Anda di halaman 1dari 5

eks khutbah berikut ini berjudul " Khutbah Idul Adha: Hikayat Ibrahim dalam Haji dan Kurban".

Khutbah I
‫هّٰلِل‬
ِ‫ هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَرْ َكبِ ْيرًا َو ْال َح ْم" ُد ِ َكثِ ْي"رًا َو ُس"ب َْحانَ هللا‬.ُ‫ هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَر‬.ُ‫هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَر‬
‫ هللَا ُ َأ ْكبَ" ُر‬،ُ‫ الَِإلٰ هَ ِإاَّل هللاُ َوهللاُ َأ ْكبَ"ر‬،ُ‫اب َوحْ " َده‬
َ َ‫َص َر َع ْب َدهُ َوَأ َع َّز ُج ْن َدهُ َوهَزَ َم اَأْلحْ ز‬ َ ‫ق َو ْع َدهُ َون‬ َ ،ُ‫ اَل ِإ ٰلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َده‬،ً‫ص ْيال‬
َ ‫ص َد‬ ِ ‫بُ ْك َرةً َوَأ‬
‫هّٰلِل‬ ‫هّٰلِل‬
ِ "‫ص"حْ بِ ِه َوتَابِ ِع ْي" ِه َعلَى َم""رِّ ال َّز َم‬
،‫"ان‬ َ ‫ َو َعلَى ٰالِ" ِه َو‬، َ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد َولَ" ِد َع" ْدنَان‬ َّ ‫ َوال‬،‫ك ال َّديَّا ِن‬ ِ ِ‫لح ْم ُد ال َح ْم ُد ِ ْال َمل‬ َ ‫َو ِ ْا‬
ُ‫ َوَأ ْش"هَ ُد َأ َّن َس"يِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َعبْ" ُدهُ َو َر ُس"وْ لُه‬،‫َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ ْال ُمنَـ َّزهُ ع َِن ْال ِج ْس ِميَّ ِة َو ْال ِجهَ ِة َوال َّز َما ِن َو ْال َم َكا ِن‬
‫آن بِ ْس" ِم هللاِ ال"رَّحْ َم ِن‬ ِ ْ‫ ْالقَاِئ ِل فِي ِكتَابِ" ِه ْالقُ"ر‬،‫ان‬ ِ َّ‫"وى هللاِ ال َمن‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِسي بِتَ ْق‬ِ ْ‫ فَإنِّي ُأو‬،‫ ِعبَا َد الرَّحْ مٰ ِن‬،ُ‫ َأ َّما بَ ْعد‬، ُ‫الَّ ِذيْ َكانَ ُخلُقَهُ ْالقُرْ آن‬
‫ق هللاُ ال َع ِظي ُم‬ َ .ُ‫ك هُ َو اَأْل ْبتَر‬
َ ‫ص َد‬ َ ‫ ِإ َّن َشانَِئ‬. ْ‫ك َوا ْن َحر‬ َ َ‫ ف‬.‫ال َّر ِح ْي ْم ِإنَّا َأ ْعطَ ْينَاكَ ْال َكوْ ثَ َر‬
َ ِّ‫ص ِّل لِ َرب‬

Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Idul Adha yang dirayakan oleh umat Islam di
seluruh dunia pada setiap bulan Dzulhijjah merupakan hari raya yang sangat identik dengan dua
ibadah, yakni haji dan kurban. Dalam tuntunan agama Islam, ke dua ibadah ini memang hanya
bisa dilakukan pada bulan Dzulhijjah.

Hari raya Idul Adha, haji, dan kurban juga tak bisa dipisahkan dari kisah dan perjalanan
hidup Nabi Ibrahim beserta keluarga karena banyak peristiwa yang mewarnai kehidupannya
diabadikan dalam ritual ibadah haji dan kurban. Pada kesempatan khutbah kali ini, mari kita
menapak tilas dan menelusuri kembali kisah perjalanan dan perjuangan hidup yang dialami oleh
kakek moyang Nabi Muhammad saw ini yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan kurban.
Dengan mengenang kembali perjuangan Nabi Ibrahim, diharapkan kita mampu mengambil ibrah,
hikmah, dan nilai-nilai spiritual sebagai modal dalam menjalani kehidupan ini. Dengan
memahami sejarah ini, mudah-mudahan kita juga bisa termotivasi untuk bisa melaksanakan
ibadah haji dan kurban yang semua umat Islam pasti mengidam-idamkannya.

