Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH IBADAH HAJI

Disusun guna memenuhi Tugas Al-Islam Kemuhammadiyahan

Kelompok 5
Disusun oleh :

1. Meti Azumastuti (16.0101.0144)


2. Fitria Dwi Nanda (16.0101.0145)
3. Nino Ardiansah Ardani (16.0101.0147)
4. Wiguna Herditama (16.0101.0148)

S-1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN AJARAN 2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat
dan pertolongan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga saya
ucapkan kepada dosen pembimbing Bapak Agus Miswanto yang turut membimbing
kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih juga kepada teman-teman yang turut andil dalam terselesainya
makalah ini. Solawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.Makalah ini buat untuk
memperdalam pengetahun dan pemahaman mengenai “Haji” seperti Ihrom, Thowaf,
Sa’i, Wukuf, Zumroh,dan Tahalul dengan harapan agar mahasiswa lebih bisa
memperdalam pengetahuan tentang pelaksanaan Haji.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Al- Islam dan
Kemuhammadiyahan. Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha
dengan segala daya dan upaya guna menyelesaikan makalah ini. Penulis menydari
bahwasannya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

Magelang, 25 April 2017

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar isi .............................................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan dan manfaat ................................................................................ 2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Haji ........................................................................................................ 3


B. Syarat Haji ............................................................................................................... 4
C. Rukun Haji .............................................................................................................. 4
D. Wajib Haji ............................................................................................................... 6
E. Sunah Haji ............................................................................................................... 8
F. Larangan-larangan saat melakukan Ibadah Haji ..................................................... 9

Bab III Penutup

A. Kesimpukan ............................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................ 12

Bab IV Daftar Pustaka

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang diwajibkan bagi seorang
Muslim sekali sepanjang hidupnya bagi yang mampu melaksanakanya, Setiap
perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti
ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus
melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah Yang
Maha Agung. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam
ibadah tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu'an, Ibadah haji menambahkan
jiwa tauhid yang tinggi
Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental
dan akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam
seluruh dunia menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau satu
akidah. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar
dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan
rintangan. Ibadah haji Menumbuhkan semangat berkorban, baik harta, benda, jiwa
besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membangun
persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia. Ibadah haji merupakan muktamar
akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh
penjuru dunia dan Ka'bahlah yang menjadi simbol kesatuan dan persatuan.

1
A. Rumusan Masalah
Dalam tugas kelompok ini penyusun membahas mengenai Ibadah Haji dengan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Haji?
2. Bagaimanakah dasar hukum Haji?
3. Apakah yang menjadi syarat melaksanakan ibadah Haji?
4. Bagaimanakah urutan peksanaan ibadah Haji?
5. Apa saja larangan atau tidak boleh dilakukan saat melakukan Ibadah
Haji?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuat makalah iniyang membahas tentang Ibadah Haji sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Haji
2. Untuk megetahui Dasar Hukum Haji
3. Untuk mengetahui syarat wajib Haji
4. Untuk mengetahui urutan pelaksanaan ibadah Haji
5. Untuk mengetahui larangan saat melakukan Ibadah Haji
D. Manfaat
1. Bagi penulis
penyusunan makalah ini salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata
kuliah “AL-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) “.Untuk lebih
mengetahui tentang Syarat wajib Ibadah Haji serta mampu menjadi
sumber informasi bagi pembaca
2. Bagi pihak lain
diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan
Ibadah Haji sehingga dapat lebih mengetahui mengenai syarat dan
kewajiban menjalankan Ibadah Haji.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Haji
Menurut bahasa kata Haji berarti menuju, sedang menurut pengertian
syar’i berarti menyengaja menuju ke ka’bah baitullah untuk menjalakan ibadah
(nusuk) yaitu ibadadah syari’ah yang terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain,
wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji
merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan
dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ (kesepakatan para ulama). (Hasan,
2008:273)
Mengenai hukum ibadah haji, asal hukumnya adalah wajib ‘ain bagi yang
mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam dan
apabila kita “nazar” yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib
melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjaka pada kesempatan
selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.
Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap
muslim yang mampu untuk mengerjakan. Jumhur Ulama sepakat bahwa mula-
mulanya disyari’atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah, tetapi ada
juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah. (Hasan, 2008:274)
1. Dalil Al Qur’an
Allah berfirman :
َ‫غنّ ٌّي ع َّن ا ْلعَالَ ّمين‬ ‫يًل َو َم ْن َكفَ َر فَ ّإنه ه‬
َ َ‫َّللا‬ َ ‫ست َ َطا‬
َ ‫ع ّإلَ ْي ّه‬
‫سبّ ا‬ ّ ‫اس ّح ُّج ا ْلبَ ْي‬
ْ ‫ت َم ّن ا‬ ّ ‫علَى النه‬
َ ّ‫َو ّ هَلِل‬
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali
Imron: 97).

