Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FIQH HAJI DAN UMRAH


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Ibadah

DISUSUN OLEH :
Dira Nursyahida : 2211010028
Melisa : 2211010031
Nuriana : 2211010024

DOSEN PEMBIMBING:
ERIZAL ILYAS, Lc, MA.

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB (BSA-1A)
UIN IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur hanya milik Allah SWT. dialah yang telah
menganugerahkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi seluruh manusia. Sholawat dan salam kita
curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Kami sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah yang berjudul Pengumpulan dan Pemeliharaan Al-Quran ini tepat pada
waktunya dan mendapatkan bantuan dari beberapa buku sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen dengan
mata kuliah Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits. Selain itu, makalh ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengumpulan dan pemeliharaan Al-Qur’an bagi penulis dan juga
pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Erizal Ilyas, Lc, MA. Yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, maka dari itu kami mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah dalam penulisan kata.

Padang, Oktober 2022

Kelompok 12
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................


Daftar Isi ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Tujuan Penulis............................................................................................
C. Rumusan Masalah......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Pengertian Haji dan Umrah ......................................................................
B. Dasar hukum haji dan umrah ....................................................................
C. Perbedaan Haji dan Umrah .......................................................................
D. Hikmah pensyariatan haji dan umrah .......................................................
E. Syarat-syarat Haji dan Umrah...................................................................
F. Jenis-jenis Haji..........................................................................................
G. Rukun haji dan umrah ...............................................................................
H. Amalan-amalan haji dan umrah ................................................................
I. Etika Haji dan Umroh ...............................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................


A. Kesimpulan...............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Haji dan Umroh adalah aktivitas suci yg pelaksanaannya diwajibkan oleh


Allah Swt pada semua umat Islam yangg sudah memiliki kemampuan. Kegiatan
ibadah sebagai rukum Islam yang ke-5 yang berkunjung ke Baitullah merupakan
aktivitas puncak sebagai bukti ketaatan kepada Sang Khalik baik secara fisik
material dan spiritual."
Banyak dari kalangan umat Islam dari berbagai negara di dunia khususnya
Indonesia yang mendominasi jumlah pemeluknya berbondong-bondong
mendaftarkan diri untuk bisa beribadah dan menghadap secara langsung di depan
Ka'bah sebagai pusat peribadatan serta memenuhi kewajiban rukunnya bagi yang
mampu.
Untuk mendiskusikannya lebih lanjut, maka dalam makalah ini penulis
akan membahas tentang "Haji dan Umroh" yang berkenaan dengan pengertian,
jenis-jenis pelaksanaan dan tahapannya serta hal-hal lainnya yang berkaitan
dengan tema tersebut.
B. Tujuan Penulis

Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini yaitu :


1. Untuk memenuhi tugas dari dosen dengan mata kuliah Praktek Ibadah
2. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Fiqh Haji dan
Umrah
C. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Haji dan Umrah, kedudukannya dalam Islam, Hikmah dan
Hukumnya?
2. Apa syarat-syarat Haji dan Umrah?
3. Apa saja Keutamaan Haji dan Umrah?.
4. Apa saja Rukun Haji dan Umrah dan hal lain yang berkaitan dengan haji dan
umrah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Haji dan Umrah


Dalam bahasa Arab, haji artinya ‘pergi menuju’. Al-khalil berkata, “Haji artinya
sering pergi ke orang yang kau agungkan. Menurut pengertian syariat, Haji artinya
sering pergi ke Ka’bah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu. Atau berziarah
ke tempat tertentu ( Ka’bah dan Arafah) pada waktu tertentu (Syawwal, Dzulqa’dah,
Dzulhijjah) guna melaksanakan amalan tertentu. 1
Umroh diambil dari kata l'timar yang berarti mengunjungi. Maksud mengunjungi
dalam hal ini adalah mengunjungi Ka'bah, melakukan thawaf, melakukan sa'i antara
Shafa dan Marwah, serta mencukur rambut. Para ulama sepakat tentang
disyaratkannya Umroh. Ibnu Umrar ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
bersabda, "(Pahala) melaksanakan Umroh pada bulan Ramadhan seperti (pahala)
melaksanakan haji." HR Ahmad an Ibnu Majah.2
B. Dasar Hukum Haji dan Umroh3
Para Ulama fiqih sepakat bahwa ibadah haji dan Umroh adalah wajib hukumnya
bagi setiap muslim yang mempunyai kemampuan biaya, fisik dan waktu sesuai
dengan nash al-Qur'an
َ َ ۡ َ‫اس ح ُِّج ۡٱۡل‬ َ َ َّ َ ٗ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ۡ ُ َ َّ ٞ َ َ ُۢ ُ َ َ
ِ‫ٱس َت َطاع إَِلۡه‬
ۡ ‫ت َمن‬
ِ ِ ‫ي‬ ِ َّ‫لَع ٱنل‬ ِ‫فِيهِ ءايَٰت بيِنَٰت مقام إِبرَٰهِيمَۖ ومن دخلهۥ َكن ءا ِمناۗ و ِّلِل‬

َ ‫ِن َعن ٱلۡ َعَٰلَم‬ ٗ َ


‫ني‬ ِ ٌّ ِ ‫ٱّلِل َغ‬
َ َّ ‫ك َف َر فَإ َّن‬
ِ
َ
‫ن‬ َ ‫يٗل َو‬
‫م‬ ۚ ِ ‫سب‬
ِ
Artinya: "Dan Allah Swt mewajibkan atas manusia haji ke baitullah bagiorang
yang mampu." (QS. Al-Imran: 97)
َ
َّ ۡ َ ۡ ْ ‫َوأت ُِّموا‬
… ِۚ‫ٱل َّج َوٱل ُع ۡم َر َة ِّلِل‬

Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan Umroh karena Allah…" (QS.
Al-Baqarah: 196).

1
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal 368
2
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, Tahkik dan Takhrij : Muhammad Nasiruddin Al-bani, hal.165
3
Retno Widyani dan Mansyur Pribadi, Panduan Ibadah Haji dan Umrah, (Cirebon: Swagati Presss,
2010), hal. 14-16
2
Nabi Ibrahim as diperintahkan untuk menyeru ibadah haji tersebut ke seluruh penjuru
dunia, sehingga berdatanglah orang-orang dari seluruh penjuru dunia yang jauh
dengan berjalan kaki atau berkendaraan, Allah berfirman;
َ ‫لَع ُك َضامِر يَأۡت‬
َ ‫ِني مِن ُك فَج‬ َٰ َ َ َ ٗ َ َ ُ ۡ َ َۡ َّ‫َوأَذِن ِف ٱنل‬
‫يق‬
ٖ ‫م‬ِ ‫ع‬ ٍّ ِ ٖ ِ ‫و‬ ‫اٗل‬‫ج‬ِ ‫ر‬ ‫وك‬‫ت‬ ‫أ‬‫ي‬ ‫ج‬
ِ ‫ٱل‬ِ ‫ب‬ ‫اس‬
ِ ِ

Artinya: "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya


mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh," (QS. Al-Hajj: 27)
C. Perbedaan Haji dan Umroh
a. Hukum pelaksanaan
Ibadah haji hukumnya wajib, fardu 'ain bagi setiap muslim mukalaf
dan mampu. Tidak ada satu pun ulama yang menyatakan ibadah haji sebagai
sunnah. Sementara itu, mengenai hukum ibadah Umroh para ulama berbeda
pendapat, sebagian mengatakan hukumnya wajib dan sebagiannya
mengatakan sunnah. Mazhab Hanafi dan Maliki mengatakan hukum ibadah
Umroh adalah sunnah, sedangkan mazhab Syafi'i dan Hanbali mengatakan
hukum ibadah Umroh adalah wajib minimal sekali seumur hidup.
b. Waktu pelaksanaan
Ibadah haji dapat dilaksanakan minimal empat hari, 9 sampai 12
zulhijjah jika melakukan nafar awal. Jika melakukan nafar sani, ibadah haji
paling cepat bisa dilakukan dalam waktu 5 hari. Ibadah Umroh dapat
dilakukan dalam waktu 2 sampai 3 jam saja.
c. Proses Pelaksanaan
Dalam prakteknya, orang yang menjalankan urutan-urutan ibadah haji
berarti ia sudah melakukan praktek Umroh. Karena Umroh hanya terdiri: niat,
thawaf dan sa'i, memotong rambut/tahallul. Sedangkan haji, meliputi semua
tata cara Umroh ditambah dengan wuquf di Arafah, menginap di Muzdalifah
dan di Mina, serta melempar jumroh.
d. Miqat
Miqat adalah batas-batas yang telah ditetapkan bagi dimulainya ibadah
haji dan Umroh. Apabila melintasi miqat, seseorang yang inign mengerjakan
haji perlu mengenakan kain ihram dan melaluikan niat.

3
• Miqat Zamani adalah batas waktu untuk meaksanakan amaliah haji. Jika
amaliah haji dilakukan diluar waktu yang telah ditentukan, maka haji yang
dilakukan tidak sah.4 Dalam firman allah Q.S Al-Baqarah : 189
َ ‫ب بأَن تَ ۡأتُوا ْ ۡٱۡلُ ُي‬
‫وت‬ ُّ ۡ ‫ٱلج َولَيۡ َس ٱل‬ َ ۡ َ
‫و‬ ‫اس‬
ِ َّ ‫ِيت ل‬
‫ِلن‬ ُ ‫ِه َم َوَٰق‬
َ ِ
ۡ ُ َّ َ ۡ َ َ َ ُ
‫ل‬ ‫۞ي َ ۡسَٔٔلونك ع ِن ٱۡلهِلةِِۖ ق‬
ِ ِ ۗ ِ
َ ۡ ُ ُ َّ َ َ َّ ْ ُ َّ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ ُ ُ ۡ ْ ُ ۡ َ َٰ َ َّ َ َّ ۡ َّ َٰ َ َ َ ُ ُ
‫ٱّلِل ل َعلك ۡم تفل ُِحون‬ ‫مِن ظهورِها ولكِن ٱل ِب م ِن ٱتقٰۗ وأتوا ٱۡليوت مِن أبوبِها ۚ وٱتقوا‬

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah:


"Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi
ibadat) haji
1. Ibadah haji : Miqat dimuai pada bulan Syawal sampai terbit fajar
tanggal 10 Zulhijjah.
2. Ibadah Umroh : Miqat dimulai sepanjang tahun pada waktu Umroh
dapat dilakukan.
• Miqat Makani adalah tempat dimulainya Ihram bagi orang yang ingin
melaksanakan haji dan umrah. Orang yang melaksanakan haji dan umrah
tidak boleh melewati tempat-tempat ihram tanpa mengenakan pakaian
Ihram di tempat tersebut.
1. Bagi mereka yang tinggal di Makkah, tempat untuk ihram haji
adalah Makkah itu sendiri
2. Miqat penduduk Madinah : Dzul Hulaifah (Bir Ali), tempat yang
jaraknya 6 mil dari Madinah dan 10 Marhalah dari Mekah, Ini
adalah miqat terjauh (460km)
3. Miqat penduduk syam, Mesir, da Maroko adalah Juhfah (Rabigh),
tempat yang jaraknya 3 Marhalah dari Mekkah (187 km)
4. Miqat penduduk Irak dan daerah timur lainnya yaitu Dzatu Irq,
sebuah desa yang yang berjarak dua marhalah dari mekkah,
berbatasan dengan Wadi al-aqiq, disebelah timur laut dari mekkah
(194 km)
5. Miqat penduduk Yaman, Tihamah, dan India yaitu Yalamlam,
sebuah gunung yang berjarak dua marhalah di sebelah selatan
Mekah.

4
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3.
4
6. Miqat penduduk Najed, Kuwait, Emirat, dan Thaif yaitu Qarnul
Manazil, sebuah Gunung yang berjarak dua marhalah dari mekkah.
Tempat ini juga dinamakan Qarnuts Tsa’alib. Ia berdekatan dengan
tempat yang sekarang dinamakan as-Sail.
D. Hikmah Pensyariatan Haji5
Haji dan Umrah merealisasikan sebuah Fardhu kifayah, yaitu menghidupkan
ka’bah setiap tahun dengan Ibadah. Haji punya beberapa faedah, individual dan
komunal. Faedah yang bersifat individual antara lain :
• Haji menghapus dosa-dosa kecil dan menyucikan jiwa dari resapan-
resapan maksiat.
• Haji mengampuni dosa dan melenyapkan kesalahan, kecuali yang
berkaitan dengan hak-hak sesame manusia, sebab-sebab hak ini berkaitan
dengan dzimmah (tanggungan).
• Haji memperkuat iman, memperbarui janji dengan Allah, membantu
terlaksananya tobat yang tulus.
• Haji mengingatkan seorang mukmin akan masa lampau Islam, akan jihad
nabi dan generasi salaf yang telah menyinari dunia dengan amal saleh.
Faedah haji yang bersifat komunal antara lain:
• Haji menyebabkan terjadinya saling perkenalan antar individu. Firman
allah QS. Al hajj: 28
َ َۡ ۡ َ َ َ ُ ۡ َّ َّ َ ٓ َّ َ ۡ ْ ُ ُ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ َٰ َ َ ْ ُ َ ۡ َ
ُ َ َ َ َ َٰ َ َ ‫ومَٰت‬
ِۖ‫لَع ما رزقهم ِم ُۢن ب ِهيمةِ ٱۡلنع َٰ ِم‬ ٍّ ‫ِف أيا ٖم معل‬ ِ ِ‫ل ِيشهدوا منفِع لهم ويذكروا ٱسم ٱّلِل‬

َ ‫فَ ُُكُوا ْ م ِۡن َها َوأَ ۡطع ُِموا ْ ۡٱۡلَآئ َس ٱلۡ َفق‬
‫ِري‬ ِ

Artinya: “supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka..”


• Haji menampakkan kuatnya hubungan persaudaraan antara kaum
muslimin di seluruh penjuru dunia.
E. Syarat-Syarat Haji dan Umrah6
1) Syarat Umum
• Islam
Haji tidak wajib atas orang kafir, maka dari itu tidak dituntut
mengerjakannya didunia ketika dia masih kafir dan tidak sah jika dia
5
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal. 370-371.
6
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal. 378..
5
mengerjakannya sebab dia tidak punya kelayakan untuk menunaikan
ibadah. Mazhab syafi’i mewajibkan haji atas orang murtad, tapi tidak sah
dikerjakannya kecuali jika dia telah kembali ke Islam. Adapun orang kafir
asli,tidak wajib haji atasnya.
• Taklif (baligh dan berakal)
Haji tidak wajib atas anak kecil dan orang gila sebab keduanya tidak
dituntut untuk mengerjakannya huum-hukum syariat.karena itu, keduanya
tidak harus menunaikan haji. Haji dan Umrah juga tidak sah diakukan oleh
orang gila, sebab dia tidak memiliki kelayakan untuk mengerjakan ibadah.
• Merdeka
Haji tidak wajib atas hamba sahaya, sebab haji adalah ibadah yang lama
temponya, memerlukan perjalanan jauh, dan disyaratkan adanya
kemampuan dalam hal bekal dan kendaraan, hal ini mengakibatkan
terabaikannya hak-hak majikan yang berkaitan dengan si hamba. Karena
itu haji tidak wajib atasnya, sama seperti jihad.
• Kesanggupan ( Fisik, Finansial, dan Keamanan dalam perjalanan haji)
Menurut Mazhab Syafii ada 7 syarat yang meliputi ketiga kesanggupan
dalam menunaikan haji bagi orang yang tinggal dari Mekkah sejauh jarak
qashar (89 km) yaitu : kemampuan fisik, kemampuan financial, adanya
kendaraan, adanya air, bekal dan makanan hewan tunggangan di tempat-
tempat yang biasanya menjadi pemasok barang tersebut, keamanan jalan
bagi jiwa dan hartanya, wanita harus disertai suami/mahram, perjalanan
itu memungkinkan yaitu masih tersedianya waktu untuk menunaikan
ibadah haji.
2) Syarat Khusus bagi Wanita
• Harus disertai suami/mahramnya, jika tidak ada salah satunya, haji tidak
wajib atasnya. Mazhab Syafii mewajibkan wanita berhaji bersama
rombongan wanita yang tsiqah yang lebih dari satu.
• Wanita tersebut tidak sedang menjalani masa iddah talaq atau iddah wafat,
sebab allah melarang Wanita yang dalam masa iddhna keluar rumah.

6
F. Jenis-Jenis Haji7
1) Haji Ifrad
Maksud ifrad adalah berniat hanya melaksanakan haji ketika berada di miqat,
atau haji yang dilaksanakan dengan cara melaksanakan ibadah haji tertelebih
dahulu baru melaksanakan umrah di luar musim haji. Orang yang berhaji ifrad
tetap dalam keadaan ihram hingga selesai segala amalan hajinya.
2) Haji Qiran
Dalam bahasa arab Qiran artinya penggabungan antara dua hal, Sedangkan
dalam istilah syari’at, qiran artinya penggabungan antara ihram umrah dan
haji dalam satu perjalanan.8
3) Haji Tamattu’
Dalam bahasa arab Tamattu’ artinya mengambil manfaat. Cara melaksanakan
haji tamattu’ yaitu dengan mendahulukan ibadah Umroh terlebih dahulu
setelah itu melaksanakan ibadah haji pada musim haji tahun itu juga, ada pula
ulama yang mengatakan bahwa haji tamattu’ adalah mengumpulkan antara
haji dan umrah dalam satu kali pergi ke Mekkah di dalam bulan-bulan haji
tahun itu juga. Prosesnya mendahulukan Umroh terlebih dahulu, kemudian
setelah selesai umrah atau pada tanggal 8 zulhijjah berniat untuk ihram haji.
Dengan melaksanakan haji tamattu’, jamaah harus membayar dam(denda).
Mayoritas orang Indonesia yang menunaikan ibadah haji melakukan tamattu’
G. Rukun Haji dan Umrah
Rukun Haji menurut mazhab syafi’i adalah Ihram, Wukuf, Thawaf, Sa`i, dan
Tahallul. Sedangkan rukun umrah menurut imam Syafi`I ada 4 yaitu ihram,
thawaf, sa`I dan tahallul. Menurut jumhur selain mazhab syafi`I tahallul terhitung
wajib bukan rukun.
1. Ihram
Hakikat ihram adalah memasuki kondisi haram/ niat untuk masuk
ke dalam ibadah haji atau umrah. Atau masuk ke dalam keharaman
tertentu, dengan kata lain mengikuti aturan keharaman tertentu.
Apabila ihram sudah dilakukan dengan sempurna, seseorang tidak

7
Syaikh Sa’id bin Abdul Qadir Basyanfa, Al;Mughnie : Tuntunan Manasik Haji dan Umrah
Terlengkap, (Bandung : I-Dea Publishing, 2006), hal : 161
8
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, hal. 551
7
akan keluar dari kondisi ini kecuali dengan menunakan nusuk yang
diharamkan dan ia wajib mengqadhanya.
Ihram terhitung sah dengan niat semata menurut jumhur, tapi tidak
sah menurut mazhab mazhab Hanafi, melainkan harus diiringi dengan
ucapan atau perbuatan yang menjadi karakteristik ihram, seperti
talbiah dan melepas pakaian berjahit dan sejenisnya.9
• Amalan sunnah dalam Ihram (menurut Imam Syafii)
1) Mandi Ketika hendak Ihram
2) Mengoleskan parfum ke tubuh dan pakaian
3) Mengerjakan sholat 2 rakaat sebelum berihram
4) Memperbanyak mengucpkan talbiyah
5) Disunnahkan menghadap kiblat Ketika memulai
ihram dan berdo`a
2. Thawaf
Thawaf adalah kegiatan mengelilingi baitullah sebanyak tujuh kali
putaran. Tiga putaran pertama dengan berlari-lari kecil (berjalan
cepat) dan berjalan seperti biasa pada empat putaran terakhir yang
dimulai dari Hajar Aswad. Hal ini dilakukan bagi orang yang thawaf
Qudum bagi orang yang menunaikan haji dan umrah, selain haji
tamattu`. Sementara Wanita tidak perlu berlari-lari kecil pada tiga
putaran pertama. Lalu, hendak orang yang thawaf menyentuh rukun
yamani yang berada di pojok sisi Hajar Aswad. Karena Rasululah
pernah melakukannya.10
a) Jenis- jenis thawaf dan Hukumnya
Para ulama sepakat bahwa thawaf terbagi tiga yaitu :
• Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan Ketika
memasuki kota Makkah (menuju Baitullah)
• Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf yang dilakukan setelah
melontar jumrah `Aqabah pada hari penyembelihan
hewan qurban.

9
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal. 467
10
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Jilid 1, Takhrij Ahmad Abu Al-Majd, hal. 705
8
• Thawaf Wada` yaitu thawaf yang dilakukan Ketika
hendak meninggalkan mekkah/thawaf Perpisahan
Mereka sepakat bahwa thawaf ifadhah hukumnya wajib, dan
haji dianggap tidak sah jika meninggalkannya. Thawaf ini
adalah yang paling penting berdasakan firman Allah.
ۡ ْ ُ َّ َّ َ ۡ َ ۡ ُ َ ُ ُ ْ ُ ُ ۡ َ ۡ ُ َ َ َ ْ ُ ۡ َ ۡ َّ ُ
َ ۡ ِ ‫ٱۡلَ ۡي‬
‫ِيق‬
ِ ‫ت ٱلعت‬ ِ ‫ثم َلقضوا تفثهم وَلوفوا نذورهم وَلطوفوا ب‬

Artinya : Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran


yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka
menyempurnakan nadzar mereka, dan hendaklah mereka
melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu ( Baitullah).
(Q. S Al-hajj: 29)
b) Amalan Sunnah dalam Thawaf ( menurut Imam Syafii)
• Melakukan thawaf dengan berjalan kaki baik laki-laki
maupun perempuan
• Pada permulaan thawaf dan setiap putaran, mengusap
hajar aswad dengan tangan kanan, menciumnya, dan
menempelkan kening di atasnya.
• Mengusap rukun yamani dengan tangan kanan
• Melalkukan ketujuh putaran thawaf secara
beruntun/bersambung
• Menegrjakan shlat dua rakaat di belakang maqam
Ibrahim
• Sering-sering masuk ke hijr ismail , mengerjakan sholat
dan berdoa disana.
3. Sa`i
Sa`I adalah berlari-lari kecil dari bukit shafa ke bukit Marwa
dan sebaliknya sebanyak 7 kali, dihitung sejak putaran pertama dari
shafa ke marwa. Kedua bukit yang satu dengan yang lainnya berjarak
sekitar 405 Meter. Sebagaimana firman Allah Q.S Al-Baqarah: 158
َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ۡ َ َ ۡ ۡ َّ َ ۡ َ َ َّ ٓ َ َ ۡ َ َّ َّ
‫اح َعل ۡيهِ أن‬ ‫ٱلصفا َوٱل َم ۡر َو َة مِن شعائ ِ ِر ٱّلِلَِۖ فمن حج ٱۡلَيت أوِ ٱعتم َر فٗل جن‬ ‫۞إِن‬

َ َّ ‫ريا فَإ َّن‬


ٌ ‫ٱّلِل َشاك ٌِر َعل‬ َ َّ َ َ َ َ َ
ٗ ۡ ‫ع َخ‬ َ
‫ِيم‬ ِ ‫َي َّط َّوف ب ِ ِهما ۚ ومن تطو‬
9
Artinya : Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari
syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau
ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara
keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan
dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Para ulama sepakat bahwa sa`i tidak memiliki waktu tertentu,
karena dia hanyalah tempat untuk bermunajat kepada Allah SWT.
Tentang urutan pengerjaannya, jumhur ulama sepakat bahwa sa`i
dikerjakan setelah melakukan thawaf. Dan sa`i merupakan menurut
para ulama selain mazhab yang mengatakan bahwa sa`i adalah
wajib.11 Dalilnya adalah sabda Rasulullah,

َ ‫علَي ُكم السَّع‬


‫ي‬ ‫اِسعَوا فَإ َّن ه‬
َ ‫ّللا َكت‬
َ ‫َب‬
Artinya, Lakukanlah sa`i, sebab Allah telah mewajibkan sa`i
atas kalian.
a) Hukum sa`i
• Malik dan Syafi`I berpendapat : Hukumnya wajib bagi
orang yang belum mengerjakannya. Wajib baginya
untuk mengulang haji di tahun mendatang. Ini juga
dipegang oleh Ahmad bin Hambal.
• Ulama Kuffah menilai : Hukumnya sunnah. Jika
seseorang Kembali ke negerinya dan belum
mengerjakan sa`i, maka dia wajib membayar denda.
• Sebagian ulama lainnya berpendapat : Sa`i hanya
sekedar ibadah tambahan, dan jika ditinggalkan maka
tidak akan terkena sanksi apa-apa.
b) Amalan wajib dalam sa`i12
• Didahului oleh thawaf yang sah, tanpa dipisahkan oleh
wukuf di arafah, karena demikianlah contoh dari Nabi
SAW. Sa`i terhitung sah jika dilakukan setelah thawaf
apapun-meskipun itu adalah thawaf sunnah (menurut

11
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Jilid 1, Takhrij Ahmad Abu Al-Majd, hal. 719
12
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal. 507
10
jumhur), atau setelah thawaf rukun atau q]udum
menurut mazhab Syafi`i.
• Tertib/Berurutan, yakni dimulai dari bukit shafa dan
diakhiri di bukit Marwa
• Terdiri atas 7 putaran
• Melewati keseluruhan jarak antara bukit Shafa d]an
Marwah
• Muwaalaah (berkeanjutan) antara ketujuh putaran. Ini
adalah syarat menurut mazhab Maliki dan Hambali.
Sunnah menurut selain mereka, sama seperti Thawaf.
c) Amalan sunah dalam sa`i
• Mengusap dan mencium hajar aswadsesudah selesai
thawaf.
• Bersambung dengan Thawaf
• Suci dari hadats dan najis, serta menutup aurat
• Berjalan bagi yang mampu
• Mengucapkan doa dan dzikir, serta mengulanginya tiga
kali, tiga kali menurut mazhab syafi`i.
• Berlari-lari kecil bagi laki-laki/perempuan pada
pertengahan jalur sa`i, tepatnya antara dua alamat
hijau yang tertempel di dinding masjidil haram.
• Yang paling afdal, sebagaimana disebutkan oleh Imam
an Nawawi adalah memilih waktu yang sepi untuk
melaksanakan sa`I dan thawaf.
Sebagaimana telah dijelaskan, sa`i adalah rukun menurut
jumhur. Haji tidak sempurna tanpanya, dan ia tidak bisa
ditebus dengan dam jika ditinggalkan.
4. Wukuf di Arafah
Secara bahasa, wukuf berasal dari kata bahasa arab berarti
`berhenti`, sehingga dimaknai sebagai berhentinya jamaah haji di
padang arafah. Para ulama ber ijma` bahwa wukuf di arafah adalah
rukun paling utama diantara rukun haji. Barangsiapa ketinggalan
wukuf, dia wajib menunaikan haji pada tahun berikutnya, serta
11
menyembelih kurban ( menurut Sebagian besar ulama). Sebagaimana
Sabda Rasulullah,
ُ‫ع َرفَة‬
َ ‫ال َحج‬
Haji adalah Wukuf di Arafah.
Tentang tata caranya, hendaknya seorang imam sampai di
padang arafah pada hari arafah (9 zulhijjah) sebelum matahari
tergelincir ke barat. Jika matahari telah tergelincir, maka imam
hendaknya berkhutbah kepada khalayak, lalu mendirikan sh]alat
zuhur dan ashar dengan jama` pada waktu zuhur (jama` taqdim).
Kemudian berwukuf disana hingga terbenamnya matahari. Para ulama
sepakat bahwa tata cara inilah yang merupakan ijma` para ulama dari
tradisi Rasululah SAW.
• Amalan-amalan sunnah dan etika dalam wukuf
1) Mandi di namirah
2) Imam menyampaikan dua khotbah dan menjamak dua
shalat tersebut
3) Menyegerakan wukuf langsung setelah menjamak
shalat
4) Tetap berada di tempat wukuf/arafah sampai terbenam
matarahari.
5) Menghadap kiblat, suci, menutup aurat, dan niat wukuf
di arafah.
6) Memperbanyak perbuatan baik di hari Arafah dan pada
hari Dzulhijjah lainnya.
7) Memperbanyak doa, tahlil, bacaan al-qur`an , istighfar,
sambil bersikap khusyuk dan menampakkan kondisi
lemah.
8) Paling afdhal mengerjakan wukuf disekitar batu-batu
besar yang berada di bawah gunung ar-rahmah.
5. Tahallul (Mencukur atau memendekkan rambut)
Yaitu, memotong rambut kepala sampai habis atau
memendekkannya, dalam haji atau umrah pada waktunya. Mazhab
syafi`i berpendapat bahwa mencukur/memendekan rambut adalah
12
rukun haji dan umrah, karena ia adalah nusuk (menurut pendapat yang
masyhur). Buktinya, mencukur lebih utama daripada memendekan
(bagi laki-laki). Sedangkan Wanita tidak wajib mencukur rambutnya,
hanya wajib memendekkannya, itulah yang sunnah bagi Wanita yaitu
dengan memotong ujung rambutnya sepanjang ujung jari. Dengan dalil
Riwayat dari Umar R.A Ketika di tanya, `seberapa panjangnya
rambut yang harus dipotongoleh Wanita`? Dia menjawab, seraya
menujuk ujung jarinya, `Sepanjang Ini`.
Mazhab Syafii berpendapat bahwa ukuran minimal dalam
mencukur/memendekan rambut adalah tiga helai. Dalilnya firman
allah Q.S Al-Fath: 27
ۡ َ ۡ َ ۡ َّ ُ ُ ۡ َ َ َ ۡ
ُ َّ ‫ٱل َر َام إن َشا ٓ َء‬
َ ‫ٱّلِل َءا ِمن‬ َ ۡ ُّ ُ َ ُ َ ُ َّ َ َ َ ۡ َ َّ
‫ِني‬ ِ َ ‫جد‬ ِ ‫لقد صدق ٱّلِل رسوَل ٱلرءيا بِٱل ِقِۖ َلدخلن ٱلمس‬
َ َ ُ ََ َ َ ْ َُ َۡ َۡ َ َ َ َ َ ُ ََ َ َ ََُ ۡ ُ َ ُُ َ َُ
‫ون ذَٰل ِك‬
ِ ‫ّصين ٗل َتافونَۖ فعل ِم ما لم تعلموا فجعل ِمن د‬
ِ ِ ‫ُملِقِني رءوسكم ومق‬
ً ‫َف ۡت ٗحا قَر‬
‫يبا‬ِ
Artinya : Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada
Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu)
bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram,
insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala
dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah
mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan
sebelum itu kemenangan yang dekat.
Bagi orang yang tidak punya rambut dikepalanya, dianjurkan
menjalankan pisau cukur di atas kepalanya. Tetapi menurut Mazhab
Hanafi, hal ini wajib. Menurut mazhab syafii, mencukur rambut
dimulai sejak tengah malam kurban, hanya saja disunnahkan
mendahulukan melempar jumrah, kemudian menyembelih, lalu
mencukur rambut, selanjutnya thawaf ifadhah.

13
H. Amalan-amalan Haji dan Umrah13
a. Amalan- amalan haji
• Ihram, yaitu niat haji atau umrah atau kedua-duanya. Dengan mengucapkan
: “aku berniat haji/Umrah dengan berihram karena Allah ta’ala”.
• Masuk Mekkah dari arah dataran tingginya, yakni Kada’, kemudian masuk
masjidil haram dari pintu Bani Syaibah, lalu menunaikan tawaf Qudum
dengan memulai dari hajar aswad.
• Thawaf
• Sa’I antara bukit Shafa dan bukit Marwah.
• Wukuf di Arafah dan di Mina.
• Bermalam di Muzdalifah, yang terletak antara Mina dan Arafah
• Melontar Jumrah, yaitu Jumrah Ula , Wustha dan Jumrah Aqabah (Jumrah
Kubra)
• Mencukur atau memendekan rambut (mencukur lebih afdhal), bagi pria.
Sedangkan wanita memendekkan saja.
• Menyembelih kurban sesudah melontar Jumrah kubra.
• Thawaf Wada’, thawaf ini hukumnya sunnah menurut Mazhab maliki, tapi
wajib menurut Jumhur.
b. Amalan- amalan Umrah yaitu : Ihram, Thawaf, Sa’I antara bukit shafa
dan marwah, dan mencukur atau memendekkan rambut.
I. Etika Haji dan Umrah
Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya` Ulumuddin menyebutkan beberapa
etika haji, diantaranya : Hendaknya berhaji dengan harta halal, tidak memboroskan
bekalnya untuk makan dan minum yang mewah atau membeli kelezatan di
perjalanan, meninggalkan segala macam akhlak tercela, kekejian dan kefasikan,
berpakaian sederhana dan meninggalkan tanda-tanda kesombongan dan
kemewahan, melaksanakan kurban dengan penuh keikhlasan, dan membagi
dagingnya kepada fakir miskin, serta bersabar dalam segala hal.14

13
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islami wa Adillatuhu, Gema Insani, hal. 430
14
Tim Darul Ilmi Bandung, Mengenal Fikih Ibadah : Bermula dari rukun Islam, 2015. Hal. 87-88
14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam Ibadah haji dan Umroh banyak sekali yang harus dipelajari
oleh orang-orang khalayak umum, khususnya bagi yang memiliki kemampuan
dan kesempatan untuk melakasanakannya. Mulai dari bagaimana amalan-
amalan manasik, waktunya, tempat-tempatnya, syarat, wajib, rukun dan hal-
hal lain yang harus diikuti aturannya secara berurutan. Karena jika tidak tertib
dan berurutan maka akan menyebabkan tertolaknya ibadah suci seseorang
yang sedang menjalankan rukun islam yang kelima.
Selain dalam hal teknis dan praktis, terdapat juga etika dan hikmah
utama adanya ibadah haji dan Umrah salah satunya adalah menghapus dosa
dan melenyapkan kesalahan dan maksiat.
B. SARAN
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun
tata penulisannya. Oleh karenanya, saran dari para pembaca sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Az-zuhaili, Wahbah. n.d. Fiqh Islam Wa Adilatuhu. gema insani.


Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, Tahkik dan Takhrij : Muhammad Nasiruddin
Al-bani, hal.165
Retno Widyani dan Mansyur Pribadi, Panduan Ibadah Haji dan Umrah,
(Cirebon: Swagati Presss, 2010), hal. 14-16
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3.
A Solihin As Suhuili, Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah…., hal. 3-6
Syaikh Sa’id bin Abdul Qadir Basyanfa, Al;Mughnie : Tuntunan Manasik
Haji dan Umrah Terlengkap, (Bandung : I-Dea Publishing, 2006), hal : 161
Tim Darul Ilmi Bandung, Mengenal Fikih Ibadah : Bermula dari rukun Islam,
2015.

16

Anda mungkin juga menyukai