LAPORAN PENDAHULUAN
DISUSUN OLEH:
Semester I / Tingkat IA
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR 2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Gangguan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Ibu Ni Luh Kompyang Sulisnadewi, S.Kep, Ners, Sp.Kep.An selaku Dosen mata
kuliah Kebutuhan Dasar Manusia Poltekkes Denpasar yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2007 menunjukkan, penyakit ginjal masih menduduki peringkat 10 besar sebagai penyebab
kematian terbanyak. Mengingat tingginya angka kejadian gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam praktek klinik sehari–hari, terutama gangguan keseimbangan natrium,
kalium, kalsium dan magnesium, maka perlu adanya suatu pemahaman yang lebih baik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya
yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya
dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
6
Adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui 7otoric7 semipermiabel dari
larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
c. Transfor aktif
Bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh
seperti pompa jantung.
d. Filtrasi
Adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan
sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.
7
Sports drinks umumnya mengandung karbohidrat 5-7%. Konsentrasi karbohidrat dalam
cairan ini secara ilmiah mengganggu pengosongan lambung. Sedangkan, sodium biasanya
10-20 mmol/L dan dapat membantu keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
1. Ketidakseimbangan cairan
1) Hypervolemia ( peningkatan volume cairan )
a) Pengertian
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan
cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Kelebihan volume cairan
mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan
natrium yang abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka
secara normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan
kandungan natrium tubuh total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air
tubuh total. (Brunner & Suddarth. 2002).
b) Etiologi
Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat :
1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
3) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
c) Patofisiologi
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit
dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya
retensi cairan isotonic, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan
cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam
serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan / adanya gangguan
mekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan cairan.
d) Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipervolemia antara lain : sesak nafas, ortopnea. Mekanisme kompensasi tubuh
pada kondisi hiperlemia adalah berupa pelepasan Peptida Natriuretik Atrium
(PNA), menimbulkan peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal
dan penurunan pelepasan aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisis
elektrolit, keseimbangan asam-basa dan osmolalitas sering menyertai
hipervolemia. Hipervolemia dapat menimbulkan gagal jantung dan edema
pulmuner, khususnya pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler.
8
e) Komplikasi
Akibat lanjut dari kelebihan volume cairan adalah :
1) Gagal ginjal, akut atau kronik
2) Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung
3) Infark miokard
4) Gagal jantung kongestif
5) Gagal jantung kiri
6) Penyakit katup
7) Takikardi/aritmia
8) Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker
9) Berhubungan dengan kerusakan arus balik vena
10) Varikose vena
11) Penyakit vaskuler perifer
12) Flebitis kronis
b) Etiologi
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
1) Penurunan masukan.
2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal
abnormal, dan lain-lain.
3) Perdarahan.
c) Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan
elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (9otoric9). Kondisi
seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan
kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan
interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan
9
ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler.
Secara umum, 10otoric volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan,
perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan
berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam
kondisi cairan ekstraseluler istirahat).
Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial
seperti pleura atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti
terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat
obstruksi saluran pencernaan.
d) Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia,
mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada
jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan ketidak
seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat
menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung,
10otoric10r (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan
hormone antideuritik (ADH), dan pelepasan 10otoric10r10e. Kondisi
hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
e) Komplikasi
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :
1) Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
2) Renjatan hipovolemik.
3) Kejang pada dehidrasi hipertonik.
10
2.4 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan penunjang.
Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik);
peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar;
mata cekung; vena leher otot; peningkatan suhu dan penurunan berat badan
akut.
Bayi dan anak-anak : penurunan air mata, depresi fontanel anterior.
Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan
haus; hipotensi terlentang dan oliguria.
Tabel. 1. Penurunan berat badan sebagai indikator dari kekurangan CES pada
orang dewasa dan anak-anak.
Tabel. 2. Pengkajian perubahan pada hipovolemia 4
Riwayat kesehatan.
2. Evaluasi status volume cairan
3. Kadar nitrogen urea dalam darah (BUN) > 25mg/100 ml.
4. Peningkatan kadar Hematokrit > 50%
5. Berat jenis urine > 1,025.
2) Pengukuran Klinik
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan ( oral, parenteral).
b. Tanda umum masalah elektrolit
11
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial.
g. Faktor psilologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:
a. Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurilogi : reflek, gangguan 12otoric dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah, dan
bising usus.
12
kreatinin, hematokrit dan Hb.
- Hilangkan factor penyebab kekurangan volume cairan, seperti muntah, dengan cara
memberikan minum secara sedikit-sedikit tapi sering atau dengan memberikan teh.
13
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan salah satu aspek penting yang harus dipenuhi
karena untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh.
Mengingat tingginya angka kejadian gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
praktek klinik sehari–hari, terutama gangguan keseimbangan natrium, kalium, kalsium
dan magnesium, maka perlu adanya suatu pemahaman yang lebih baik.
1.2 Saran
Setiap individu perlu untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit mengingat
pentingnya hal tersebut bagi tubuh. Dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
bisa ditunda dalam waktu sebentar jika ada kepentingan yang mendesak, namun tidak
boleh dalam waktu yang lama karena akan mengakibatkan adanya gangguan dalam
tubuh.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/52773/5/Chapter%20I.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45296/4/Chapter%20II.pdf
http://qurotul-ayun.blogspot.co.id/2015/04/contoh-kasus-asuhan-keperawatan-dengan_89.html
http://ciciliaassa.blogspot.co.id/2012/04/cairan-dan-elektrolit.html
http://samuelpendra.blogspot.co.id/2012/12/gangguan-keseimbagan-elektrolit-dan.html
15