Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

"KONSEP TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT."

DI SUSUN OLEH:

NAMA : Moh. Rafli


TINGKAT :I
NIM : PO7247319028

POLTEKKES KEMENKES PALU PRODI D-III


KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
B RUMUSAN MASALAH
C TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi kebutuhan cairan dan elektrolit
B. Sistem tubuh yang berperan dalam cairan dan elektrolit
C. Cara perpindahan cairan tubuh
D. Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia
E. Pengaturan volume cairan tubuh
F. Jenis cairan
G. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
H. Masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit
I. Askep pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit
BAB III PENUTUP
A. kesimpulan
B. saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu
dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan
makalah in yang insya allah tepat pada waktunya.Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang
membangun. Sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan
kearah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh
manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan
tingkatan usia seseorang,seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda
dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air yang tinggi
mengingat permukaan tubuh yang relative luas dan persentasi air lebih tinggi
dibandingkan orang dewasa.
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan
kedalam sel,sisa metabolism,sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara
suhu tubuh,mempermudah eliminasi,dan membantu pencernaan. Disamping
kebutuhan cairan,elektrolit (natrium,kalium,kalsium,klorida dan fosfat) sangat
penting untuk menjaga keseimbangan asam basa,konduksi saraf,kontraksi muscular
dan osmolalitas.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat
mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal. Untuk mempertahankan kondisi
cairan dan elektrolit dalam keadaan deimbang maka pemasukan harus cukup sesuai
dengan kebutuhan.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa itu kebutuhan cairan dan elektrolit  ?
2.      Apa sajakah sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan
elektrolit ?
3.      Bagaimana cara perpindahan cairan tubuh ?
4.      Seperti apa kebutuhan cairan tubuh bagi manusia ?
5.      Bagaimana pengaturan volume cairan tubuh ?
6.  Apa sajakah factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit ?
7.  Apa sajakah masalah-masalah kebutuhan cairan dan elektrolit ?

C.  Tujuan
Makalah ini di buat dengan  tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau
tenaga medis dapat memahami dan mengaplikasikannya
dilapangan khususnya mengenai materi kebutuhan cairan dan elektrolit
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi kebutuhan cairan dan elektrolit.


Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial
bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan
diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang
relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.

B. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit.


1. Ginjal.
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai
pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur
keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan
garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan
bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap
satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui
glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate
glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya
menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi
ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1
ml/kg/bb/jam.

2. Kulit.
Merupakan  bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang
disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan
dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat
dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses
pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke
udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan
konveksi (pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian
saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan dengan jumlah
air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan
kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu
lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.

3. Paru.
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait
dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.

4. Gastrointestinal.
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam
kondisi normal, cairan hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari.
Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin, seperti: system
hormonal contohnya:

a). ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh
hipotalamus di hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan
osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.

b). Aldosteron.
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar
adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya
perubahan konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin rennin.
c.) Prostaglandin.
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfunsi
merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus, serta
mengatur pergerakan gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam
mengatur sirkulasi ginjal.
d.) Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
e.) Mekanisme rasa haus.
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara
merangsang pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi
angiostensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk rasa haus.

C. Cara perpindahan cairan tubuh.


Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu : 
 Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
 Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
 Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang
merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah

Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :


Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi
mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atau
membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka
membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat
menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel untuk substansi
tersebut.Membran disebut semipermeable (permeabel selektif) bila beberapa
partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat
menembusnya.Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif
atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif
tidak membutuhkan energi.

a). Difusi.
Merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau
zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat
bercampur dalam sel membrane. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit
dan zat-zat lain terjadi melalui membrane kapiler yang permeable.kecepatan
proses difusi bervariasi, bergantung pada factor ukuran molekul, konsentrasi
cairan dan temperature cairan. Zat dengan molekul yang besar akan bergerak
lambat dibanding molekul kecil. Molekul kecil akan lebih mudah berpindah
dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah.
Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan
molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.

b). Osmosis.
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane
semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang
pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solute adalah zat pelarut,
sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam
adalah solute. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan
ekstra dan intra.
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan
menggunakan satuan nol. Natrium dalam NaCl berperan penting mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam
dengan kepekatan berbeda dan didalamnya dimasukkan sel darah merah,
maka larutan yang mempunyai kepekatan yang sama akan seimbang dan
berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonic karena
larutan NaCl mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam system
vascular. Larutan isotonic merupakan larutan yang mempunyai kepekatan
sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik mempunyai
kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel. Pada proses osmosis dapat
terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang
kepekatannya lebih tinggi melalui membrane semipermeabel, sehingga
larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang
larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya.

c). Transport aktif.


Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini
terutama penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan
ekstrasel. Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
1. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses
osmotic juga menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan
kemampuan pastikel pelarut untuk menarik larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang
mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung
(larutan disebut koloid). Sedangkan larutan yang mempunyai
kepekatan sama dan dapat bergabung (disebut kristaloid). Contoh
larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid
apabila protein bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan
cairan menembus membrane sel permeable tidak terjadi. Prinsip
tekanan osmotic ini sangat penting dalam proses pemberian cairan
intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian
infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi sama
dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan
cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat
hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding
konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar
dibanding tekanan tekanan osmotic cairan interstisial karena
konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar
dibanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan koloid dan
sulit menembud membrane semipermeabel. Tekanan hidrostatik adalah
kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup.
Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan
intrasel.
2. Membran semipermeable
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak
tergabung. Membran semipermeable terdapat pada dinding kapiler
pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau
zat lain tidak berpindah ke jaringan.

D. Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia.


Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kenutuhan dasar manusia
secara fisiologis proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan tubuh, sementara itu merupakan bagian padat dari tubuh, secara
keseluruhan, persentase tubuh dapat dikategorikan berdasarkan umur
adalah : bayi baru lahir 75% dari total berat badan tubuh pria dewasa 57 %
dari total BB, wanita dewasa 55 % dari BB dan dewasa tua 45% dari total
BB, persentase Jumlah cairan tubuh berpariasi bergantung pada faktor  usia
lemak dalam lubuh,dan jenis kelamin jika lemak tubuh sedikit maka cairan
dalam tubuh pun lebih besar.

E. Pengaturan volume cairan tubuh.


Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan
komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas
yang nyaman.Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan
cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangka mempertahankan
fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses
penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses
metabolisme.
1. Intake Cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum
kira-kira1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500
ml per harisehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari
makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan
intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan
tabel di bawah :
Kebutuhan Cairan (mL/24
No. Umur Berat Badan (kg) Jam)
1 Hari 3,0 250 – 300
2 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4 6 tahun 20,0 1800 – 2000
5 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6 14 tahun 45,0 2200 – 2700
7 18 tahun(adult) 54,0 2200 – 2700

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan
sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal.

2 .Output Cairan
 Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi
normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml
per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan produksi
urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan
mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh
melalui proses ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses
respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis pada kulit.
d. Feces : 
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per
hari,yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar
(kolon). 
F. Jenis cairan.
1. Cairan nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori
setiap harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi
kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting
untuk metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat berkidar antara 200-
1500/liter. Cairan nutrient terdiri atas:
a. Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert
sugar ( ½ dextrose dan ½ levulose).
b. Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
c. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
d. Blood Volume Expanders
Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume
pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan
darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat,
maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada
pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh
darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan
cairan ini. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin
dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai
tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah
volume darah.

G. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit.


1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena
usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan
berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.

2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang
yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan
sampai dengan 5 L per hari.

3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.
Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.

4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan
natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
 Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan
untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-
lain.
7. Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

H. Masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit.


Masalah-masalah kebutuhan cairan:
1. Asidosis respiratorik,
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena
kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari
cairan tubuh.
2. Asidosis metabolic
 Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi
penumpukan asam.
3. Alkalosis respiratorik
 Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2, dari paru-paru
yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35
mmHg, pH lebih dari 7,45.
4. Alkalosis metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau
penambahan cairan basa pada cairan tubuh dengan adanya
peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri
lebih dari 7,45.
Masalah-masalah kebutuhan elektrolit :
1. Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam
plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma
yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
2. Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi,
yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor
kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan,
lidah kering, dll.
3. Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam
darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering
terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
4. Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah
tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit
ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya
mual, hiperaktifitas system pencernaan, dll.
5. Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah.
Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut,
kejang,bingung, dll.
6. Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam
darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan
kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan.
Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi
otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3
mEq/L.
7. Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah.
Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada
kaki dan tangan, dll, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari
1,3 mEq/L.
8. Hipermagnesia
Merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini
ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar
magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
9. Keseimbangan Asam Basa
Aktivitas tubuh memerlukan keseimbangan asam basa,
keseimbangan asam basa dapat diukur dengan pH (derajat
keasaman). Dalam keadaan normal, nilai pH cairan tubuh 7,35 - 7,45.
keseimbangan dapat dipertahankan melalui proses metabolisme
dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan melalui
pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal). Tiga
macam sistem larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan  bikarbonat,
larutan buffer fosfat, dan larutan buffer protein.
ASKEP GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A.  PENGKAJIAN

1. dentitas Pasien
Nama                        : Tn.RS
Umur                        : 33 Tahun
Agama                      : Hindu
Jenis Kelamin           : Laki-Laki
Status                        : Menikah
Pendidikan                : SMA
Pekerjaan                  : Swasta
Suku Bangsa             : Indonesia
Alamat                      : Br. Satria Blahbatuh
Tanggal Masuk         : 30 Juli 2012
Tanggal Pengkajian   : 02 Agustus 2012
No. Register              : 029477
Diagnosa Medis        : Diare Akut

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama                        : Ny.A
Umur                        : 36 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan                  : Swasta
Alamat                   : Br. Satria Blahbatuh
3. Status Kesehatan
a.Status Kesehatan Saat Ini
1)   Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
           Pada saat MRS dan pengkajian, pasien mengeluh lemas di seluruh
badannya.

2)   Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini


      Sekitar 2 bulan yang lalu pasien mengalami diare dan dibawa ke dokter
lalu diberi obat dan injeksi, namun tidak sembuh-sembuh. Kemudian
keluarga mencoba pengobatan non-medis, dan dikatanya pasien terkena
penyakit magic, namun tidak sembuh juga. Setelah beberapa minggu
kondisi pasien semakin memburuk, sehingga istri pasien membawa
pasien ke RS.Ganesha pada tanggal 30 juli 2012, pada pukul 20.00
Wita.  Sesampainya di RS pasien langsung dirujuk ke IGD, keadaan
pasien saat itu lemes, pusing, dan enek di bagian ulu hati, sehinggga
perawat memberikan tindakan medis seperti memasang infus, mengukur
TTV dan akhirnya dibawa ke ruang rawat inap lantai 2 RS.Ganesha.
      Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit pusing, enek di ulu
hati serta saat BAB fesesnya masih encer dan bercampur darah .

3)   Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya


      Hal yang pertama dilakukan keluarga pasien adalah membawa pasien
berobat ke dokter.

b.      Satus Kesehatan Masa Lalu


1)      Penyakit yang pernah dialami
      Pasien mengatakan bahwa ia pernah mengalami penyakit seperti batuk,
pilek, dan demam.
2)   Pernah dirawat
      Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya.
3)   Alergi
      Pasien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
obat-obatan ataupun makanan

4)   Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)


      Pasien mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan minum kopi 3xsehari,
minum alkohol hampir setiap hari dan dimulai sejak SMA, serta
kebiasaan merokok 7 batang per hari.

c.       Riwayat Penyakit Keluarga


           Pasien mengatakan bahwa ia maupun keluarganya tidak mempunyai
riwayat penyakit keluarga ataupun keturunan, seperti DM, asma, penyakit
jantung, maupun hipertensi.

d.      Diagnosa Medis dan therapy


1)      Diagnose medis : Diare Akut
2)      Therapy

JENIS NAMA OBAT DOSIS RUTE


Injeksi IVFD RL+kCl IA 20 tpm Intravena
Injeksi Levolin 1x1 fls Intravena
Tablet Tri mexol forte 3x1 mg Oral
Tablet Trans fector 3x2 mg Oral
Tablet Govasol 1x1 mg Oral
Tablet Ripal bumin 3x2 mg Oral
e. Pengkajian Fisik
Keadaan umum : Lemas
kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
TTV : Nadi = 60 x/menit
Suhu = 37̊C
TD =110/80mmHg,              
RR = 20x/menit
Pemeriksaan head to toe
a. Bentuk kepala pasien: normal simetris, tidak terlihat adanya alopesia,
warna rambut hitam, kebersihan cukup, tidah terdapat luka pada kulit
kepala dan wajah, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa.
b. Alis dan mata: terlihat simetris, tidak terdapat udim palpebra, sklera
aninterik, pupil isokor miosis, konjungtiva anemis.
c. Hidung simetris, tidak terlihat adanya serumen, penyebaran silia merata,
tidak teraba massa dan nyeri tekan pada sinus frontalis, sinus etmoidalis,
sinus spenoidalis, dan sinus masilaris.
d. telinga simetris, tidak terlihat adanya serumen dan discart, tidak terlihat
adanya betelsains, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada tragus,
cartilago, dan aurikul.
e. Mulut:simetris, mukosa bibir kering, tidak terlihat adanya stomatitis.
f. Leher:terlihat simetris, tidak terlihat adanya hiperpigmentasi, tidak
terlihat adanya lesi, tidak terlihat peningkatan JVP, tidak teraba massa
pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
f. Abdomen :
 Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat adanya lesi pada
abdomen. Terdengar gerakan peristaltik ±37 kali/menit. Terdapat nyeri
tekan pada abdomen. Terdengar suara pekak.

g. Pemeriksaan Penunjang
1.      Data laboratorium yang berhubungan
Hematologi rutin pada tanggal 30 Juli 2012

JUMLAH SEL DARAH HASIL SATUAN NILAI


RUJUKAN
Hemoglobin (HGB) -10,5 g/dl 13,0-18,0
Hematokrit (HTC) -31,8 % 40-52
Lekosit (WBC) 7,80 10^3/UL 3,8-10,6
Trombosit (PLT) 346 10^3/UL 150-440
Eritrosit (RBC) -3,64 10^3/UL 4,5-6,5
RDW 12,9 % 10-16
MPV -7,1 fL 7,2-11,1
PCT 0,2 % 0,2-0,5
MCV 87,4 fL 80-100
MCH 28,8 Pg 26-34
MCHC 33,0 Pg 32-36
Limfosit % 10,7 % 20-35
Monosit % 3,3 % 2-8
Gran % 86,0 % 50-80
Lymp # 0,80 10^3/UL 1-5
Monosit # 0,30 10^3/UL 0,1-1
Gran # 6,50 10^3/UL 2-8
Pemeriksaan pada tanggal 1 Agustus 2012

NAMA HASIL NILAI SATUAN KET.


PEMERIKSAA RUJUKAN
N
FUNGSI HATI
Albumin 2,6* 3,4-4,8 g/dl
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 138 135-147 mmol/L
Kalium (K) 2,2* 3,5-5,0 mmol/L
Chloride (Cl) 9,8 98-106 mmol/L
 
A. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


.
1. DS : Kondisi menurun Kekurangan
volume cairan
     Pasien mengatakan biasa
minum air putih ±5
gelas/hari.
     Pasien mengatakan bahwa ia
BAK ±4 x/hari, dengan
karakter urinenya kuning
pekat dan berbau obat.
DO :
  Kulit pasien terlihat kering
dan turgor kulit tidak elastis
  konjungtiva anemis
  mukosa bibir kering
TTV
Nadi = 60 x/menit
Suhu = 37̊C
TD =110/80mmHg,              
RR = 20x/menit

2. Kondisi menurun Ketidakseimbangan


DS :
nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh
  Pasien mengatakan bahwa
nafsu makannnya menurun,
ia makan 3x sehari 1 porsi
dengan menu bubur dan
sayur bening, tetapi masih
bersisa
  Pasien mengatakan bahwa ia
BAB ± 5x/hari dengan
bentuk fases encer, feses
berwarna kuning, feses
bercampur darah,terdapat
sedikit lendir  dan berbau
obat.
  Pasien mengatakan berat
badannya 50kg dan tinggi
badannya 165cm
  Pasien mengatakan sedikit
pusing
DO:
  Konjungtiva anemis
  Wajah pasien terlihat pucat
  Pasien terlihat lemas
  Mukosa bibir kering
3. Nyeri abdomen Insomnia
DS :
   Pasien mengatakan bahwa ia
tidak bisa tidur dengan
nyenyak, biasanya ia tidur
pukul 20.00 Wita dan sering
terbangun.
DO:
  Wajah pasien terlihat pucat
  Terlihat adanya lingkaran
hitam pada sekitar mata
pasien

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO TGL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TTD


JAM TERATASI

1. 2-8- 5-8-2012
Kekurangan volume cairan berhubungan
2012
Pkl. dengan kehilangan cairan ditandai
11.00
dengan pasien mengatakan biasa minum
air putih ±5 gelas/hari, pasien
mengatakan bahwa ia BAK ±4 x/hari,
dengan karakter urinenya kuning pekat
dan berbau obat, kulit pasien terlihat
kering dan turgor kulit tidak elastis,
konjungtiva anemis, mukosa bibir kering,
dan TD     =  mmHg
2. 2-8- 5-8-2012
Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari
2012
Pkl. kebutuhan tubuh berhubungan dengan
11.00
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi
nutrien ditandai dengan pasien
mengatakan bahwa nafsu makannnya
menurun, ia makan 3x sehari 1 porsi
dengan menu bubur dan sayur bening,
tetapi masih bersisa, pasien mengatakan
bahwa ia BAB ± 5x/hari dengan bentuk
fases encer, feses berwarna kuning, feses
bercampur darah,terdapat sedikit lendir 
dan berbau obat, pasien mengatakan berat
badannya 50kg dan tinggi badannya
165cm, pasien mengatakan sedikit
pusing, konjungtiva terlihat anemis,
wajah pasien terlihat pucat, pasien
terlihat lemas dan mukosa bibir kering
3. 2-8- 5-8-2012
Insimnia berhubungan dengan tidur
2012
Pkl. terputus ditandai dengan pasien
11.00
mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur
dengan nyenyak, biasanya ia tidur pukul
20.00 Wita dan sering terbangun, wajah
pasien terlihat pucat, dan terlihat adanya
lingkaran hitam pada sekitar mata pasien.
C. INTERVENSI
Hari/tgl Rencana keperawatan TTD
Tujuan dan Intervensi rasional
kriteria hasil
Kamis, Setelah    Kaji tanda   Kekurangan / perpindahan
2-8-
diberikan vital, contoh cairan meningkatkan frekuensi
2012
askep selama TD, frekuensi jantung, menurunkan TD, dan
3x24 jam, jantung, nadi, mengurangi volume nadi.
diharapkan dan suhu    Penurunan curah jantung
volume (kesamaan mempengaruhi perfusi/ fungsi
cairan pasien dan volume serebral. Kekurangan cairan
dapat kembali    Catat juga dapat diidentifikasi
normal, perubahan dengan penurunan turgor kulit,
dengan KH : mental, turgor membrane mukosa kering, dan
   Turgor kulit kulit, hidrasi, viskositas secret kental.
dapat kembali membrane    Memberikan informasi tentang
elastic mukosa, dan status cairan umum.
kembali karaktersputu Kecenderungan keseimbangan
dalam 3 detik m cairan negatifdapat
   Mukosa bibir    Ukur/hitung menunjukan terjadinya deficit.
lembab masukan,    Perubahan cepat menunjukkan
   Tidak terjadi pengeluaran, gangguan dalam air tubuh total
dehidrasi dan    Untuk membedakan TTV
   TTV : keseimbangan normal klien dengan keadaan
TD cairan. Catat pada saat sakit.
=120,80mmHg kehilangan    Memperbaiki/mempertahankan
S    = 36-37 ̊C tak tampak. volume sirkulasi dan tekanan
N   = 60-    Timbang osmotic. Catatan meskipun
90  berat badan kekurangan cairan, pemberian
RR = 12-
   Kaji tanda dapat mengakibatkan
20 
vital, contoh peningkatan kongesti paru,
TD, frekuensi pengaruh negative fungsi
jantung, nadi, pernafasan
dan suhu    Elektrolit khususnyakalium
   Berikan dan natrium mungkin menurun
cairan IV sebagai akibat terapi diuretic
dalam       Setelah tindakan pembagian,
observasi kapasitas gaster menurun
ketat dengan kurang lebih 50 ml, sehingga
alat control perlu makan sering
sesuai       Pengawasan kehilangan dan
indikasi alat pengkajian kebutuhan
   Awasi/ganti
nutrisi/ keefektifan terapi
elektrolit
sesuai       Makan berlebihan dapat
indikasi
menyebabkan mual/muntah
atau kerusakan operasi
pembagian
      Menurunkan kemungkinan
aspirasi
      Dapat meningkatkan masukan,
meningkatkan rasa
berpartisipasi/ control

      Untuk membedakan TTV


normal klien dengan keadaan
pada saat sakit.
     Perlu bantuan dalam
perencanaan diet yang
memenuhi kebutuhan nutrisi
     Tambahan dapat diperlukan
untuk mencegah anemia karena
gangguan absorpsi.
Peningkatan motilitas usus
setelah prosedur bypass
merendahkan kadar kalsium
dan meningkatkan absorpsi
oksalat, dimana dapat
menimbulkan pembentukan
batu urine.
     Kafein dapat memperlambat
pasien untuk tidur dan
mempengaruhi tidur tahap
REM, mengakibatkan pasien
tidak merasa segar saat bangun.
     Meningkatkan relaksasi dan
kesiapan untuk tidur
     Membantu dalam
pembentukkan jadwal irigasi
efekttif  untuk pasien
kolostomi
     Masukan adekuat dari serat
dan makanan kasar
memberikan bulk, dan cairan
adalah factor penting dalam
penentuankriteria feses.
     Rehabilitasi dapat dipermudah
dengan mendorongpasien
mandiri dan terkontrol
      Nyeri mempengaruhi pasien
untuk jatuh/tertidur

D.           Implementasi Keperawatan

Hari/ No. Ttd


Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam Dx
Kamis, 3 Mengganti alat tenun DS : pasien
02-08- mengatakan bersedia
2012 diganti alat tenunnya
Pkl. DO : tempat tidur
07.00Wit pasien terlihat lebih
a bersih
Pkl. 1,2 Menimbang berat badan pasien DS: Pasien
08.15Wit 1,2 Memberikan cairan IV RL mengatakan  bersedia
a diukur berat badannya
DO: BB pasien 50kg
Pkl. DS: Pasien
08.15Wita mengatakan bersedia
dipakaikan infus
DO: obat dimasukkan
melalui injeksi dan
Pkl. tidak terlihat adanya
08.15Wita reaksi alergi.
1,2 Memberikan obat oral tri DS: pasien bersedia
Pkl. mexol forte, trans fector, diberikan obat
11.00Wita govasol DO: obat diberikan
secara oral
1,2 Mengkaji TTV DS : pasien

Pkl. mengatakan lemas dan


16.10Wita nyeri saat menelan
DO:
Pkl. Nadi  = 80 
16.10Wita
Suhu  = 37 ̊C
Pkl.
TD     =  m
22.00Wita mHg,
RR     = 20 

1,2 Menanyakan asupan makanan/ DS : pasien


minuman mengatakan tidak
nafsu makan
DO : makanan pasien
terlihat masih tersisa
1,2 Memberikan obat oral DS: pasien bersedia
diberikan obat
DO: tidak terlihat
adanya reaksi alergi

1,2 Memberikan obat oral DS: pasien bersedia


diberikan obat
DO: tidak terlihat
adanya reaksi alergi
1,2 Mengkaji TTV DS : pasien
Jum’at,
mengatakan lemas,
03-08-
nafsu makan menurun
2012
DO:
Pkl. Nadi  = 80 
05.00Wit
Suhu  = 38,3 ̊C
a
TD     =  m
mHg
RR     = 20 

3 Mengganti alat tenun DS : pasien


Pkl.
3 Mengganti alat tenun mengatakan lebih
05.15Wit
nyaman
a
DO : tempat tidur
pasien terlihat lebih
bersih
Pkl.
DS : pasien
07.05Wit
mengatakan lebih
a nyaman
DO : tempat tidur
pasien terlihat lebih
Pkl. bersih
08.15Wita 1,2 Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia
diganti infusnya
DO : Infus berjalan
Pkl. dengan lancar
08.15Wita
1,2 Memberikan obat tri mexol DS: pasien bersedia
forte, trans fector, govasol, diberikan obat
Pkl. ripal bumin DO: tidak terlihat
11.00Wita adanya reaksi alergi
1,2 Mengkaji TTV DS : pasien
mengatakan lemas
DO:
Nadi  = 80 

Pkl. Suhu  = 37,3 ̊C
16.05Wita TD     =  m
mHg
RR     = 20 

1,2 Mengkaji TTV DS : pasien


mengatakan pusing
Pkl. dan enek di ulu hati
17.05Wita DO:
Nadi  = 80 
Suhu  = 36,7 ̊C
TD     =  m
mHg
RR     = 20 

1,2 Memberikan obat oral tri DS: pasien bersedia


mexol forte diberikan obat
DO: tidak terlihat
adanya reaksi alergi
Pkl.
1,2 Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia
17.05Wita
diganti infusnya
DO : Infus berjalan
dengan lancer
Pkl.
Sabtu, 1,2 Mengkaji TTV DS: pasien
04-08- 1,2 mengatakan masih
2012 lemas
Pkl. DO:
Nadi  = 80 
05.00Wit
a Suhu  = 36,7 ̊C
Mengkaji TTV TD     =  m
mHg
RR     = 20 

Pkl. DS: pasien


05.20Wit mengatakan masih
a lemas
DO:
Nadi  = 80 

Pkl. Suhu  = 36,7 ̊C
07.15Wit TD     =  m
a mHg
RR     = 20 

Pkl.
10.15Wit
a 3 Memandikan pasien DS : pasien menolak
Pkl.
10.15Wit untuk dimandikan
a
DO: pasien
Pkl. dimandikan oleh
11.15Wit
keluarganya
a

3 Mengganti alat tenun DS : pasien


mengatakan lebih
nyaman dan dapat
Pkl.
16.15Wit tidur dengan nyenyak
a
DO : tempat tidur
pasien terlihat lebih
bersih dan lingkaran
hitam pada mata

Pkl. terlihat berkurang


17.15Wit 1,2 Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia
a
diganti infusnya
Pkl. DO : Infus berjalan
17.15Wit
a dengan lancer
1,2 Memberikan obat oral tri DS: pasien bersedia
Pkl.
mexol forte, trans fector, , ripal diberikan obat
17.15Wita
bumin, govasol DO: tidak terlihat
Pkl.
adanya reaksi alergi
22.15Wita
Sabtu, 1,2 Mengkaji TTV DS : pasien

04-08-2012 mengatakan sudah

Pkl. tidak pusing

05.00Wita DO:
Nadi  = 80 

Suhu  = 37, ̊C
TD     =  mm
Hg
RR     = 20 

Pkl.
05.20Wita
1,2 Mengkaji TTV DS : Pasien
mengatakan
Pkl.
minumnya ± 7
07.15Wita
gelas /hari
DO : mukosa bibir
Pkl. terlihat kering, turgor
10.15Wita
kulit tidak elastic,
Pkl.
10.15Wita TTV-nya :
Nadi  = 80 
Pkl.
11.15Wita Suhu  = 36,7 ̊C
TD     =  mm
Hg
RR     = 20 
Pkl.
16.15Wita
1,2 Memberikan obat oral tri DS: pasien bersedia
mexol forte, trans fector, , ripal diberikan obat
bumin DO: tidak terlihat
adanya reaksi alergi
1,2 Menanyakan asupan makanan/ DS : pasien
minuman mengatakan nafsu
makan menurun
DO : makanan pasien
terlihat masih bersisa
1,2 Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia
diganti infusnya
DO : Infus berjalan
dengan lancer
Pkl.
17.15Wita 1,2 Memberikan obat oral tri DS: pasien bersedia
mexol forte diberikan obat
Pkl.
17.15Wita DO: tidak terlihat
adanya reaksi alergi
Pkl.

E.           Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam
1. Minggu, 1. S = Pasien mengatakan minumnya ± 7
5-8-2012 gelas /hari
Pkl O = mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit
16.15 tidak elastic, TTV :
Wita Nadi  = 80 
Suhu  = 36,7 ̊C
TD     =  mmHg
RR     = 20 
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
         Memberikan minum seperti air putih
         Mengkaji TTV

2. Minggu, 2. S = Pasien mengatakan nafsu makannya


5-8-2012 menurun
Pkl O = makanan pasien terlihat masih bersisa
17.15 A = Masalah teratasi sebagian
Wita P = lanjutkan interv
ensi
         Menganjurkan makan dengan perlahan
         Mengkaji karakteristik feses pasien
         Menimbang berat badan pasien

3. Minggu, 3. S =  pasien mengatakan lebih nyaman dan


5-8-2012 dapat tidur dengan nyenyak
Pkl O = tempat tidur pasien terlihat lebih bersih 
07.15 dan lingkaran hitam pada mata terlihat
Wita berkurang
A = Masalah sudah teratasi
P = Pertahankan kondisi
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah
esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk
menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
B. SARAN
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar mahasiswa
ataupun petugas medis harus memahai kebutuhan eliminasi urin secara
tepat dalam asuhan keperawatan agar terhindar dari kesalahan dalam
tindakan baik itu dirumah sakit maupun di masyarakat yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Kozier,Erb,Berman,Snyder,2011.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7


Volume 2. EGC: Jakarta

Mubarok,Chayatin,2008.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.EGC: Jakarta


http://pandyeffendy.blogspot.com/2013/10/cairan-dan-elektrolit.html
(Diakses tanggal 3 November 2014,Pukul 16.00 WIB).

Anda mungkin juga menyukai