Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS PENGENALAN PROFESI

OBSERVASI INPUT OUTPUT CAIRAN TUBUH PADA


MAHASISWA

Kelompok VI

Pembimbing : dr.R.A.Tanzila,M.Kes.

Selfiani Talia Sari (702019007)


Permata Puspasyari (702017010)
Arini Alfa Hidayah (702019038)
Fathia Az Zahra (702019067)
Tania Evita Salsabila (702017068)
Najla Aqila Faradiva (702019071)
Muhammad Farhan Hidayatullah (702019085)
Fathira Asyarifa Jabar (702019091)
Deska Fitriani (702019097)
Raphaelano Naufal Permono (702019099)
Muhammad Ryan Fadila (702019100)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah dan rahmat-Nya kegiatan Tugas Pengenalan Profesi Blok 3 yang
bertemakan “Observasi input output cairan tubuh pada mahasiswa” dapat
diselesaikan dengan baik dan benar.
Penulis menyadari bahwa hasil kegiatan ini dapat terselesaikan berkat
pengarahan, bantuan, dan bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak.
Penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Allah SWT. Sebagai Tuhan yang tak selalu memberikan ridha-Nya
untukmenyelesaikan kegiatan ini dengan baik dan lancar.
2. dr. RA Tanzila, M.Kes selaku pembimbing tugas pengenalan profesi
kelompok 6 pada blok tiga.
3. Teman-teman sejawat.
4. Semua pihak yang membantu penulis.
Dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Pengenalan Profesi blok 3 ini penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dalam segi materi maupun dalam penyusunan kata-kata, hal ini disebabkan oleh
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu
peneliti memohon maaf, saran dan kritik bagi seluruh pembaca dalam upaya
perbaikan laporan ini.

Palembang, 16 November 2019

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB l PENDAHULUAN......................................................................................... 1

1.1 LatarBelakang...........................................................................................1

1.2 RumusanMasalah.........................................................................….......2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................….. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................….. 3

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 10

3.1 Lokasi Penelitian .....................................................................................10

3.2 Waktu dan Temp......................................................................................10

3.3 Subjek Tugas Mandiri .............................................................................10

3.4 Alat dan Bahan.........................................................................................10

3.5 Langkah Kerja..........................................................................................10

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cairan merupakan salah satu unsur gizi serta komponen terbesar dalam
tubuh manusia. Sekitar 60% dari berat tubuh manusia terdiri dari air.
Airmerupakan salah satu zat gizi makro essensial. Air sebagai salah satu zat
gizi makro esensial mempunyai beberapa fungsi antara lain untuk pelarut dan
alat angkut, sebagai katalisator, pelumas, fasilitator pertumbuhan, pengatur
suhu tubuh dan peredam benturan. Air dinyatakan essensial karena tubuh
tidak dapat menghasilkan air untuk memenuhi kebutuhan tubuh, oleh sebab
itu air harus diperoleh dari luar tubuh. Agar proses metabolisme dalam tubuh
berjalan dengan baik dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan yang hilang.
Kandungan air tubuh berbeda antar manusia tergantung pada proporsi
jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung lebih banyak
jaringan otot mengandung lebih banyak air. Secara normal, dalam satu hari
tubuh akan kehilangan cairan melalui ginjal, kulit, paru-paru maupun feses.
Untuk menjaga agar kondisi dan fungsi cairan tubuh tidak terganggu,
kehilangan cairan tersebut harus diganti. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan
air atau terjadi kehilangan air sekitar 5% dari berat badan (pada anak, remaja
dan dewasa) maka keadaan ini dikenal dengan istilah dehidrasi.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Komposisi cairan
dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian rupa agar
keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan. Untuk
mempertahankan keseimbangannya, diperlukan masukan, pendistribusian,

1
dan keluaran yang memadai, yang diatur melalui mekanisme tersendiri
namun berkaitan satu sama lain.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya. Apabila terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolit
dalam tubuh dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia,
hipeanatremia, hipokalemia, hiperkalemia, dan hipokalsemia. Dengan
demikian, keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan komponen atau
unsur vital pada tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun tujuan umum dalam pelaksanaan TPP ini adalah
1. Bagaimana input cairan tubuh pada mahasiswa/i di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang
2. Bagaimana output cairan tubuh pada mahasiswa/i di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui input cairan tubuh pada mahasiswa/i di Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Untuk mengetahui output cairan tubuh pada mahasiswa/i di Universitas
Muhammadiyah Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian


1) Bagi institusi, dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2) Bagi praktisi, untuk mendapatkan informasi tentang input output cairan
pada mahasiswa/i
3) Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh dehidrasi terhadap mahasiswa

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cairan Tubuh


Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.

2.2 Distribusi Cairan Tubuh


Cairan tubuh di distribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda.
2.2.1 Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel tediri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan
Intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada diantara
sebagian besar sel tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh.
Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan tubuh interstisial. Cairan
intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air
tidak berwarna, dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan
trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.
2.2.2 Cairan Intrasel
Cairan Intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi
terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit
serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat tubuh.
Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan
cairan yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi
tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan
intrasel daripada dalam cairan ekstasel.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan
sebagai berikut :
Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu
sendiri.

3
Dewasa 60%
Anak-anak 60 – 77%
Infant 77%
Embrio 97%
Manula 40 – 50 %
Pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah
mengalami kehilangan jaringan tubuh.

2.3 Sumber Cairan Tubuh


1. Air minum (1500-2000cc/hari)
2. Air yang ada dalam makanan (700cc/hari)
3. Air yang dihasilkan oleh proses metabolisme (200cc/hari)

2.4 Jenis-jenis Cairan Tubuh


1. Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang di butuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metebolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo-atau hemato-yang
berasal dari bahasa Ayunani haima yang berarti darah.
2. Plasma Darah.
Plasma darah adalah komponen cairan darah, dimana 55% dari jumlah
volume darah merupakan plasma darah. Plasma darah disiapkan oleh tuba
darah segar yang berputar pada sentrifugal sampai sel darah jatuh ke dasar
tuba. Plasmapheresis adalah jenis terapi medikal yang mengikutsertakan
pemisahan plasma dari sel darah merah.

2.5 Fungsi Cairan Tubuh


1. Mengatur suhu tubuh.
Dalam hai ini bila kekurangan air suhu tubuh akan menjadi panas dan
naik.

4
2. Melancarkan peredaran darah.
Jika tubuh kekurangan cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan.
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan
racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melelui
keringat, air seni, dan pernapasan.
4. Kulit.
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan
air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan
elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan.
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena
gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan
lancar.
6. Pernapasan.
Paru-paru memerlukan air untuk pernapasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita
menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun
dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot.
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu,
perlu minum air dengan cukup selama beraktifitas untuk meminimalisir
risiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit.
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang
memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

5
2.6 Pengaturan Cairan tubuh
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antarajumlah
cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
2.6.1 Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah
± 2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau
ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan
ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam
rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi
ketidakseimbangan volume cairan tubuh di mana asupan cairan kurang
atau adanya perdarahan, maka curah jantung menurung, menyebabakan
terjadinya penurunan tekanan darah.
2.6.2 Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan
cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. Jumlah
air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine),
sebanyak ±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini juga dihubugkan
dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan
pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan sering dilakukakan
melalui kulit (berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa feses).
Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan
yang tidak dapat diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau
luka besar lainnya, jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan)
meningkat sehingga sulit untuk diukur. Pada kasus seperti ini, bila volume
urine yang dikeluarkan kurang dari 500 cc per hari, diperlukan adanya
perhatian khusus. Setiap 1 derajat celcius akan berpengaruh pada output
cairan.
Cairan keluar dari tubuh melalui ginjal dalam bentuk urine, melalui
system pencernaan dalam bentuk feses, dari kulit melalui penguapan dan
dalam bentuk keringat, serta melalui paru-paru saat bernafas dalam bentuk
uap air. Pengeluaran cairan melalui paru dan penguapan dari kulit disebut

6
insensible water loss atau kehilangan air secara tidak disadari. (Kusnanto,
2016)
1. Urin
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika
urinaria (kandung kemih). Proses ini merupakan proses pengeluaran
cairan tubuh yang utama. Jumlah urine yang dibentuk ginjal tergantung
dari jumlah cairan tubuh, tahap perkembangan, dan berat badan
seseorang. Dalam keadaan cairan tubuh yang normal ginjal orang dewasa
akan menghasilkan urine sekitar 1-2 ml/ kgBB/jam atau sekitar 1500 ml
dalam 24 jam. Pada bayi jumlah urine yang dihasilkan ginjal lebih
banyak karena sampai dengan usia 2 tahun kemampuan ginjal untuk
mengonsentrasikan urine masih terbatas dan jumlah urine yang dihasilkan
menjadi sekitar 3-4 ml/kg BB. Cairan dalam ginjal disaring pada
glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali
ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah urine.
Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium
jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali ke ginjal dan
memproduksi ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran urine.
2. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang
panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion
kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan memengaruhi
kadar natrium dalam plasma.
3. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat.
Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang
paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses
jumlahnya berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi
lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feese adalah 100
ml/hari.
4. Insensible water loss (IWL)

7
Kehilangan cairan melalui paru-paru tergantung dari kecepatan respirasi,
makin cepat pernafasan seseorang makin banyak uap air yang
dikeluarkan. Penguapan melalui kulit tergantung dari luas permukaan
tubuh, suhu tubuh, dan kelembapan lingkungan (humidity). Diperkirakan
kehilangan cairan melalui mekanisme ini sekitar 10-15 ml/kgBB. Pada
bayi permukaan tubuhnya relative lebih luas dari orang dewasa,
begitupula dengan frekuensi pernafasannya lebih cepat sehingga
penguapannya lebih banyak dari orang dewasa. Dengan demikian
diperkirakan IWL pada bayi lebih banyak yaitu sekitar 30 ml/kgBB.

2.7 Keseimbangan Cairan


Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan.
Kebutuhan cairan tubuh dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon
terhadap stressor fisiologi dan lingkungan.

2.8 Pergerakan cairan tubuh


Difusi : proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Filtrasi : perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan
sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.
Transpor aktif : bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena daya
aktif tubuh seperti pompa jantung.

2.8.1 Gangguan Mempengaruhi Cairan Tubuh


Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau
kekurangan cairan yang mengakibatkan perubahan volume.
1. Overhidrasi
Air, seperti subtrat lain, berubah menjadi toksik apabila
dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu tertentu. Intoksikasi

8
air sering terjadi bila cairan di konsumsi tubuh dalam kadar tinggi tanpa
mengambil sumber elektrolit yang menyeimbangi kemasukan cairan
tersebut.
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada
pengeluaran cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan
konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat rendah.
Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat
ginjal (gagal ginjal akut), masukan air yang berlebihan pada terapi
cairan, masuknya cairan irigator pada tindakan reseksi prostat
transuretra, dan korban tenggelam. Gejala overhidrasi meliputi, sesak
nafas, edema, peningkatan tekanan vena jugular, edema paru akut dan
gagal jantung. Dari pemeriksaan lab dijumpai hiponatremi dalam
plasma. Terapi terdiri dari pemberian diuretik(bila fungsi ginjal baik),
ultrafiltrasi atau dialisis (fungsi ginjal menurun), dan flebotomi pada
kondisi yang darurat.
2. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat
masukan yang kurang atau keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi
bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila air hilang bersama garam,
contoh: GE akut, overdosis diuretik), hipotonik (Secara garis besar
terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang
hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen
intravaskular berpindah ke ekstravaskular, sehingga menyebabkan
penurunan volume intravaskular), hipertonik (Secara garis besar terjadi
kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang.
Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstravaskular
berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga penurunan volume
intravaskular minimal).

9
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi Pelaksanaan


Tugas Pengenalan Profesi (TPP) ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah yang berada di Jalan KH Bhalqi/Lorong Banten,
16 ulu, seberang ulu II, Palembang.

3.2 Waktu Pelaksanaan


TPP ini dilaksanakan pada
Hari/Tanggal :
Waktu :

3.3 Subjek Tugas Mandiri


Mahasiswa/i di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

3.4 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam pelaksanaan TPP ini antara lain :
1. Kamera
2. Buku catatan
3. Alat tulis
4. Checklist

3.5 Langkah Kerja


Untuk melaksanakan Tugas Perkenalan Profesi blok 3 dengan baik,
diperlukan langkah kerja. Langkah kerja yang dilakukan adalah :
1. Membahas subjek penelitian Tugas Pengenalan Profesi dengan
pembimbing kelompok.
2. Membuat proposal Tugas Pengenalan Profesi.
3. Menyiapkan surat permohonan izin untuk melakukan kegiatan Tugas
Pengenalan Profesi ke Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.

10
4. Membuat janji pada pihak terkait.
5. Melakukan observasi cairan input output tubuh pada mahasiswa di FK
UMP
6. Membuat laporan hasil observasi.

11
Daftar Pustaka

1. Yuniastuti A. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2008.


2. Amstrong, LE. Rationale for Renewed Emphasis on Dietary Water Intake.
Proceedings of the 1st Annual Scientific Meeting on Hydration for Health.
Hydration or Health. Paris. 201;7-8.
3. Hardinsyah, Budi IS, et al. Air Bagi Kesehatan, Edisi Kedua.Jakarta: Centra
Communications; 2012.
4. Mardiana dkk. 2012. Pemberian Cairan Karbohidrat Elektrolit, Status Hidrasi
dan Kelelahan pada Pekerja Wanita. Media Medika Indonesiana. 46 (1):6-
11
5. Asiah, Nur. 2013. Air dan Gangguan Fungsi Kognitif. Majalah Kesehatan
Pharmamedika. 5 (1): 38.
6. Pearce, Evelyn. 1993. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia. communication Limited, Cambridge. 1996. Anatomi dan
Fisiologi Modul Swa-instruksional. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC.
7. Santoso, B.I, Hardinsyah. 2011. Air bagi Kesehatan. Jakarta:Centra
Communications.
8. Stoelting dkk. 2015. Intravenous Fluids and Electrolytes. Dalam Handbook
of Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health.17 : h. 341 – 49. 3rd ed
9. Voldby AW. 2016. Fluid Therapy in the Perioperative Setting. Journal of
Intensive Care. hal.27 – 39.
10. Wilson L.M, 1995. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit serta
Penilaiannya’ dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi ke-4, Penerbit: EGC, Jakarta, hh. 283- 301.
11. Mangku.2010. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku Ajar Ilmu
Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 6 (5) : h.272 – 98.
12. Butterworth dkk.2013. Management of Patients with Fluid and Electrolyte
Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology
5th ed. New York: Mc-Graw Hill. 4 (49): h. 1107 – 40. 5th ed.

12
13. Guyton, A. Kompartemen Cairan Tubuh: Cairan Ekstraseluler dan
Intraseluler. Dalam: Buku ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9. Jakarta: EGC;
1997. hal 375-7.

13

Anda mungkin juga menyukai