2. Dalil As Sunnah

3
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ َو ِإيت َِاء‬، ِ‫صالَة‬
َّ ‫ َو ِإقَ ِام ال‬، ِ‫َّللا‬ ُ ‫َّللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫سو ُل‬ َّ َّ‫ش َهادَةِ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإال‬
َ ‫علَى خ َْم ٍس‬ َ ‫اإل ْسالَ ُم‬
ِ ‫ى‬ َ ِ‫بُن‬
َ‫ضان‬ َ ‫ َو‬، ِ‫ َو ْال َح ِّج‬، ِ‫الز َكاة‬
َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َّ
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan.”
(HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).
Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini
berarti menunjukkan wajibnya. Dari Abu Hurairah, ia berkata,
َّ ‫سو َل‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ع ٍام َيا َر‬ َ ‫ َف َقا َل َر ُج ٌل أ َ ُك َّل‬.» ‫ع َل ْي ُك ُم ْال َح َّج َف ُح ُّجوا‬ َّ ‫ض‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫اس َق ْد َف َر‬ُ َّ‫« أَيُّ َها الن‬
‫ت‬ْ ‫ « لَ ْو قُ ْلتُ نَ َع ْم َل َو َج َب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫س َكتَ َحتَّى قَالَ َها ثَالَثًا فَقَا َل َر‬ َ َ‫ف‬
َ َ ‫َولَ َما ا ْست‬
‫ط ْعت ُ ْم‬
“Rasulullah SAW. berkhutbah di tengah-tengah kami. Beliau bersabda, “Wahai
sekalian manusia, Allah telah mewajibkan haji bagi kalian, maka berhajilah.”
Lantas ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun (kami mesti
berhaji)?” Beliau lantas diam, sampai orang tadi bertanya hingga tiga kali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Seandainya aku
mengatakan ‘iya’, maka tentu haji akan diwajibkan bagi kalian setiap tahun, dan
belum tentu kalian sanggup.” (HR. Muslim).
B. Syarat Haji:
a. Islam
b. Baligh
c. Berakal
d. Merdeka
e. Kekuasaan (mampu)
(Hasan, 2008:274)
C. Rukun Haji
 Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat ihram dan haji
Melaksanakan ihram disertai dengan niat ibadah haji dengan memakai pakaian
ihram. Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain putih yang tak terjahit

4
dan tidak bersambung semacam sarung. Dipakai satu helai untuk selendang
panjang serta satu helai lainnya untuk kain panjang yang dililitkan sebagai
penutup aurat. Sedangkan pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian
yang menutup aurat seperti halnya pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka
dan telapak tangan tetap terbuka.

 Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah


Yakni menetap di Arafah, setelah condongnya matahari (kearah Barat) jatuh pada
hari ke-9 bulan dzulhijjah sampai terbit fajar pada hari penyembelihan kurban
yakni tanggal 10 dzulhijjah.

 Thawaf yaitu tawaf untuk haji (tawaf Ifadhah)


Yang dimaksud dengan Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebayak tujuh kali,
dimulai dari tempat hajar aswad (batu hitam) tepat pada garis lantai yang
berwarna coklat, dengan posisi ka’bah berada di sebelah kiri dirinya (kebalikan
arah jarum jam).
Macam-macam Thawaf :
1) Thawaf Qudum yakni thawaf yang dilaksanakan saat baru tiba di Masjidil
Haram dari negerinya.
2) Thawaf Tamattu’ yakni thawaf yang dikerjakan untuk mencari keutamaan
(thawaf sunnah)
3) Thawaf Wada’ yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan
Makkah menuju tempat tinggalnya.
4) Thawaf Ifadha yakni thawaf yang dikerjakan setelah kembali dari wukuf di
Arafah. Thawaf Ifadha merupakan salah satu rukun dalam ibadah haji.
 Sa'i
Yaitu lari-lari kecil antara shafa dan marwah 7 (tujuh) kali.
Syarat melakukan sa’i adalah sebagai berikut :
1) Dilakukan dengan diawali dari bukit Shafa, kemudian diakhiri di bukit Marwah.
Kepergian orang tersebut dari bukit Shafa ke bukit Marwah dihitung 1 kali,
sementara kembalinya orang tersebut dari bukit Marwah ke bukit Shafa juga
dihitung 1 kali.
2) Dilakukan sebanyak 7 kali.

5
3) Waktu sa’i adalah sesudah thowaf rukun maupun qudun.
 Tahallul artinya mencukur atau menggunting rambut sedikitnya 3 helai
D. Wajib Haji
Wajib Haji, Yaitu sesuatu yang harus dikerjakan, tapi sahnya haji tidak tergantung
atasnya, karena dapat diganti dengan dam (denda) yaitu menyembelih
binatang. berikut kewajiban haji yang harus dikerjakan : (Hasan, 2008:287)

1. Niat Ihram dari Miqat.

Miqat dapat diartikan batas waktu (miqat zamani) atau batas tempat (miqat
makani). Dalam hal ini yang dimaksud dengan niat ihram dari miqat adalah niat
ihram harus dilakukan pada masa dan di tempat miqat yang telah ditentukan oleh
Rasullah SAW. (Syarifudin, 2003:64)

Bagi jamaah haji dari luar kota Mekkah diwajibkan melaksanakan niat ihramnya
ditempat miqat atau pada saat melewati miqat tersebut. Bila hal ini tidak
dilakukan , maka wajib baginya membayar Dam, baik disengaja maupun tidak
disengaja . dalam hal ini Dam-nya adalah menyembelih kambing di tanah suci
(Mekkah) dan dibagikan untuk orang-orang miskin di kota tersebut.

Tempat-tempat miqat tersebut adalah :

1. Al-Juhfah
2. Dzatu Irqin
3. Dzul Hulaifah atau Bir Ali
4. Yalamlam
5. Qarnul Manazil.

Untuk jamaah haji yang datang dari Indonesia dengan pesawat langsung menuju
Mekkah, maka miqatnya adalah Dzatul Irqin atau garis sejajar diatas tempat
tersebut. Bagi jamaah yang menuju ke Madinah, maka wajib miqatnya dari Dzul
Hulaifah (Bir Ali’).

6
2. Berpakaian Ihram

Bagi jamaah haji yang akan berihram diwajibkan mengenakan pakaian ihram.
Bagi laki- laki pakaian ihromnya adalah dua lembar kain yang tidak berjahit, satu
lembar untuk menutup bagian bawah dan satu untuk menutup bagian atas
tubuhnya. Tidak diperkenankan mengenakan pakaian selain 2 lembar kain
tersebut termasuk pakaian dalam. Tidak diperkenanan pula bagi laki-laki
mengenakan sepatu atau sandal yang menutupi mata kaki.

Sedangkan pakaian ihrom bagi kaum wanita adalah busana muslimah yang
menutupi aurat kecuali muka dan pergelangan tangan.

3. Bermalam (Mabit) di Muzdalifah.

Pada saat jamaah meninggalkan Arafah menuju Mina, maka wajib terlebih dahulu
bermalam di Muzdalifah. Waktu bermalam di Muzdalifah ini adalah malam
hingga sesaat sesudah sholat shubuh sebelum matahari terbit. Bagi wanita dan
orang-orang tua yang lemah diperbolehkan meninggalkan Muzdalifah sesudah
tengah malam.

4. Bermalam (Mabit) di Mina.

Pada saat sampai di Mina pada hari Nahar dan Tasyriq, maka diwajibkan bagi
jamaah untuk bermalam di Mina pada malam ke-11 dan 12 untuk yang
menginginkan 2 malam (Nafar Awwal), atau malam ke-11, 12 dan 13 untuk yang
menginginkan 3 hari (Nafar Tsani), yang merupakan keutamaan.

5. Melontar Jumroh.

Bagi jamaah haji diwajibkan melempar batu-batu kecil terhadap 3 tugu, yang
disebut :

1. Jumrotul Ula.
2. Jumrotul Wustho’.

7
3. Jumrotul Aqobah.

Melontar Jumroh ini ada 3 tahap untuk Nafar Awwal dan 4 tahap untuk Nafar
Tsani.

Tahap 1 :

Melempar Jumrotul Aqobah saja pada hari Nahar (tanggal 10) dengan 7 buah
batu satu persatu. Waktu yang paling baik adalah waktu Dhuha. Tidak mengapa
bila terpaksa hingga sore hari.

Tahap 2 :

Melempar Jumrotul Ula, dilanjutkan melempar Jumrotul Wustho, dan dilanjutkan


melempar Jumrotul Aqobah, secara beruntun, masing-masing 7 kali lemparan
pada hari Tasyriq (11 Dzulhijjah). Waktunya sesudah Dzuhur.

Tahap 3 :

Melempar seperti tahap 2 untuk hari Tasyriq (12 Dzulhijjah).

Tahap 4 :

Melempar seperti tahap 2 untuk hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

6. Menyembelih qurban bagi yang berhaji Tamattu’ dan haji Qiran.

7. Thawaf Wada’.

Thawaf Wada adalah thawaf yang dilakukan ketika jamaah haji atau umrah akan
meninggalkan kota Mekkah sesudah selesai melaksanakan ibadah haji dan
umrahnya. Thawaf ini tanpa disetai Sa’i.

E. Sunah Haji
a. Ifrad, yaitu mendahulukan haji terlebih dahulu baru mengerjakan umrah.

8
b. Membaca Talbiyah
c. Tawaf Qudum, yatiu tawaaf yuang dilakukan ketika awal datang di tanah
ihram, dikerjakan sebelum wukuf di Arafah.
d. Shalat sunat ihram 2 rakaat sesudah selesai wukuf, utamanya dikerjakan
dibelakang makam nabi Ibrahim.
e. Bermalam di Mina pada tanggal 10 Dzulhijjah
f. Thawaf wada ', yakni tawaf yang dikerjakan setelah selesai ibadah haji untuk
memberi selamat tinggal bagi mereka yang keluar Mekkah.
(Hasan, 2008:285)
F. Larangan-larangan saat melakukan Ibadah Haji
Jika seorang muslim melakukan ihram haji atau umrah maka haram atasnya
sebelas perkara sampai ia keluar dari ihramnya (tahallul) :

1. Mencabut rambut
2. Menggunting kuku
3. Memakai wangi-wangian
4. Membunuh binatang buruan (darat, adapun bina-tang laut maka dibolehkan)
5. Mengenakan pakaian berjahit (bagi laki-laki dan tidak mengapa bagi wanita)
6. Menutupi kepala atau wajah dengan sesuatu yang menempel (bagi laki-
laki),seperti peci, penutup kepala, surban, topi dan yang sejenisnya
7. Memakai tutup muka dan kaos tangan (bagi wanita)
8. Melangsungkan pernikahan
9. BersetubuhBercumbu (bermesraan) dengan syahwat
10. Mengeluarkan mani dengan onani atau bercumbu.
Orang Yang Melakukan Hal-hal Yang Dilarang Memiliki Tiga Keadaan:
1. Ia melakukannya tanpa udzur (alasan), maka ia berdosa dan wajib membayar
fidyah (tebusan)
2. Ia melakukannya untuk suatu keperluan, seperti memotong rambut karena
sakit. Perbuatannya ter-sebut dibolehkan, tetapi ia wajib membayar fidyah
3. Ia melakukannya dalam keadaan tidur, lupa, tidak tahu atau dipaksa. Dalam
keadaan seperti itu ia tidak berdosa dan tidak wajib membayar fidyah.

9
Orang yang melakukan pelanggaran itu boleh memilih salah satu
daripadanya:
1. Menyembelih kambing (untuk dibagikan kepada orang-orang fakir miskin dan
ia tidak boleh memakan sesuatu pun daripadanya)
2. Memberi makan enam orang miskin, masing-masing setengah sha' makanan.
(setengah sha' lebih kurang sama dengan 1,25 kg)
3. Berpuasa selama tiga hari.
(Syarifudin, 2003:67)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Shalat dan ibadah haji termasuk rukun Islam dan perintah Allah, yang
wajib kita laksanakan apabila kita mampu “Ibadah Haji”.
b. Dengan meksanakan ibadah haji kita bisa bertemu dengan umat islam
yang lain dari seluruh dunia.
c. Dengan melaksanakan ibadah haji kita akan dibalas dengan balasan surga
firdaus dan itu untuk haji yang mabrur

B. Saran
Haji menyengajak menuju ke ka’bah baitullah untuk menjalakan ibadah
(nusuk) yaitu ibadadah syari’ah yang terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain,
wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji
merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan
dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’.
Tata cara pelaksanaan haji harus sesuai dengan syarat, rukun, wajib dan
sunnat haji. Islam, Syarat haji diantaranya : Baligh, Berakal, Merdeka, Kekuasaan
(mampu}sedangkan Rukun Haji adalah : Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat
ihram dan haji, Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; Thawaf, Sa'i, Tahallul
dan Tertib atau berurutan.

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Syarifudin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqih. Edisi pertama. Jakarta:Prenada


Media
2. Hasan,Abdull Kholiq. 2008. Tafsir Ibadah. Yogyakarta:PT LKS Pelangi Aksara

12
13

Anda mungkin juga menyukai