Anda di halaman 1dari 17

BUSSINES PLAN

“Kerupuk Udang”

Di susun untuk memenuhi tugas UAS ENTEPRENEURSHIP


Dosen pengampu : Dr. H. Hamzah tawil. S.A M. Si
Rudi Hartono S.Pd

Proposal Kewirausahaan Kerupuk Udang

Disusun Oleh :

Martalia : 12207061

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
TAHUN AJARAN 2022
DISUSUN OLEH :
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Alasan Pendirian Usaha


Dalam suatu pemasaran, banyak sekali terlihat beraneka ragam sebuah makanan ringan
yang disajikan disuatu daerah. Sebuah kearifan lokal, yang menjadi ciri khas dari sebuah
daerah yang dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang menguntungkan bagi kita.
Sumber daya alam, yang mendukung tersedianya bahan baku membuat peluang bisnis
menjadi sangat besar.
Salah satu makanan khas daerah, yang dibuat dengan cara pembuatan yang sederhana
namun memiliki cita rasa yang khas, daya simpan yang cukup lama. Serta, sangat cocok
dijadikan buah tangan bagi sanak saudara, teman, pasangan dan yanag lainnya. Makanan
daerah itu adalah “ SALE PISANG”. Makanan ini merupakan makanan khas dari daerah
Batu Ampar salah satu daerah yang ada dikabupaten Kubu Raya. Makanan yang proses
pembuatannya tidak begitu rumit, tetap higienis, tahan lama dan jika dijual dengan harga
yang terjangkau, tentu akan menarik minat masyarakat untuk membelinya.
Keberadaan Sale Pisang ini sebagai salah satu makanan khas daerah Batu Ampar yang
memiliki cita rasa yang khas, serta pisang itu sendiri banyak mengandung gizi yang
cukup tinggi sebagai sumber kabohidrat, vitamin seperti vitamin A, B1, C, dan lainnya.
Dengan melihat potensi seperti hal tersebut, maka saya ingin membuat usaha makanan
khas daerah yaitu “ PISANG SALE” untuk dikembangkan menjadi usaha besar agar
masyarakat tau dan tidak akan lupa dengan makanan khas daerah tersebut.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan untuk menjalankan usaha ini antara lain seperti berikut :
1. Mendapatkan keuntungan.
2. Memperkenalkan makanan Khas daerah.
3. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
BAB II ASPEK UMUM

2.1. Nama Usaha


Nama usaha adalah hal yang sangat penting dan diperlukan supaya produk kita mudah di ingat
dan di kenal oleh semua orang khususnya target konsumen kita. Untuk usaha ini, saya memberikan
nama
“PISANG SALE LIA” yang mana harapan saya ingin mengangkat ciri khas makanan daerah
masyarakat luas.

2.2. Tempat Usaha


Untuk menjalankan usaha ini kami lebih memilih di rumah yang beralamat di Jl. Silat Baru
No. 33 Kota Pontianak, jadi segala aktivitas produksi dilakukan di rumah dengan alasan :

• Karena minimnya modal untuk menyewa tempat usaha / produksi.


• Karena lahan yang masih luas sehingga memungkinkan untuk membuka usaha
dirumah.

2.3. Pemilik Usaha


Jadi usaha ini saya mulai dengan teman sebagai partner kuliah yang mana bernama :
• Lia Mithfa Turrohmah
• Fatimah

2.4. Bidang Usaha


Usaha yang kita tekuni ini merupakan usaha di bidang kuliner atau makanan.

2.5. Visi dan Misi


a. VISI
Visi saya dalam mengembangkan usaha Makanan Kahas Daerah Batu Ampar “SALE
PISANG” yaitu :

 Menjadikan Makanan Khas Daerah Batu Ampar “SALE PISANG” menjadi


makanan unggul, mampu bersaing, dan diminati masyarakat luas.
b. MISI
Misi yang akan saya lakukan untuk mencapai visi saya dalam mengembangkan usaha
Makanan khas daerah Batu Ampar “SALE PISANG” yaitu:
1. Meningkatkan cita rasa dan serta kehigienisan produk.
2. Berinovasi dalam makanan khas daerah tersebut agar semakin diminati oleh
konsumen.
3. Meningkatkan mutu kualitas produk serta pelayanan sehingga pelanggan merasa
puas terhadap kinerja kita.
2.6. Sruktur Organisasi

Lia mithfa

Manajer Utama

Mg. Pemasaran Mg.Produksi Mg.keuangan Mn. Adm. & SDM

Promosi Bahan baku Kasir Rekrutmen


Penjualan Persediaan Pembukuan Pengawasan
Distribusi Produksi Atau akutansi
Peralatan

2.6. Motto
Motto usaha kami adalah “Enak,Mantap,Nikmat”

BAB III
MANAJEMEN PODUKSI

3.1. Proses Produksi


1. Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan adalah Pisang Sale yang tentunya menjadi sebuah ciri
khas kuliner dari desa yang menarik untuk dicoba, berikut ini adalah bahan serta
pengolahannya.
Cara membuat Pisang Sale : a.
Persiapan
Setiap hendak membuat atau memproduksi sesuatu pasti diawali dengan
langkah-langkah persiapan, terutama menyiapkan bahan dan peralatan yang
diperlukan.
Ada 3 (tiga) cara pembuatan sale pisang, yaitu:
1. Cara tradisional dengan menggunakan asap kayu;
2. Cara pengasapan dengan menggunakan asap belerang:
3. Cara basah dengan menggunakan natrium bisulfit.
Cara pembuatan dengan menggunakan cara basah yaitu dengan menggunakan natrium
bisulfit. Persiapan yang dilakukan untuk membuat sale pisang diuraikan di bawah ini.
a) Buah pisang dipilih yang telah matang, biasanya terlihat dari kulitnya yang berwarna
kuning,
b) Dibuat larutan natrium bisulfit teknis 2000 ppm (2 gram untuk 1 liter air bersih) di dalam
ember plastik,
c) Semua alat yang akan digunakan (ember plastik, tampah. talenan, bilah bamboo,
ayakan/saringan dan botol) dibersihkan.

1. Alat dan Bahan a) Kebutuhan Bahan


1. Pisang
Pada dasarnya jenis pisang apapun bisa diolah untuk sale pisang, tetapi
hasilnya belum tentu memuaskan. Jenis pisang ini paling sering digunakan yaitu :
pisang ambon, pisang raja, atau pisang emas. Pisang yang diperlukan memiliki
tingkat kematangan penuh dan masih keras, tetapi bukan dari hasil pemeraman.
Tingkat kematangan buah pisang yang tepat untuk diolah menjadi sale, adalah
buah dengan tingkat kematangan penuh yaitu buah pada tingkat kematangan siap

3. Air
Digunakan untuk melarutkan Natrium bisulfit dan untuk merendam buah
pisangnya.
Direncankan membutuhkan airyak
seban
50 liter setiap hari.
untuk dikonsumsi segar. Disamping itu pisang dipilih yang bebas dari kerusakan
mekanis maupun mikrobiologis direncanakan mengolah pisang sebanyak 50 kg
setiap hari.

2. Natrium bisulfit (NaHSO3)


Larutan bisulfit ini dimaksudkan untuk :
- Mencegah rusaknya vitamin C (asam askorbat)
- Menghentikan kegiatan jamur
- Memucatkan bahan dan merusak enzim sehingga sale pisang tidak terlalu pucat.
- Direncanakan membutuhkan Natrium bisulfit sebanyak 300 gram setiap hari.
b). Kebutuhan Perlatan

1. Timbangan, digunakan untuk menimbang berapa banyak takaran bahan yang


digunakan.

2. Pisau stainless, digunakan untuk memotong


pucuk buah pisang.

3. Talenan, digunakan untuk meletakkan buah pisang ketika dipotong.


4. Panci, digunakan untuk membuat larutan sulfit.

5. Sendok, digunakan sebagai pelengkap membuat larutan sulfit.

6. Nampan, digunakan untuk memiriskan pisang


setelah direndam.

7. Alat penggiling, digunakan untuk memipihkan pisang.


8. Alat pengering (atau oven), digunakan untuk mengeringkan pisang.

9. Kantong plastik, digunakan untuk membungkus sale pisang.

2. Cara Pengolahan
a. Pilihiah pisang (ambon, raja, ataupun emas) yang memiliki tingkat kematangan penuh dan
masih keras, tetapi bukan dari hasil pemeraman. Pisang tersebut bebas dari gangguan
hama dan penyakit serta kerusakan lain.
b. Pisang dicuci dengan air bersih yang mengalir. Degan pencucian ini, kotoran-kotoran
yang masih melekat maupun tercampur di antara buah pisang dapat hilang.

c. Pisang dikupas kulitnya dan bagian daging buah yang berserabut dihilangkan serta bagian
kulit arinya dikerok dengan bilah bambu yang tajam.

d. Kemudian bagian ujung-ujungnya dipotong. Dari bahan pisang 50 kg diperoleh :


-Daging buah bersih sekitar 30,6 kg, dan
- Kulit dan bagian yang tidak terpakai sekitar 19,4 kg.
e. Membuat larutan Natrium bisulfit. Ambil panci dan isi dengan air bersih sebanyak 50
liter, kemudian masukkan 200 gram Natrium bisulfit, dan aduk hingga merata. Rendam
buah pisang sekitar 5-10 menit. Setelah direndam, buah pisang ditiriskan dan diletakkan
di atas nampan.
f. Kemudian dilakukan pengeringan awal (dijemur) selama satu hari sebelum dipipihkan.
g. Setelah pengeringan sehari, buah pisang dipipihkan dengan menggunakan kayu
penggiling (secara tradisional) seperti gambar di bawah ini.
Seiring kemajuan ilmu dan teknologi, saat ini sudah ada alat yang lebih modern untuk
memipihkan buah pisang seperti tampak pada gambar di bawah ini.

h. tingkat ketebalan yang dinginkan umumnya sampai 0,5 cm.

i. Pipihan buah pisan kemudian dikeringkan lagi (dijemur). Pengeringan dihentikan bila
antar lempengan pisang tidak saling melekat, atau sampai kadar aimya menjadi sekitar 15-
20 persen.

Dari 30,6 kg daging buah setelah dikeringkan menjadi:


- Sale kering sekitar 4,5 kg, dan
-Bagian yang hilang sekitar 26.1 kg.

j. Setelah dijemur kering, pisang bisa digoreng. Terlebih dahulu pisang sale dicelupkan ke
dalam adonan tepung beras. Adonan ini terdiri dari tepung beras, garam (secukupnya) dan
tepung kayu manis (secukupnya). Setelah itu, pisang sale digoreng dengan minyak panas
(170°C) sampai garing. Produk yang diperoleh disebut pisang sale goreng. Sale pisang
sudah dikemas dan siap dijual.

3. Model/Bentuk
Sebelum sale pisang dikemas dalam kantong plastik sebaiknya ditunggu beberapa saat

sampai dingin. Setelah sale pisang tersebut dingin, masukkan ke dalam kantong plastic dan

tutuplah rapat-rapat lalu disimpan di tempat yang dingin dan kering.

Ciri-ciri sale pisang berkualitas baik adalah sebagai berikut:

a. Warna kuning kecoklatan


b. Tidak ditumbuhi jamur
c. Cita rasa dan aroma asli
d. Tahan disimpan selama 6 bulan
e. Kadar air 15-20 persen
BAB IV
ASPEK PERMODALAN DAN BIAYA

4.1. Perincian Keuangan dan Modal


Modal Awal : Rp 1.000.000,00

Biaya Variabel :

No Nama Bahan Banyak Quantity Harga Satuan Jumlah

1 Pisang Ambon 50 Kg Rp. 2.500,00 Rp.125.000 , 00


2 Natrium Bisulfit 200 Gram Rp. 3.000,00 Rp. 6.000, 00

3 Air - Liter –
4 Minyak Goreng 3 Liter Rp. 13.000,00 Rp. 39.000, 00

5 Tepung Beras 3 Kg Rp. 8.000,00 Rp. 24.000, 00

6 Tepung Kayu Manis 1 Kg Rp. 6.000,00 Rp. 6.000, 00

7 Garam secukupnya 2 _ _

TOTAL Rp. 200.00, 00

Biaya Tetap :
No Nama Barang Banyak Quantity Harga Satuan Jumlah

1 Timbangan 1 Buah Rp. 150.000, 00 Rp. 150.000, 00

2 Pisau 1 Lusin Rp. 50.000, 00 Rp. 50.000, 00

3 Talenan 5 Buah Rp. 8.000,00 Rp. 40.000, 00

4 Panci 5 Buah Rp. 100.000, 00 Rp. 500.000, 00

5 Sendok 1 Lusin Rp. 15.000,00 Rp. 15.000, 00

6 Nampan 5 Buah Rp. 8.000,00 Rp. 40.000, 00

7 Alat Penipis pisang 1 Buah Rp. 500.000, 00 Rp. 500.000, 00

8 Alat Pengering/oven 2 Buah Rp. 1.000.000,00 Rp. 2.000.000,00

9 Plastik Pembungkus 5 pak Rp. 11.000,000 Rp. 55.000,00

TOTAL Rp. 3.350.000, 00


4.2. Rencana Penghasilan
Dalam sekali produksi menghasilkan 100 bungkus Pisang Sale dan untuk tiap
bungkusnya harganya adalah Rp. 15.000,00.
Jadi dalam sekali produksi menghasilkan biaya Rp. 15.000,00 x 100 = Rp. 1.500.000,00

Laba bersih = penghasilan produksi – penghasilan operasional


Rp. 1.500.000,00 – Rp. 1.000.000,00 = Rp. 500.000,00
Jadi, laba bersih yang didapat kan selama sehari adalah Rp.500.00,00

BAB V ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


5.1. Target Pasar
Target pasar terutama adalah wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata serta
masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, toko oleh-oleh juga yang sangat potensial untuk
membeli produk saya. Berdasarkan survei yang saya lakukan disekitar Jl.Yam Sabran,
Komp Ruko Pasar Anggrek, Pontianak belum banyak yang berjualan makanan khas
dari Batu Ampar yaitu Pisang Sale. Dalam jangka panjang saya yakin usaha ini
berpotensi untuk dikembangkan dan dibuka cabang ditempat yang berbeda.

5.2. Strategi Pemasaran


- Memanfaatkan zaman yang serba modern ini dengan mempromosikan produk di
media sosial agar banyak masyarakat yang tau dan lebih memperluas sebuah
jaringan.
- Menitipkan produk ke toko oleh-oleh khas daerah.
- Memberikan potongan harga.

5.3. Analisis SWOT


a. Strengh (kekuatan), kelebihan makanan Khas Daerah Batu Ampar “PISANG SALE”,
yaitu:
- Bahan Mudah didapat
- Mudah dibuat
- Harga terjangkau
- Tahan Lama
Hal yang perlu dilakukan : mempertahankan keawetan produk kualitas terbaik.
b. Weakness ( kelemahan ), Kekurangan makanan khas daerah Batu Ampar “PISANG
SALE” yaitu :
- Bahan baku sale pisang mudah rusak
- Mudah berjamur bila terkena udara terlalu lama
Hal yang harus diperhatikan adalah memastikan kemasan kedap udara agar
tidak mudah berjamur.

c. Opportunity (peluang), Peluang memproduksi makanan khas daerah Batu Ampar


“PISANG SALE” yaitu :
- Banyak peminat
- Sebagai buah tangan khas dari daerah Batu Ampar - Bisa menitipkan ke
warung-warung.
Hal yang harus diperhatikan ialah Tetap mejalin kerjasama yang baik dengan
agen maupun warung yang bersangkutan dan memberikan pelayanan terbaik
kepada pembeli.
d. Treath (Hambatan), hambatan yang mungkin terjadi jika memproduksi makanan khas
daerah Batu Ampar “PISANG SALE” yaitu :
- Banyak pesaing
- Konsumen terkadang suka bosan
Hal yang perlu dilakukan: tetap melakukan inovasi dan memberikan
pelayanan secara prima terhadap pembeli.

BAB VI PENUTUP

6.1. KESIMPULAN
Pisang Sale, merupakan makanan khas tradisioanal yang berasal dari daerah Batu Ampar
Kubu Raya. Makanan ini, termasuk kedalam makanan ringan yang bisa dijadikan teman
untuk bersantai sembari menikmati dinginnya pagihari atau sebagai cemilan disore hari.
Olahan ini, menjadi salah satu bentuk rasa cinta kita terhadap pelestarian makanan daerah
agar tetap eksis sepanjang waktu walau proses pembuatan yang masih menggunakan alat
tradisional.
Dengan seiring perkembangan zaman ini, akan kami lakukan inovasi-inovasi terhadap
produk kami agar makanan ini tetap maju seiring berubahnya perkembangan zaman ini.
Dengan seperti ini, saya berharap makanan khas daerah kubu raya bisa dikenal luas oleh
seluruh masyarakat dan bisa menjadi peluang bisnis yang semakin sukses kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai