Diajukan oleh:
Rizka Febiana Hidayatun Ni'mah
175010041
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
November 2023
1
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI N-HEKSAN, FRAKSI
ETIL ASETAT DAN FRAKSI AIR DAUN UBI JALAR KUNING
(Ipomoea batatas L.) SERTA PENETAPAN KADAR
FLAVONOID DAN FENOLIK TOTALNYA
Diajukan oleh:
Rizka Febiana Hidayatun Ni’mah
NIM 175010041
Pembimbing,
2
I. JUDUL
Aktivitas Antioksidan Fraksi n-Heksan, Fraksi Etil Asetat, dan Fraksi Air Daun
Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.) serta Penetapan Kadar Flavonoid dan
Fenolik Totalnya.
II. INTISARI
donor elektron pada senyawa yang bersifat radikal menjadi stabil. Penelitian ini
flavonoid dan fenolik totalnya pada fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi
Daun ubi jalar kuning dibuat simplisia dan diekstraksi dengan metode
kental dan difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Fraksi
n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air diuji aktivitas antioksidan dengan
metode ABTS dengan pembanding trolox. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan
fraksi air ditetapkan kadar flavonoid total dengan pembanding kuersetin dan
3
dihitung IC50 dengan analisis regresi linier dan kadar flaonoid total dan fenolik
Kata kunci : Daun Ubi Jalar kuning, Antioksidan, Penetapan kadar total
Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang memiliki satu atau lebih
pasangan dengan cara mengambil elektron dari molekul lain. Radikal bebas
perusakan otak dan penyakit lain seperti kanker, gangguan pencernaan, gangguan
Daun ubi jalar kuning mengandung polifenol yang memiliki manfaat bagi
yang dapat merusak sel-sel dan jaringan tubuh manusia. Senyawa kimia yang
terdapat dalam daun ubi jalar kuning yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin,
terpenoid, triterpenoid, dan fenol. Daun ubi jalar kuning dapat dimanfaatkan
sebagai obat demam berdarah dengan cara direbus dan diminum air rebusannya,
selain itu daun ubi jalar kuning juga digunakan untuk mengobati diabetes melitus,
berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa radikal bebas (Zalukhu dkk.,
antioksidan alami seperti senyawa fenol, flavonoid dan tanin digunakan sebagai
heksan, fraksi etil asetat, fraksi etanol daun pisang kepok (Musa paradisiaca L.)
yang disebabkan oleh atom hidrogen dari senyawa antioksidan berikatan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Salampe dkk. (2019), ekstrak etanol 70% daun
beroma (Cajanus cajan (L.) Milps) dengan metode ABTS menunjukkan aktivitas
antioksidan sangat kuat dengan nilai IC 50 sebesar 20,53 mg/mL, sedangkan pada
86,34 mg/mL. Prinsip metode ABTS yaitu mengukur kapasitas antioksidan yang
ABTS yang semula berwarna biru-hijau menjadi tidak berwarna (Setiawan dkk.,
mengetahui aktivitas antioksidan fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air
daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas L.) menggunakan metode ABTS dan
1. Apakah fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun ubi jalar
2. Berapakah kadar flavonoid dan fenolik total yang terdapat pada fraksi n-
heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun ubi jalar kuning (Ipomoea
batatas L.) ?
ubi jalar kuning (Ipomoea batatas L.) yang bisa digunakan sebagai sumber
antioksidan alami.
6
1. Untuk menguji aktivitas antioksidan fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan
fraksi air daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas L.) menggunakan
metode ABTS.
n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun ubi jalar kuning (Ipomoea
batatas L.)
VII.TINJAUAN PUSTAKA
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiosperma
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Convolvulales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
7
Gambar 1. Daun Ubi Jalar Kuning
2. Morfologi Tanaman
tanaman semusim dengan susunan utama terdiri dari batang, umbi, daun, dan
bunga. Tanaman ubi jalar tumbuh menjalar pada permukaan tanah dengan panjang
tanaman dapat mencapai tiga meter, tergantung pada kultivarnya. Bentuk batang
bulat, tidak berkayu, tidak berbuku-buku dan tumbuh tegak atau merambat.
Bentuk daun bulat sampai lonjong, tepi daun tepi rata atau berlekuk dangkal
sampai berlekuk dalam, dan bagian ujungnya meruncing. Daun ubi jalar kuning
mempunyai bentuk daun cordate dengan tepi daun rata (Sarwanto dkk., 2021).
flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, triterpenoid, dan fenol (Happy dkk., 2023).
Salah satu senyawa yang termasuk polifenol adalah flavonoid dan fenol yang
4. Maserasi
senyawa aktif dari simplisia hewani atau simplisia nabati menggunakan pelarut
8
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan
pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan. Faktor faktor yang
bahan dan pelarut, dan ukuran partikel. Ekstraksi dengan metode maserasi
memiliki kelebihan yaitu terjaminnya zat aktif yang diekstrak tidak akan rusak
5. Fraksinasi
(Akhsanita, 2012). Fraksi ini menggunakan dua pelarut yang tidak tercampur dan
jumlah dan jenisnya menjadi fraksi berbeda (Bona et al., 2015). Pelarut yang
biasa digunakan pada fraksi senyawa flavonoid adalah n-heksana dan etil asetat.
6. Flavonoid
9
Flavonoid merupakan senyawa golongan fenol yang terbesar di alam karena
susunan C6-C3-C6 yaitu 2 cincin aromatik dihubungkan dengan tiga karbon yang
dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga (Parwata, 2016). Flavonoid
melakukan donor hidrogen pada radikal bebas (Alfaridz dan Amalia, 2018).
7. Fenolik
air dan biasanya terdapat pada vakuola sel. Fenol memiliki struktur kimia yang
diturunkan dari benzene serta memiliki gugus hidroksil (-OH) dan gugus alkoksi
(-OR) (Lestari dkk., 2018). Senyawa golongan fenolik yaitu fenol sederhana,
10
asam fenolat, fenilpropanoid, flavonoid dan tanin (Julianto, 2019). Fenol memiliki
yaitu gugus fenol mengikat radikal bebas dengan memberikan atom hidrogennya
melalui proses transfer elektron, sehingga fenol berubah menjadi radikal fenoksil
8. Metode ABTS
menstabilkan radikal bebas yang ditandai dengan pemudaran warna. Warna biru
kehijauan dari radikal kation ABTS+ akan tereduksi oleh antioksidan menjadi
bentuk non radikal yang tidak berwarna (AlHmoud et al., 2014). Kemampuan
11
Gambar 3. Reduksi ABTS oleh Senyawa Penangkap Radikal Bebas
Metode ABTS dapat digunakan pada sistem yang berbasis air maupun
organik, dan memiliki waktu reaksi yang lebih cepat serta dapat bekerja pada
rentang pH yang luas (Apak et al., 2013). Namun, metode ini sangat sensitif
terhadap cahaya dan memerlukan waktu inkubasi yang cukup lama, yaitu 12-16
yang menghambat aktivitas radikal bebas sebanyak 50% (Serlahwati & Atika,
12
9. Spektrofotometer UV-VIS
serapan cahaya, dimana atom dan molekul berinteraksi dengan cahaya (Iqbal,
sumber sinar yang berbeda yang digunakan pada instrumen ini. Spektrofotometri
suatu senyawa maka sebagian sinar akan diabsorbsi, sebagian dipantulkan dan
sedangkan pada daerah visible adalah 380 nm-780 nm (Warono & Syamsudin,
2019). Cara yang paling baik untuk mengetahui struktur flavonoid yaitu spektrum
serapan UV dan serapan visible. Hal ini dikarenakan adanya kandungan sistem
aromatis yang terkonjugasi pada flavonoid. Selain itu, juga bisa memperlihatkan
pita serapan kuat pada daerah UV dan visible. Pada uji kuantitatif untuk
nenentukan kadar flavonoid berbagai jenis daun herbal, maka bisa menggunakan
13
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fadel dkk., (2023) menyatakan
bahwa hasil dari fraksi diuji aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH
fraksi dinyatakan dalam bentuk nilai IC50. Hasil skrinning fitokimia ekstrak etanol
70% daun pisang kapok (Musa paradisiaca L.) mengandung senyawa flavonoid,
alkoloid, tanin, saponin, dan polifenol. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa uji
fraksi etil asetat, fraksiair ekstrak etanol daun pisang kepok (Musa paradisiaca L.)
berturut-turut yaitu: 53,87 ppm, 12,96ppm, dan 34,11 ppm. Fraksi etil asetat,
fraksi air, dan kontrol positif vitamin C memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat,
macam daun ubi jalar terdapat jumlah keseluruhan fenol sebesar 200,78 sampai
500,35 mgGAE/100g dan nilai keseluruhan flavonoid sebesar 9,6 sampai 26,35
mg/100g, lain dari itu tumbuhan yang terkandung antioksidan tinggi adalah daun
ubi ungu.
etanol 70% daun beroma (Cajanus cajan (L.) Milps) dengan metode ABTS
IX. HIPOTESIS
14
Hipotesis pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Fraksi n-heksan,fraksi etil asetat dan fraksi air daun ubi jalar kuning
2. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun ubi jalar kuning
X. Rencana Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Daun Ubi Jalar Kuning
(Ipomoea batatas L.) yang diperoleh dari produsen simplisia daerah Desa
untuk ekstraksi yaitu etanol 70% (Merck). Pelarut yang digunakan untuk
fraksinasi yaitu pelarut n-heksan, etil asetat, air, etanol 70% (Merck). Bahan
untuk uji aktivitas antioksidan adalah ABTS, trolox, etanol p.a (Merck), dan
kalium persulfat (K2S2O8). Bahan yang digunakan untuk uji fitokimia yaitu
FeCl₃ 5%, HCI pekat, serbuk magnesium, amil alcohol. Bahan yang digunaan
untuk pentapan kadar fenolik total adalah reagen Folin-Ciocalteu, Na2CO3 7%,
asam galat dan tanol p.a (Merck). Bahan yang digunakan untuk penetapan
15
B. Alat yang akan digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik (Ohaus),
beaker gelas ( Iwaki pyrex), batang pengaduk, corong pisah, corong kaca, alat
C. Jalannya Penelitian
1. Pengumpulan Bahan
Sampel yang digunakan meliputi daun ubi jalar kuning (Ipomoea batatas L.)
Semarang sebanyak 3 kg. Daun ubi jalar kuning segar, tidak berlubang disortir,
suhu 50°C sampai kering. Daun yang telah kering diserbuk dengan mesin
daun ubi jalar kuning. Kemudian ditimbang bobot simplisia yang dihasilkan
dan dihitung kadar airnya (DepKes RI, 1986). Serbuk yang dihasilkan
2. Determinasi Tanaman
16
Determinasi daun ubi jalar kuning dilakukan diLaboratorium Ekologi dan
yang ada pada tanaman ubi jalar kuning dengan kunci determinasi lengkap.
tanaman tersebut.
ditimbang sebanyak 100 gram, dilarutkan dalam 1000 mL (pelarut ini dibagi
menjadi 2 bagian, bagian yang pertama yaitu 750 ml lalu bagian yang kedua 250
pengadukan selama 10 menit. Toples dilapisi kertas coklat agar terhindar dari
selama 3 hari dan dilakukan pengadukan selama 15 menit tiap 8 jam sekali.
Setelah 3 hari diekstraksi didapatkan maserat (1). Kemudain ampas (residu) dari
hari dan dilakukan pengadukan selama 15menit tiap 8 jam sekali dan diperoleh
maserat (2). Maserat 1 dan maserat 2 ditambahkan. Hasil filtrate yang diperoleh
17
berupa ekstrak cair kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada
suhu 50°C sehingga diperoleh ekstrak etanol daun ubi jalar kuning. Setelah itu
4. Pembuatan Fraksi n-Heksan,Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Daun Ubi
Jalar kuning
ekstrak etanol daun ubi jalar kuning sebanyak 10 gram dilarutkan dalam
hingga memisah menjadi dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan n-heksan.
Lapisan n-heksan dikeluarkan dan ditampung. Fraksinasi ekstrak etanol daun ubi
jalar kunig diulang hingga lapisan n-heksan jernih. Fraksi yang tidak larut n-
heksan difraksinasi dengan etil asetat sama banyak (1:1). Fraksi yang tidak larut
etil asetat direfraksi dua kali sama banyak. Fraksi larut etil asetat dikumpulkan
dan diuapkan untuk membentuk fraksi etil asetat. Fraksi tidak larut etil asetat
5. Skrining Fitokimia
a. Uji Flavonoid
Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun ubi jalar kuning
salah satu tabung reaksi ditambahkan dengan 0,1 g serbuk magnesium (Mg),
beberapa saat dan diamati terjadinya perubahan warna jingga sampai merah
dkk., 2014).
b. Uji Fenolik
Sampel fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun ubi jalar
labu takar dengan pelarut etanol p.a hingga batas kemudian dibungkus dengan
2,45 mM ditimbang seberat 165 mg lalu dilarutkan dalam labu takar 250 ml
19
menggunakan etanol p.a hingga tanda batas. Larutan I dan larutan II diambil
dengan perbandingan volume 1:1 (25 ml larutan ABTS dan 25 ml larutan kalium
persulfat) dicampur kemudian ditutup dengan alumunium foil agar tidak terkena
cahaya. Selanjutnya dinkubasi selama 8-16 jam ditempat yang terhindar dari
cahaya.
p.a sampai larut. Larutan tersebut dimasukkan dalam labu takar 100 mL,
Larutan induk trolox 1000 ppm dipipet masing-masing 25 µL, 50 µL, 75 µL,
100 µL, dan 125 µL ke dalam labu talar 5 mL kemudian ditambahkan etanol p.a
sampai batas tanda labu takar. Konsentrasi yang diperoleh berturut-turut 5,10, 15,
20 dan 25 ppm.
Fraksi-fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, fraksi air daun ubi jalar kuning
diambil sebanyak 1 g, kemudian dilarutkan dengan etanol 70% dalam labu takar
100 ml. Konsentrasi masing-masing sampel yang diperoleh sebesar 10.000 ppm.
20
e. Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Fraksi n-Heksan, Fraksi Etil
30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm dibuat sebanyak 5 ml. Larutan stok 1000 ppm
masing- masing dipipet 50 µl, 100 µl, 150 µl, 200 µl, dan 250 µl, campuran
dicukupkan volumenya dengan etanol p.a sampai tanda batas. Larutan diukur
pada nilai absorbansi yang paling tinggi yang mana nilai tersebut memiliki
serapan yang maksimal. Larutan blanko yang digunakan adalah etanol p.a.
(Ardiyansah, 2021).
dibaca pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, dam 60
21
Operating time dilihat pada waktu peredaman radikal ABTS yang
data yang tidak terjadi penurunan nilai absorbansi saat pengukuran sampel
(Ardiyansah, 2021).
hingga batas menggunakan etanol p.a larutan didiamkan selama operating time.
maksimal.
kemudian didiamkan di tempat yang terhindar dari cahaya selama operating time,
22
didiamkan selama operating time. Serapan diukur menggunakan spektrofotometer
Larutan kuersetin dibuat kadar 400 ppm sebanyak 250 ml. Kuersetin
etanol p.a. Larutan dimasukkan kedalam labu takar 5 ml sampai tanda batas.
ppm, 10 ppm dan 12 ppm sebanyak 5 ml. Pembuatan seri konsentrasi larutan
kuersetin dilakukan dengan cara larutan induk 400 ppm dipipet sebanyak 25 µL,
23
50 µL, 75 µL, 100 µL, 125 µL, 150 µL, masing-masing larutan induk
dimasukkan dalam labu takar 5 mL dan dicukupkan dengan etanol p.a sampai
batas.
Larutan stok masing-masing fraksi dibuat kadar 1000 ppm sebanyak 100
ml. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air ditimbang sebanyak 1 g
24
dan 200 µl CH3COOK. Larutan tersebut kemudian diukur serapannya
dengan pengukuran pada menit ke 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55,
dan60. Penentuan operating time ditentukan dengan nilai absorbansi yang stabil
UV-Vis pada panjang gelombang maksimum dan operating time yang telah
Larutan stok fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air dipipet 1000 µl,
maksimum dan pada rentang waktu operating time yang telah didapat. Replikasi
dilakukan 3 kali.
25
Natrium karbonat ditimbang 7 gram dilarutkan dalam 100 mL aquadest pada
beaker glass 50ml, dilarutkan dengan etanol p.a hingga larut dengan bantuan
fraksi n-heksan, frkasi etil asetat, dan fraksi air daun ubi jalar kuning sebesar
50.000ppm.
Seri konsentrasi dibuat berbagai seri yaitu 50, 100, 150, 200, 250, 300ppm
dalam 5mL etanol p.a. larutan induk asam galat 1000ppm dipipet sebanyak
250 µL, 500 µL, 750 µL, 1000 µL, 1250 µL, 1500 µL, masing-masing larutan
induk dimasukkan kedalam labu takar 5mL dan dicukupkan dengan etanol p.a
26
8menit, ditambahkan 4mL Na2CO3 7%. Absorbansi dibaca dengan
asam galat. Sebanyak 200 µL dari seri konsentrasi 150ppm ditambahkan 400
maksimum.
Sebanyak 200 µL dipipet dari konsentrasi asam galat 50, 100, 150, 200, 250,
kali.
masing-masing fraksi daun ubi jalar kuning dipipet 200 μL ditambahkan 400
Keterangan :
kemudian diplotkan kedalam persamaan kurva baku asam galat. Nilai yang
kemudian diplotkan kedalam persamaan kurva baku kuersetin. Nilai yang didapat
dengan rumus:
D. Analisis Deskriptif
29
a. Laboratorium Kimia Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim,
Semarang.
30
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Alfaridz, F., dan Amalia, R., 2018, Review Jurnal : Klasifikasi dan Aktivitas
Farmakologi dari Senyawa Aktif Flavonoid, Jurnal Farmaka, 16(3):1-9.
Apak, R., Gorinstein, S., Böhm, V., Schaich, K, M., Özyürek,-M., Güçlü, K.,
2013, Methods of Measurement and Evaluation of Natural Antioxidant
Capacity/Activity (IUPAC technical report). Pure and Applied Chemistry,
85(5), 957–998.
Ardiyansah, A. 2021, Aktivitas Antioksi dan Ekstrak Etanol Daun Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes) dengan Metode ABTS serta Penetapan Kadar
Fenolik Total dan Flavonoid Total. Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
Akhsanita, M. 2012. Uji Sitotoksik Ekstrak, Fraksi Dan Sub-Fraksi Daun Jati
(tectona Grandis Linn. F.) Dengan Metoda Brine Shrimp Lethality Bioassay.
Padang : Fakultas Farmasi Universitas Andalas.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Ergina, Siti, N., dan Pursitasari, I. D., 2014, Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder Pada Daun Palado (Agave Angustifolia) Yang Diekstraksi Dengan
Pelarut Air dan Etanol, J. Akad. Kim 3 (3): 165–72.
Fadel, M.N. et al. 2023, Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi n-Heksan, Etil Asetat
dan Air Ektrak Etanol Daun Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) dengan
Metode DPPH (1, 1 dipheniyl-2 picrylhidrazyl), In Prosiding University
Research Colloquium.
Fitri, A. T., Toharmat, D.A., Astuti dan H. Tamura. 2015, The Potential Use of
Secondary Metabolites in Moringa oleifera as an Antioxidant Source, Media
Peternakan. Bogor, 38 ( 3 ), 169 – 175.
31
Harbone, 1987, Metode Kimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,
ITB, Bandung.
Happy Terza Aflika, Indrianita Vivin, Rohmah Etik Ainun, 2023, Skrining
Fitokimia Polifenol Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Kuning (Ipomoea
batatas) dari Madiun, Jurnal Keperawatan dan Kebidanan, Universitas
Merdeka Surabaya, Hal. 8.
Hepni, H. (2019). Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun
Kumak (Lactuca Indica L.). Jurnal Dunia Farmasi, 4(1), 17-22.
Iqbal dan Kasman, 2015, Analisis Nilai Absorbansi kadar Flavonoid Daun Sirih
Merah (piper crocatum) dan Daun Sirih Hijau (piper betle L.), Gravitasi.
Vol. 15 No.1.
Molyneux, P., 2004, The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicryl-Hydrazyl
(DPPH) for Estimating Anti-Oxidant Activity, Songklanakarin Journal of
Science and Technology 26 (May): 211–19.
32
Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam
Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.
Jurnal Pillar of Physics.
Pratiwi, D., Sri Wahyu Ningsih., &Isnindar. 2013, The Test of AntioxidantActivity
From Bawang Mekah Leaves (Elurtherine Americana Merr) Using DPPH
(2,2-Diphenyl-1-Pickrylhydrazyl). Dapertement of Pharmacy, Faculty of
Medicine, Universitas Tanjungpura Pontianak. Vol.18.
Sami, F. J, dan Rahimah, S., 2015, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol
Bunga Brokoli (Brassica Oleracea L. Var. Italica) Dengan Metode (2 ,2
Azinobis (3-Etilbenzotiazolin) -6-Asam Sulfonat), Jurnal Fitofarmaka
Indonesia 2 (2): 107–10.
Salampe, M., Rahma, Z., Nur, S., dan Mamada, S.S., 2019, Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Daun Beroma (Cajanus cajan (L.) milps), Majalah Farmasi
dan Farmakologi, 23(1), 29-31.
Sarwanto, Doso dan Tuswati Eko Sari, 2021, Morfologi Limbah Daun Ubi Jalar
Lokal (Ipomoea batats) di Lahan Bekas Penambangan Batu Kapur yang
diPupuk Serasah Kompos Kambing, Jurnal Ilmiah Perternakan Terpadu,
Vol. 9(2): 219-230.
33
Sayuti, K., dan Yenrina, R., 2015, Antioksidan Alami dan Sintetik,
Padang:Andalas University Press.
Sembiring Timbangen, Dayana Indri, Riana martha, 2019, Alat Penguji Material.
Bogor: Guapedia.
Setiawan, F., Yunita, O., dan Kurniawan, A.,2018, Uji Aktivitas Ekstrak Etanol
Kayu Secang (Caesalpinia Sappan) Menggunakan Metode DPPH, ABTS,
dan FRAP, Media Pharmaceutica Indonesia 2(2),85-88.
Serlahwati dan Atika, 2016, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 96%
Kombinasi Buah Stowberry dan Tomat dengan Metode ABTS, Prosiding
Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke-50, 7(2): 323-24
Sukweenadhi, -J., Yunita, -O., Setiawan, -F., Kartini, Siagian, M, -T., Danduru, A,
- P., Avanti, -C. 2020, Antioxidant activity screening of seven Indonesian
herbal extract. Biodiversitas. 21(5), 2062–2067.
Subroto, M.A. 2008. Real Food True HealthMakanan Sehat Untuk Hidup Lebih
Sehat. PT. Agro Media Pustaka.
Thamrin, A., Erwin, dan Syafrizal., 2016, Uji Fitokimia, Toksisitas serta
Antioksidan Ekstrak Propolis Pembungkus Madu Lebah Trigona Incisa
dengan Metode 2,2-diphenyl-1- picrylhidrazyl (DPPH), Jurnal Kimia
Mulawarman,14 (1), 54-60.
Warono Dwi dan Syamsudin. 2013, Unjuk Kerja Spektrofotometer Untuk Analisa
Zat Aktif Ketoprofen. Jurnal Konversi 2.
Zalukhu, M.L., Phyma, A.R., dan Pinzon, R.T., 2016, Proses Menua, Stres
Oksidatif, dan Peran Antioksidan, Cermin Dunia Kedokteran, 43(10):733-
736.
34