Anda di halaman 1dari 6

Dalil-dalil Al-Qur'an yang

Memerintahkan
Kewajiban Berjilbab views: 143.783

Menutup aurat adalah salah satu kewajiban perempuan


muslimah. Salah satu cara menutup aurat ini adalah dengan
berjilbab atau berhijab. Berjilbab pun juga merupakan kewajiban
perempuan setelah menikah dan menjaga pergaulan dalam Islam.

Namun, masih banyak kaum perempuan yang belum


mengetahui dalil-dalil tentang kewajiban berjilbab ini dan
bagaimana pula hukumnya. Sebenarnya di dalam Al-Qur'an
terdapat beberapa dalil yang berkenaan dengan kewajiban
wanita berjilbab. 
Berikut di antaranya :

1. Dalam QS Al Ahzab : 59

ٰ ٰ
ً ُ‫يب ِهنَّ ۚ َذلِ َك أَدْ َن ٰ ٓى أَن ُي ْع َر ْفنَ َفاَل ُي ْؤ َذيْنَ ۗ َو َكانَ ٱهَّلل ُ َغف‬
‫ورا َّرحِي ًما‬ َ ِ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱل َّن ِب ُّى قُل أِّل َ ْز ٰ َو ِج َك َو َب َناتِ َك َون‬
ِ ‫سٓاءِ ٱ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ يُدْ نِينَ َعلَ ْي ِهنَّ مِن َجلَ ِب‬

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan


dan istri-istri orang Mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya
mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS
Al Ahzab : 59)

Ayat ini secara eksplisit menjelaskan bahwa wanita harus


mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh. Artinya adalah
berkewajiban untuk menggunakan kain yang menutupi tubuh dan
auratnya sehingga tidak terlihat.

Untuk itu, bagaimanapun seorang perempuan yang sudah baligh


harus menutupi auratnya dan tubuhnya. Apalagi, hal ini ditambah
dengan berbagai penelitian bahwa hampir seluruh tubuh wanita
memiliki keindahan dan dapat menarik hasrat seksual bagi
lawan jenis.

2. Dalam QS Al A’raf : 26

ِ ‫نز ْل َنا َع َل ْي ُك ْم لِ َبا ًسا ي ٰ َُو ِرى َس ْو ٰ َء ِت ُك ْم َو ِري ًشا ۖ َولِ َباسُ ٱل َّت ْق َو ٰى ٰ َذل َِك َخ ْي ٌر ۚ ٰ َذل َِك ِمنْ َءا ٰ َي‬
‫ت‬ َ َ‫ٰ َي َبن ِٓى َءادَ َم َق ْد أ‬
َ ‫ٱهَّلل ِ َل َعلَّ ُه ْم َي َّذ َّكر‬
‫ُون‬

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan


kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah
untuk indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al-
A’raf :26)

Dalam ayat ini Allah memerintahkan manusia untuk menutup


aurat. Perintah ini sudah diberikan sejak Nabi
Adam Alaihissalam ada dan artinya memang secara fitrah
manusia diperintahkan untuk melakukan hal tersebut sejak ia
ada.

Perintah menutup aurat bukan hanya pada saaat Nabi


Muhammad melainkan saat Nabi terdahulu pun sudah
melakukannya. Untuk itu,perempuan khususnya yang memiliki
aurat yang harus dijaga oleh dirinya harus memahami dan
mengerti akan perintah ayat ini. 

3. Dalam QS An Nur : 31

ۖ ‫ِين ِزي َن َتهُنَّ إِاَّل َما َظ َه َر ِم ْن َها‬ َ ‫ُوجهُنَّ َواَل ُي ْبد‬ َ ‫ْص ِرهِنَّ َو َيحْ َف ْظ َن فُر‬ َ ٰ ‫ت َي ْغضُضْ َن ِمنْ أَب‬ ِ ‫َوقُل لِّ ْلم ُْؤ ِم ٰ َن‬
َّ‫ِين ِزي َن َتهُنَّ إِاَّل لِ ُبعُو َلت ِِهنَّ أَ ْو َءا َبٓائ ِِهنَّ أَ ْو َءا َبٓا ِء ُبعُو َلت ِِهن‬
َ ‫ُوب ِهنَّ ۖ َواَل ُي ْبد‬ ِ ‫َو ْل َيضْ ِرب َْن ِب ُخم ُِرهِنَّ َع َل ٰى ُجي‬
‫ت‬ ْ ‫أَ ْو أَ ْب َنٓائ ِِهنَّ أَ ْو أَ ْب َنٓا ِء ُبعُو َلت ِِهنَّ أَ ْو إِ ْخ ٰ َون ِِهنَّ أَ ْو َبن ِٓى إِ ْخ ٰ َون ِِهنَّ أَ ْو َبن ِٓى أَ َخ ٰ َوت ِِهنَّ أَ ْو ن َِسٓائ ِِهنَّ أَ ْو َما َم َل َك‬
ٰ
ۖ ‫ت ٱل ِّن َسٓا ِء‬ ِ ‫ُوا َع َل ٰى َع ْو ٰ َر‬ ۟ ‫ِين َل ْم َي ْظ َهر‬ ِّ ‫ال أَ ِو‬
َ ‫ٱلط ْف ِل ٱلَّذ‬ ِ ‫ِين َغي ِْر أ ُ ۟ولِى ٱإْل ِرْ َب ِة م َِن ٱلرِّ َج‬ َ ‫أَ ْي ٰ َم ُنهُنَّ أَ ِو ٱل َّت ِبع‬
َ ‫ِين مِن ِزي َنت ِِهنَّ ۚ َو ُتوب ُٓو ۟ا إِ َلى ٱهَّلل ِ َجمِيعًا أَ ُّي َه ْٱلم ُْؤ ِم ُن‬
‫ون َل َعلَّ ُك ْم‬ َ ‫َواَل َيضْ ِرب َْن ِبأَرْ ُجل ِِهنَّ لِيُعْ َل َم َما ي ُْخف‬
َ ‫ُت ْفلِح‬
‫ُون‬

“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,


dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera
mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-
saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nur : 31)

Ayat di atas menjelaskan bahwa terdapat 'Hukum Wanita Tidak


Berjilbab'. Dimana, seorang wanita wajib untuk menahan
pandangan dan kemaluannya. Mereka diperintahkan untuk
menutup kaing kudung ke dada, yang hari ini adalah jilbab atau
kerudung.

Dada seorang wanita tentu saja adalah aurat, untuk itu perlu
ditutup dan jangan sampai terlihat. Hal ini karena secara natural
akan membuat menarik dan memancing lawan jenis untuk
memiliki hasrat bagi yang tidak mampu mengendalikannya.

Demikian, dalil dan ayat Al-Qur'an di atas, wajib hukumnya


perempuan untuk berjilbab dan dilarang perempuan untuk
membuka auratnya kecuali pada orang-orang muhrimnya.

4. Dalam Hadits

Rasulullah juga telah memberitahukan kita tentang batasan


aurat wanita dalam pandangan Islam yang diperbolehkan untuk
dilihat.

Dalam sebuah riwayat Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu


Bakar masuk menjumpai Rasulullah SAW dengan pakaian yang
tipis, lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:

“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai


usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali
ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan.” (HR. Abu
Daud dan Baihaqi).

Rasul pernah bercerita kepada Ali r.a. :


“Wahai Ali pada malam mi’raj ketika aku pergi ke langit ,aku
melihat wanita wanita umatku dalam azab dan siksa yang sangat
pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh karena itu,
sejak aku melihat pedihnya azab dan siksa mereka, aku
menangis.
Kemudian beliau bersabda: Aku melihat wanita yang digantung
dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih. Rasulullah saw
bersabda: Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak
kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi
rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram.” 

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah sendiri telah diperlihatkan


betapa pedihnya hukuman wanita tidak berjilbab di akhirat akibat
banyak mengumbar aurat di dunia atau ciri-ciri wanita penghuni
neraka.

Mulai dari wanita menangis sambil meminta pertolongan tetapi


tiada yang sanggup membantu karena berhias bukan untuk
suaminya, wanita tergantung pada rambutnya dan otaknya
menggelegak dalam periuk akibat tidak menutup auratnya
(rambut), wanita yang mukanya hitam dan memamah isi perutnya
sendiri akibat mengoda dan mengairahkan lelaki, hingga Wanita
dibelenggu dengan api neraka, mulutnya terbuka luas, keluar api
dari perutnya akibat menjadi penyanyi dan tidak sempat
bertaubat.

Sungguh Allah telah memberikan peringatan akan siksa neraka


bagi wanita yang membuka aurat. Mungkin bagi sebagian orang,
membuka aurat bukanlah hal yang penting, tapi sebenarnya
membuka aurat juga membuka jalan zina dalam Islam.
Rasulullah SAW bersabda:

“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat
keduanya itu: pertama:  Kaum yang membawa cambuk seperti
ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa
yang kejam); kedua: Perempuan-perempuan yang berpakaian
tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan
mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat,
rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan boleh
masuk syurga, serta tidak dapat akan mencium bau syurga,
padahal bau syurga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan
demikian.” (HR. Muslim)

Telah diperingatikan pula bahwa ibadah mereka yang


menyepelakan tentang aurat tidak akan diterima. Rasulullah
SAW bersabda:
“Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai
khimar (jilbab).” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)

۟ ‫ت أَعْ ٰ َملُ ُه ْم ۚ َه ْل يُجْ َز ْو َن إِاَّل َما َكا ُن‬


َ ُ‫وا َيعْ َمل‬
‫ون‬ ۟ ‫ِين َك َّذب‬
ْ ‫ُوا ِبٔـََٔ‡ا ٰ َي ِت َنا َولِ َقٓا ِء ٱ ْل َءاخ َِر ِة َح ِب َط‬ َ ‫َوٱلَّذ‬

Artinya: “ Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami


dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan
mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah
mereka kerjakan.” (Q.S. Al A’raaf: 147)

Anda mungkin juga menyukai