Anda di halaman 1dari 5

Hukum Aurat dan Seputar Pakaian1

Ali Yusuf, S. Th. I, M. Hum2

A. Pakaian Fungsi dan Batasan Aurat.


Pakaian bagi kehidupan manusia berfungsi sebagai perhiasan, sedangkan bagi
seorang muslim pakaian tidak hanya berfungsi sebagai perhiasan tetapi menjadi sarana
untuk menutup aurat. Hukum menutup aurat bagi seorang muslim adalah wajib terlebih
untuk pelaksanaan ibadah seperti thawaf, shalat dan lainnya.
Agama telah memberikan batasan aurat laki-laki dan wanita berbeda 3, aurat bagi
laki-laki yaitu antara pusar hingga lutut termasuk paha bagian dari aurat, sedangakan
aurat wanita adalah seluruh tubuhya kecuali muka dan telapak tangannya. Hal ini
didasarkan kepada beberapa hadis Nabi SAW:
‫وِإ َذا َز َّو َج‬..‫وسلم‬ ‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه‬ ِ ‫ب عن َأبِ ِيه عن جد‬
َ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ال ق‬
َ َ‫ِّه ق‬ َ َْ ْ َ ٍ ‫َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ُش َعْي‬
‫ فَِإ َّن َما َبنْي َ ُسَّرتِِه َو ُر ْكبَتِ ِه ِم ْن‬، ‫الر ُج ُل ِمْن ُك ْم َعْب َدهُ َْأو َِأج َريهُ فَالَ َيَريَ َّن َما َبنْي َ ُسَّرتِِه َو ُر ْكبَتِ ِه‬َّ
‫َع ْو َرتِِه‬
Artinya: Dari Amr bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya (diriwayatkan) berkata:
Rasulullah SAW bersabda: apabila seseorang menikahkan budak laki maka janganlah
melihat antara pusar dan lututna, karena diantara pusar dan lutut adalah aurat, (HR.
Baihaqi).

ٌ‫اهلل صلى اهلل عليه وسلم ال َف ِخ ُد َع ْو َرة‬


ِ ‫ال رسو ُل‬ ٍ َّ‫َع ْن ابْ ِن َعب‬
ْ ُ َ َ َ‫اس رضي اهلل عنهما ق‬
Artinya: Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan),Rasulullah SAW bersabda paha adalah aurat
(HR. Baihaki).
.‫صلُ ْح َأ ْن يَُرى ِمْن َها ِإالَّ َه َذا َو َه َذا‬ ِ ِ ‫ِئ‬
َ ‫َع ْن َعا َشةَ قالت يَا َأمْسَاءُ ِإ َّن الْ َم ْرَأَة ِإ َذا َبلَغَت الْ َمح‬
ْ َ‫يض مَلْ ت‬
‫َأش َار ِإىَل َو ْج ِه ِه َو َكفَّْي ِه‬
َ ‫َو‬
Artinya: Dari Aisyah (diriwayatkan) berkata: wahai Asma, sesungguhnya wanita itu
apabila sudah haid (balig) maka tidak pantas untuk memperlihatkan dari dirinya kecuali
ini dan ini, sambil beliau memberikan isyarat kepada wajah dan kedua telapak
tangannya, (HR. Daud).
Pakaian dalam pandangan Islam menjadi sesuatu yang sangat penting atas syah
atau tidaknya suatu ibadah, seperti ibadah shalat menjadi syah jika orang yang shalat
menutup auratnya. Selain berfungsi untuk menutup aurat sebagai syarat syahnya suatu
1
Kajian Guru dan Karyawan SMK Muhammadiyah 1 Moyudan, Rabu, 18 September 2019
2
Anggota Divisi Fatwa MTT Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ketua Divisi Fatwa MTT Pimpinan Wilayah DIY,
Pengasuh Pondok Pesantren Fauzul Muslimin Kotagede-Yogyakarta.
3
HPT I, batasan aurat lelaki, hal. 285

1
ibadah, agama juga menganjurkan untuk berpakaian yang baik dan indah ketika hendak
ke masjid atau hendak mengerjakan shalat. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an:
ِ ُّ ِ‫يَا بَيِن آَ َد َم ُخ ُذوا ِزينَتَ ُك ْم ِعْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُكلُوا َوا ْشَربُوا َواَل تُ ْس ِرفُوا ِإنَّهُ اَل حُي‬
َ ‫ب الْ ُم ْس ِرف‬
‫ني‬
Artinya:”Wahai anak adam, pakailah pakaianmu (yang indah) setiap memasuki masjid,
makan dan mimumlah tetapi janganlah berlebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan.”(QS. Al-A’raf (7): 31).
Adapun bentuk atau model pakaian untuk shalat tidak diatur secara detail bisa
dengan dua helai kain seperti pakaian ihram, baju kurung, kemeja atau lainnya.
Sebagaimana dijelaskan hadis tentang kisah sahabat Salamah bin Akwa:
َّ‫ُأصلِّى َولَْيس َعلَ َّى إال‬ ِ َّ ‫ن ىِف‬0ُ ‫ول اللَّ ِه ِإىِّن َأ ُكو‬
َ َ َ‫الصْيد ف‬ َ ‫ت َا َر ُس‬ ُ ‫ال ُق ْل‬ َ َ‫َع ْن َسلَ َمةَ بْ َن اَأل ْك َو ِع ق‬
ً‫ال َف ُز َّرهُ َوِإ ْن مَلْ جَتِ ْد ِإالَّ َش ْو َكة‬
َ َ‫ ق‬.‫اح ٌد‬ِ ‫قَ ِميص و‬
ٌَ
Artinya: Dari Salamah bin Al-Akwa (diriwayatkan) berkata: aku bertanya kepada
Rasulullah SAW sesunggunya aku selalu pergi berburu dan aku melakukan shalat, tetapi
tidak ada padaku selain sehelai baju kurung (qamis) kemudian Nabi SAW menjawab:
kancingkanlah qamis itu walaupun hanya dengan duri, (HR. Ahmad).
B. Isbal bagi laki-laki.
Secara bahasa isbal diambil dari kata “asbala-yusbilu-isbalan” yang artinya,
menurunkan, melabuhkan atau memanjangkan. Sedangkan menurut terminologi isbal
adalah menjulurkan kain atau celana sehingga ujung kain atau celana harus diseret ketika
berjalan. Atau menjulurkan pakaian hingga batas yang telah ditetapkan dalam nash-nash
syar’i baik karena sombong atau tidak4.
Berkaitan dengan persolan ini beberapa hadis menjelaskan sebagai berikut5:
‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم‬ ُ ‫ال لَهُ َر ُس‬ َ َ‫صلِّى ُم ْسبِالً ِإَز َارهُ ِإ ْذ ق‬ َ ُ‫ال َبْينَ َما َر ُج ٌل ي‬ َ َ‫َع ْن َأىِب ُهَر ْيَر َة ق‬
ُ‫ال لَه‬ َ ‫ضَأ مُثَّ َجاءَ َف َق‬ َّ ‫ب َفَت َو‬ َ ‫ فَ َذ َه‬.‫ضْأ‬
َّ ‫ب َفَت َو‬ ْ ‫ال ا ْذ َه‬ َ َ‫ضَأ مُثَّ َجاءَ مُثَّ ق‬ َ ‫ فَ َذ َه‬.‫ضْأ‬
َّ ‫ب َفَت َو‬ َّ ‫ب َفَت َو‬
ْ ‫ا ْذ َه‬
َ‫صلِّى َو ُه َو ُم ْسبِ ٌل ِإَز َارهُ َوِإ َّن اللَّه‬ َ ُ‫ال ِإنَّهُ َكا َن ي‬
َ ‫ضَأ َف َق‬ َّ ُ‫ك ََأم ْرتَه‬
َّ ‫َأن َيَت َو‬ َ َ‫ول اللَّ ِه َما ل‬
َ ‫َر ُج ٌل يَا َر ُس‬
ُ‫صالَةَ َر ُج ٍل ُم ْسبِ ٍل ِإَز َاره‬ َ ‫َت َعاىَل الَ َي ْقبَ ُل‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah (diriwayatkan) ketika ada seseorang sedang shalat
sedangkan kainnya menjulur ke bawah, maka Nabi SAW berkata kepada orang tersebut,
pergilah dan wudhulah, maka orang itu pergi dan berwudhu. Kemudian datang lagi dan
bersabda Raslullah pergilah dan berwudhulah. Maka bertanya seseorang kepada Nabi,
4
Dinukil dari Abu Abdillah Ibnu Lukman, larangan isbal, Lisanul Arab, Ibnu Munzhir 11/321, Nihayah fi gaharibil
hadis, Ibnu Atsir 2/339 Lihat. Himpunan Putusan Majelis Tarjih dan Tajdid PWM, hal. 99
5
Lihat Tanya Jawab Agama jilid- VII: hukum memakai sarung dan celana panjang sampai di bawah mata kaki, hal.
75. Tanya Jawab Agama jiid- II: masalah pakaian dalam shalat, hal. 107, shalat dengan mata kaki tertutup, hal.
108

2
wahai Rasullah mengapa anda meyuruhnya untuk berwudhu kemudian didiamkan? Maka
bersabda Nabi SAW sesungguhnya ia telah shalat dengan kain yang menjulur ke bawah,
dan sesungguhnya Allah tidak menerima shalat seseorang yang kakinya menjulurkan ke
bawah” (HR. Daud).
Pada dasarnya memakai kain atau celana yang menutupi mata kaki tidaklah
terlarang. Sedangkan larangan menjulurkan kain atau menutupi mata kaki adalah bagi
mereka yang bertujuan untuk kesombongan, rasa angkuh sebagaimana dilakukan oleh
raja-raja, bangsawan pada masa dahulu. Hal ini sebagimana dijelaskan hadis Nabi SAW:
َ َ‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم ق‬
‫ال الَ َيْنظُُر اللَّهُ ِإىَل َم ْن َجَّر‬ َّ ‫َع ِن ابْ ِن عُ َمَر رضى اهلل عنهما‬
َ ‫َأن َر ُس‬

َ‫َث ْوبَهُ ُخيَالَء‬


Artinya: Dari Ibnu Umar r.a (diriwayatkan) bahwa Rasulullah SAW bersabda: Allah
tidak akan memandang orang yang menjulurkan pakaiannya dalam keadaan
menyombongkan diri (HR. Bukhari-Muslim).
‫ِم َن‬ ِ ‫َأس َفل ِمن الْ َك ْعَبنْي‬
َ َ ْ ‫َع ْن َأىِب ُهَر ْيَر َة رضى اهلل عنه َع ِن النَّىِب ِّ صلى اهلل عليه وسلم قَ َال َما‬
‫اِإل َزا ِر فَِفى النَّا ِر‬
Artinya: pakaian yang dalamnya di bawah kedua matakaki berada di dalam neraka (HR.
Bukhari).

ُ‫ال َم ْن َجَّر َث ْوبَه‬ َ َ‫َع ْن َسامِلِ بْ ِن َعْب ِد اللَّ ِه َع ْن َأبِ ِيه رضى اهلل عنه َع ِن النَّىِب ِّ صلى اهلل عليه وسلم ق‬
‫َّى ِإَزا ِرى يَ ْسَت ْر ِخى‬ ِ ‫ال َأبو ب ْك ٍر يا رس َ ِ ِإ‬ ِ ِ ِ ‫ِإ‬
ْ ‫َأح َد شق‬ َ ‫ول اللَّه َّن‬ ُ َ َ َ ُ َ َ‫ ق‬. ‫ُخيَالَءَ مَلْ َيْنظُِر اللَّهُ لَْيه َي ْو َم الْقيَ َامة‬
‫صَنعُهُ ُخيَالَ َء‬ ‫ال النَّىِب صلى اهلل عليه وسلم لَس مِم‬ ِ َ ِ‫ ِإالَّ َأ ْن َأَتعاه َد ذَل‬،
ْ َ‫ت َّْن ي‬ َ ْ ُّ َ ‫ َف َق‬. ُ‫ك مْنه‬ ََ
Artinya: dari Salim bin Abdullah dari ayahnya (diriwayatkan) dari Nabi SAW bersabda:
barangsiapa menjulurkan kainnya karena kesombongan maka Allah tidak akan
memandangnya kelak pada hari kiamat. Abu Bakar berkata, ya Rasulullah
seseungguhnya salah satu ujung sarungku menutupi matakakiku. Lalu Nabi SAW
menjawab engkau tidak termasuk orang yang melakukan kesombongan.(HR. Bukhari).
َ َ‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم ق‬ ِ ‫ب عن َأبِ ِيه عن جد‬
‫ال ُكلُوا َوا ْشَربُوا‬ َ ‫َأن َر ُس‬ َّ ‫ِّه‬ َ َْ ْ َ ٍ ‫َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ُش َعْي‬
‫ب َأ ْن ُتَرى نِ ْع َمتُهُ َعلَى َعْب ِد ِه‬
ُّ ِ‫ف ِإ َّن اللَّهَ حُي‬َ ‫ص َّدقُوا َوالْبَ ُسوا ىِف َغرْيِ خَمِ يلَ ٍة َوالَ َسَر‬
َ َ‫َوت‬
Artinya: “Dari Amr bin Syuaib (diriwayatkan) dari bapaknya dari kakeknya,
sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: makanlah, minumlah, bershodakohlah dan
berpakainlah dengan cara yang tidak sombong dan berlebih-lebihan, sesungguhnya
Allah suka melihat nikmatNya dipakai oleh hambaNya ” (HR. Ahmad).

3
Dari beberapa dalil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa diperbolehkan
memakai kain, sarung atau celana panjang yang menutupi mata kaki selama tidak ada
unsur kesombongan. Namun demikian untuk kehatian-hatian tidak menjulurkan pakaian
hingga menyapu tanah yang dapat berakibat pakaian kotor atau terkenan najis .
C. Pakaian dan Isbal bagi wanita.
ِ
َ ‫ني َعلَْي ِه َّن ِم ْن َجاَل بِيبِ ِه َّن ذَل‬ِ ِ‫ك ونِس ِاء الْمْؤ ِمن‬ ِ َ ‫َأِلزو ِاج‬
‫ك َْأدىَن َأ ْن‬ َ ‫ني يُ ْدن‬
َ ُ َ َ َ ‫ك َو َبنَات‬ َ ْ ‫يَا َأيُّ َها النَّيِب ُّ قُ ْل‬
ِ
‫يما‬
ً ‫ورا َرح‬ً ‫يُ ْعَرفْ َن فَاَل يُْؤ ذَيْ َن َو َكا َن اللَّهُ َغ ُف‬
Artinya: Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka
tidak diganggu, dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang (QS. Al-Ahzab (33):59).
‫ض ِربْ َن خِب ُ ُم ِر ِه َّن َعلَى ُجيُوهِبِ َّن‬
ْ َ‫ين ِزينََت ُه َّن ِإاَّل َما ظَ َهَر ِمْن َها َولْي‬ ِ
َ ‫َواَل يُْبد‬
Artinya:Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya kecuali yang biasa tampak
dari dirinya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dada-dada
mereka (QS. An-Nur (24): 31
Dari kedua ayat ini memberikan penjelasan bahwa diperintahkan bagi wanita
untuk menjulurkan pakaiannya keseluruh tubuh termasuk dada-dada mereka kecuali yang
baisa tampak seperti wajah dan telapak tangan sebagaimana dijelaskan hadis Abu Daud
dari Asiyah yang menjelaskan batasan aurat wanita kepada Asma yakni seluruh tubuh
kecuali muka dan telapak tangan6.
Adapun pakaian ketika shalat bagi wanita adalah dengan cara menjulurkan
kainnya hingga menutup mata kaki, sehingga larangan isbal tidak berlaku kepada wanita.
Hal di tegaskan Nabi dalam sabdanya:

‫ه‬0ِ 0‫ِر اللَّهُ ِإلَْي‬0 ُ‫هُ ُخيَالَءَ مَلْ َيْنظ‬00َ‫ر ثَ ْوب‬0َّ ‫ج‬0َ ‫لم َم ْن‬00‫ه وس‬00‫لى اهلل علي‬00‫ول اللَّ ِه ص‬ ُ 0 ‫ال َر ُس‬0 َ 0َ‫ر ق‬0َ ‫م‬0َ ُ‫َع ِن ابْ ِن ع‬
َ 0َ‫ال ق‬0
‫ت ِإذًا‬ ِ ‫ر ِخ‬00 ‫ال ي‬0 ِ‫هِل‬ ِ ِ
ْ َ‫ال‬00‫ َف َق‬.‫ْبًرا‬0 ‫ني ش‬ َ ْ ُ َ 0َ‫اءُ بِ ُذيُو َّن ق‬0 ‫َن ْع َن النِّ َس‬0 ‫ص‬ ْ َ‫ف ي‬0
َ 0‫لَ َمةَ فَ َكْي‬0 ‫ت ُُّأم َس‬ْ َ‫ال‬00‫ َف َق‬. ‫ة‬00‫و َم الْقيَ َام‬0ْ 0‫َي‬
‫اعا الَ يَِز ْد َن َعلَْي ِه‬ ِ ِ ِ
ً ‫ قَ َال َفُي ْرخينَهُ ذ َر‬.‫ف َأقْ َد ُام ُه َّن‬ َ ‫َتْن َكش‬
Artinya: “Dari Ibnu (diriwayatkan) berkata, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa
yang menjulurkan pakaiannya karena kesombongan maka Allah tidak akan
melihatnyapada hari kiamat. Umu Salamah bertanya: bagaimana dengan yang dilakukan
oleh para wanita menjulurkan pakaiannya? Nabi menjawab: mereka menurunkan
pakaian (dari mata kaki) hingga satu jengkal. Umu Salamah berkata: jika demikan akan
tersingkaplah kaki-kai mereka. Lalu Nabi menjawab: mereka menurunkan pakaian
hingga sehasta dan jangan melebihi dari kadar tersebut” (HR. Tirmidzi).

6
Lihat fatwa Muhammadiyah, TJA IV, wanita memakai cadar, hal. 237-238

4
َّ‫الذيْ ِل ِشْبًرا مُث‬
َّ ‫ني ىِف‬ِِ ِ َّ ‫ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم‬
َ ‫ُألم َهات الْ ُمْؤ من‬ ُ ‫ص َر ُس‬ َ ‫َع ِن ابْ ِن عُ َمَر قَ َال َر َّخ‬
ِ ِ ِ
ً ‫اسَتَز ْدنَهُ َفَز َاد ُه َّن شْبًرا فَ ُك َّن يُْرس ْل َن ِإلَْينَا َفنَ ْذ َرعُ هَلُ َّن ذ َر‬
‫اعا‬ ْ
Artinya: “Dari Ibnu Umar (diriwayatkan) berkata: Rasulullah telah memberi keringan
kepada umahatul mukminin (istri-istri beliau) untuk menurunkan pakaian seukuran satu
jengkal, kemudian mereka memeinta tambah lagi, maka Rasulullah mengizinkan mereka
untuk menambah satu jengkal lagi”(HR. Daud).

D. Daftar Pustaka

PP. Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih I, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,


2011

PWM Daerah Istimewa Yogyakarta, Himpunan Putusan Majelis Tarjih dan Tajdid,
Yogyakarta: 2009

MTT PP. Muhammadiyah, Tanya Jawab Agama-1, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,


cet-VII, 2003
……………………….., Tanya Jawab Agama-2, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 1991
…….........................., Tanya Jawab Agama-4, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2003
…………………….., Tanya Jawab Agama-7, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2013

Anda mungkin juga menyukai