DISUSUN OLEH :
Dira Nursyahida : 2211010028
Melisa : 2211010031
Nuriana : 2211010024
DOSEN PEMBIMBING:
ERIZAL ILYAS, Lc, MA.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur hanya milik Allah SWT. dialah yang telah
menganugerahkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi seluruh manusia. Sholawat dan salam kita
curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Kami sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengumpulan dan Pemeliharaan Al-Quran ini tepat pada
waktunya dan mendapatkan bantuan dari beberapa buku sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen dengan
mata kuliah Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits. Selain itu, makalh ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengumpulan dan pemeliharaan Al-Qur’an bagi penulis dan juga
pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Erizal Ilyas, Lc, MA. Yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, maka dari itu kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah dalam penulisan kata.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan Umroh karena Allah…" (QS.
Al-Baqarah: 196).
1
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal 368
2
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, Tahkik dan Takhrij : Muhammad Nasiruddin Al-bani, hal.165
3
Retno Widyani dan Mansyur Pribadi, Panduan Ibadah Haji dan Umrah, (Cirebon: Swagati Presss,
2010), hal. 14-16
2
Nabi Ibrahim as diperintahkan untuk menyeru ibadah haji tersebut ke seluruh penjuru
dunia, sehingga berdatanglah orang-orang dari seluruh penjuru dunia yang jauh
dengan berjalan kaki atau berkendaraan, Allah berfirman;
َ لَع ُك َضامِر يَأۡت
َ ِني مِن ُك فَج َٰ َ َ َ ٗ َ َ ُ ۡ َ َۡ ََّوأَذِن ِف ٱنل
يق
ٖ مِ ع ٍّ ِ ٖ ِ و اٗلجِ ر وكت أي ج
ِ ٱلِ ب اس
ِ ِ
3
• Miqat Zamani adalah batas waktu untuk meaksanakan amaliah haji. Jika
amaliah haji dilakukan diluar waktu yang telah ditentukan, maka haji yang
dilakukan tidak sah.4 Dalam firman allah Q.S Al-Baqarah : 189
َ ب بأَن تَ ۡأتُوا ْ ۡٱۡلُ ُي
وت ُّ ۡ ٱلج َولَيۡ َس ٱل َ ۡ َ
و اس
ِ َّ ِيت ل
ِلن ُ ِه َم َوَٰق
َ ِ
ۡ ُ َّ َ ۡ َ َ َ ُ
ل ۞ي َ ۡسَٔٔلونك ع ِن ٱۡلهِلةِِۖ ق
ِ ِ ۗ ِ
َ ۡ ُ ُ َّ َ َ َّ ْ ُ َّ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ ُ ُ ۡ ْ ُ ۡ َ َٰ َ َّ َ َّ ۡ َّ َٰ َ َ َ ُ ُ
ٱّلِل ل َعلك ۡم تفل ُِحون مِن ظهورِها ولكِن ٱل ِب م ِن ٱتقٰۗ وأتوا ٱۡليوت مِن أبوبِها ۚ وٱتقوا
4
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3.
4
6. Miqat penduduk Najed, Kuwait, Emirat, dan Thaif yaitu Qarnul
Manazil, sebuah Gunung yang berjarak dua marhalah dari mekkah.
Tempat ini juga dinamakan Qarnuts Tsa’alib. Ia berdekatan dengan
tempat yang sekarang dinamakan as-Sail.
D. Hikmah Pensyariatan Haji5
Haji dan Umrah merealisasikan sebuah Fardhu kifayah, yaitu menghidupkan
ka’bah setiap tahun dengan Ibadah. Haji punya beberapa faedah, individual dan
komunal. Faedah yang bersifat individual antara lain :
• Haji menghapus dosa-dosa kecil dan menyucikan jiwa dari resapan-
resapan maksiat.
• Haji mengampuni dosa dan melenyapkan kesalahan, kecuali yang
berkaitan dengan hak-hak sesame manusia, sebab-sebab hak ini berkaitan
dengan dzimmah (tanggungan).