Kaum mulsimin dan muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Kita awali
kisah perjalanan dan perjuangan keluarga Nabi Ibrahim dan istrinya yang bernama Siti Hajar dari
saat Allah menganugerahi mereka seorang putra yang sudah diidam-idamkan sejak lama.
Kelahiran putra yang diberi nama Ismail ini diiringi dengan perintah dan cobaan dari Allah swt
untuk menempatkan Siti Hajar dan Ismail di daerah lembah yang tandus dan gersang. Kisah ini
diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 37:

ْٓ ‫ْ"و‬
‫ي اِلَ ْي ِه ْم‬ ِ َّ‫الص" ٰلوةَ فَاجْ َع"لْ اَ ْف ِٕـ َدةً ِّمنَ الن‬
ِ ‫اس تَه‬ َّ ‫ك ْال ُم َح" ر ۙ َِّم َربَّنَ"ا لِيُقِ ْي ُم"وا‬
َ "ِ‫ع ِع ْن" َد بَ ْيت‬ ِ ‫ت ِم ْن ُذ ِّريَّتِ ْي بِ" َوا ٍد َغي‬
ٍ ْ‫ْ"ر ِذيْ َزر‬ ُ ‫َربَّنَٓا اِنِّ ْٓي اَ ْس" َك ْن‬
َ‫ت لَ َعلَّهُ ْم يَ ْش ُكرُوْ ن‬
ِ ‫َوارْ ُز ْقهُ ْم ِّمنَ الثَّ َم ٰر‬

Artinya:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku


di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati.
Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan shalat. Maka,
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari
buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Saat tinggal di lembah itu, suatu hari Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa
menyusui Ismail. Ia pun mencari air ke sana-kemari sambil berlari-lari kecil antara bukit Shafa
dan Marwah sebanyak 7 kali. Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan menjadi salah satu
rukun haji, yakni Sa’i atau berlari-lari kecil antara kedua bukit tersebut. Di tengah kesusahan itu,
Allah menurunkan pertolongan melalui mata air yang muncul dari tanah, tepat di bawah kaki
Ismail, yang saat itu sedang menangis kehausan. Di tempat inilah keluar air penuh berkah yang
sampai saat ini bisa terus dinikmati oleh umat Islam seluruh dunia bernama air zamzam.
Cobaan keluarga Nabi Ibrahim tidak berhenti sampai di situ. Nabi berjuluk “Khalilullah”
(kekasih Allah) ini mendapatkan perintah dari Allah swt melalui mimpi untuk menyembelih
putra kesayangannya, Ismail. Perintah ini juga menjadi sebuah ujian keimanan dan ketakwaan
Nabi Ibrahim kepada Allah. Karena sebelumnya, ia pernah mengeluarkan janji bahwa Allah
menghendaki Ismail untuk dikurbankan, maka ia akan melakukannya. Perintah itu pun akhirnya
benar-benar datang kepada-Nya Awalnya, ketika bermimpi diperintahkan untuk menyembelih
Ismail, Ibrahim merasa ragu. Ia pun melakukan perenungan dan berfikir-fikir apakah ini benar-
benar perintah Allah. Peristiwa ini kemudian diabadaikan dengan nama Tarwiyah yakni hari
perenungan.

Setelah perenungan ini, kemudian hilanglah keragu-raguan itu. Karena Nabi Ibrahim
kembali bermimpi hal yang sama untuk menyembelih Ismail dan tahu jika itu adalah benar-benar
perintah Allah swt. Peristiwa ini yang kemudian diabadikan dengan nama hari Arafah yang
berarti ‘mengetahui’ di mana kita juga disunahkan berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Jamaah
Shalat Idul Adha rahimakumullah, Setelah Nabi Ibrahim tahu dan yakin perintah itu datang dari
Allah, maka ia pun menyampaikan dan berdiskusi dengan Ismail. Dialog bersejarah antara Ayah
dan anak ini pun diabadikan dalam Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 102:

ِ َ‫ك فَا ْنظُرْ َما َذا ت َٰر ۗى قَا َل ٰيٓاَب‬


‫ت ا ْف َعلْ َم""ا‬ َ ‫ي اِنِّ ْٓي اَ ٰرى فِى ْال َمن َِام اَنِّ ْٓي اَ ْذبَ ُح‬ َ َ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َم َعهُ ال َّس ْع َي ق‬
َّ َ‫ال ٰيبُن‬
ّ ٰ ‫تُْؤ َم ۖ ُر َستَ ِج ُدنِ ْٓي اِ ْن َش ۤا َء هّٰللا ُ ِمنَ ال‬
‫صبِ ِري َ"ْن‬
Artinya, “Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia
(Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.
Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang
diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang
sabar.” Akhirnya, hari itu pun datang ketika Ibrahim dengan keimanan dan ketakwaannya serta
Ismail dengan keyakinannya akan melaksanakan prosesi penyembelihan. Pada waktu itu, setan
juga terus membisikkan kepada Ibrahim, Ismail, dan juga Siti Hajar untuk tidak usah
menjalankan perintah Allah ini. Namun, keyakinan mereka tidak goyah sedikit pun. Untuk
mengusir setan yang mengganggu, Nabi Ibrahim pun melemparinya dengan batu yang kemudian
peristiwa ini diabadikan dalam ritual ibadah haji, yakni melempar jumrah. Ketika detik-detik
Ibrahim akan menyembelih Ismail, tiba-tiba Allah swt berfirman dan memerintahkan Ibrahim
berhenti tidak menyembelih Ismail. Firman ini termaktub dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat
107-110: َ‫ َك" ٰ"ذلِكَ نَجْ" ِزى ْال ُمحْ ِس"نِ ْين‬.‫ َوت ََر ْكنَا َعلَ ْي ِه فِى ااْل ٰ ِخ ِر ْينَ ۖ َس ٰل ٌم ع َٰلٓى اِب ْٰر ِه ْي َم‬.‫َظي ٍْم‬ ٍ ‫ َوفَ َد ْي ٰنهُ بِ ِذب‬Artinya: “Kami
ِ ‫ْح ع‬
menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar. Kami mengabadikan untuknya
(pujian) pada orang-orang yang datang kemudian, ‘Salam sejahtera atas Ibrahim. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan’.” Atas peristiwa ini
Malaikat Jibril yang membawakan hewan untuk disembelih sebagai pengganti Ismail pun
berseru “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Takbir ini disambut Ibrahim dengan
“Lailaha illahu Allahu Akbar” yang kemudian disambung oleh Ismail “Allahu Akbar Walillahil
Hamdu.’ Dari peristiwa epik inilah, umat Islam kemudian disyariatkan untuk menyembelih
hewan kurban di hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Peristiwa ini juga menegaskan bahwa
seseorang dilarang keras mengalirkan darah manusia. Jamaah shalat Idul Adha
rahimakumullah, Dari peristiwa bersejarah keluarga Nabi Ibrahim ini, kita bisa banyak
mengambil hikmah dan keteladanan. Dimulai dari keteladanan perjuangan hidup sampai dengan
keteguhan iman dan takwa dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-
larangan-Nya. Kisah-kisah Nabi Ibrahim, yang termaktub dalam Al-Qur’an dan terwujud dalam
bentuk ibadah seperti Sa’i, melempar jumrah, puasa tarwiyah dan Arafah, serta menyembelih
hewan kurban ini harus semakin meningkatkan keyakinan dan keteguhan kita dalam beribadah.
Karena memang tujuan dari diciptakannya kita ke dunia ini adalah untuk beribadah. Allah
َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬
berfirman: ‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫ َو َما َخلَ ْق‬Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS Ad Dzariyat: 56). Jamaah shalat Idul Adha
rahimakumullah, Dalam menjalankan ibadah haji dan kurban, kita membutuhkan keteguhan dan
keyakinan yang kuat karena harus rela mengeluarkan harta yang kita miliki. Jika tidak memiliki
niat yang kokoh, maka haji dan kurban pun akan sulit untuk dilakukan. Untuk berhaji, kita harus
berkorban menyiapkan puluhan juta rupiah guna membayar biaya perjalanan ke Tanah Suci.
Ditambah juga kesabaran tinggi karena harus rela antre bertahun-tahun karena banyaknya umat
Islam yang ingin menjalankan rukun Islam kelima ini. Untuk berkurban, kita juga harus
menyediakan anggaran jutaan rupiah untuk membeli hewan kurban dan kemudian dibagi-
bagikan kepada orang lain. Namun, ma’asyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul
Adha rahimakumullah, Kita tidak perlu khawatir. Harta dunia yang kita keluarkan untuk
berangkat ke Tanah Suci ini akan dibalas oleh Allah swt dengan kenikmatan kehidupan akhirat
di surga yang abadi. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

ُ‫ْس لَهُ َجزَ ا ٌء ِإاَّل ْال َجنَّة‬


َ ‫ْال َحجُّ ْال َم ْبرُو ُر لَي‬

Artinya: “Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga,”
(HR al-Bukhari).

Begitu juga dengan ibadah kurban, Rasulullah telah menegaskan dalam dari Siti Aisyah
yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah:

ْ ‫ارهَا َوَأ‬
‫ظاَل فِهَا َوَأ َّن ال " َّد َم لَيَقَ " ُع‬ ‫ْأ‬
ِ ‫اق ال َّد ِم ِإنَّهَا لَتَ تِي يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة بِقُرُونِهَا َوَأ ْش َع‬
ِ ‫َما َع ِم َل آ َد ِم ٌّي ِم ْن َع َم ٍل يَوْ َم النَّحْ ِر َأ َحبَّ ِإلَى هللاِ ِم ْن ِإ ْه َر‬
ِ ْ‫ِم ْن هللاِ بِ َم َكا ٍن قَب َْل َأ ْن يَقَ َع ِم ْن اَأْلر‬
‫ض فَ ِطيبُوا بِهَا نَ ْفسًا‬

Artinya: “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya
Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan
datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah
hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu
untuk melakukannya.”
‫‪Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Demikian khutbah Idul Adha yang‬‬
‫‪mengangkat tentang kisah inspiratif penuh perjuangan dari keluarga Nabi Ibrahim yang‬‬
‫‪diabadikan dalam ritual ibadah haji dan kurban. Semoga bisa menambah pengetahuan kita‬‬
‫‪sekaligus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dan semoga Allah swt‬‬
‫‪senantiasa menurunkan hidayah dan rezekinya kepada kita sehingga kita bisa menjalankan tugas‬‬
‫‪kita untuk beribadah khususnya mampu untuk melakukan ibadah haji dan berkurban. Amin.‬‬
‫الس" ِم ْي ُع‬
‫"و َّ‬‫"ر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَ"هُ َوِإنَّهُ هُ" َ‬
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوِإيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي" ِه ِم ْن آيَ" ِة َو ِذ ْك" ِ‬
‫"اركَ هللا ِلي َولَ ُك ْم فِى ْالقُ""رْ ِ‬
‫بَ" َ‬
‫َّحيْم‬‫هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَرُ‪ .‬هللَا ُ َأ ْكبَ ُر هللَا ُ َأ ْكبَ ُر ‪ Khutbah II‬ال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬وَأقُوْ ُل قَوْ لِي هَ َذا فَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم ِإنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫ِّين ُكلِّ ِه َولَ""وْ َك" ِ‬
‫"رهَ‬ ‫ُظ ِه " َرهُ َعلَى ال "د ِ‬‫ق لِي ْ‬
‫هللَا ُ َأ ْكبَ "رُ‪ .‬هللَا ُ َأ ْكبَ " ُر هللَا ُ َأ ْكبَ " ُر هللَا ُ َأ ْكبَ " ُر ْال َح ْم" ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأرْ َس " َل َر ُس "ولَهُ بِ ْالهُ "دَى َو ِدي ِن ْال َح" ِّ‬
‫أن ُم َح َّمدًا ع ْبدُه و َرسُولُه‪ .‬اَللَّهُ َّم َ‬
‫ص" ِّل َو َس"لِّ ْم َوبَ" ِ‬
‫"ار ْك َعلَى نَبِيِّنَ""ا ُم َح َّم ٍد‬ ‫أن ال إلَهَ إال هللاُ َوحْ َدهُ ال َش ِريكَ لَهُ‪ ،‬وأشه ُد َّ‬ ‫ْال ُم ْش ِر ُكونَ ‪َ .‬أ ْشهَ ُد ْ‬
‫ان ِإلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‪َ .‬أ َّما بَ ْع ُد‪ِ "،‬عبَا َد الرَّحْ مٰ ِن‪ ،‬فَإنِّي ُأوْ ِ‬
‫ص " ْي ُك ْم َونَ ْف ِس "ي بِتَ ْق" َوى هللاِ ْالقَاِئ ِل فِي ِكتَابِ" ِه‬ ‫َو َعلَى َألِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬
‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمونَ ‪َ .‬وا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بِ"َأ ْم ٍر بَ" َدَأ فِيْ" ِه بِنَ ْف ِس" ِه َوثَـنَّى بِ َمآل‬ ‫ْالقُرْ آ ِن يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬
‫ص ُّلوْ ا َعلَ ْي ِه َو َس "لِّ ُموْ ا ت َْس "لِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم ا ْغفِ""رْ لِ ْل ُم" ْؤ ِمنِ ْينَ‬
‫ص ُّلوْ نَ عَل َى النَّبِ ِّي يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬ ‫ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَهُ" يُ َ‬
‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَ""ادَكَ‬ ‫ت اللهُ َّم َأ ِع َّز ْاِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬ ‫ت اَالَحْ يآ ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك ِإلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ"" ْع َعنَّا ْالبَالَ َء‬
‫اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َءال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬ ‫ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن َ‬
‫َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬
‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا‬ ‫صةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلد ِ‬‫طنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬ ‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِتَ ِن َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَ َ‬
‫َو ْا َ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك""وْ ن ََّن ِمنَ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫"ر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ" َذ َّكرُوْ نَ‬ ‫ْأ‬
‫ْالخَا ِس ِر ْينَ ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْاِإل حْ َسا ِن َوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ ش"آ ِء َو ْال ُم ْن َك ِ‬
‫َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai