Disusun Oleh:
Kelompok 5
Dosen Pengampu:
Syahrizal, M. Psi.
SEMESTER III
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt, telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Selanjutnya, sholawat berangkaikan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad
saw, yang telah memperjuangkan ajaran Islam hingga Islam tetap jaya sampai saat
ini.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas makalah dari mata kuliah
Psikologi Agama pada program studi Manajemen Pendidikan Islam di Institut
Agama Islam Daar Al Uluum.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan.Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis itu sendiri.
Penulis (Kelompok 5)
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................2
A. Pengertian Haji.................................................................................2
B. Pengertian Dampak Psikologi .........................................................3
C. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Haji...................................................4
A. Kesimpulan......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam realita saat ini selalu muncul doktrin-doktrin yang mengajarkan dan
memberi pemahaman bahwa ibadah haji hanya merupakan ibadah fisik dengan
melupakan segala aspek batiniyah yang didapat dalam prosesi ibadah haji. Yang
menjadi fokus hanyalah ibadah fisik, finansial yang banyak, dan cenderamata
sepulang dari tanah suci. Pemahaman seperti ini banyak terjadi di kalangan
masyarakat awam yang tidak memiliki pemahaman psikis mengenai ibadah haji.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Haji?
2. Apa Itu Dampak Psikologis?
3. Apa Saja Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Haji?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Haji.
2. Untuk Mengetahui Pengertian dari Dampak Psikologi
3. Untuk Mengetahui Apa saja Nilai Nilai Pendidikan Dalam Haji.
1
Elly Damaiwati, Kuketuk Pintu Rahmat-Mu Ya Allah. 2009. (Surakarta: Indiva Pustaka) , hlm. 7
2
Moh. Rifa’I, Fiqih. 1986. (Semarang: Wicaksono), hlm. 76
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Haji
Firman Allah tentang kewajiban haji bagi umat Islam terdapat dalam Q.S
Al-Baqarah 197
2
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah,
yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.
Ada beberapa rukun dalam ibadah haji yang harus dilaksanakan. Rukun-
rukun tersebut adalah sebagai berikut: 4
1. Ihram, yaitu berpakaian serba putih, bagi laki-laki hanya dua lembar
kain tanpa jahitan. Serta berniat ihram dan haji.
2. Wukuf, yaitu hadirnya seseorang yang ber-ihram untuk haji setelah
tergelincir matahari pada tanggal sembilan Dzulhijjah.
3. Thawaf, yaitu kegiatan mengitari ka’bah ketika baru sampai di tanah
haram.
4. Sa’I, yaitu lari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
5. Tahallul, yaitu menggunting rambut sedikitnya tiga helai untuk
kepntingan ihram.
6. Tertib.
4
Moh. Rifa’i, Fiqih. 1986. (Semarang: Wicaksono), hlm. 77
5
Alex Sobur, PsikologiUmum. 2013. (Bandung: Pustaka Setia), hlm. 33
3
psikolog hanya ingin mendeskripsikan apa yang dilakukan orang sebagian lainnya
ingin meramlkan apa yang akan dilakukan orang, yang lainnya lagi mengatakan
bahwa psikologi baru dikatakan sebgai ilmu bila sudah mampu mengendalikan
perilaku orang.
Dampak psikologis dari prosesi ibadah haji sangat besar. Dapat mengubah
perilaku seseorang bahkan hingga 180 derajat. Dari awalnya kurang baik menjadi
baik, yang tercela menjadi terpuji, dan sebagainya. Menjalani proses ibadah haji
berarti menjalani proses pelatihan psikis yang menguras tenaga dan emosi. Betapa
tidak? Kegiatan fisik dilakukan di daerah yang sangat panas, dengan suhu di atas 40
derajat celcius. Banyak antrean yang menguras emosi. Semua itu dapat melatih jiwa
seseorang yang kurang baik agar menjadi lebih baik.
6
Masganti Sit, Psikologi Agama, (Medan: Perdana Publishing, 2011), hlm. 150-153
4
Ketiga, Pasrah terhadap kehendak Allah. Ka’bah yang dikunjungi
mengandung pelajaran yang amat berharga dari segi kemanusiaan. Kisah Hijr
Ismail yang arti harfiahnya pangkuan Ismail merupakan pelajaran yang sangan
berharga dalam mengajarkan manusia arti kepasrahan terhadap perintan Allah. Di
Mekkah lah Ibrahim harus meninggalkan isterinya, Siti Hajar, yang sedang
mengandung Ismail. Hajar harus ditinggalkan Ibrahim di Mekkah karena dia tidak
ingin ribut dengan isterrinya yang lain, Siti Sarah. Seorang perempuan berkulit
hitam, miskin bahkan budak, rela ditinggal suaminya di Mekkah karena yakin
bahwa hal tersebut perintah Allah.
Kelima, ke’arifan dan pengenalan diri. di Arafah, padang yang luas lagi
gersang itu seluruh jamaah wuquf (berhenti) sampai terbenamnya matahari. Di
sanalah mereka seharusnya menemukan ma’rifat pengetahuan sejati tentang jati
dirinya, akhir perjalanan hidupnya, serta di sana pula ia menyadari langkah
langkahnya selama ini, sebagaimana ia menyadari pula betapa besar dan agungnya
Tuhan. Padang Arafah merupakan miniatur padang Mahsyar yang akan
mengantarkan jamaah haji pada kesadaran-kesadaran untuk menjadi ‘arif atau
sadar dan mengenal diri.
Keenam, keikhlasan. Para jamaah haji dari Arafah ke Mudzdalifah
mengumpulkan senjata menghadapi musuh utama yaitu setan, kemudian
melanjutkan perjalanan ke Mina dan di sanalah para jamaah haji melampiaskan
kebencian dan kemarahan mereka masing-masing terhadap musuh yang selama ini
menjadi penyebab segala kegetiran yang dialaminya. Mereka mengikuti jejak
Hajar yang melempar syetan-syetan yang membujuk manusia untuk ingkar kepada
perintah Allah.
5
Ketujuh, meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. dengan melihat dan
menyaksikan secara langsung tempat-tempat suci terutama ka’bah yang menjadi
kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia dalam melaksanakan shalat.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Haji adalah rukun islam yang ke-lima yang wajib dikerjakan oleh semua
umat islam apabila telah memenuhi segala syarat dan kewajiban haji. Ibadah haji
wajib sekali seumur hidup.
Dalam proses ibadah haji adalah ibadah yang di dalamnya penuh dengan
edukasi fisik dan psikis. Pelajaran fisik seperti perintah berjalan kaki, berlari,
bermalam di bawah langit, dan sebagainya. Adapun edukasi psikisnya di antaranya
adalah mengingat Allah, orientasi pada Allah, tujuan hidup pada Allah dan
sebagainya.
7
DAFTAR PUSTAKA