ABSTRACT
The aim of research are to find out the implementation process of civil society brotherhood in
Kendari City in the aspect of work place and to analyze the factors affecting the the
implementation process of civil society brotherhood program in Kendari City in the aspect of
work place. The research was a qualitative study conducted in Kendari City of South East
Sulawesi Profince. The methods of obtaining the data were interview, documentation and
observation. The data were analyzed by using descriptive narratuve analysis. The results reveal
that the implementation process of civil society brotherhood program in Kendari City in the
aspect of work place consists of several steps. They are socialization, census for wealthy and
poor people, profile selling and the signing of memorandumof understanding (MOU), and
monitoring and controlling steps. These levels are influenced by communication, resources,
governmental structure, disposition, and community involvement. Meanwhile, community
involvment and resources are the most prominent factors affecting the implementation of the
program. The former is indicated by the low involvment of community of Kendari City and the
latter is indicated by the limited supporting facilities in the implementation of the program. These
factors affech each steps in the implementation of civil society brotherhood program in the
aspect of work place
Key Words : Implementation, Civil Society Brotherhood, Working Field Aspect
PENDAHULUAN
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang
didesain
dalam
bentuk
penelitian
implementasi program dimana hasilnya akan
diuraikan dalam bentuk deskriptif kualitatif.
Penelitian dilakukan di Kota Kendari dan lebih
menfokuskan pada Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintah Kelurahan (BPMPK) Kota Kendari dan pada dua kecamatan
yaitu Kecamatan.Data primer dikumpulkan
dari informan yaitu Tim Mediasi, Walikota,
ikatan persaudaraan dari keluarga miskin dan
5
Tahap
ketiga
pada
proses
implementasi Program Persaudaraan madani
adalah penjualan profil keluarga miskin
kepada keluarga mampu, dan dilanjutkan
dengan penandatanganan akta persaudaraan.
Sebelum
Ikatan
persaudaraan
dilakukan diawali dengan proses penyajian
profil keluarga miskin yang telah disiapkan
yang merupakan wujud dari proses pendataan
yang dilakukan sebelumnya, dan dalam
proses ini dikenal dengan penjualan profil
kepada keluarga mampu. Apabila keluarga
mampu tertarik untuk melakukan ikatan
persaudaran maka keluarga diperkenankan
untuk memilih calon saudaranya.Pemilihan
yang dilakukan oleh keluarga mampu
dimaksudkan
agar
keluarga
mampu
mengetahui apa yang menjadi harapan
keluarga tidak mampu, dan apa yang perlu
mendapat perhatian dari keluarga miskin yang
kelak dijadikan saudaranya agar keluarga
mampu dapat memfasilitasinya melalui
mekanisme pemberdayaan.
4. Monitoring dan pengawasan Program
Pemadani dalam Aspek Lapangan Kerja
Berdasarkan kondisi dilapangan yang
diperoleh,
bentuk
pengawasan
atau
monitoring Program pemadani pada aspek
lapangan kerja adalah melakukan kunjungan
ke keluarga miskin dalam kurung waktu
tertentu dengan tujuan menggali informasi
mengenai ikatan persaudaraan keluarga
mereka dengan saudara angkatnya sejauh
mana
dampak
pemberdayaan
dalam
lapangan kerja yang ia dapatkan terhadap
pendapatan dan kehidupannya.
B. Faktor Yang Memperngaruhi Proses
Implementasi program pemadani dalam
aspek lapangan kerja
Berdasarkan hasil pengamatan dan
penelitian yang dilakukan, pelaksanaan
program Pemadani pada aspek lapangan
kerja di setiap tahapan pelaksanaannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Komunikasi
faktor komunikasi memberikan peranan
besar
pada
beberapa
tahap
dalam
pelaksanaan program diantaranya:
a. Tahap Sosialisasi dalam aspek lapangan
kerja
Faktor komunikasi juga mempengaruhi
proses sosialisasi program Pemadani dalam
6
DAFTAR PUSTAKA