HORTIKULTURA II
BUDIDAYA NANAS (Ananas comosus L.) DI RIMBO PANJANG
Dosen Pengampu : Raisa Baharuddin, SP., M.Si
Oleh:
Kelompok 4 :
Aldino 214110314
Alvian Fajar Kurnia 214110189
Kurnia Tri Sulvi 214110206
Viktor Hamonangan. M 214110254
Wahyu Ramadhani 204110129
Yudha Ramadani. A 214110047
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM
RIAU
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji, syukur, dan ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura
II.
Kami menyadari penulisan paper ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, kami membuka diri bila ada koreksi-koreksi dan
krtikan-kritikan konstruktif dari pembaca makalah ini.
Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penulisan makalah ini. Terutama kepada Ibu Raisa Baharuddin, SP., M.Si sebagai
dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura II.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN.................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................3
B. Tujuan................................................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................11
A. Keadaan Umum Lahan....................................................................................11
B. Aspek Budidaya...............................................................................................13
C. Aspek Agribisnis..............................................................................................18
IV. PENUTUP.......................................................................................................20
A. Kesimpulan......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................21
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah tropis dan subtropis. Volume ekspor terbesar untuk komoditas hortikultura
berupa nanas olahan yaitu 49,32% dari total ekspor hortikultura Indonesia tahun
2004. Penelitian yang telah dilakukan oleh Lembaga Penelitian Tanaman Industri
(LPTI) - Bogor, hasil rata-rata satu hektar adalah sekitar 36 ton batang basah dengan
rendemen antara 3,5% - 4,0% sehingga hasil akhimya diperkirakan sekitar 1,3 ton/Ha
serat kering. Tanaman nanas per hektar per tahun sebesar 125 ton terdiri dari daun
hijau 40% (50 ton) dan batang basah 60% (75 ton). Dari batang basah akan
dihasilkan serat kering 3,5% (2,625 ton) dan limbahnya 16% (12 ton) (Attayaya,
2008).
ekonomi. Disamping itu, arti penting bagi masyarakat juga tercermin dari luasnya
areal perkebunan rakyat yang mencapai 47% dari 3,74 juta ha dan melibatkan lebih
dari tiga juta rumah tangga petani. Pengusahaan nanas juga membuka tambahan
kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan dan hasil samping yang
pangsa 3,2% dari total luas areal nanas dunia. Peringkat pertama dunia diduduki
Brazil (pangsa 25,8%), disusul Bolivia (pangsa 16,0%), Paraguay (pangsa 10,7%).
4
Ragam produk dan devisa yang dihasilkan Indonesia juga dibawah Bolivia dan
Paraguay. Perolehan devisa dari produk nanas mencapai 93 juta US$ atau 7% dari
Produktivitas ini masih bisa ditingkatkan menjadi 6750 butir. Nanas yang kerap
dikonsumsi sebagai buah segar dapat tumbuh dan berbuah di dataran tinggi hingga
diarahkan ke Propinsi Riau, Jambi dan Lampung di wilayah Sumatera, Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur di wilayah Jawa, Propinsi Kalimantan Barat di
wilayah Kalimantan, dan Propinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah di wilayah
produk pangan dan nonpangan, mulai dari produk primer yang masih menampakkan
ciri-ciri nanas. Buah nanas yang dulu hanya digunakan sebagai bahan makanan atau
selai, sekarang sudah merupakan bahan baku industri cukup penting. Oleh karenanya
gangguan lingkungan hidup juga harganya yang relatif murah, dan memiliki
B. Tujuan
dalam budidaya serta apa saja hambatan / masalah yang di jumpai petani selama
latin Ananas commosus. Nanas mempunyai beberapa nama daerah antara lain danas
(sunda), naneh (Sumatra) dan nanas (jawa), (Veirheij dan Corone, 1997). Tanaman
nanas pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-15, dibawa oleh pedagang
ordo Farinosae, famili Bromeliaceae, genus Ananas dan spesies Ananas comosus (L.)
Merr.
Nanas adalah tanaman xerofit dan mempunyai jalur fotosintesis dengan tipe
Karbondioksida diserap pada malam hari dan diubah menjadi asam yang digunakan
dalam sintesis karbohidrat pada siang hari, sehingga pada jalur ini memungkinkan
stomata tertutup sepanjang hari untuk menghemat penggunaan air (Veirheij dan
Coronel, 1997). Bagian utama nanas terdiri dari daun, batang, bunga, buah dan akar.
Daun tanaman nanas berurat sejajar dan pada tepinya tumbuh duri yang menghadap
kearah ujung daun. Beberapa kultivar nanas durinya mulai lenyap tetapi duri pada
ujung daun masih terlihat (Sunarjono, 2005). Batang tanaman nanas berukuran 20-25
cm atau lebih, berdiameter 2,0-3,5 cm, beruas pendek, secara visual batang tanaman
Buah tanaman nanas berbentuk bulat panjang, warna daging nanas muda
berwarna putih kehijauan dan berwarna kuning apabila sudah tua. Buah nanas muda
mempunyai mata berwarna kelabu atau hijau muda, apabila buah sudah tumbuh
maksimal dan sejalan dengan proses pematangan maka warnanya akan berubah,
kelopak kecil-kecil yang menutupi separuh dari mata dan berwarna kelabu keputih-
putihan sehingga buah tampak sedikit kelabu (Tim Karya Tani, 2010).
Tanaman nanas memiliki akar serabut dengan sebaran kearah vertical dan
horizontal. Perakaran dangkal dan terbatas walaupun ditanam pada media yang
paling baik. Kedalaman akar nanas tidak akan lebih dari 50 cm. Berdasarkan
pertumbuhannya, akar nanas dibedakan menjadi akar primer dan sekunder. Akar
primer hanya dapat ditemukan pada kecambah biji, dan setelah itu digantikan oleh
akar adventif yang muncul dari pangkal batang dan berjumlah banyak. Pada
Tanaman nanas dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi lebih
dari 200-800 mdpl. Jenis tanah yang paling ideal adalah tanah yang mengandung
pasir, subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik (Ashari, 1995). Derajat
keasaman tanah yang cocok adalah 4,5-6,5. Nanas tumbuh dan berproduksi pada
kisaran curah hujan yang cukup luas, yaitu dari 600 sampai diatas 3.500 mm/tahun
Tanaman nanas beradaptasi baik di daerah tropis yang terletak antara 250 Lintang
Utara sampai 250 Lintang Selatan dengan tempertatur antara 210C- 270C. tanaman
8
akan berhenti tumbuh bila temperatur terletak antara 100C-160C (Hardiati dan
indriyani, 2008).
iklim yang menentukan pertumbuhan dan kualitas buah nanas. Apabila persentase
sinar matahari sangat rendah, maka pertumbuhan akan terhambat, buah kecil, kadar
asam tinggi dan kadar gula rendah. Tanaman nanas dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah, terutama ditanah latosol coklat kemerahan atau merah. Nanas memerlukan
tanah berpasir yang banyak mengandung bahan organik dimana drainase dan aerasi
nya baik.
sel-sel yang mampu menyimpan air. Tanaman nanas memerlukan sinar matahari
yang cukup untuk pertumbuhan. Kondisi berawan pada musim hujan menyebabkan
terbakar dan buah cepat masak. Intensitas matahari ratarata pertahun yang baik untuk
Perbanyakan generatif biasanya dilakukan untuk tujuan pemuliaan. Polen nanas tidak
dapat berfungsi jika terjadi penyerbukan sendiri sehingga tida terbentuk biji. Biji
hanya dapat terbentuk apabila terjadi penyerbukan diantara varietas yang berbeda.
Perbanyakan tanaman nanas secara vegetatif dapat dilakukan melalui tunas anakan,
tunas batang, tunas dasar buah, tunas mahkota, mahkota serta stek batang. Masing-
menggunakan tunas ditujukan untuk varietas yang memiliki jumlah anakan dan slip
batang untuk mempercepat pertumbuhan akar. Kondisi media persemaian dijaga agar
tetap lembab dan sirkulasi udara baik dengan cara menutup bak pembibitan dengan
komposisi tanah halus, pasir dan pupuk kandang (1:1:1), (Mosamandiri, 2017.
Secara umum, produksi nanas berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan pada
tren produksi yang terus meningkat setiap tahunnya. Rata-rata produksi nanas yang
mencapai 1,5 juta ton per tahun tersebut menjadikan nanas sebagai salah satu buah
yang melimpah jumlahnya di Indonesia. Namun tren tersebut tidak serta merta
menunjukkan tidak adanya hambatan atau kendala dalam produksi nanas. Terdapat
beberapa hambatan atau kendala yang sering melanda produksi nanas di Indonesia.
Kendala tersebut antara lain adalah kurangnya ketersediaan bibit yang berkualitas;
dan keinginan konsumen; serta serangan hama, penyakit dan gulma. Kendala
industri pengolahan, eksportir, dan keinginan konsumen (Pusat Kajian Buah Tropika,
hasil tinggi, juga diperlukan varietas yang mempunyai kualitas buah lebih baik
dibandingkan dengan varietas yang ada, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah.
Penurunan produksi nanas dapat disebabkan jugaoleh banyak dan dominannya gulma
10
bergitu subur.
Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organik
dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik penyusun tanah gambut ini
terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk maupun
belum, karena kondisi lingkungannya yang jenuh air. Berkaitan dengan hal tersebut
maka lahan gambut banyak dijumpai di daerah dataran banjir, rawa belakang (back
swamp), danau dangkal atau daerah cekungan yang drainasenya buruk (Kementrian
dekomposisi bahan penyusunnya, sehingga dikenal adanya gambut fibrik, hemik dan
Kegiatan survey kebun nenas ini dilaksanakan Rabu, 18 Oktober 2023 di Jl.
nenas tersebut merupakan kebun yang dikelola oleh Bapak Awaludin yang juga
tinggal di depan kebun nenas tersebut. Luar lahan budidaya nanas ini ± 20 ha.
1. Jenis Lahan
Tanaman nenas termasuk salah satu jenis tanaman yang sangat toleran
tanah yang terbentuk dari bahan organic pada fisiografi cekungan atau rawa,
akumulasi bahan organic pada kondisi jenuh air, anaerob, menyebabkan proses
bahan organic yang membentuk tanah gambut (Tim Fakultas Pertanian IPB,
kendala antara lain ketebalan dan laju dekomposisi yang lambat, status hara
makro dan mikro yang rendah, kemasaman tanah dan kandungan asam-asam
jarak tanam dan penambahan pupuk N, P dan K dalam menghasilkan buah nenas
2. Topografi Lahan
Pada tempat yang telah disurvey, lahan nenas termasuk topografi datar.
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah, termasuk di
dan posisi lereng. Topografi merupakan salah satu faktor pembentuk tanah.
Topografi dalam proses pembentukan tanah mempengaruhi: (1) jumlah air hujan
yang meresap atau ditahan oleh massa tanah; (2) dalamnya air tanah; (3)
besarnya erosi; (4) arah gerakan air berikut bahan terlarut di dalamnya dari satu
dari dataran dengan ketinggian tempat ± 40 mdpl, dengan curah hujan 1200
mm/tahun dan pada suhu udara 26°C-33°C. Jenis tanah 75% tanah gambut
berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
agar tidak tergenang. Jika tanaman nanas terendam akan sangat rentan terkena
busuk pada bagian akar. Untuk ukuran drainase sendiri 100 m x 200 m dengan
kedalaman 1,5 m.
13
5. Sumber Air
dilakukan 1-2 kali seminggu atau jika curah hujan dirasa tidak lagi mencukupui
Sumber air yang digunakan oleh petani nanas ini hanya mengandalkan air
hujan saja dikarenakan kondisi tanah gambut yang sudah cukup lembab. Ketika
curah hujan sedang tinggi makan lahan akan sedikit tergenangi air, namun hal itu
tidak menjadi suatu masalah yang besar karena pada sekitar lahan terdapat parit
B. Aspek Budidaya
1. Pola Tanam
Pola tanam yang digunakan oleh petani nanas ini adalah pola tanam
pertumbuhan satu jenis tanaman utama dapat mencapai maksimal, namun sistem
ini memiliki risiko gagal panen lebih tinggi, akibatnya petani tidak mendapatkan
hasil dari usaha taninya dan berdampak terhadap pendapatan petani. Pertanian
relatif mudah dan simpel (lebih sederhana) karena komoditas tanaman yang
14
ditanam dan dipelihara hanya satu jenis tanaman saja. Namun demikian, sistem
2020).
2. Umur Tanaman
Menurut penjelasan petani, petani mulai menanam nanas ini pada pada
tahun 2017 dari bibit yang dibeli. Ketika nanas sudah dipanen maka akan
tumbuh tunas baru dan ditanam ulang. Jadi umur tanaman pada lahan nanas ini
berbeda- beda.
3. Umur Panen
keterangan petani, nanas yang pertama ditanam dari awal pembukaan lahan
dapat dipanen umur 11 bulan dan pada tahun kedua, nanas dapat dipanen pada
umur 10-12 bulan apabila kebun rajin dibersihkan, dipupuk sesuai anjuran.
bulan sekali jika tanaman nanas sudah beberapa kali panen, adapun rata-rata
hasil produksi nenas yang dapat dipanen oleh petani selama satu tahun sebanyak
20.000 buah/Ha.
15
4. Cara Penanaman
Tanaman nanas ini awalnya menggunakan bibit yang dibeli oleh petani
anakan atau tunas. Ketika ada buah nanas yang sudah selesai panen maka akan
muncul tunas baru yang akan diambil lalu ditanam ulang, karena ketika tunas
dibiarkan saja makan hasil buah yang selanjutnya kurang baik. Sebelum ditanam
bibit anakan dicabut terlebih dahulu dan dipilih atau diseleksi secara manual
oleh petani untuk mengetahui bibit anakan yang baik dan layak untuk ditanam.
Bibit yang baik mempunyai daun-daun yang tampak tebal penuh berisi, bebas
Ada beberapa jenis bibit anakan yang digunakan oleh petani yaitu anakan
buah, anakan tangkai dan anakan batang bahkan ada juga yang menggunakan
mahkota buah nenas. Anakan yang paling dominan digunakan oleh petani adalah
merupakan anakan yang lebih cepat mengeluarkan putik dan cepat berproduksi
dibersihkan dari semak belukar. Bibit ditancamkan atau ditanam didekat bibit
induk. Jarak tanam yang digunakan oleh petani nenas didaerah penelitian
Varietas yang digunakan oleh petani ini yaitu jenis nanas madu. Nanas
madu tanpa duri (Ananas comosus L) adalah tanaman buah berbentuk semak dan
hidupnya bersifat tahunan (perennial). Buah nanas madu memiliki kadar air yang
16
tidak terlalu banyak dengan tingkat kemanisan yang jauh lebih tinggi jika
ukuran nanas ini. Jika dibandingkan dengan nanas lain, nanas madu ini jauh
(umur tanaman)
berat
masa tanam
secara rutin.
C. Aspek Agribisnis
1. Kondisi Pertanaman
baik karena perawatan yang dilakukan dengan intensif dan juga jarak tanamnya
tersebut.
2. Motivasi Petani
Motivasi petani menanam nanas ini karena untuk membuka lapangan kerja bagi
petani nanas.
Petani menanam nanas pada saat ini karena nanas merupakan komoditas
unggulan di Riau dan salah satu alternatif untuk pemanfaatan lahan yang lebih
dengan cara preventif dengan mencegah yaitu membersihkan lahan secara rutin.
Harga buah nanas yang dijual kepada pedagang besar atau pengepul
dipatok dari harga 15.000 sampai 25.000 sesuai ukuran buahnya per ikat.
5. Usahatani Nanas
banyak dalam sekali panen serta peminatnya cukup tinggi dan nanas ini termasuk
komoditan unggulan. Lahan yang digunakan strategis untuk ditanami nanas dan
tempat penjualan nanasnya juga terdapat dipinggir jalan raya sehingga mudah
memperoleh pembeli.
19
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Varietas yang digunakan oleh petani ini yaitu jenis nanas madu. Buah nanas
madu memiliki kadar air yang tidak terlalu banyak dengan tingkat kemanisan yang
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan nanas lainnya, akan tetapi kondisi
tersebut mempengaruhi ukuran nanas ini. Jika dibandingkan dengan nanas lain,
Petani menanam nanas ini karena memanfaatkan lahan yang ada untuk
dikelola dan nanas memiliki nilai jual yang tinggi karena peminatnya cukup banyak.
Petani ini selain menjual buah, beliau juga menjual bibit nanasnya. Petani menanam
nanas pada saat ini karena nanas merupakan komoditas unggulan di Riau dan salah
satu alternatif untuk pemanfaatan lahan yang lebih efektif dan secara ekonomi
menguntungkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mustamir, E. (2012). Maulidi dan Elly Mustamir J. Perkebunan & Lahan Tropika,
Vol. 2, No. 2 Desember 2012. Jurnal Perkebunan Dan Lahan Tropika, 2(2).
Pertumbuhan, P., Ananas, N., Merr, L., Tumpangsari, P., & Monokultur, D. A. N.
(2017). DAN PERTUMBUHAN KEDELAI ( Glycine max L . Merril ) DENGAN
SISTEM. L, 109–116.
Roza, K., Yulida, & Yusri, J. (2015). Analisis Usahatani Nenas di Desa Kualu Nenas
Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmiah Pertanian, 11(2), 9–
18.
Tusi, A., Rosadi, B., & Triana, M. (2012). Pendugaan Kebutuhan Air Tanaman
Nanas (Ananas Comosus l. Merr) Menggunakan Model Cropwat. Jurnal
Irigasi, 7(1), 43. https://doi.org/10.31028/ji.v7.i1.43-51