• Haji memperkuat iman, memperbarui janji dengan Allah, membantu
terlaksananya tobat yang tulus.
• Haji mengingatkan seorang mukmin akan masa lampau Islam, akan jihad
nabi dan generasi salaf yang telah menyinari dunia dengan amal saleh.
Faedah haji yang bersifat komunal antara lain:
• Haji menyebabkan terjadinya saling perkenalan antar individu. Firman
allah QS. Al hajj: 28
َ َۡ ۡ َ َ َ ُ ۡ َّ َّ َ ٓ َّ َ ۡ ْ ُ ُ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ َٰ َ َ ْ ُ َ ۡ َ
ُ َ َ َ َ َٰ َ َ ومَٰت
ِۖلَع ما رزقهم ِم ُۢن ب ِهيمةِ ٱۡلنع َٰ ِم ٍّ ِف أيا ٖم معل ِ ِل ِيشهدوا منفِع لهم ويذكروا ٱسم ٱّلِل
َ فَ ُُكُوا ْ م ِۡن َها َوأَ ۡطع ُِموا ْ ۡٱۡلَآئ َس ٱلۡ َفق
ِري ِ
6
F. Jenis-Jenis Haji7
1) Haji Ifrad
Maksud ifrad adalah berniat hanya melaksanakan haji ketika berada di miqat,
atau haji yang dilaksanakan dengan cara melaksanakan ibadah haji tertelebih
dahulu baru melaksanakan umrah di luar musim haji. Orang yang berhaji ifrad
tetap dalam keadaan ihram hingga selesai segala amalan hajinya.
2) Haji Qiran
Dalam bahasa arab Qiran artinya penggabungan antara dua hal, Sedangkan
dalam istilah syari’at, qiran artinya penggabungan antara ihram umrah dan
haji dalam satu perjalanan.8
3) Haji Tamattu’
Dalam bahasa arab Tamattu’ artinya mengambil manfaat. Cara melaksanakan
haji tamattu’ yaitu dengan mendahulukan ibadah Umroh terlebih dahulu
setelah itu melaksanakan ibadah haji pada musim haji tahun itu juga, ada pula
ulama yang mengatakan bahwa haji tamattu’ adalah mengumpulkan antara
haji dan umrah dalam satu kali pergi ke Mekkah di dalam bulan-bulan haji
tahun itu juga. Prosesnya mendahulukan Umroh terlebih dahulu, kemudian
setelah selesai umrah atau pada tanggal 8 zulhijjah berniat untuk ihram haji.
Dengan melaksanakan haji tamattu’, jamaah harus membayar dam(denda).
Mayoritas orang Indonesia yang menunaikan ibadah haji melakukan tamattu’
G. Rukun Haji dan Umrah
Rukun Haji menurut mazhab syafi’i adalah Ihram, Wukuf, Thawaf, Sa`i, dan
Tahallul. Sedangkan rukun umrah menurut imam Syafi`I ada 4 yaitu ihram,
thawaf, sa`I dan tahallul. Menurut jumhur selain mazhab syafi`I tahallul terhitung
wajib bukan rukun.
1. Ihram
Hakikat ihram adalah memasuki kondisi haram/ niat untuk masuk
ke dalam ibadah haji atau umrah. Atau masuk ke dalam keharaman
tertentu, dengan kata lain mengikuti aturan keharaman tertentu.
Apabila ihram sudah dilakukan dengan sempurna, seseorang tidak
7
Syaikh Sa’id bin Abdul Qadir Basyanfa, Al;Mughnie : Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Terlengkap, (Bandung : I-Dea Publishing, 2006), hal : 161
8
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, hal. 551
7
akan keluar dari kondisi ini kecuali dengan menunakan nusuk yang
diharamkan dan ia wajib mengqadhanya.
Ihram terhitung sah dengan niat semata menurut jumhur, tapi tidak
sah menurut mazhab mazhab Hanafi, melainkan harus diiringi dengan
ucapan atau perbuatan yang menjadi karakteristik ihram, seperti
talbiah dan melepas pakaian berjahit dan sejenisnya.9
• Amalan sunnah dalam Ihram (menurut Imam Syafii)
1) Mandi Ketika hendak Ihram
2) Mengoleskan parfum ke tubuh dan pakaian
3) Mengerjakan sholat 2 rakaat sebelum berihram
4) Memperbanyak mengucpkan talbiyah
5) Disunnahkan menghadap kiblat Ketika memulai
ihram dan berdo`a
2. Thawaf
Thawaf adalah kegiatan mengelilingi baitullah sebanyak tujuh kali
putaran. Tiga putaran pertama dengan berlari-lari kecil (berjalan
cepat) dan berjalan seperti biasa pada empat putaran terakhir yang
dimulai dari Hajar Aswad. Hal ini dilakukan bagi orang yang thawaf
Qudum bagi orang yang menunaikan haji dan umrah, selain haji
tamattu`. Sementara Wanita tidak perlu berlari-lari kecil pada tiga
putaran pertama. Lalu, hendak orang yang thawaf menyentuh rukun
yamani yang berada di pojok sisi Hajar Aswad. Karena Rasululah
pernah melakukannya.10
a) Jenis- jenis thawaf dan Hukumnya
Para ulama sepakat bahwa thawaf terbagi tiga yaitu :
• Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan Ketika
memasuki kota Makkah (menuju Baitullah)
• Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf yang dilakukan setelah
melontar jumrah `Aqabah pada hari penyembelihan
hewan qurban.
9
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal. 467
10
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Jilid 1, Takhrij Ahmad Abu Al-Majd, hal. 705
8
• Thawaf Wada` yaitu thawaf yang dilakukan Ketika
hendak meninggalkan mekkah/thawaf Perpisahan
Mereka sepakat bahwa thawaf ifadhah hukumnya wajib, dan
haji dianggap tidak sah jika meninggalkannya. Thawaf ini
adalah yang paling penting berdasakan firman Allah.
ۡ ْ ُ َّ َّ َ ۡ َ ۡ ُ َ ُ ُ ْ ُ ُ ۡ َ ۡ ُ َ َ َ ْ ُ ۡ َ ۡ َّ ُ
َ ۡ ِ ٱۡلَ ۡي
ِيق
ِ ت ٱلعت ِ ثم َلقضوا تفثهم وَلوفوا نذورهم وَلطوفوا ب
11
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Jilid 1, Takhrij Ahmad Abu Al-Majd, hal. 719
12
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal. 507
10
jumhur), atau setelah thawaf rukun atau q]udum
menurut mazhab Syafi`i.
• Tertib/Berurutan, yakni dimulai dari bukit shafa dan
diakhiri di bukit Marwa
• Terdiri atas 7 putaran
• Melewati keseluruhan jarak antara bukit Shafa d]an
Marwah
• Muwaalaah (berkeanjutan) antara ketujuh putaran. Ini
adalah syarat menurut mazhab Maliki dan Hambali.
Sunnah menurut selain mereka, sama seperti Thawaf.
c) Amalan sunah dalam sa`i
• Mengusap dan mencium hajar aswadsesudah selesai
thawaf.
• Bersambung dengan Thawaf
• Suci dari hadats dan najis, serta menutup aurat
• Berjalan bagi yang mampu
• Mengucapkan doa dan dzikir, serta mengulanginya tiga
kali, tiga kali menurut mazhab syafi`i.
• Berlari-lari kecil bagi laki-laki/perempuan pada
pertengahan jalur sa`i, tepatnya antara dua alamat
hijau yang tertempel di dinding masjidil haram.
• Yang paling afdal, sebagaimana disebutkan oleh Imam
an Nawawi adalah memilih waktu yang sepi untuk
melaksanakan sa`I dan thawaf.
Sebagaimana telah dijelaskan, sa`i adalah rukun menurut
jumhur. Haji tidak sempurna tanpanya, dan ia tidak bisa
ditebus dengan dam jika ditinggalkan.
4. Wukuf di Arafah
Secara bahasa, wukuf berasal dari kata bahasa arab berarti
`berhenti`, sehingga dimaknai sebagai berhentinya jamaah haji di
padang arafah. Para ulama ber ijma` bahwa wukuf di arafah adalah
rukun paling utama diantara rukun haji. Barangsiapa ketinggalan
wukuf, dia wajib menunaikan haji pada tahun berikutnya, serta
11
menyembelih kurban ( menurut Sebagian besar ulama). Sebagaimana
Sabda Rasulullah,
ُع َرفَة
َ ال َحج
Haji adalah Wukuf di Arafah.
Tentang tata caranya, hendaknya seorang imam sampai di
padang arafah pada hari arafah (9 zulhijjah) sebelum matahari
tergelincir ke barat. Jika matahari telah tergelincir, maka imam
hendaknya berkhutbah kepada khalayak, lalu mendirikan sh]alat
zuhur dan ashar dengan jama` pada waktu zuhur (jama` taqdim).
Kemudian berwukuf disana hingga terbenamnya matahari. Para ulama
sepakat bahwa tata cara inilah yang merupakan ijma` para ulama dari
tradisi Rasululah SAW.
• Amalan-amalan sunnah dan etika dalam wukuf
1) Mandi di namirah
2) Imam menyampaikan dua khotbah dan menjamak dua
shalat tersebut
3) Menyegerakan wukuf langsung setelah menjamak
shalat
4) Tetap berada di tempat wukuf/arafah sampai terbenam
matarahari.
5) Menghadap kiblat, suci, menutup aurat, dan niat wukuf
di arafah.
6) Memperbanyak perbuatan baik di hari Arafah dan pada
hari Dzulhijjah lainnya.
7) Memperbanyak doa, tahlil, bacaan al-qur`an , istighfar,
sambil bersikap khusyuk dan menampakkan kondisi
lemah.
8) Paling afdhal mengerjakan wukuf disekitar batu-batu
besar yang berada di bawah gunung ar-rahmah.
5. Tahallul (Mencukur atau memendekkan rambut)
Yaitu, memotong rambut kepala sampai habis atau
memendekkannya, dalam haji atau umrah pada waktunya. Mazhab
syafi`i berpendapat bahwa mencukur/memendekan rambut adalah
12
rukun haji dan umrah, karena ia adalah nusuk (menurut pendapat yang
masyhur). Buktinya, mencukur lebih utama daripada memendekan
(bagi laki-laki). Sedangkan Wanita tidak wajib mencukur rambutnya,
hanya wajib memendekkannya, itulah yang sunnah bagi Wanita yaitu
dengan memotong ujung rambutnya sepanjang ujung jari. Dengan dalil
Riwayat dari Umar R.A Ketika di tanya, `seberapa panjangnya
rambut yang harus dipotongoleh Wanita`? Dia menjawab, seraya
menujuk ujung jarinya, `Sepanjang Ini`.
Mazhab Syafii berpendapat bahwa ukuran minimal dalam
mencukur/memendekan rambut adalah tiga helai. Dalilnya firman
allah Q.S Al-Fath: 27
ۡ َ ۡ َ ۡ َّ ُ ُ ۡ َ َ َ ۡ
ُ َّ ٱل َر َام إن َشا ٓ َء
َ ٱّلِل َءا ِمن َ ۡ ُّ ُ َ ُ َ ُ َّ َ َ َ ۡ َ َّ
ِني ِ َ جد ِ لقد صدق ٱّلِل رسوَل ٱلرءيا بِٱل ِقِۖ َلدخلن ٱلمس
َ َ ُ ََ َ َ ْ َُ َۡ َۡ َ َ َ َ َ ُ ََ َ َ ََُ ۡ ُ َ ُُ َ َُ
ون ذَٰل ِك
ِ ّصين ٗل َتافونَۖ فعل ِم ما لم تعلموا فجعل ِمن د
ِ ِ ُملِقِني رءوسكم ومق
ً َف ۡت ٗحا قَر
يباِ
Artinya : Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada
Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu)
bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram,
insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala
dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah
mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan
sebelum itu kemenangan yang dekat.
Bagi orang yang tidak punya rambut dikepalanya, dianjurkan
menjalankan pisau cukur di atas kepalanya. Tetapi menurut Mazhab
Hanafi, hal ini wajib. Menurut mazhab syafii, mencukur rambut
dimulai sejak tengah malam kurban, hanya saja disunnahkan
mendahulukan melempar jumrah, kemudian menyembelih, lalu
mencukur rambut, selanjutnya thawaf ifadhah.
13
H. Amalan-amalan Haji dan Umrah13
a. Amalan- amalan haji
• Ihram, yaitu niat haji atau umrah atau kedua-duanya. Dengan mengucapkan
: “aku berniat haji/Umrah dengan berihram karena Allah ta’ala”.
• Masuk Mekkah dari arah dataran tingginya, yakni Kada’, kemudian masuk
masjidil haram dari pintu Bani Syaibah, lalu menunaikan tawaf Qudum
dengan memulai dari hajar aswad.
• Thawaf
• Sa’I antara bukit Shafa dan bukit Marwah.
• Wukuf di Arafah dan di Mina.
• Bermalam di Muzdalifah, yang terletak antara Mina dan Arafah
• Melontar Jumrah, yaitu Jumrah Ula , Wustha dan Jumrah Aqabah (Jumrah
Kubra)
• Mencukur atau memendekan rambut (mencukur lebih afdhal), bagi pria.
Sedangkan wanita memendekkan saja.
• Menyembelih kurban sesudah melontar Jumrah kubra.
• Thawaf Wada’, thawaf ini hukumnya sunnah menurut Mazhab maliki, tapi
wajib menurut Jumhur.
b. Amalan- amalan Umrah yaitu : Ihram, Thawaf, Sa’I antara bukit shafa
dan marwah, dan mencukur atau memendekkan rambut.
I. Etika Haji dan Umrah
Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya` Ulumuddin menyebutkan beberapa
etika haji, diantaranya : Hendaknya berhaji dengan harta halal, tidak memboroskan
bekalnya untuk makan dan minum yang mewah atau membeli kelezatan di
perjalanan, meninggalkan segala macam akhlak tercela, kekejian dan kefasikan,
berpakaian sederhana dan meninggalkan tanda-tanda kesombongan dan
kemewahan, melaksanakan kurban dengan penuh keikhlasan, dan membagi
dagingnya kepada fakir miskin, serta bersabar dalam segala hal.14
13
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal. 430
14
Tim Darul Ilmi Bandung, Mengenal Fikih Ibadah : Bermula dari rukun Islam, 2015. Hal. 87-88
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam Ibadah haji dan Umroh banyak sekali yang harus dipelajari
oleh orang-orang khalayak umum, khususnya bagi yang memiliki kemampuan
dan kesempatan untuk melakasanakannya. Mulai dari bagaimana amalan-
amalan manasik, waktunya, tempat-tempatnya, syarat, wajib, rukun dan hal-
hal lain yang harus diikuti aturannya secara berurutan. Karena jika tidak tertib
dan berurutan maka akan menyebabkan tertolaknya ibadah suci seseorang
yang sedang menjalankan rukun islam yang kelima.
Selain dalam hal teknis dan praktis, terdapat juga etika dan hikmah
utama adanya ibadah haji dan Umrah salah satunya adalah menghapus dosa
dan melenyapkan kesalahan dan maksiat.
B. SARAN
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun
tata penulisannya. Oleh karenanya, saran dari para pembaca sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16