
DIAGNOSA DIABETES MELLTUS (DM)
kelompok 4

Puri Shafira Kamal (22235101019)

Firda Amelia (2223510104)

Wirda yanti (22235101024)

Muhammad riski (22235101014)

M.khazanatul hikam (22235101009)


SISTEMATIKA LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
1. Laporan Pendahuluan
a. Pengertian

Diabetes mellitus adalah sekumpulan gangguan metabolik


yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia) akibat kerusakan pada kerja insulin,sekresi
insulin atau keduanya,tiga komplikasi akut tersebut terkait
ketidakseimbangan kadar glukosa yang berlangsung dalam
jangka waktu pendek (Brunner & Suddarth, 2017).
2. Klasifikasi

Menurut Smeltzer & Bare (2016) dan Hans Tandra (2017)


mengklasifikasikan Diabetes Melitus menjadi:

a. Diabetes Melitus tipe 1


Diabetes Melitus tipe 1 atau Insulin Dependen Diabetes
Melitus (INDDM) yaitu Diabetes Melitus yang bergantung
pada insulin. Yang menderita penyakit ini tidak banyak,
namunjumlah nya terus
meningkat 3% setiap tahun. Diabetes Melitus tipe I ini
disebab karena kerusakan sel beta pankreas yang
menghasilkan insulin.
b. Diabetes Melitus tipe II

Diabetes Melitus tipe II atau Non Insulin Dependen


Diabetes Melitus (NIDDM). Kurang lebih 90% sampai
95% penderita Diabetes Melitus adalah Diabetes Melitus
tipe ini. Diabetes Melitus tipe II masih bisa memproduksi
insulin, tetapi kualitas insulinnya buruk, tidak dapat
berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukkan
gula ke dalam sel. Akibatnya, gula dalam darah meningkat,
3. Etiologi dan faktor resiko Diabet Melitus tipe Il

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan


resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
diabetes melitus tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin. (Padila, 2013).
5. Patofisiologi

Pada DM tipe II merupakan suatu kelainan metabolik


dengan karakteristik utama adalah terjadinya
hiperglikemik kronik. Faktor genetik dikatakan memiliki
peranan yang sangat penting dalam munculnya DM tipe
II. Faktor genetik ini akan berinteraksi dengan faktor-
faktor lingkungan seperti gaya hidup, obesitas, rendahnya
aktivitas fisik, diet, dan tingginya kadar asam lemak bebas
(Smeltzer dan Bare, 2015).
6. Manifestasi Klinis

Adanya penyakit diabetes mellitus ini padaawalnya seringkali


tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Manifestasi
klinis Diabetes
Melitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik defisiensi
insulin. Jika hiperglikemianya berat dan melebihi ambang
ginjal untuk zat ini, maka
timbul glikosuria. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) jika
melewati ambang ginjal untuk ekskresi glukosa yaitu ± 180
mg/dl serta timbulnya rasa haus
(polidipsia). Rasa lapar yang semakin besar (polifagia)
mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori (Price
dan Wilson, 2012)
7. Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien DM
tipe II akan menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi
DM tipe II terbagi dua berdasarkan lama terjadinya yaitu:
komplikasi akut dan komplikasi kronik (Smeltzer dan Bare,
2015, PERKENI, 2015).
8. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas


hidup penderita diabetes melitus. Tujuan penatalaksanaan meliputi:

1. Tujuan jangka pendek : menghilangkan keluhan DM, memperbaiki


kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.

2. Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas


penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.

3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas


DM. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian
glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid (mengukur
kadar lemak dalam darah), melalui pengelolaan pasien
secarakomprehensif.
9. Pemeriksaan Penunjang

a. Glukosa darah. Pada pasien DM tipe II biasanya


meningkat 100-200 mg/dl, atau lebih. Pemeriksaan gula
darah terdiri dari:

1) Pemeriksaan gula darah puasa atau fasting blood sugar


(FBS) Pasien dalam keadaan puasa selama 12 jam,
diperbolehkan minum. Darah diambil dari pembuluh darah
vena. Hasil normal
gulah darah puasa adalah 80-120 mg/100 ml serum. Pada
pasien DM tipe II biasanya meningkat 100- 200 mg/dl, atau
lebih
3) Pemeriksaan gula darah sewaktu bisa delakukan kapan
saja, nilai normalnya adalah 70 – 200 mg/dl.

4) Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes


Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan bebam glukosa 75
gram.
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Ny.A DENGAN DX DIABETES MEIITUS DI RUMAH

A.Pengkajian
Tanggal pengkajian : 20-5-2023
• Diagnosa : Diabetes Melltus (DM)

• 1. indentitas klien
• Nama :Ny. A
• Jenis kelamin :Perempuan
• Usia :43 Tahun
• Pendidikan terakhir :SMA
• Perkerjaan : IRT
• status perkawinan :Kawin
• suku bangsa :ACEH
• Agama : Islam
• Alamat :Lamlo Mali Mesjid
Penanggung jawab klien

Nama : TN.I
Perkerjaan :TANI
Alamat :Lamlo Mali Mesjid
Hubungan dengan klien :Suami

2.Riwayat kesehatan
a. keluhan utama : Pasien mengatakan sering merasa haus,
dan pasien mengatakan sering buang air
dan pasien mengatakan sulit tidur.

b. Riyawat penyakit sekarang : pasien dengan keluhan sering merasa haus,


dan sering buang air kecil, dan pasien mengatakan sulit tidur.
• Riyawat penyakit dahulu : pasien mengatakan pernah di rawat di
• rumah sakit karena kadar glukosa
• darah mengnikat.

• d. Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan ayahnya


• memiliki riwayat penyakit
• diabetes mellitus.
Geogram

Keterangan Geogram

Laki-laki
Pasien

Perempuan
Tinggal Serumah

Laki-Laki Meninggal

Perempuan Meninggal
B. Pengkajian fisik

• 1. pemeriksaan umum
• a. Kedasaraan : compos mentis
• b. Tekanan darah : 110/80 mmHg
• c.Nadi : 78 x/menit
• d.Pernafasan : 22 x/menit
• e.Suhu : 36 c
c. Penatalaksanaan medis
1. Pemberian obat

Nama Dosis Cara/rute Tujuan


Metformin 500 mg Oral Untuk mengontrol
Dan menurunkan
Kadar gula darah
pada penderita DM

1-2 mg Oral Berfungsi untuk


Sulfonilurea menurunkan kadar
glukosa darah
500 mg Oral Menbantu
Meglitinide mengendalikan kadar
glukosa darah
D. DATA FOKUS

• 1. Data Subjektif
• Pasien mengatakan sering haus
• Pasien mengatakan sering buang air kecil
• Pasien mengtakan berat badan menurun
• pasien mengatakan badan terasa lemah
• Pasien mengatakan sulit tidur
2.Data Objektif

 pasien tampak lemah


 Turgor kulit jelek
 Pasien tampak lesu
 Bibir tampak kering
 Pasien tampak meringis
 Kekuatan otot melemah
 TTV
 TD: 110/80 mmHg
 N: 78 x/menit
 RR: 22 x/menit
 S: 36 C
SYMPTOMS (S) ETIOLOGI (E) PROBLEM (P)
DS: Penurun imunitar tubuh Fisit nutrisi
-Klien mengatakan ↓
nafsu makan menurun infeksi oral
- pasien mengatakan ↓
Saluran gangguan
menelan
-Pasien mengatakan ↓
sulit menelan nyeri
DO: ↓
- Membran mukosa difisit nutrisi
klien tampak pucat dan
kering
- Konjungtiva klien
PP
tampak
- Posi makan tidak
dihabiskan (1/2 pvosi)
- BB = 157 cm
- TB = 55 kg
SYMPTOM (S) ETIOLOGI (E) PROBLEM (P)
Penurunan sentivitas Resiko ketidak stabilan
insulin kadar glukosa darah

Resistensi insulin

Pemasukan kadar glukosa


kedalam sel turun

Hiperglikemia

Resiko
ketidakstabilan kadar
glukosa darah
SYMPTOMS (S) ETIOLOGI (E) PROBLEM (P)
Kesiapan peningkatan tidur
DS:………….
-Mengekspresikan
keingginan untuk
meningkatkan tidur
-Mengekspresikan
perasaan cukup istirahat
setelah tidur
E. ANALISA DATA

DO:…………….
-Jumlah waktu tidur sesuai
dengan pertumbuhan
perkembangan
• A.Masalah
• 1.Defisit nutrisi
• 2.Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
• 3.Kesiapan peningkatan tidur

• B.Diagnosa Keperawatan
• 1.defisit nutrisi berhubungan dengan penurunan imunitas tubuh
ditandai dengan penurunan nafsu makan dan sulit menelan
• 2.Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah ditandai dengan glukosa
darah meningkat
• 3.Kesiapan peningkatan tidur dibuktikan dengan mengekspresikan
keinginan untuk meningkatakan tidur perasaan cukup istirahat setelah
tidur dan waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai