Disusun Oleh:
Rezma Latifah Hanum (P27824117012)
Riska Maulidya Nugroho (P27824117025)
Esti Maulidya Suryaningrum (P27824117029)
Satirah Tussa’diyah Burhanuddin (P27824117034)
Reginna Vaya Pramesti (P27824117037)
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, atas berkahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit ini dengan sebaik-baiknya.
Tak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu selaku dosen mata
kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang telah memberikan banyak bantuan dan bimbingannya,
dan juga terima kasih kepada teman teman serta pihak pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini atas dasar tugas Kebutuhan Dasar Manusia. Dengan adanya
makalah ini kami berharap, pembaca mampu mengerti dan memahami isi yang berkaitan
dengan cairan dan elektrolit. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk referensi dan
menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis menyadari dalam proses pembuatan makalah masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami harapkan adanya masukan dan saran yang besifat membangun untuk
memperbaiki kekurangan dalam makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………......i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………..ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………………………..1
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Cairan dan Elektrolit………………………………………………………….3
2.2 Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia………….………………………………………3
2.3 Cara Perpindahan Cairan………………………………………………………………….3
2.4 Faktor yang Berpengaruh Dalam Pengaturan Cairan…………………..…………………4
2.5 Gangguan/Masalah Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit………………. 4
2.6 Kebutuhan Elektrolit……………………………………………………………………....5
2.7 Gangguan/Masalah Kebutuhan Elektrolit…………………………………………………7
2.8 Keseimbangan Asam Basa ………………………………………………………..………8
2.9 Gangguan/ Masalah dalam Asam Basa……………………………………………………8
2.10 Tindakan Mengatasi Masalah/Gangguan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit…………………………………………………………………………………….…9
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….....12
3.2 Saran……………………………………………………………………………………...12
3.3 Daftar Pustaka………............……………………………………………........…………1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Menambah wawasan tentang kebutuhan cairan dan elektrolit guna
mempertahankan fungsi tubuh.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari cairan dan elektrolit?
2. Apa saja komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh ?
3. Bagaimana proses perpindahan cairan ?
4. Apa saja factor yg berpengaruh dalam pengaturan cairan ?
5. Apa saja gangguan/masalah dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit ?
6. Apa saja kebutuhan dalam elektrolit ?
7. Apa saja gangguan / masalah dalam kebutuhan cairan dan elektrolit ?
8. Bagaimana cara mengetahui keseimbangan asam basa ?
9. Apakah gangguan keseimbangan asam basa ?
10. Bagaimana tindakan untuk mengatahui tindakan mengatasi masalah / gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian cairan dan elektrolit
2. Untuk mengetahui cairan tubuh bagi manusia
3. Untuk mengetahui cara perpindahan cairan
1
4. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dalam pengaturan cairan
5. Untuk mengetahui gangguan/masalah dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit
6. Untuk mengetahui komposisi elektrolit
7. Untuk mengetahui gangguan/masalah kebutuhan cairan dan elektrolit
8. Untuk mengetahui keseimbangan asam basa
9. Untuk mengetahui Gangguan/masalah keseimbangan asam basa
10. Untuk mengetahui tindakan mengatasi masalah/gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Osmosis
Osmosis adalah proses pemindahan pelarut murni (seperti air) melalui
membran semipermeable, biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang
kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat, sehingga larutan yang
berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedagkan larutan yang
berkonsentrasi tinggi akan bertambah volumenya.
3
3. Transpor Aktif
Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transport
aktif. Transport aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis yang
memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk menggerakkan
berbagai materi guna menembus membran sel. Proses ini dapat
menerima/memindahkan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
2. Membran Semipermabel
Membrane semipermabel merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul
besar tidak bergabung. Membran semipermabel ini terdapat pada dinding kapiler
pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak
berpindah ke jaringan.
4
1. Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.
2. Serum natrium 159-166 mEq/L.
3. Hipotensi
4. Turgor kulit bur
5. Oliguria
6. Nadi dan pernapasan meningkat
7. Kehilangan cairan mencapai >10% BB
b. Dehidrasi sedang
1. Kehilangan cairan 2-4 l atau antara 5-10%
2. Serum natrium 152-158 mEq/L
3. Mata cekung
c. Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-
2 L.
5
Fosfat : 2,5-4,5 mg/100ml
Pengaturan elektrolit dalam satuan mili ekuivale per liter cairan tubuh atau
milligram per 100 ml (mg/100ml. ekuivalen tersebut merupakan kombinasi kekuatan
zat kimia atau kation dan anion dalam molekul.
1. Pengaturan keseimbangan natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi dalam pengaturan
osmolaritas dan volume cairan tubuh. Natrium ini paling banyak pada cairan
ekstrasel. Ekstrasel diatur oleh ADH dan aldosteron. ADH mengatur sejumlah air
yang diserap kembali ke dalam ginjal dari tubulus renalis. Aldosteron mengatur
keseimbangan jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah.
6
7. Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan
tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan mlalui urin.
2. Hipernatremia
Hypernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang ditandai adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan
permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan,
konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145m Eq/L.
3. Hypokalemia
Hypokalemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar kalium darah.
Hypokalemia sering terjadi ada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
4. Hyperkalemia
Hyperkalemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah
tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, adosis
metabolic, pemberian kalium berlebihan melalui intravena.
5. Hipokalsemia
Hipokalsemia merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah.
Hipokalsemia ditandai dengan adanya kam otot dank ram perut, kejang, bingung,
kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/L, serta kesemutan pada jari dan
sekitar mulut.
6. Hiperkalsemia
Hierkalsemia merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah.
Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan
vitamin D secara berlebihan.
7. Hipomagnesia
Hipomagnesia merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah.
Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan,
takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi, serta kadar magnesium dalam darah
kurang dari 1,3 m Eq/L.
7
8. Hipermagnesia
Hipermagnesia merupakan kondisi berlebihan kadar magnesium dalam darah.
Hal ini di tandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium
lebih dari 2,5 mEq/L.
2. Asidosis metabolic
Asidosis metabolic merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi
penumpukan asam. Keadaan ini ditandai dengan adanya penurunan pH kurang dari
7,35 dan HCO3 kurang dari 22 mEq/L.
3. Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yang
dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45.
Keadaan ini disebabkan oleh adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru-paru, da
lain-lain.
4. Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolic suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan
basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26
mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit :
1. Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ, sehingga
dapat memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat
cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
8
3. Diet. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan
makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergerakan cairan dari
interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan
kebutuhan cairan.
4. Stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui
proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan
metabolism sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat
menimbulkan retensi natrium dan air.
5. Sakit. Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan keutuhan cairan yang
cukup.
9
9. Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum. Apabila saat penusukan terjadi
pengeluaran darah melalui jarum maka Tarik keluar bagian dalam (jarum)
sambil meneruskan tusukan ke dalam vena.
11. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus
12. Buka tetesan
13. Lakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril
14. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
15. Catat respon yang terjadi
16. Cuci tangan
2. Transfusi Darah
Tranfusi darah merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan seperangkat alat tranfusi pada pasien yang membutuhkan darah.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
Persiapan alat dan bahan:
1. Standar infus
2. Perangkat transfusi
3. NaCl 0,9%
4. Darah sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Jarum infus/ abocath sesuai ukuran
6. Pengalas
7. Tourniquet/pembendung
8. Kapas alcohol 70%
9. Plester
10. Gunting
11. Kasa steril
12. Betadin
13. Sarung tangan
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
3. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah transfuse
darah
4. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% terlebih dahulu sebelum pemberian
transfuse darah
5. Letakkan pengalas
6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet
7. Gunakan sarung tangan
8. Desinfeksi darah yang akan ditusuk
9. Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas
10. Periksa apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum
infus/abocath
11. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang transfuse
12. Buka tetesan
10
13. Lakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan kasa steril
14. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
15. Setelah NaCl 0,9% masuk sektar kuang lebih 15 menit, ganti dengan darah yang
sudah disiapkan
16. Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian transfuse
17. Catat respon terjadi
18. Cuci tangan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Meskipun ada banyak cairan elektrolit pengganti air putih , tapi kita harus
tetap menjadikan air putih sebagai kebutuhan cairan yang utama bagi tubuh . Karena
air putih adalah cairan elektrolit yg alami dan tentunya tidak tercampur oleh bahan-
bahan kimia apapun . Tetapi jika keadaan mendesak , alangkah baiknya diberi cairan
elektrolit yg lebih tinggi seperti infus , untuk memenuhi kebutuhan cairan di dalam
tubuh .
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/chuliecsztstefanerszt/konsep-kebutuhan-cairan-dan-
elektrolit
13