Anda di halaman 1dari 35

KE ARAH PARADIGMA

SOSIOLOGI TERINTEGRASI
(GEORGE RITZER)

DR. SUGENG HARIANTO


KE ARAH PARADIGMA SOSIOLOGI
TERINTEGRASI
• George Ritzer: sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan mempunyai banyak paradigma
• Terdapat alternatif paradigma yang
menjelaskan realitas sosial dengan cara lebih
integratif
• Statusnya tidak menggantikan paradigma yang
ada sekarang, melainan melengkapi dengan
menerangkan isu-isu yang berada di luar
bidang penyelidikan paradigma sebelumnya
KE ARAH PARADIGMA SOSIOLOGI
TERINTEGRASI
• Paradigma: pandangan fundamental tentang
apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu
pengetahuan
• Paradigma membantu merumuskan apa yang
harus dipelajari, pertanyaan-pertanyaan apa
yang harus dijawab, bagaimana pertanyaan-
pertanyaan itu seharusnya diajukan, dan
aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam
menafsirkan jawaban yang diperoleh
KE ARAH PARADIGMA SOSIOLOGI
TERINTEGRASI
• Paradigma: kesatuan konsensus yang terluas
dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan
membantu membedakan antara komunitas
ilmuwan (atau sub komunitas) yang satu dengan
yang lain
• Paradigma menggolong-golongkan,
mendefinisikan, dan menghubungkan
eksemplar, teori-teori, metode-metode, serta
instrumen-instrumen yang terdapat di dalamnya
KE ARAH PARADIGMA SOSIOLOGI
TERINTEGRASI
• Dalam Sosiologi sekarang ini ada tiga
paradigma:
 Fakta sosial (social facts)
 Definisi sosial (social definition)
 Perilaku sosial (social behavior)
KE ARAH PARADIGMA SOSIOLOGI
TERINTEGRASI
• Paradigma Fakta Sosial:
 Fokus: struktur makro masyarakat
 Pedoman: eksemplar Emil Durkheim
 Teori: teori fungsionalisme struktural dan teori
konflik
 Metode: interview atau kuesioner
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
• Exemplar paradigma fakta sosial adalah karya Emile
Durkhiem, khususnya Suicide dan The Rule of Sociological
Method
• Konsep fakta sosial ini untuk memisahkan sosiologi dari
pengaruh psikologi dan filsafat
• Fakta sosial harus dinyatakan sebagai sesuatu yang berada
di luar individu dan bersifat memaksa terhadapnya
• Fakta sosial dibedakan menjadi dua:
 Kesatuan yang bersifat material (material entity) yaitu barang
sesuatu yang nyata ada
 Kesatuan yang bersifat non material (non material entity) yaitu
barang sesuatu yang dianggap ada
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
• Sebagian besar fakta sosial ini terdiri dari
sesuatu yang dinyatakan sebagai barang
sesuatu yang tidak harus nyata, tetapi
merupakan barang sesuatu yang ada di dalam
pikiran manusia, yang muncul di dalam dan di
antara kesadaran manusia
• Fakta sosial merupakan realitas yang bersifat
intrasubjektif dan intersubjektif
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
• Teori yang tergolong dalam paradigma fakta
sosial:
 Teori fungsionalisme struktural
 Teori konflik
 Teori sistem
 Sosiologi makro

Yang terpenting adalah teori fungsionalisme


struktural dan teori konflik
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
• Konseptualisasi kedua teori tentang hubungan
fakta-fakta sosial sangat berbeda
• Teori fungsionalisme struktural: berbagai
struktur sosial dan pranata sosial dalam
masyarakat cenderung berhubungan secara
selaras
• Masyarakat dipandang sebagai berada dalam
keadaan berubah secara berangsur-angsur
tetapi tetap dalam keseimbangan
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
• Teori konflik: fakta sosial dalam tingkatan yang
berbeda-beda berada dalam kondisi konflik
satu sama lain
• Keseimbangan dalam masyarakat justru terjadi
karena akibat dari penggunaan paksaan oleh
golongan yang berkuasa dalam masyarakat itu
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
• Penelitian: cenderunga menggunakan metode
interview/kuesioner
• Metode lain dipandannya kurang cocok untuk
mempelajari fakta sosial
• Orang akan mengalami kesulitan mempelajari
struktur sosial, misalnya, dengan
menggunakan eksperimen
• Metode observasi juga tidak direncanakan
untuk mempelajari fakta sosial
KE ARAH PARADIGMA SOSIOLOGI
TERINTEGRASI
• Paradigma Definisi Sosial:
 Fokus: aksi dan interaksi sosial yang dihasilkan
oleh proses berpikir
 Pedoman: eksemplar tindakan sosial karya Max
Weber
 Teori: teori tindakan/aksi, teori interaksionisme
simbolik, teori fenomenologi-etnometodologi
 Metode: observasi
PARADIGMA DEFINISI SOSIAL
• Exemplar dikemukakan oleh Max Weber dalam karya
tentang tindakan sosial
• Weber tertarik dengan makna subjektif yang diberikan
oleh individu terhadap tindakannya
• Weber memusatkan perhatian pada intersubjektif dan
intrasubjektif dari pemikiran manusia yang menandai
tindakan sosial
• Perhatian Weber lebih pada mikroskopik
• Bagi Weber yang menjadi subject matter dari Sosiologi
adalah proses pendefinisian sosial dan akibat-akibat dari
suatu aksi dan interaksi sosial
PARADIGMA FAKTA DEFINISI SOSIAL
• Yang menjadi sasaran penyelidikan sosiologi adalah
pemikiran-pemikiran yang bersifat intrasubjektif dan
intersubjektif dari aksi dan interaksi sosial
• Weber menyarakan untuk menggunakan metode
interpretative-understanding atau metode verstehen
• Paradigma ini memandang manusia sebagai orang
yang aktif menciptakan kehidupan sosialnya sendiri
• Bagaimana cara manusia mengartikan kehidupan
sosialnya atau bagaimana cara manusia membentuk
kehidupan sosial yang nyata
PARADIGMA DEFINISI SOSIAL
• Teori:
 Teori aksi sosial
 Teori interaksionisme simbolik
 Teori fenomenologi
 Teori dramaturgi
PARADIGMA DEFINISI SOSIAL
• Metode: observasi
• Orang tidak dapat mempelejari proses berpikir
aktor hanya dengan mengamati proses
interaksi secara selintas
• Penganut paradigma ini harus mampu
mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang
timbul dari kekuatan intrasubjektif dan
intersubjektif dari gejala yang diamatinya
KE ARAH PARADIGMA SOSIOLOGI
TERINTEGRASI
• Paradigma Perilaku Sosial:
 Fokus: tingkah laku dan perulangan tingkah laku
 Pedoman: karya B.F. Skinner sebagai
eksemplarnya
 Teori: teori pertukaran
 Metode: eksperimen
PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
• Subject matter: perilaku atau tingkahlaku dan
perulangannya (contingencies of reinforcement)
• Fokus pada tingkahlaku individu yang berlangsung
dalam lingkungan yang menimbulkan akibat atau
perubahan terhadap tingkahlaku berikutnya
• Paradigma ini sangat bernafsu menentang ide
paradigma definisi sosial tetang adanya suatu
kebebasan berpikir yang mengantarai tingkahlaku
manusia dengan perulangannya kembali
PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
• Paradigma ini: kebebasan berpikir sebagai
konsep yang bersifat metafisik
• Paradigma ini: tingkahlaku lah yang terpenting
• Konsep seperti pemikiran, struktur sosial dan
pranata sosial dapat mengalihkan perhatian
dari tingkahlaku sosial
PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
• Teori:
 Teori sosiologi behavioral
 Teori pertukaran (exchange theory)
• Teori sosiologi behavioral
• Dibangun untuk menerapkan prinsip-prinsip
psikologi perilaku ke dalam sosiologi
• Fokus: hubungan antara akibat dari tingkahlaku
yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan
tingkahlaku aktor
PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
• Akibat-akibat tingkahlaku diperlakukan sebagai variabel
independen
• Teori ini berusaha menerangkan tingkahlaku yang terjadi
melalui akibat-akibat yang mengikuti kemudian
• Yang menarik perhatian dari teori ini adalah hubungan
historis antara akibat tingkahlaku yang terjadi dalam
lingkungan aktor dengan tingkahlaku yang terjadi sekarang
• Dengan mengetahui apa yang diperoleh dari suatu
tingkahlaku nyata di masa lalu akan dapat diramalkan
apakah aktor akan bertingkahlaku yang sama
(mengulanginya) dalam situasi sekarang
PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
• Teori ini fokus pada konsep reinforcement yang
dapat diartikan sebagai ganjaran (reward)
• Sesuatu ganjaran yang tidak membawa pengaruh
terhadap aktor tidak akan diulang
• Contoh: orang makan bila lapar, dan sebaliknya
• Bila kebutuhan-kebutuhan psikologis ini dipenuhi
maka kebutuhan itu tidak akan berguna lagi
sebagai pemaksan aktor
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Ritzer mencoba mencitakan exemplar paradigma
terpadu
• Ide pokok: tingkatan realitas sosial
• Ini bukan berarti bahwa realitas sosial benar-benar
terbagi ke dalam beberapa tingkat
• Kenyataan: realitas sosial sebagai kesatuan sosial yang
berskala luas yang mengalami perubahan secara terus
menerus
• Untuk menerangkan kompleksitas itu, sosiolog harus
melakukan abstraksi dalam berbagai tingkatan
kepentingan analisis secara sosiologis
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Tingkatan itu lebih merupakan suatu konstrak
sosiologis daripada sebagai gambaran keadaan
sebenarnya
• Tingkatan realitas dapat diperoleh dari interalasi
antara dua kontinum sosial: makroskopik –
mikroskopik dan objektif – subjektif
• Dimensi makroskopik – mikroskopik berkaitan
dengan ukuran besarnya fenomena sosial:
masyarakat hingga tindakan sosial
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Dimensi objektif – subjekif mengacu pada
apakah fenomena sosial berupa barang
sesuatu yang nyata ada dan berwujud
material atau berupa barang sesuatu yang
adanya hanya di alam ide dan dalam
pengetahuan berupa nilai dan norma sosial
• Paradigma sosiologi harus membahas empat
tingkatan realitas sosial secara integratif
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Paradigma sosiologi terpadu harus
menjelaskan:
 Kesatuan makro-objektif seperti birokrasi
 Struktur makro-subjektif seperti kultur
 Fenomena mikro-objektif seperti pola interaksi
sosial
 Fakta-fakta mikro-subjektif seperti proses
pembentukan realitas
MAJOR LEVEL OF SOCIAL REALITY
MACROSCOPIC
I. Macro-objective II. Macro-subjective
Examples: society, law, Examples: culture, norms,
bureaucracy, architecture, and values
technology, language
OBJECTIVE SUBJECTIVE
III. Micro-objective IV. Micro-subjective
Ex: pattern of behavior, Examples: the various facets
action, and interction of the social construction of
reality
MICROSCOPIC
LEVELS OF SOCIAL REALITY AND THE
MAJOR SOCIOLOGICAL PARADIGM
Levels of
Social Reality SOCIOLOGICAL PARADIGMS

Macro-subjective

Proposed Integrated Paradigm


Social Facts

Macro-objective

Micro-subjective Social Definition

Micro-objective
Social Behavior
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Paradigma terpadu bukan dimaksudkan sebagai
pengganti paradigma sosiologi yang sudah ada
• Paradigma yang sudah ada jelas berguna untuk
menganalisis realitas sosial tingkat tertentu
• Paradigma fakta sosial: makro-objektif dan
makro-subjektif
• Paradigma definisi sosial: mikro-objektif dan
mikro-subjektif
• Paradigma perilaku sosial: mikro-objektif
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Inti dari paradigma terpadu terletak pada
antarhubungan keempat tingkat realitas
sosial:
 Makro-objektif: masyarakat, hukum, bahasa, dan
birokrasi
 Makro-subjektif: norma, nilai, dan kultur
 Mikro-objektif: berbagai bentuk interaksi sosial
seperti konflik, kerjasama, dan pertukaran
 Mikro-subjektif: proses berpikir dan konstruksi
sosial realitas
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Paradigma terpadu sangat menekankan
perhatian kepada sosiologi modern, juga
mungkin diarahkan kepada realitas sosial
tingkatan makroskopik, tanpa mengabaikan
realitas sosial mikroskopik
• Manusia bertindak, berinteraksi, dan
menciptakan realitas sosial, berpengaruh
terhadap masyarakatnya
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Keempat tingkat realitas sosial adalah pembagian
konseptual, bukan menggambarkan kenyataan
yang sebenarnya
• Paradigma terpadu harus diperbandingkan
berdasarkan perjalanan waktu atau antara
berbagai masyarakat
• Sifat saling melengkapi paradigma ini
memungkinkan pengumpulan data dengan satu
atau keseluruhan metode seperti interview,
kuesioner, observasi, eksperimen, dan sebagainya
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Paradigma terpadu harus bersifat historis:
harus menjauhkan diri dari ide bahwa satu
teori abstrak dapat dikembangkan dan dapat
menerangkan keseluruhan realitas sosial
dalam semua masyarakat dan sepanjang
sejarah
• Tekanan masing-masing dan hubungan antara
keempat realitas sosial dapat berbeda-beda
antara masyarakat satu dengan yang lain
EXEMPLAR PARADIGMA TERPADU
• Paradigma terpadu harus mengambil manfaat
dari logika dialektis
• Logika dialektis memandang manusia sebagai
pencipta sebagian besar struktur sosial dan
struktur sosial itu pada gilirannya membatasi dan
memaksa si aktor
• Logika ini tidak menitikberatkan kepada salah
satu tingkat realitas sosial tertentu, semua
tingkat realitas sosial dipandang sebagai berada
dalam hubungan yang bersifat dialektis

Anda mungkin juga menyukai