Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 5

”Tingkat Keamanan Penggunaan & Efek Biji


Tanaman Pinang (Areca catechu L.)”
MARISA STIFANI MANDALA 222044984
MAULIDYA BASORI 222044985
MAYA PURNAMASARI 222044986
MELDHA 222044987
Latar Belakang
• Masyarakat Indonesia telah menggunakan bahan alam secara
turun temurun sebagai obat tradisional untuk mengatasi
berbagai penyakit. Salah satu tanaman obat yang sering
digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah pinang (Areca
catechu L.) • Masyarakat biasanya menggunakan bagian biji pinang muda
sebagai obat luka dengan cara ditumbuk dan ditempelkan langsung
ke daerah luka atau dengan cara merebus biji pinang dan air
rebusannya digunakan untuk membersihkan luka dan infeksi kulit
lainnya
• Arecoline merupakan salah satu alkaloid biji pinang yang
dianggap sebagai agen hipoglikemia. Selain itu, Arecoline
dapat menginduksi sitotoksik dan kerusakan DNA pada sel
hepar
Klasifikasi Tanaman Pinang

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.
Morfologi Tanaman Pinang

Batang Daun
Pinang merupakan tanaman soliter Jumlah daun pinang bervariasi antara 7-10
(tumbuh secara individual), berbatang lurus dan helai. Daun pinang berbentuk menyirip
mampu mencapai tinggi 20 – 30 meter dengan majemuk dengan panjang antara 1-1,5 m,
diameter antara 25-30 cm. Batang pinang memiliki anak daun (leaflet) berjumlah antara
memiliki ruas bekas daun (nodus) yang jelas 30-50 pinak daun.
dengan jarak antar ruas 15-20 cm, tergantung
varietas.
Morfologi Tanaman Pinang
Bunga Buah

a) Rangkaian bunga Pinang; b) Bunga betina yang a) Buah pinang muda dan buah matang;
sedang reseptif; c) bunga jantan yang sedang mekar b) penampang melintang buah;
c) penampang membujur buah
Kandungan Kimia

Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidin,


arekain, guvakolin, guvasin dan isoguvasin. Ekstrak etanolik biji buah pinang
mengandung tannin terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, dan senyawa
fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak menguap dan tidak menguap, serta
garam.
Efek Hepatotoksik pada Biji Pinang

Biji pinang mengandung metabolit sekunder polifenol seperti flavonoid, tannin, dan alkaloid.
Alkaloid utama yang terkandung pada biji pinang adalah arecoline sekitar 7,5mg/gram biji pinang .
Arecoline dapat menginduksi sitotoksik dan kerusakan pada DNA pada sel hepar. Areca catechu
ialah tanaman obat hepatotoksik yang memberikan perubahan morfologik hati yang lebih beragam
dibangdingkan dengan tanaman obat lain. Pada Areca catechu menunjukkan gambaran histopatologi
yang terjadi berupa perdarahan, mikrosteatosis yang terlihat seperti vakuola kosong dengan ukuran
kecil dan multiple dalam sitoplasma hepatosit dengan nukleus tetap berada di tengah sel, dilatasi
sinusoid, inflamasi portal, inflamasi lobular, lobular disarray, nekrosis, interface hepatitis,
kolestasis hepatoseluler, dan steatosis. Cedera sel yang muncul mengikuti besar dosis jus pinang
muda yang diberikan sehingga disimpulkan bahwa semakin besar dosis jus pinang muda yang
diberikan maka semakin besar pula derajat kerusakan yang ditimbulkan.
Efek Hepatotoksik pada Biji Pinang

Pada penelitian yang dilakukan (Rahman AO, 2018) menunjukan efek hepatotoksik jus pinang
muda (Areca catecha) pada tikus yang dibagi dalam beberapa dosis terbagi dalam beberapa dosis
secara bertahap yaitu: 250 mg/kgBB, 1.000 mg/ kgBB, dan 10.000 mg/kgBB. Kejadian
mikrosteatosis hanya ditemukan pada 80% sampel. Persentase histopatologik jaringan hati pada
dosis 250 mg/kgBB dan dosis 1.000 mg/kgBB didapatkan hasil yang lebih rendah. Berdasarkan
hasil analisis derajat kerusakan jaringan hati yang dihitung dari total skor histopatologik (p<0,05)
menunjukkan bahwa semakin besar dosis jus pinang muda yang diberikan maka semakin besar
pula derajat kerusakan yang ditimbulkan. Hasil penelitian lain dengan menggunakan jus pinang
muda namun dosis yang diberikan berbeda. Jus pinang muda dengan dosis tinggi yaitu 20.000
mg/kgBB diberikan kepada hewan coba dan diamati efek samping yang muncul. Perubahan
morfologik hati yang terjadi dengan presentase hasil menunjukkan adanya inflamasi portal (66,7%),
kolestasis hepatoseluler (33,3%), dan steatosis (16,7%).

 
KESIMPULAN

1. Pada tanaman pinang khususnya bagian biji terdapat


senyawa Arecoline 7,5 mg/gram merupakan salah satu
alkaloid utama yang bersifat hepatotoksik.
2. Pada dosis 250mg/kgBB hingga dosis tinggi dapat
menyebabkan hepatotoksik.

Anda mungkin juga menyukai