Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN ANGGUR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Budidaya Tanaman Hortikultura Semester VI

Disusun oleh :

Putri Amelia

1197060064

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis penjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa ta'ala atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teknik
Budidaya Tanaman Anggur” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Budidaya Tanaman Hortikultura.


Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agung Rahmadi, SP., MP. selaku dosen
matakuliah Budidaya Tanaman Hortikultura Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 20 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I ......................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 4

BAB II ....................................................................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5

2.1 Tanaman Anggur ............................................................................................................... 5

2.1.1 Asal-Usul Tanaman Anggur .................................................................................... 5

2.1.2 Klasifikasi, Morfologi, dan Manfaat ...................................................................... 5

2.2 Pedoman Teknik Budidaya ................................................................................................ 7

2.2.1 Syarat Tumbuh ........................................................................................................ 7

2.2.2 Teknik Budidaya ..................................................................................................... 8

2.3 Hama dan Penyakit .......................................................................................................... 13

2.3.1 Hama...................................................................................................................... 13

2.3.2 Penyakit ................................................................................................................. 13

BAB III.................................................................................................................................... 16

PENUTUPAN ......................................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman anggur adalah tanaman buah-buahan asli Eropa yang sekarang banyak ditanam
didunia salah satunya di Indonesia. Saat ini, kita banyak jumpai anggur impor yang terdapat di
supermarket, swalayan bahkan pasar-pasar tradisional di seluruh pelosok tanah air. Tanaman
anggur memiliki nilai yang tinggi dalam impor buah di Indonesia yaitu nilai impor ke-6 saat tahun
2018 mencapai 100 ribu ton, sedangkan nilai ekspor hanya mencapai 12,367 ton sehingga dapat
dinyatakan bahwa perkembangan tanaman anggur di Indonesia masih berkisar 180 ha (BPS ,
2018).
Di Indonesia sudah terdapat beberapa daerah yang memiliki kesesuaian tumbuh untuk
tanaman anggur. Introduksi tanaman anggur ke Indonesia dimulai pada zaman pemerintahan
Hindia-Belanda pada abad ke-17 (Winarno et al., 1991). Daerah sentrum produksi anggur di
Indonesia meliputi daerah Probolinggo, Pasuruan, Panarukan (Jawa Timur), Buleleng (Bali), dan
Kupang (Nusa Tenggara Timur) (Rukmana, 1999). Dengan menanam varietas anggur yang unggul
pada daerah yang sesuai dan teknik budidaya yang tepat akan menghasilkan buah anggur yang
berkualitas tinggi sehingga dapat bersaing dengan anggur impor (BPS, 2018). Setiap tahunnya,
terjadi peningkatan impor karena buah anggur yang dihasilkan dari dalam negeri kurang baik dan
terbatas hanya untuk memenuhi dalam kota sendiri. Maka, untuk tetap menghasilkan tanaman
dengan kualitas dan produksi yang tinggi perlu memahami teknik-teknik budidayanya. Dengan
melihat permasalahan di atas, dengan mengetahui teknik budidaya tanaman anggur dengan tepat
diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produk yang dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu tanaman anggur?
2. Bagaimana teknik budidaya tanaman anggur yang tepat?
3. Apa saja hama dan penyakit tanaman anggur dan bagaimana cara pengendaliannya?

3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang tanaman anggur.
2. Mengetahui teknik budidaya tanaman anggur yang tepat.
3. Mengetahui hama dan penyakit tanaman anggur dan cara pengendaliannya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Anggur
2.1.1 Asal-Usul Tanaman Anggur

Anggur adalah tanaman yang tumbuh memanjat, yang memiliki keistimewaan seperti
ranting-ratingnya dapat mengeluarkan buah yang lebat (Nurcahyo, 1999). Sumber genetik asli
tanaman anggur terdapat di daerah Armenia (Rusia), di Laut Kaspi. Anggur pertama kali dikenal
oleh masyarakat adalah anggur liar yang tumbuh disekitar pegunungan Kaukasus bagian Tenggara,
kemudian menyebar ke Asia Kecil, Yunani, dan Mesir. Dari Yunani menyebar ke daratan Eropa,
Afrika, Australia, Asia, dan Amerika (Rukmana, 1999).
Abad ke-2 sesudah Masehi, masyarakat mengenal anggur sebagai minuman (wine), buah
meja, dan kismis. Masyarakat Romawi mengenal tanaman anggur jenis (Vitis vinifera) sebagai
bahan baku minuman (wine). Anggur varietas ini cepat menyebar ke Mediterania sampai ke
kawasan Afrika Utara dan dikenal sebagai anggur buah segar. Jenis anggur yang banyak
dibudidayakan di dunia adalah varietas Vitis vinifera. Abad ke-17, introduksi tanaman anggur ke
Indonesia dilakukan oleh pemerintah Hindia-Belanda. Daerah sentrum produksi anggur di
Indonesia meliputi daerah Probolinggo, Pasuruan, Panarukan (Jawa Timur), Buleleng (Bali), dan
Kupang (Nusa Tenggara Timur) (Rukmana, 1999).

2.1.2 Klasifikasi, Morfologi, dan Manfaat

Gambar 1. Tanaman Anggur


1. Klasifikasi
Menurut Setiadi (2005) klasifikasi tanaman anggur termasuk kedalam, sebagai berikut :

5
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Vitales
Famili : Vitaceae
Genus : Vitis
Spesies : Vitis vinifera L., Vitis labrusca, Vitis acerifolia, Vitis aestivalis, Vitis amurensis,
Vitis arizonica, Vitis berlandieri, Vitis californica, Vitis champinii, Vitis cinerel,
Vitis coignetiae, Vitis davidii, Vitis doaniana, Vitis girdiana, Vitis lincecumii, Vitis
munsiniana, Vitis muscadinia, Vitis mustangensis, Vitis novae-angliae, Vitis
palmata, Vitis 7 riparia, Vitis rotundifolia, Vitis rupestris, Vitis shuttleworthii, dan
Vitis tiliifolia.
Anggur yang dikenal oleh masyarakat Indonesia ada 2 yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca.
Vitis vinifera mempunyai varietas seperti Gross colman dan Muskaan d’alexandrie. Varietas di
Indonesia yaitu anggur bali, probolinggo biru dan probolinggo putih. Vitis labrusca mempunyai
varietas seperti isabella, briliant, beacon, dan carman dan hanya varietas isabella yang dapat
tumbuh baik di Indonesia. Anggur Vitis vinifera dan Vitis labrusca kurang dikenal oleh masyarakat
karena masyarakat lebih mengenal adanya anggur merah, anggur hitam, dan anggur putih (Setiadi,
2005).

2. Morfologi
Anggur dikelompokkan dalam kelas dikotil (biji berkeping dua). Daunnya berbentuk jantung
yang memiliki tepi bergerigi dan tepinya berlekuk atau bercangap. Daunnya memiliki tulang
menjari, ujungnya runcing dan berbentuk bulat hingga lonjong. Jenis Vitis vinifera, daunnya tipis,
berwarna hijau kemerahan dan tidak berbulu (Nurcahyo, 1999).
Batang anggur tumbuh dengan liar, memiliki cabang yang tidak jauh dari permukaan tanah,
bersifat tumbuhan semak. Batangnya dapat tumbuh dan berkembang hingga diameter lebih dari
10 cm. Awal pertumbuhan, batangnya selalu mencari penopang, bisa berupa tanaman hidup atau
mati. Anggur menggunakan bantuan cabang pembelit atau sulur untuk tumbuh memanjat. Sulur
ini tumbuh dengan membentuk lilitan (Nurcahyo, 1999).

6
Akar anggur memiliki perkembangan yang cepat di tanah yang gembur, ketika musim hujan
akar anggur dapat muncul pada akar ranting sehingga anggur mudah dikembangbiakkan dengan
cara setek atau cangkok dibandingkan dengan biji. Bunga anggur muncul pada ranting, bunganya
berbentuk malai sebagai kumpulan bunga yang padat, satu ranting bisa muncul lebih dari satu
malai. Setelah bunga pada malai mekar akan tumbuh buah berupa bulatan kecil yang sesuai dengan
jenis tanaman anggur (Nurcahyo, 1999)

3. Manfaat
Anggur memiliki nilai gizi yang baik seperti vitamin, mineral, karbohidrat dan senyawa
fitokimia seperti polifenol. Polifenol adalah komponen fitokimia yang terkandung dalam anggur
karena mempunyai aktivitas biologi dan bermanfaat untuk kesehatan. Komponen polifenol
diantaranya antosianin, flavonoid, tannin, resveratrol dan asam fenolat. Polifenol dari buah anggur
dapat menghambat penyakit seperti penyakit jantung, kanker, mengurangi oksidasi plasma dan
memperlambat penuaan. Selain itu anggur juga mempunyai efek antioksidan, antikanker,
antiinflamasi, antiaging dan antimikroba (Xia et al., 2010)

2.2 Pedoman Teknik Budidaya


2.2.1 Syarat Tumbuh
Tanaman anggur dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah 0-300 mdpl terutama di tepi-
tepi pantai dengan musim kemarau panjang sekitar 4-7 bulan. Sinar matahari > 75% dapat
mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatifnya, namun angin yang terlalu banyak dapat
merusak tanaman anggur. Curah hujan rata-rata 800 mm/tahun, namun keadaan hujan yang terus
menerus dapat merusak bakal pembungaan (premordia) yang sedang berlangsung dan
menimbulkan hama dan penyakit. Suhu rata-rata maksimal siang hari ± 31°C dan suhu minimal
malam hari 23°C dengan kelembaban udara 75-80 %. Tanaman anggur dapat tumbuh dengan baik
di tanah berpasir, lempung berpasir, subur dan gembur, dan banyak mengandung humuas dan hara
yang dibutuhkan dengan keasaman tanah (pH) 7 (netral).

7
2.2.2 Teknik Budidaya
1. Pembibitan
A. Pengadaan Benih
Pengadaan benih dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek
cabang, stek mata, penyambungan). Pengadaan benih yang paling efektif adalah
dilakukan dengan cara stek. Terdapat ciri-ciri bibit stek yang baik, sebagai berikut :
1) Panjang stek berukuran 25 cm, terdiri dari atas 2-3 ruas dan diambil dari pohon induk
yang berumur diatas 1 tahun.
2) Bentuk stek bulat berukuran 1 cm.
3) Kulit stek berwarna coklat muda dan cerah dengan bagian bawah kulit yang sudah
hijau, berair, dan tidak terdapat noda hitam.
4) Mata tunas nya sehat dengan ciri berukuran besar dan tampak padat.
B. Teknik Penyemaian Benih
Penyemaian dilakukan dengan cara generatif adalah semai secara langsung ditempat yang
telah disediakan. Sedangkan, dengan cara vegetatif, sebagai berikut :
1) Menyemai didalam pot terlebih dahulu selama 5 hari.
2) Pindahkan ke polybag atau keranjang yang lebih besar dari sebelumnya dengan
media semai campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1).
C. Pemeliharaan Penyemaian
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman secara rutin dan meletakkan semai di tempat
teduh selama 2 bulan.
D. Pemindahan Bibit
1) Pemindahan dilakukan saat awal musim kemarau.
2) Pindahkan bibit yang sudah berumur 2 bulan ke lapangan yang segar dan sehat.

2. Pengolahan Lahan
A. Persiapan Lahan
1) Menentukan lokasi tanam.
2) Menentukan luas areal tanam.
3) Mengatur jarak tanam atau ploting.

8
4) Membuat lubang tanam.
5) Menentukan pupuk kandang dengan dosis yang sesuai.
B. Pembukaan Lahan
1) Memilih lokasi tanam yang terkena langsung sinar matahari.
2) Membersihkan gulma.
3) Membuat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm.
4) Diamkan lubang terkena sinar matahari selama 2-4 minggu.
C. Pengapuran
Pengapuran dilakukan saat pH tanah rendah atau terlalu asam.
D. Pemupukan
1) Pemupukan dilakukan saat setelah lubang tanam didiamkan selama 2-4 minggu.
2) Memberikan campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1) ke lubang tanam.

3. Teknik Penanaman
A. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam dilakukan dengan menentukan jarak tanam yang mempengaruhi jumlah
tanaman per satuan luas, sebagai berikut :
1) 3x3 m untuk 1 Ha = 1.111 pohon
2) 3x4 m untuk 1 Ha = 833 pohon
3) 3x5 m untuk 1 Ha = 666 pohon
4) 4x4 m untuk 1 Ha = 625 pohon
5) 4x5 m untuk 1 Ha = 500 pohon
6) 4x6 m untuk 1 Ha = 416 pohon
B. Pembuatan Lubang Tanam
1) Membuat lubang berukuran 60x60x60 cm.
2) Memberikan campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1) atau (1:1:2) ke
lubang tanam.
C. Penanaman
1) Penanaman dilakukan di musim kemarau seperti bulan Juni dan Juli.

9
2) Memberikan para-para yang berfungsi untuk merayapkan batang dan cabang secara
mendatar dengan ketinggian 2 m.
3) Memberikan ajir bambu yang berfungsi untuk pertumbuhan agar menjalar keatas
menuju para-para.

4. Pemeliharaan Tanaman
A. Penyulaman/Penjarangan/Pembungkusan
1) Penyulaman dilakukan saat tanaman tidak sehat atau mati.
2) Penjarangan dilakukan sebanyak 2 kali, sebagai beikut :
Tahap Pertama : Saat umur satu bulan setelah pembungaan atau buah masih kecil.
Tahap Kedua : Saat umur 2 minggu setelah tahap pertama atau buah besar seperti
biji jagug.
3) Penjarangan dilakukan dengan membuang buah yang memiliki tangkai yang
panjang, bentuk yang tidak sempurna, buah yang terdapat didalam, dan buah tanpa
persarian.
4) Pembungkusan dilakukan saat dalam satu dompol buah terdapat 2-3 buah yang sudah
masak.
5) Pembungkusan dilakukan dengan membungkus dompol buah menggunakan bungkus
kertas semen atau koran.
B. Penyiangan
Penyiangan dilakukan saat gulma atau tanaman pengganggu tumbuh disekitar tanaman.
C. Perempelan
1) Perempelan dilakukan saat dari awal tanam sampai umur 1 tahun.
2) Perempelan dilakukan dengan membuang tunas yang tidak perlu dan membiarkan
satu tunas yang baik dijadikan batang pokok yang berfungsi untuk mendorong
pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
3) Perempelan pembuahan dilakukan saat setelah berumur 1 tahun sebanyak 3 kali
dalam 1 tahun, sebagai berikut :
Tahap Pertama : Maret-April (90-110 hari)
Tahap Kedua : Juli-Agustus (90-110 hari)

10
Tahap Ketiga : November-Desember
4) Memeriksa tanaman sebelum dilakukan perempelan pembuahan dengan dilakukan
pemotongan ujung cabang. Jika meneteskan air, pelempelan dilaksanaman
sedangkan jika tidak meneteskan air, pelempelan ditunda.
5) Perempelan pembuahan dilakukan dengan memotong ranting-ranting, kemudian
meninggalkan 2-4 mata tunas, dan membuang semua daun sehingga tanaman gundul.
D. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sebanyak 2 fase, sebagai berikut :
1) Pemupukan Tanaman Muda (0-1 tahun)
Umur 0-3 Bulan : 10 gr Urea interval 10 hari
Umur 3-6 Bulan : 15 gr Urea interval 15 hari
Umur 6-12 Bulan : 50 gr Urea
Pemupukan tanaman muda dilakukan dengan membuat larikan melingkar diameter
10-20 cm sedalam 5 cm.
2) Pemupukan Tanaman Dewasa (1 tahun-seterusnya)
Umur 21 Hari Sebelum Perempalan : 5 kaleng pupuk kandang
Umur 11 Hari Sebelum Perempalan : 80 gr TSP atau 100 gr ZK
Umur 7 Hari Sebelum Perempalan : 100 gr Urea
Pemupukan tanaman dewasa dilakukan dengan membuat larikan melingkar diameter
1,5 m dan memberikan pupuk kandang dan pupuk buatan yang ditingkatkan di tahun
kedua. Pupuk kandang ditingkat menjadi 10 kaleng dan pupuk buatan ditingkatkan
menjadi 300 gr TSP, 450 gr ZK, dan 600 gr Urea.
E. Pembuatan Rambatan
Rambatan dilakukan saat sebelum tanaman dipangkas dan dibentuk. Terdapat beberapa
jenis rambatan, sebagai berikut :
1) Para-Para : Berbentuk seperti anyaman kawat atau bilah bambu dengan jarak
anyaman 40 cm dan tinggi 2-3,5 m.
2) Pagar : Berbentuk seperti pagar kawat dengan jarak antar tiang 3-5 m dan
tinggi 150-200 cm. Pagar kawat dipasang mendatar sebanyak 2-3 jajar dengan jarak
antar kawat 70 cm dan tinggi 60 cm dari permukaan tanah.

11
3) Perdu : Berbentuk pohon atau kayu biasa yang bagian atas nya dipasang tempat
penyangga dengan panjang 2 m dan lebar 2 m.
F. Pengairan dan Penyiraman
1) Pengairan dan penyiraman dilakukan tidak menggenangi tanaman yang dimulai dari
awal tanam sampai buah hampir masak.
2) Pengairan dihentikan saat 3-4 minggu sebelum pemangkasan.
3) Pengairan dilanjutkan saat 2-3 hari sebelum pemangkasan berakhir.
G. Waktu Penyemprotan Pestisida
1) Penyemprotan insektisida dilakukan saat terdapat OPT yang mengganggu.
2) Penyemprotan dihentikan saat 15 hari sebelum panen.

5. Panen
A. Ciri dan Umur Panen
Panen dilakukan saat warna buah dalam satu tandan sudah merata, butir buah mudah
lepas, dan kenyal atau lunak dengan umur panen yang tergantung iklim dan ketinggian
tempat. Daerah rendah sekitar 90-10 hari setelah pangkas dan daerah tinggi sekitar 105-
110 hari setelah pangkas.
B. Cara Panen
Panen dilakukan saat cuaca cerah seperti dipagi hari dengan cara memetik, kemudian
hasil petikan dimasukkan ke keranjang yang di letakkan tidak menumpuk.
C. Periode Panen
Periode panen tanaman anggur dalam satu tahun mengalami 2 kali panen.
D. Prakiraan Produksi
Produksi tanaman anggur dalam 1 Ha dan jarak tanam 4x5 dengan jumlah tanaman 500
batang menghasilkan 7.500 kg per tahun.

6. Pascapanen
A. Pengumpulan
Pengumpulan dilakuakan dengan tidak menumpuk.
B. Penyortiran dan Penggolongan

12
Penyortiran dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang terlalu
muda dalam satu dompolan dan menggolongkan buah sesuai dengan ukuran buah.
C. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan dengan memasukkan buah kedalam ruang pendingin untuk
mengurangi penguapan atau menggantungkan buah untuk diangin-anginkan.
D. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan dilakukan saat pengangkutan dengan menggunakan keranjang bambu yang
dilapisi kertas koran atau kotak kayu.

2.3 Hama dan Penyakit


2.3.1 Hama
1. Burung, Tikus, Tupai, Kelelawar, dan Musang
A. Hama ini menyerang buah menjelang masak.
B. Hama ini dapat dikendalikan dengan membungkus buah dengan kertas menjelang
masak, memasang lampu didekat tanaman, memasang jaring-jaring dibawah para-para,
dan memasang bunyi-bunyian.
2. Ulat Kantung
A. Hama ini menyerang daun dengan ciri daun berlubang.
B. Hama ini dapat dikendalian dengan menyemprotkan pestisida nabati serbuk biji mimba
30 g/l air dan pestisida sistemik pada daun .
3. Lalat Buah
A. Hama ini menyerang buah dengan ciri buah berkerut, terdapat telur di sela-sela buah.
B. Hama ini dapat dikendalian dengan sanitasi kebun dengan mengumpulkan buah yang
terserang, menanam tanaman perangkap di sekeliling kebun seperti selasih dan keniki,
pengasapan, pembungkusan buah, menggunakan perangkap atraktan seperti ME
(Methyl eugenol), dan musuh alami parasitoid seperti Biosyeres sp. dan Opius sp.

2.3.2 Penyakit
1. Penyakit Tepung Palsu/Embun Berbulu (Downy Mil-dew)

13
Gambar 2. Penyakit Tepung Palsu/Embun Berbulu

A. Penyakit ini disebabkan oleh Plasmopara viticola.


B. Penyakit ini menyerang daun dan buah dengan ciri daun bercak kuning kehijauan yang
berbatas tidak jelas, bercak akan meluas dan berubah menjadi coklat serta buah busuk
berwarna coklat kehitaman, kering, dan ronrok.
C. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan mengurangi kelembaban kebun, merangkas
ranting yang sakit, membakar daun yang sakit, menggunakan fungisida bubur bordo dan
bahan aktif mankozeb + karbendazim 0,2%, dan menanam varietas tahan Isabella,
Delaware, Tegal Hitam spesies Vitis Labrusca.

2. Penyakit Embun Tepung (Powdery Mildew)

Gambar 3. Penyakit Embun Tepung

A. Penyakit ini menyerang daun dan buah dengan ciri daun berwarna putih meluas (massa
spora), warna akan berubah menjadi coklat dan daun gugur. Serta buah berwarna putih,
warna akan berubah menjadi coklat dan berkerut.

14
B. Penyakit ini dapat dikendalian dengan memangkas dan membakar daun yang sakit,
menggunakan fungisida bubur california dan bahan aktid mankozeb + karbendazim.

3. Karat Daun (Phakospora vitis)

Gambar 4. Penyakit Karat Daun

A. Penyakit ini menyerang daun tua dengan ciri daun bagian bawah berwarna merah jingga
hingga merah sawo yang berisi spora jamur dan bagian atas berwarna hijau kekuningan.
B. Penyakit ini dapat dikendalian dengan memangkas dan membakar daun yang sakit,
eradikasi tanaman inang lainnya, dan menggunakan fungisida bubur california dan
bahan aktif mankozeb + karbendazim serta bernomyl.

15
BAB III

PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
1. Anggur adalah tanaman buah -buahan dengan genetik asli berasal dari Armenia (Rusia) di
Laut Kaspi yang menyebar didunia salah satunya di Indonesia. Anggur termasuk famili
Vitaceae yang memiliki berbagai spesies seperti Vitis vinifera dan Vitis labrusca yang
dikenal di Indonesia. Anggur memiliki nilai gizi yang baik sehingga bermanfaat untuk
kesehatan masyarakat.
2. Anggur tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah 0-3000 mdpl dengan musim kemarau
4-7 bulan. Sinar matahari >75%, curah hujan rata-rata 800 mm/tahun, suhu rata-rata
maksimal siang hari ± 31°C dan suhu minimal malam hari 23°C, dan kelembaban udara 75-
80 % serta di tanah bertekstur berpasir, lempung berpasir, subur dan gembur, dan banyak
mengandung humus dan hara dengan pH 7 (netral). Teknik budidaya anggur dapat diawali
dengan 1) Pembibitan atau penyemaian benih pengolahan lahan dengan pembukaan lahan,
pengapuran, dan pemupukan. 2) Teknik penanaman dengan menentukan pola tanam,
membuat lubang tanam, dan waktu penanaman. 3) Pemeliharaan tanaman dengan
penyulaman atau penjarangan atau pembungkusan, penyiangan, perempelan, pemupukan,
rambatan, pengairan dan penyiraman serta penyemprotan pestisida. Dan di akhiri dengan 4)
Panen dan pasca panen
3. Hama anggur terdiri dari burung, tikus, tupai, kelelawar, musang, ulat kantung, dan lalat
buah yang dapat dikendalikan dengan menggunakan membungkus buah, menyemprotkan
pestisida nabati serbu biji, menggunakan perangkap atraktan seperti ME (Methyl eugenol)
dan musuh alami seperti Biosyeres sp. dan Opius sp. Sedangkan, penyakit anggur terdiri dari
penyakit tepung palsu atau embun berbulu, embun tepung, dan karat daun yang dapat
dikendalian dengan membakar bagian tanaman yang sakit, menggunakan fungisida bubur
bordo dan california serta bahan aktif mankozeb + karbendazim.

16
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim. BPS-Statistik
Indonesia
Nurcahyo, Eko., 1999, Anggur dalam Pot, Jakarta : Penebar Swadaya.
Rukmana, R. 1999. Anggur. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Setiadi, 2005, Bertanam Anggur, Jakarta : Penebar Swadaya.
Sukadi. 2020. Teknis Budidaya Anggur. Batu : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Tim Mitra Agro Sejati. 2017. Budidaya Anggur. Bengawan : CV Pustaka Bengawan
Winarno. 1991.Asal Usul Tanaman Anggur dan Penyebarannya : Dalam Budidaya Tanaman
Anggur. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Xia, EQ., Deng, GF., Guo, YJ., and Li, HB. 2010. Biological Activities of Polyphenols from
Grape. Int J of Mol Sci 11: 622-646

17

Anda mungkin juga menyukai