DI SUSUN OLEH:
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebutuhan cairan dan elektrolit ?
2. Apa sajakah sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan
elektrolit ?
3. Bagaimana cara perpindahan cairan tubuh ?
4. Seperti apa kebutuhan cairan tubuh bagi manusia ?
5. Bagaimana pengaturan volume cairan tubuh ?
6. Apa sajakah factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit ?
7. Apa sajakah masalah-masalah kebutuhan cairan dan elektrolit ?
C. Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau
tenaga medis dapat memahami dan mengaplikasikannya
dilapangan khususnya mengenai materi kebutuhan cairan dan elektrolit
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kulit.
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang
disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan
dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat
dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses
pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke
udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan
konveksi (pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian
saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan dengan jumlah
air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan
kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu
lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.
3. Paru.
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan
insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait
dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal.
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam
mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam
kondisi normal, cairan hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari.
Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin, seperti: system
hormonal contohnya:
a). ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh
hipotalamus di hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan
osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.
b). Aldosteron.
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar
adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya
perubahan konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin rennin.
c.) Prostaglandin.
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfunsi
merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus, serta
mengatur pergerakan gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam
mengatur sirkulasi ginjal.
d.) Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
e.) Mekanisme rasa haus.
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara
merangsang pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi
angiostensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk rasa haus.
a). Difusi.
Merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau
zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat
bercampur dalam sel membrane. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit
dan zat-zat lain terjadi melalui membrane kapiler yang permeable.kecepatan
proses difusi bervariasi, bergantung pada factor ukuran molekul, konsentrasi
cairan dan temperature cairan. Zat dengan molekul yang besar akan bergerak
lambat dibanding molekul kecil. Molekul kecil akan lebih mudah berpindah
dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah.
Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan
molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.
b). Osmosis.
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane
semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang
pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solute adalah zat pelarut,
sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam
adalah solute. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan
ekstra dan intra.
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan
menggunakan satuan nol. Natrium dalam NaCl berperan penting mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam
dengan kepekatan berbeda dan didalamnya dimasukkan sel darah merah,
maka larutan yang mempunyai kepekatan yang sama akan seimbang dan
berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonic karena
larutan NaCl mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam system
vascular. Larutan isotonic merupakan larutan yang mempunyai kepekatan
sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik mempunyai
kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel. Pada proses osmosis dapat
terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang
kepekatannya lebih tinggi melalui membrane semipermeabel, sehingga
larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang
larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari
penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan
sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus
gastrointestinal.
2 .Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus
urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi
normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml
per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan produksi
urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan
mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh
melalui proses ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses
respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya
ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan
syaraf simpatis pada kulit.
d. Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per
hari,yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar
(kolon).
F. Jenis cairan.
1. Cairan nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori
setiap harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi
kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting
untuk metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat berkidar antara 200-
1500/liter. Cairan nutrient terdiri atas:
a. Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert
sugar ( ½ dextrose dan ½ levulose).
b. Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
c. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
d. Blood Volume Expanders
Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume
pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan
darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat,
maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada
pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh
darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan
cairan ini. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin
dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai
tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah
volume darah.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang
yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan
sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.
Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar
protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan
natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan
untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-
lain.
7. Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
A. PENGKAJIAN
1. dentitas Pasien
Nama : Tn.RS
Umur : 33 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Br. Satria Blahbatuh
Tanggal Masuk : 30 Juli 2012
Tanggal Pengkajian : 02 Agustus 2012
No. Register : 029477
Diagnosa Medis : Diare Akut
g. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Hematologi rutin pada tanggal 30 Juli 2012
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 2-8- 5-8-2012
Kekurangan volume cairan berhubungan
2012
Pkl. dengan kehilangan cairan ditandai
11.00
dengan pasien mengatakan biasa minum
air putih ±5 gelas/hari, pasien
mengatakan bahwa ia BAK ±4 x/hari,
dengan karakter urinenya kuning pekat
dan berbau obat, kulit pasien terlihat
kering dan turgor kulit tidak elastis,
konjungtiva anemis, mukosa bibir kering,
dan TD = mmHg
2. 2-8- 5-8-2012
Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari
2012
Pkl. kebutuhan tubuh berhubungan dengan
11.00
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi
nutrien ditandai dengan pasien
mengatakan bahwa nafsu makannnya
menurun, ia makan 3x sehari 1 porsi
dengan menu bubur dan sayur bening,
tetapi masih bersisa, pasien mengatakan
bahwa ia BAB ± 5x/hari dengan bentuk
fases encer, feses berwarna kuning, feses
bercampur darah,terdapat sedikit lendir
dan berbau obat, pasien mengatakan berat
badannya 50kg dan tinggi badannya
165cm, pasien mengatakan sedikit
pusing, konjungtiva terlihat anemis,
wajah pasien terlihat pucat, pasien
terlihat lemas dan mukosa bibir kering
3. 2-8- 5-8-2012
Insimnia berhubungan dengan tidur
2012
Pkl. terputus ditandai dengan pasien
11.00
mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur
dengan nyenyak, biasanya ia tidur pukul
20.00 Wita dan sering terbangun, wajah
pasien terlihat pucat, dan terlihat adanya
lingkaran hitam pada sekitar mata pasien.
C. INTERVENSI
Hari/tgl Rencana keperawatan TTD
Tujuan dan Intervensi rasional
kriteria hasil
Kamis, Setelah Kaji tanda Kekurangan / perpindahan
2-8-
diberikan vital, contoh cairan meningkatkan frekuensi
2012
askep selama TD, frekuensi jantung, menurunkan TD, dan
3x24 jam, jantung, nadi, mengurangi volume nadi.
diharapkan dan suhu Penurunan curah jantung
volume (kesamaan mempengaruhi perfusi/ fungsi
cairan pasien dan volume serebral. Kekurangan cairan
dapat kembali Catat juga dapat diidentifikasi
normal, perubahan dengan penurunan turgor kulit,
dengan KH : mental, turgor membrane mukosa kering, dan
Turgor kulit kulit, hidrasi, viskositas secret kental.
dapat kembali membrane Memberikan informasi tentang
elastic mukosa, dan status cairan umum.
kembali karaktersputu Kecenderungan keseimbangan
dalam 3 detik m cairan negatifdapat
Mukosa bibir Ukur/hitung menunjukan terjadinya deficit.
lembab masukan, Perubahan cepat menunjukkan
Tidak terjadi pengeluaran, gangguan dalam air tubuh total
dehidrasi dan Untuk membedakan TTV
TTV : keseimbangan normal klien dengan keadaan
TD cairan. Catat pada saat sakit.
=120,80mmHg kehilangan Memperbaiki/mempertahankan
S = 36-37 ̊C tak tampak. volume sirkulasi dan tekanan
N = 60- Timbang osmotic. Catatan meskipun
90 berat badan kekurangan cairan, pemberian
RR = 12-
Kaji tanda dapat mengakibatkan
20
vital, contoh peningkatan kongesti paru,
TD, frekuensi pengaruh negative fungsi
jantung, nadi, pernafasan
dan suhu Elektrolit khususnyakalium
Berikan dan natrium mungkin menurun
cairan IV sebagai akibat terapi diuretic
dalam Setelah tindakan pembagian,
observasi kapasitas gaster menurun
ketat dengan kurang lebih 50 ml, sehingga
alat control perlu makan sering
sesuai Pengawasan kehilangan dan
indikasi alat pengkajian kebutuhan
Awasi/ganti
nutrisi/ keefektifan terapi
elektrolit
sesuai Makan berlebihan dapat
indikasi
menyebabkan mual/muntah
atau kerusakan operasi
pembagian
Menurunkan kemungkinan
aspirasi
Dapat meningkatkan masukan,
meningkatkan rasa
berpartisipasi/ control
D. Implementasi Keperawatan
Pkl. Suhu = 37,3 ̊C
16.05Wita TD = m
mHg
RR = 20
Pkl. Suhu = 36,7 ̊C
07.15Wit TD = m
a mHg
RR = 20
Pkl.
10.15Wit
a 3 Memandikan pasien DS : pasien menolak
Pkl.
10.15Wit untuk dimandikan
a
DO: pasien
Pkl. dimandikan oleh
11.15Wit
keluarganya
a
05.00Wita DO:
Nadi = 80
Suhu = 37, ̊C
TD = mm
Hg
RR = 20
Pkl.
05.20Wita
1,2 Mengkaji TTV DS : Pasien
mengatakan
Pkl.
minumnya ± 7
07.15Wita
gelas /hari
DO : mukosa bibir
Pkl. terlihat kering, turgor
10.15Wita
kulit tidak elastic,
Pkl.
10.15Wita TTV-nya :
Nadi = 80
Pkl.
11.15Wita Suhu = 36,7 ̊C
TD = mm
Hg
RR = 20
Pkl.
16.15Wita
1,2 Memberikan obat oral tri DS: pasien bersedia
mexol forte, trans fector, , ripal diberikan obat
bumin DO: tidak terlihat
adanya reaksi alergi
1,2 Menanyakan asupan makanan/ DS : pasien
minuman mengatakan nafsu
makan menurun
DO : makanan pasien
terlihat masih bersisa
1,2 Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia
diganti infusnya
DO : Infus berjalan
dengan lancer
Pkl.
17.15Wita 1,2 Memberikan obat oral tri DS: pasien bersedia
mexol forte diberikan obat
Pkl.
17.15Wita DO: tidak terlihat
adanya reaksi alergi
Pkl.
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
No No Dx Evaluasi TTd
Jam
1. Minggu, 1. S = Pasien mengatakan minumnya ± 7
5-8-2012 gelas /hari
Pkl O = mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit
16.15 tidak elastic, TTV :
Wita Nadi = 80
Suhu = 36,7 ̊C
TD = mmHg
RR = 20
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
Memberikan minum seperti air putih
Mengkaji TTV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah
esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk
menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
B. SARAN
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar mahasiswa
ataupun petugas medis harus memahai kebutuhan eliminasi urin secara
tepat dalam asuhan keperawatan agar terhindar dari kesalahan dalam
tindakan baik itu dirumah sakit maupun di masyarakat yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA