Anda di halaman 1dari 6

PENENTUAN KADAR BESI DALAM MULTIVITAMIN

MENGGUNAKAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN


ATOM DAN SPEKTOFOTOMETRI UV-VIS

Azri Ahza I 1, Eka Nurhaini1, Rita Merisa Sugiarti 1, Wulan Tri Wahyuni1
1
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga 16680

ABSTRAK

Penentuan kandungan besi dalam tablet multivitamin dapat dilakukan dengan


spektrofotometri serapan atom dan spektrofotometri UV-Vis. Pengukuran dengan
metode spektrofotometri serapan atom dilakukan dengan cara pembuatan kurva
kalibrasi standar pada panjang gelombang 473.5 nm. Metode spektrofotometri UV-
Vis dilakukan dengan metode adisi standar. Sampel ditambahkan ke dalam larutan
standar yang dibuat terlebih dahulu dan dilakukan penambahan H2SO4 pekat,
larutan K2S2O8, dan larutan KSCN. Pengukuran kosentrasi Fe dilakukan setelah
penentuan panjang gelombang maksimum, yaitu pada panjang gelombang 473.5
nm. Sementara metode spektrofotometri serapan atom (SSA), dilakukan dengan
cara mengalirkan larutan contoh ke dalam nyala, selanjutnya di dalam nyala akan
terurai menjadi atom-atom bebas dari unsur yang dianalisis, dengan adanya sinar
dari lampu katoda. Penentuan kadar besi dalam tablet multivitamin dengan
Spektrofotometri serapan atom mununjakan kadar sebesar 15.0021 mg/kapsul dan
penentuan kadar besi dalam tablet multivitamun dengan spektrofotometri uv-vis
menunjukkan kadar sebesar 27.5403 mg/kapsul. Kedua metode dibandingkan
menggunakan uji t dan uji f dengan selang kepercayaan 95%. Hasil percobaan
diperoleh untuk uji T, nilai Thit>Ttabel maka H1 diterima dan H0 ditolak,
sedangkan uji F menghasilkan Fhit

Kata kunci : : kadar besi, spektrofotometri, SSA, UV-Vis.

PENDAHULUAN

Besi merupakan komponen paling penting yang terkandung di dalam


hemoglobin dan mioglobin yang berguna dalam transportasi, penyimpanan jaringan
transisi, dan penggunaan oksigen selular. Selain itu, juga memiliki peran dengan
sitokrom di mitokondria sebagai media elektron pada rantai transpor elektron. Zat
besi adalah mikroelemen yang esensial bagi tubuh, terutama dalam proses
pembentukan darah yaitu sintesa hemoglobin. Penentuan kadar besi dalam tablet
multivitamin dapat dilakukan dengan spektrofotometri UV-Vis dan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Spektrofotometri merupakan pengukuran
kuantitatif dari intensitas radiasi elektromagnetik pada satu atau lebih panjang
gelombang menggunakan suatu detektor (Skoog et al. 2004).
Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode analisis untuk
menentukan konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada
proses penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi
dasar (ground state) (Boybul dan Haryanti 2009). Spektrofotometri serapan atom
yang memiliki selektivitas dan sensitifitas yang baik dan dapat mendeteksi dengan
baik. sehingga pengukuran menggunakan spektrofotometer serapan atom dapat
dilakukan pada sampel yang kecil. Kekurangan Spektrofotometri serapan atom
adalah preparasi sampel yang rumit sehingga hasil kurang sempurna, kesalahan
matriks yang disebabkan oleh adanya perbedaan matriks sampel dan standar, aliran
sampel pada pembakar yang kurang lancar serta ionisasi yang tidak
sempurna.aplikasi spektrofotometri serapan atom dapat digunakan untuk
menentukan berbagai kandungan berbagai logam, unsur kelumit dan metaloenzim.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.Prinsip
spektrofotometri secarakeseluruhanadalah interaksi antara sinar elektromagnetik
dengan suatu materi (Octaviani et al. 2014). Spektrofotometer uv-vis adalah salah
satu metoda analisis kimia baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Analisis
secara kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang yang ditunjukkan oleh
puncak spektrum, sedangkan analisis secara kuantitatif berdasarkan pada
penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Intensitas ini sangat
tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada
media tersebut.
Aplikasi (penerapan) yang paling umum dalam spektrofotometri UV-VIS
adalah menentukan konsentrasi suatu analit dalam larutan tertentu.Pengukuran
konsentrasi cuplikan didasarkan pada hukum Lambert-Beer, yang menyatakan
hubungan antara banyaknya sinar yang diserap sebanding dengan konsentrasi unsur
dalam cuplikan, dengan rumus sebagai berikut: A = log I/Io atau A = a.b.c dengan
A = absorbansi, a = koefisien serapan molar, b = tebal media cuplikan yang dilewati
sinar, c = konsentrasi unsur dalam larutan cuplikan, Io = intensitas sinar mulamula,
I = intensitas sinar yang diteruskan (Chakraborty et al 2018). Praktikum ini
bertujuan menentukan kadar besi dalam multivitamin menggunakan metode
spektrofotometri serapan atom dan spektrofotometri uv-vis.

METODE PERCOBAAN

Alat dan bahan


Alat - alat yang digunakan adalah spektrofotometer serapan atom,
spektrofotometer UV-Vis, labu takar, gelas piala, gelas arloji, sudip, batang
pengaduk, neraca analitik, hot plate, kertas saring, corong, pipet Mohr, pipet tetes,
dan gelas ukur. Bahan - bahan yang digunakan adalah multivitamin “sangobion”,
larutan standar Fe, larutan HNO3 pekat, larutan H2SO4 pekat, larutan K2S2O8,
larutan KSCN, dan akuades.

Prosedur Percobaan
Praktikum diawali dengan Ppeparasi larutan standar metode
Spektrofotometer UV-Vis. Larutan standar Fe 100 ppm diencerkan menjadi 50 ppm
dalam labu takar 50 mL. Larutan standar Fe 50 ppm dibuat lima variasi konsentrasi,
yaitu 2, 4, 6,8, dan 10 ppm. Larutan standar Fe masing-masing dipipet ke dalam
labu takar 25 mL dan ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat, 2 mL larutan K2S2O8 jenuh,
serta 2 mL larutan KSCN. Larutan dikocok secara perlahan. Selanjutnya larutan
ditambahkan akuades sampai tanda tera. Kemudian dibaca nilai absorbansnya pada
spektrofotometer UV-Vis pada λ = 473.5 nm. Blanko yang digunakan adalah
akuades ditambah 2 mL H2SO4 pekat, 2 mL larutan K2S2O8 jenuh, dan 2 mL larutan
KSCN.
Preparasi larutan sampel metode Spektrofotometer UV-Vis. Seluruh isi tablet
multivitamin ditimbang. Penimbangan dilakukan dua kali yaitu tanpa kapsul tablet
multivitamin dan dengan kapsul tablet multivitamin. Isi tablet multivitamin
kemudian ditambahkan 20 tetes HNO3 pekat. Campuran dipanaskan menggunakan
hot plate sampai campuran kuning jernih. Lalu larutan diencerkan ke dalam labu
takar 100 mL dengan akuades. Kemudian sampel dipipet 1 mL sebanyak 3 kali dan
5 mL sebanyak 3 kali dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL yang berbeda.
Pada tiap labu takar ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat, 2 mL larutan K2S2O8 jenuh,
dan 2 mL larutan KSCN, serta akuades sampai tanda tera. Kemudian dibaca nilai
absorbansnya pada spektrofotometer UV-Vis pada λ = 473.5 nm.
Preparasi larutan standar metode Spektrofotometer Serapan Atom. Larutan
standar Fe 100 ppm diencerkan menjadi 50 ppm pada labu takar 25 mL. Larutan
standard Fe 50 ppm dibuat lima variasi konsentrasi, yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm.
Larutan standar Fe masing-masing dipipet ke dalam labu takar 25 mL dan
ditambahkan akuabides sampai tanda tera. Kemudian dibaca nilai absorbansnya
pada spektrofotometer serapan atom. Blanko yang digunakan adalah akuades.
Preparasi larutan sampel metode Spektrofotometer Serapan Atom. Larutan
sampel disiapkan dengan cara menimbang seluruh isi tablet multivitamin dan
ditambahkan 20 tetes HNO3 pekat sampai berwarna kuning. Selanjutnya campuran
dipanaskan menggunakan hot plate sampai campuran kuning pekat atau hitam.
Larutan kemudian ditambahkan dengan akuabides dan dipindahkan ke dalam labu
takar 100 mL. Larutan dipipet sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar
100 mL dan diencerkan dengan akuabides hingga tera. Preparasi sampel dilakukan
triplo. Blanko yang digunakan adalah akuades ditambahkan 2 tetes HNO3.

PEMBAHASAN

Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode analisis untuk


menentukan konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada
proses penyerapan radiasi sumber oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi
dasar (ground state). Proses penyerapan energi terjadi pada panjang gelombang
yang spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan tersebut
menyebabkan atom penyerap tereksitasi, dimana elektron dari kulit atom meloncat
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang diserap
sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat energi dasar yang
menyerap energi radiasi tersebut. Dengan mengukur tingkat penyerapan radiasi
(absorbansi) atau mengukur radiasi yang diteruskan (transmitansi), maka
konsentrasi unsur di dalam cuplikan dapat ditentukan (Boybul dan Haryanti 2009).
Komponen-komponen dari spektrofotometri serapan atom sendiri terdiri dari
sumber sinar, sistem pengatoman, monokromator, detektor, dan sistem pembacaan
(Hartono et al. 2010).
Hollow Cathode Lamp sebagai sumber sinar, flame untuk menguapkan
sampel menjadi atom. Monokromator sebagai filter garis absorbansi, detektor dan
amplifier sebagai pencatat pengukuran. AAS bekerja berdasar pada penguapan
larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi
atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang
dipancarkan oleh lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung energi
radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron atom. Gas
pembakar yang digunakan adalah udara asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki
kisaran suhu ± 20000 K yang akan dicampurkan di burner. Burner merupakan
bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai
tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat
terbakar pada pemantik api secara baik dan merata (Lewen 2011).
Destruksi basah adalah proses perombakan logam organik dengan
menggunakan asam kuat, baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi
menggunakan zat oksidator sehingga dihasilkan logam anorganik bebas. Pada
metode destruksi basah dekomposisi sampel dilakukan dengan cara menambahkan
pereaksi asam tertentu ke dalam suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang
digunakan adalah asam-asam pengoksidasi seperti H2SO4, HNO3, H2O2, HClO4,
atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk mendestruksi suatu bahan akan
mempengaruhi hasil analisis (Kristianingrum 2012).
Atomisasi dilakukan dengan memasukkan larutan cuplikan yang diubah
menjadi gas ke dalam nyala api. Sebelum dilakukan pengukuran, dilakukan
kalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan blanko. Pengkalibrasian
dengan blanko bertujuan agar pada konsentrasi standar nol tidak terjadi penyerapan
sinar sehingga pembacaan standar atau sampel lebih tepat dan akurat. Penambahan
HCl untuk penentuan kadar Fe menggunakan SSA bertujuan untuk melarutkan Fe
yang sulit larut dalam air dan mengubah Fe menjadi logam anorganik yang bebas.
Penambahan asam tersebut dilakukan karena serbuk multivitamin cenderung sulit
larut di dalam air, sehingga diperlukan penambahan asam (Ganjar dan Rohman
2010). Pemanasan bertujuan mempercepat proses pelarutan Fe. Pengenceran
larutan sampel yang dilakukan sebelum diukur dengan spektroskopi serapan atom
dikarenakan larutan sampel tersebut terlalu pekat dan nilai absorbansi yang terbaca
tidak ada direntang deret standar, sehingga konsentrasi dan kadar Fe tidak dapat
ditentukan.
Penentuan kadar besi dalam tablet multivitamin dilakukan dengan
spektrofotometri serapan atom. Percobaan diawali dengan pembuatan kurva
standar. Absorbans yang diperoleh dari hasil pengukuran di plotkan terhadap
konsentrasi larutan standar dalam ppm (Lampiran 1). Larutan standar yang dibuat
dengan 5 konsentrasi yang berbeda. Persamaan regresi yang diperoleh, yaitu y =
0.0267x + 0.0061 dengan R² = 0.9965 (Lampiran 2). Linearitas yang didapat dari
kurva standar ini cukup bagus karena sudah mendekati nilai 1. Sampel multivitamin
diukur tiga kali ulangan dengan satu blanko sebagai koreksi. Kadar Fe terbesar
terdapat pada ulangan tiga. Rata – rata kadar besi yang diperoleh sebesar 15.0021
dengan standar deviasi sebesar 0.2233 (Lampiran 3). ketelitian yang didapat sangat
bagus karena mendekati 100% namun ketepatan yang didapat melebihi 100%, hal
tersebut menandakan adanya beberapa kesalahan dalam percobaan ini.
Spektrofotometer uv-vis adalah salah satu metoda analisis kimia baik secara
kualitatif maupun secara kuantitatif. Analisis secara kualitatif berdasarkan pada
panjang gelombang yang ditunjukkan oleh puncak spektrum, sedangkan analisis
secara kuantitatif berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh
suatu media. Intensitas ini sangat tergantung pada tebal tipisnya media dan
konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut (Fatimah S et al. 2009).
Kelebihan metode spektrofotometer uv-vis adalah panjnag gelombang dari sinar
putih dapat lebih terseleksi, caranya sederhana dan juga dapat menganalisis larutan
dengan konsentrasi yang sangat kecil. Kekurangan metode spektrofotometer uv-vis
adalah absorpsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan
kebersihan dari kuvet yang digunakan, hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet
yang panjang gelombangnya lebih besar dari 185nm, dan sinar yang dipakai harus
monokromatis (Kurniawati dan Sugiarso 2016).
Percobaan dilakukan dengan penambahan beberapa pereaksi H2SO4 pekat
untuk meengoksidasi dari Fe+2 menjadi Fe+3, penambahan larutan K2S2O8 jenuh dan
KSCN 3N untuk membentuk senyawa kompleks yang berwarna sehingga dapat
dideteksi oleh spektrofotometer UV-VIS. Sampel diberi perlakuan penambahan
HNO3 bertujuan untuk mengoksidasi Fe juga. Panjang gelombang maksimum yang
diperoleh dari metode spektrofotometri UV-VIS sebesar 473.5 nm (Lampiran 4).
Konsentrasi suatu senyawa dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada
panjang gelombang dengan absorbans maksimum. Penentuan panjang gelombang
maksimum dilakukan untuk mengetahui pada panjang gelombang berapa diperoleh
penyerapan maksimum oleh larutan dengan konsentrasi terbesar dan agar diperolah
data yang akurat.
Larutan standar yang dibuat dengan 5 konsentrasi yang berbeda. Persamaan
regresi yang diperoleh, yaitu y = 0.0783x + 0.1018 dengan R² = 0.9249 (Lampiran
7). Namun kurva tersebut memberikan linearitas yang kurang bagus, karena ada
beberapa konsnetrasi yang memberikan absorbans yang tidak sesuai. Analisis
sampel dilakukan tiga kali ulangan dengan cara mensubsitusikan absorbans sampel
ke dalam persamaan regresi linear. Rata – rata Fe yang didapat sebesar 27.5403
dengan standar deviasi 2.2180 dan ketelitian yang bagus (Lampiran 8).
Kedua metode penentuan kadar besi secara spektrofotometri serapan atom
dan secara spektrofotometer uv-vis dapat dibandingkan dengan uji T dan uji F. Uji
T dari kedua metode ini menghasilkan nilai Thit>Ttabel maka H1 diterima dan H0
ditolak, sedangkan uji F menghasilkan Fhit<Ftabel maka hasil berbeda nyata.
Artinya kedua alat ini tidak cukup baik jika digunakan secara bersamaan untuk
menentukan kadar besi dalam tablet multivitamin, sebab untuk analisis mineral
lebih umum digunakan SSA daripada spektrofotometri uv-vis Ketelitian dari
metode spektrofotometri serapan atom lebih besar daripada metode
spektrofotometer uv-vis dan standar deviasi metode spektrofotometri serapan atom
lebih kecil daripada metode spektrofotometer uv-vis. Sehingga metode
spektrofotometri serapan atom lebih baik untuk menentukan kadar besi.

SIMPULAN

Kadar besi dalam multivitamin ditentukan menggunakan metode


spektrofotometri serapan atom dan spektrofotometri UV-Vis. Hasil yang
didapatkan menunjukan bahwa metode spektrofotometri serapan atom memiliki
ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh untuk uji T, nilai Thit>Ttabel maka H1
diterima dan H0 ditolak, sedangkan uji F menghasilkan Fhit<Ftabel maka hasil
berbeda nyata.
DAFTAR PUSTAKA

Boybul, Haryati I. 2009. Analisis unsur pengotor Fe, Cr, dan Ni dalam larutan uranil
nitrat menggunakan spektrofotometer serapan atom. Seminar Nasional V
SDM Teknologi Nuklir: 2009 Nov 5: yogyakarta. Hlm 565-572.
Chakraborty S, Sharmin S, Rony SR, Ahmad I, Sohrab MDH. 2018. Stability-
indicating UV/Vis spectrophotometric method for diazepam, development,
and validation. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences. 80(2) : 366-373.
Fatimah S, Haryanti I, Jamaludin A. 2009. Pengaruh uranium terhadap analisis
thorium menggunakan spektrofotometer uv-vis. Seminar Nasional V SDM
Teknologi Nuklir : 2009 November 5: Yogyakarta. Hlm 573-578.
Hartono, Elina, Susilowati, Dyah, Sarastriningsih. 2010. Analisa besi (Fe) dalam air
sumur di daerah kergan, sukoharjo secara spektrofotometri serapan atom.
Jurnal Farmasi Indonesia. Vol 7 (1): 12–17.
Kristianingrum S. 2012. Kajian berbagai proses destruksi sampel dan efeknya.
Pendidikan dan Penelitian MIPA. 2(2) : 195-198.
Kurniawati S, Sugiarso D. 2016. Perbandingan kadar Fe dalam tablet penambah
darah secara spektrofotometri UV-Vis yang dipreparasi menggunakan
metode destruksi basah dan destruksi kering. Jurnal Sains dan Seni ITS.
5(1):47-59.
Lewen, N. 2011. The use of atomic spectroscopy in the pharmaceutical industry for
the determination of trace elements in pharmaceuticals. Journal of
Pharmaceutical and Biomedical Analysis. 55: 653–661.
Octaviani T, Guntarti A, Susanti H. 2014. Penetapan kadar B-karoten pada beberapa
jenis cabe (Genus Capsium) dengan metode spektrofotometri tampak. J
Pharmaciana. 4 (2):101-109.
Skoog DA, West DM, Holler FJ, Crouch SR. 2004. Fundamental of Analytical
Chemistry Ninth Edition. Belmont (US): Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai