Anda di halaman 1dari 7

UJI KETAHANAN PLANLET ANGGREK Cattleya sp.

HASIL INDUKSI ASAM SALISILAT


SECARA IN VITRO
(Resistance Test of Orchid (Cattleya sp.) Results of in Vitro Induction of Salicylic Acid)
Galih Adi Kusuma1 Endang Nurcahyani1 Tundjung T Handayani1
1
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

Corresponding author: endang.nurcahyani@fmipa.unila.ac.id

ABSTRAK
Anggrek Cattleya (Cattleya sp. Lindl). merupakan salah satu jenis anggrek yang sangat diminati oleh
masyarakat luas karena memiliki keistimewaan dari warna, bentuk, dan ukuran bunganya, Hal ini yang
menyebabkan anggrek Cattleya cukup banyak dibudidayakan di Indonesia. Pemicu penurunan produksi
tanaman anggrek Cattleya karena adanya infeksi jamur patogen. Salah satu pengendalian yang efektif untuk
mencegah infeksi patogen dengan meningkatkan ketahanan tanaman. Peningkatan ketahanan tanaman
anggrek Cattleya dapat dilakukan dengan cara mengimbas agen penginduksi ketahanan tanaman
menggunakan asam salisilat. Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan anggrek Cattleya sp. yang toleran
terhadap asam salisilat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Data hasil
pengukuran dianalisis dengan uji Levene pada taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan analisis menggunakan
Anova One Way pada taraf nyata 5%. Parameter pengamatan adalah jumlah planlet yang hidup, visualisasi
planlet, analisis kandungan klotofil, dan analisis indeks stomata. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi asam
salisilat yang toleran terhadap planet anggrek Cattleya sp. adalah 80 ppm.

Kata Kunci: Anggrek Cattleya (Cattleya sp.) Asam Salisilat, In vitro, Ketahanan.

ABSTRACT
Cattleya Orchid (Cattleya sp. Lindl). is one type of orchid that is in great demand by the wider community
because it has the privilege of color, shape, and flower size, this is why Cattleya orchids are widely cultivated in
Indonesia. The trigger for the decline in the production of Cattleya orchids was due to a pathogenic fungal
infection. One of the effective controls to prevent pathogen infection is to increase plant resistance. Improving
the resistance of Cattleya orchids can be done by inducing plant resistance-inducing agents using salicylic acid.
The purpose of this study was to obtain the Cattleya sp. tolerant to salicylic acid. The method used in this study
is an experimental method using a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments and 5
replications. The measurement data were analyzed by Levene's test at a 5% significance level and continued
with analysis using One Way Anova at a 5% significance level. Observation parameters were the number of
living plantlets, plantlet visualization, analysis of chlorophyll content, and analysis of stomata index. The results
showed that the concentration of salicylic acid that was tolerant to the orchid planet Cattleya sp. 80 ppm.

Keywords: Cattleya Orchid (Cattleya sp.) Salicylic Acid, In vitro, Resistance.

PENDAHULUAN

Anggrek Cattleya menjadi tanaman yang sangat diminati oleh masyarakat luas. Selain memiliki
warna bunga dan bentuk yang menarik dan sangat beragam, anggrek juga memiliki nilai ekonomis
yang tinggi dibandingkan tanamam-tanaman hortikultura yang lain. Itu yang menyebabkan anggrek
dapat menarik banyak peminat dalam negeri maupun mancanegara. Indonesia memiliki potensi yang
sangat menjanjikan untuk budidaya anggrek. Produksi tanaman anggrek di Indonesia mengalami
penurunan, pada tahun 2019, produksi tanaman anggrek di Indonesia mencapai 18,61 juta tangkai
dan menurun pada tahun 2020 menjadi 11.68 juta tangkai (BPS, 2021).
Pembudidayaan tanaman anggrek mempunyai banyak kendala yang dihadapi seperti
munculnya penyakit yang berasal dari jamur patogen, virus ataupun bakteri yang menyerang bagian
tubuh tanaman anggrek. Penyakit-penyakit tersebut antara lain busuk daun, busuk akar, busuk lunak,
busuk hitam, bercak daun, Cymbidium mozaic, dan layu Fusarium. Penyakit layu Fusarium
disebabkan oleh Fusarium oxysporum (Fo) yang menyerang akar tanaman anggrek. (Djantika, 2012)
Tanaman anggrek yang terjangkit penyakit layu Fusarium memiliki gejala batang dan daun
mulai menguning, tipis, berkeriput, bengkok, dan leher daun membusuk sampai pangkal batang. Pada
dasarnya Fusarium sp. merupakan jamur patogen ini dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu dan
selanjutnya tanaman akan mati (Soelistijono, 2015). Penyakit layu Lusarium dapat dikendalikan
menggunakan fungisida kimia tetapi fungisida kimia belum efektif dan dapat berdampak buruk bagi
lingkungan (Wedge & Elmer 2008).
Asam salisilat dapat digunakan untuk mengimbas ketahanan tanaman terhadap penyakit yang
disebabkan oleh jamur dengan cara menghambat enzim hidrolisis yang dimiliki oleh jamur, sehingga
jamur tidak dapat menginfeksi tanaman. Tanaman yang tahan terhadap asam salisilat juga tahan
terhadap penyakit layu fusarium. Asam salisilat bertindak sebagai modulator resistensi penyakit
endogen yang dibentuk oleh dekarboksilasi asam sinamat, diikuti oleh pembentukan asam benzoat
dan selanjutnya 2-hidroksilasidengan pembentukan asam salisilat. Asam salisilat merupakan suatu
signal penting yang digunakan sebagai senyawa pengimbas ketahanan tanaman terhadap penyakit
layu Fusarium (Sujatmiko et al., 2012).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan April 2022 di Laboratorium Botani
(ruang penelitian in vitro), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lampung.

Alat dan Bahan Penelitian


Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol kultur berukuran 250 ml, gelas ukur
berukuran 100 ml, cawan petri berdiameter 10 cm, Erlenmeyer berukuran 50 ml, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, pipet tip, mikropipet, autoclave, Laminar Air Flow (LAF), scapel, mata pisau scapel, pinset, alumunium
foil, tisu, corong gelas, kertas label, kertas filter, timbangan analitik ohaus, spektofotometri, waterbath,
mikroskop, dan kamera.
Bahan-bahan yang digunakan adalah planlet anggrek Cattleya sp. steril dalam botol kultur, asam
salisilat, aquades, alkohol, sukrosa, agar, Asam Klorida (HCl), Kalium Hidroksida (KOH), , Plant Preservative
Mixture (PPM), Benzine Amino Purine (BAP), Indole-3-Acetic Acid (IAA),serta bahan kimia medium Vacin and
Went (VW) padat.

Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian ini disusun dengan pola dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu
faktor yaitu konsentrasi asam salisilat yang terdiri dari empat taraf yaitu: 0 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan
80 ppm. Masing masing konsentrasi dilakukan 5 kali pengulangan dan setiap pengulangan terdiri dari 3 eksplan
cattleya sp. dari setiap botol kultur.

Prosedur Penelitian
Persiapan medium tanam
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vacin and Went (VW) padat. Pembuatan media
tanam VW sebanyak 1 liter dengan cara memipet sejumlah larutan stok, kemudian dimasukkan kedalam labu
takar 1 liter. Akuades ditambahkan hingga tanda (1 liter) dan pH diatur sampai 5,5, dilakukan penambahan KOH
1 N atau HCl 1 N untuk mendapatkan pH 5,5. Larutan tersebut kemudian dipindahkan ke dalam wadah yang
lebih besar kemudian ditambahkan agar-agar s 7 g/l, sukrosa 30 g/l, dan PPM 0,5 ml/l. Larutan medium
dipanaskan yang bertujuan untuk melarutkan agar-agar (sambil diaduk) sampai mendidih. Setelah larutan
medium diangkat, dilakukan penambahan ZPT kemudian dituangkan ke dalam botol kultur sebanyak 20
ml/botol. Sterilisasi medium dengan menggunakan autoklaf dengan tekanan 17,5 psi, 121 oC selama 15 menit.
Persiapan Medium Seleksi
Media Vacint & Went (VW) ditambah asam salisilat (AS) dengan konsentrasi 0 ppm (kontrol), 20 ppm,
40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm. Asam salisilat dilarutkan dengan akuades pada konsentrasi tertentu, kemudian
disaring menggunakan syringe filter dengan diameter 0,45 µm sebanyak 2 kali, dilanjutkan filter berdiameter
0,22 µm satu kali. Penyaringan dilakukan dalam ruang steril didalam LAF Cabinet. Selanjutnya AS ditambahkan
ke dalam media VW. Media diinkubasikan selama 7 hari pada suhu kamar (25 oC) sebelum digunakan, untuk
memastikan bahwa AS telah tersaring dengan baik. Apabila dalam waktu 7 hari tidak terjadi kontaminasi, maka
medium tersebut dapat digunakan.
Penanaman planlet dalam medium seleksi asam salisilat
Planlet Cattleya sp. dari botol kultur dikeluarkan dengan scalpel steril dan satu-persatu diletakkan di
atas cawan petri berdiameter 10 cm, kemudian planlet dipisahkan satu per satu, setelah itu ditanam pada
masing-masing botol kultur yang berisi medium perlakuan. Masing-masing konsentrasi dilakukan 5 kali ulangan
dan setiap ulangan terdiri dari 3 eksplan Cattleya sp. pada setiap botol kultur.

Parameter Yang Diamati


Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi jumlah planlet yang hidup, visualisasi planlet,
analisis kandungan klorofil, dan analisis indeks stomata.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anova One Way pada taraf nyata 5%,
jika data menunjukkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Presentase jumlah planlet yang hidup dan visualisasi planlet

Konsentrasi Asam
Salisilat (ppm) Presentase Jumlah Planlet Hidup pada Minggu
I II III IV
0 100% 100% 100% 100%

20 100% 100% 100% 100%

40 100% 100% 100% 100%

60 100% 100% 100% 100%

80 100% 100% 1000% 100%


Tabel 1. Presentasi jumlah planlet anggrek Cattleya hidup hasil induksi asam salisilat pada berbagai konsentasi

Konsentrasi Presentase Visualisasi Planlet pada Minggu


Asam Salisilat I II III IV
(ppm)

0 100% H 100% H 100% H 100% H

20 100% H 100% H 100% H 100% H

40 100% H 100% H 100% H 100% H

60 100% H 100% H 100% H 100% H

80 100% H 100% H 80% H 80% H


20% HC 20% HC
Tabel 2. Presentase visualisasi planlet anggrek Cattleya hasil induksi asam salisilat pada berbagai konsentrasi

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat kosentrasi 0 sampai dengan 80 ppm menunjukan planlet hidup
sebesar 100% pada minggu pertama hingga minggu keempat. Berdasarkan Tabel 3, Kosentrasi 0 ppm, 20 ppm,
40 ppm, dan 60 ppm memiliki planlet berwarna hijau sebanyak 100% hingga minggu keempat. Pada kosentrasi
80 ppm terjadi perubahan secara visual yaitu berwarna hijau cokelat pada minggu ketiga sampai minggu
keempat. Pemberian perlakuan induksi asam salisilat pada konsentrasi yang tepat membuat plankel anggrek
Cattleya toleran terhadap induksi asam salisilat. Hal ini didasari penelitian oleh penelitian Putri (2017) yang
menyatakan bahwa planlet anggrek Cattleya toleran terhadap induksi asam salilat pada kosentrasi 80 ppm. Hal
ini dikarenakan pada konsentrasi tersebut presentase jumlah planlet anggrek Cattleya yang hidup sebesar
100%. Planlet anggrek Cattleya berwarna hijau dan hijau cokelat dan tidak ditemukan anggrek berwarna
cokelat/mati.

Kandungan Klorofil
Kandungan klorofil A

Konsentrasi Asam Salisilat (ppm)


Rata – Rata Klorofil a
(mg/g jaringan)
Y ± SE
0 0,750 ± 0,066 a
20 0,960 ± 0,080 a
40 1,091 ± 0,076 a
60 1,181 ± 0,113 ab
80 1,267 ± 0,126 ab
Tabel 3. Rata-Rata Kandungan Klorofil a planlet anggrek Cattleya pada beberapa konsentrasi asam salisilat

1.4000 1.2674
1.1814
1.2000 1.0912
0.9606
Kandungan Klorofil a

1.0000
(mg/g jaringan)

0.8000 0.7506

0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0 20 40 60 80
Konsentrasi Asam Salisilat (ppm)

Gambar 1. Grafik kandungan klorofil a planlet anggrek Cattleya setelah 4 minggu tanam

Berdasarkan Tabel 3. dan Gambar 1. Kandungan klorofil a yang terbaik terdapat pada konsentrasi
asam salislat 80 ppm yaitu sebesar 1,267 dan kandungan klorofil terendah ada pada konsentrasi asam salisilat
0 ppm yaitu sebesar 0,750. Hal tersebut menunjukkan bahwa induksi asam salisilat pada medium VW dengan
berbagai konsentrasi berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a planlet anggrek Cattleya sp.

Kandungan Klorofil B

Konsentrasi Asam Salisilat (ppm) Rata – Rata Klorofil b


(mg/g jaringan)
Y ± SE
0 0,802 ± 0,110 a
20 0,962 ± 0,064 a
40 1,082 ± 0,170 a
60 1,227 ± 0,154 a
80 1,469 ± 0,153 b

Tabel 4. Rata-rata kandungan klorofil b planlet anggrek Cattleya pada beberapa konsentrasi asam salisilat
1.6000 1.4694
1.4000 1.2278

Kanudngan Klorofil b
1.2000 1.0828
0.9622

(mg/g jaringan)
1.0000
0.8024
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000
0 20 40 60 80
Konsentrasi Asam Salisilat (ppm)

Gambar 2. Grafik kandungan klorofil b planlet anggrek Cattleya sp. setelah 4 minggu tanam

Berdasarkan Tabel 4. dan Gambar 2. Kandungan klorofil b yang baik terdapat pada konsentrasi
asam salisilat 80 ppm yaitu sebesar 1,496 dan kandungan klorofil terendah ada pada konsentrasi asam salisilat
0 ppm yaitu sebesar 0,802.

Kandungan klorofil Total

Konsentrasi Asam Salisilat (ppm) Rata – Rata Klorofil Total


(mg/g jaringan)
Y ± SE
0 1,551 ± 0,156 a
20 1,921 ± 0,086 a
40 2,172 ± 0,232 a
60 2,407 ± 0,262 a
80 2,735 ± 0,261 b
Tabel 5. Rata-rata kandungan klorofil total planlet anggrek Cattleya pada beberapa konsentrasi asam salisilat

3.0000 2.7352
2.5000 2.4070
Kandungan Klorofil Total

2.1728
2.0000 1.9216
(mg/g jaringan)

1.5518
1.5000
1.0000
0.5000
0.0000
0 20 40 60 80
Konsentrasi Asam Salisilat (ppm)

Gambar 3. Grafik kandungan klorofil total planlet anggrek Cattleya sp. setelah 4 minggu tanam

Berdasarkan Tabel 6. dan Gambar 10. Kandungan klorofil total yang baik terdapat pada konsentrasi
asam salisilat 80 ppm yaitu sebesar 2,735 dan kandungan klorofil terendah ada pada konsentrasi asam salisilat
0 ppm yaitu sebesar 1,551. Kandungan klorofil total yang baik terdapat pada konsentrasi asam salisilat 80 ppm
yaitu sebesar 2,735 dan kandungan klorofil terendah ada pada konsentrasi asam salisilat 0 ppm yaitu sebesar
1,551. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan induksi asam salisilat terhadap anggrek
Cattleya memberikan pengaruh positif terhadap kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total. Kandungan
klorofil a, klorofil b, dan klorofil total mengalami peningkatan pada konsentrasi asam salisilat 20 ppm, 40 ppm, 60
ppm, dan 80 ppm. Peningkatan kandungan klorofil a, b, dan total sejalan dengan semakin meningkatnya
konsentrasi asam salisilat yang diberikan.

Indeks Stomata

Konsentrasi Asam Salisilat (ppm) Indeks Stomata


Y ± SE
0 10,503 ± 0,538 a
20 11,328 ± 0,558 a
40 12,943 ± 0,475 a
60 13,077 ± 0,702 a
80 13,271 ± 0,792 b
Tabel 6. Indeks stomata pada planlet anggrek Cattleya sp. pada beberapa konsentrasi asam salisilat

14 12.943 13.077 13.2716


12 11.3286
10.5034
10
Indek Stomata

8
6
4
2
0
0 20 40 60 80
Konsentrasi Asam Salisilat (ppm)

Gambar 4. Grafik indeks stomata pada planlet anggrek Cattleya sp. setelah 4 minggu tanam .

Berdasarkan Tabel 6. dan Gambar 4. Indeks stomata terbesar terdapat pada konsentrasi asam
salisilat 80 ppm yaitu sebesar 13,271 dan indeks stomata terendah ada pada konsentrasi asam salisilat 0 ppm
yaitu sebesar 10,503.
Meningkatnya indeks stomata tersebut sejalan dengan meningkatnya knsentrasi asam salisilat
yang diberikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Musilimah (2016) yang menyatakan bahwa indeks stomata
pada daun planlet pisang ketan meningkat sejalan dengan meningkatnya konsentrasi asam salisilat yang
diberikan. Meningkatnya indeks stomata menunjukkan tanaman tersebut tahan terhadap induksi asam salisilat.
Peningkatan indeks stomata merupakan salah satu mekanisme pertahanan tanaman terhadap serangan
penyakit (Megia et al.,2015)

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwaKonsentrasi asam salisilat yang toleran terhadap
planlet anggrek Cattleya adalah 80 ppm. Karakter ekspresi spesifik pada planlet anggrek Cattleya sp. hasil
induksi asam salisilat meliputi, Konsentrasi asam salisilat sangat berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil
a, b dan total planlet anggrek Cattleya, semakin besar konsentrasi asam salisilat maka kandungan klorofil a, b
dan total planlet anggrek Cattleya semakin meningkat. Konsentrasi asam salisilat sangat berpengaruh nyata
terhadap jumlah stomata pada planlet anggrek Cattleya, sehingga mempengaruhi indeks stomata. Konsentrasi
asam salisilat yang semakin besar maka indeks stomata pada planlet anggrek Cattleya sp. semakin meningkat.
SARAN
Adapun saran dari penelitian ini yaitu perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut terhadap planlet Cattleya sp.
dengan karakter spesifik lainnya seperti kandungan karbohidrat, kandungan prolin, kandungan fenol dan analisis
molekuler.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2021. Produksi tanaman Hortikultura (anggrek). Badan Pusat Statistik.2020, Indonesia.
Djatnika, I. 2012. Seleksi Bakteri Antagonis untuk Mengendalikan Layu Fusarium pada Tanaman Phalaenopsis.
J. Hort, 22 (3): 276-284.
Megia, R., Ratnasari, Hadisunarso. 2015. Karakteristik Morfologi dan Anatomi, serta Kandungan Klorofil Lima
Kultivar Tanaman Penyerap Polusi Udara Sansevieria trifasciata. Jurnal Sumber daya Hayati Juni
2015 Vol. 1 No. 2, hlm 34-40.
Muslimah, I., Nurcahyani, E & Zulkifli. 2017. Aktivitas Enzim Peroksidase Daun Planlet Pisang Ketan (Musa
paradisiaca L.) Hasil Pengimbasan Ketahanan terhadap Asam Salisilat secara In Vitro. Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17 (2): 105-108. .
Sujatmiko, B, Sulistyaningsih E., & Murti, H.R. 2012. Studi Ketahanan Melon (Cucumis melo L) Terhadap Layu
Fusarium Secara In-Vitro dan Kaitannya dengan Asam Salisilat. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 15: 1-18.
Soelistijono, R., 2015. Kajian Efektifitas Rhizoctonia SP Mikoriza Dataran Rendah dan Sedang pada Tingkat
Keparahan Penyakit (Dsi) Anggrek Phalaenopsis amabilis terhadap Fusarium sp. Biosaintifika
Journal of Biology & Biology Education. 7(2):112-119.
Wedge, D.E & Elmer, W.H. 2008. Fusarium Wilt of Orchids. Trade Journal Publication. 2 (3): 161-168.
Putri, A, R. 2017. Karakterisasi Planlet Anggrek Cattleya (Cattleya sp. Lindl.) Hasil Induksi Asam Salisilat dan
Inokulasi Mikoriza (Rhizoctonia sp.) secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Matematika dan Pengetahuan
Alam, Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai