ِ ال ٰيٓاَب ِ
ت ا ْف َع ْل َ ُال ٰيبُيَنَّ ايِّن ْٓي اَٰرى ىِف الْ َمنَ ِام اَيِّن ْٓي اَ ْذحَب
َ َ َك فَانْظُْر َما َذا َت ٰر ۗى ق َ َالس ْع َي ق
َّ َُفلَ َّما َبلَ َغ َم َعه
الصرِب ِ يْ َن ِ ٰ ِ ِ ۖ
ّٰ َما ُتْؤ َم ُر َستَج ُديِن ْٓي ا ْن َشاۤءَ اللّهُ م َن
Artinya: Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia
(Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku
menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai
ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”
Profesor Quraish Shihab dalam kitab _Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian
َ [ اَ ْذ َب ُحsaya
Al-Qur’an, Volume 11, halaman 281_mengatakan term “[ ”اَ ٰرىsaya melihat] , ك
menyembelih mu] dan [ ُت""""ْؤ َم ۖ ُرdiperintahkan], dalam gramatika bahasa Arab
menggunakan bentuk fiil mudhari yang berarti menunjukkan masa kini dan akan
datang.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa apa yang Nabi Ibrahim lihat seakan-akan masih terlihat
hingga saat penyampaian itu. Sedangkan penggunaan bentuk tersebut untuk kata
“menyembelihmu” untuk mengisyaratkan bahwa perintah Allah yang dikandung mimpi
ini belum selesai dilaksanakan, tetapi hendaknya segera dilaksanakan. Karena itu pula
jawaban sang anak kata kerja masa kini juga, untuk mengisyaratkan bahwa Nabi Ismail
siap untuk melaksanakan perintah Allah yang sedang maupun yang akan ia terimanya.
[Profesor Quraish Shihab, _Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an,
Volume 11, [Ciputat, Penerbit Lentera Hati, 2017],halaman 281].
Makna Simbol Kurban
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ibadah kurban memiliki makna dan simbolisme yang mendalam dalam Islam. Dalam
melakukan kurban, umat Muslim menunjukkan ketaatan, keikhlasan, dan pengorbanan
diri kepada Allah. Kurban juga mengingatkan kita tentang nilai-nilai seperti
kesederhanaan, berbagi, dan kepedulian sosial. Selain itu, kurban mengajarkan kita
tentang arti penting memberikan yang terbaik dari yang kita miliki untuk kepentingan
umat manusia dan menghormati nilai-nilai kasih sayang dan belas kasihan. Ini
sebagaimana dikatakan oleh Syekh Wahbah az-Zuhaili, dalam Kitab Fiqh al-Islami wa
Adillatuhu, Jilid III, halaman 595;
ولتكف ري, وعلى بقاء اإلنسان من عام لعام, هو شكر اهلل على نعمه املتعددة:واحلكمة من تشريعها
وللتوسعة على أسرة املضحي وغريهم, أو نقص املأمورات, إما بارتكاب املخالفة:السيئات عنه
Artinya: “Hikmah disyariatkan kurban ialah sebagai upaya mensyukuri nikmat Allah
atas limpahan banyaknya nikmat, dan juga untuk rasa syukur manusia karena masih
dianugerahkan umur yang panjang sabn tahun, dan untuk melebur dosa dari orang yang
berkurban, ada kalanya dosa tersebut karena melaksanakan larangan Allah atau lalai
dalam melakukan ketaatan, serta bertujuan untuk melapangkan rezeki atas keluarga
orang yang berkurban dan selainnya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Selanjutnya ibadah kurban merupakan bentuk solidaritas sosial yang kuat terhadap
sesama umat manusia. Saat seseorang melaksanakan kurban, mereka tidak hanya
memikirkan kepentingan pribadi, tetapi juga berbagi dengan mereka yang kurang
beruntung. Hewan kurban yang disembelih akan dibagikan pada yang membutuhkan,
termasuk fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang terpinggirkan dalam
masyarakat. Melalui tindakan ini, ibadah kurban memperkuat ikatan sosial antara
sesama manusia dan membantu mengurangi kesenjangan sosial.
Selanjutnya, ibadah kurban mengajarkan nilai kebersamaan dan berbagi. Saat umat
Muslim melaksanakan ibadah kurban, mereka melakukan tindakan tersebut bersama-
sama sebagai komunitas. Ini menciptakan ikatan sosial yang erat dan memperkuat rasa
persaudaraan antara sesama Muslim. Tidak hanya itu, melalui pembagian daging
kurban kepada masyarakat yang membutuhkan, ibadah kurban juga mengajarkan
pentingnya berbagi dan membantu mereka yang kurang beruntung. Hal ini
mengingatkan kita untuk tidak egois dan memperhatikan kebutuhan orang lain di
sekitar kita, sehingga mampu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan adil.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di sisi lain, pelbagai nilai empati dan perhatian, bukan saja pada manusia, tetapi juga
hewan. Dalam Islam ditanamkan doktrin untuk menghormati hewan. Pasalnya, ada
adab yang harus dijaga dan diamalkan. Saat kita mengikuti ibadah kurban, kita harus
memahami bahwa hewan kurban tersebut adalah makhluk ciptaan Allah yang juga
memiliki hak-haknya. Islam mengajarkan bahwa hewan harus diperlakukan dengan
baik dan disembelih dengan cara yang humanis.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam tataran ini, melalui ibadah kurban, manusia belajar untuk memahami rasa sakit
dan penderitaan makhluk lain, sehingga dapat merasakan kebutuhan dan kepedulian
terhadap mereka. Ini mengembangkan sifat empati dalam diri kita dan mendorong kita
untuk berperilaku dengan bijaksana terhadap lingkungan dan makhluk di sekitar kita.
Simak hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari Abu Ya’la,
Rasulullah bersabda;
،َأح ِس نُوا ال ِّذبْ َح ِ ِ َ فَ ِإذَا َقَت ْلتُم ف،ِإ َّن اهلل َكتَب اِإْل حس ا َن علَى ُك ِّل َش ى ٍء
ْ َ َوِإذَا َذحَبْتُ ْم ف،ََأحس نُوا الْقْتلَ ة
ْ ْ ْ َ َْ َ َ
ِ
َُأح َد ُك ْم َش ْفَرتَهُ َولْرُيِ ْح َذبِْي َحتَه
َ َولْيُح َّد
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan atas segala sesuatu.
Apabila kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Apabila kalian menyembelih,
maka sembelihlah dengan baik dan hendaklah salah seorang di antara kalian
menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Terakhir, ibadah kurban memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Selain tujuan sosial
dan humanisnya, ibadah kurban juga bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah
dan meningkatkan ketakwaan. Ia mengingatkan kita tentang kewajiban kita untuk
memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki sebagai ungkapan syukur atas
nikmat-nikmat Allah yang melimpah.
Dalam kurban, kita mengorbankan sesuatu yang berharga bagi kita sebagai bentuk
pengabdian dan ketaatan kita pada Allah. Dengan melakukan ibadah kurban dengan
niat yang tulus dan ikhlas, kita memperoleh pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Saw dalam sabda;
َّ َو َن َف َعيِن ْ َواِيَا ُك ْم مِب َا فِْي ِه ِم َن الصَّاَل ِة َو، ِبَ َار َك اهللُ يِل ْ َولَ ُك ْم يِف ْ َه َذا الَْي ْوِم الْ َك ِرمْي
الص َدقَِة َوتِاَل َو ِة الْ ُق ْراَ ِن
َأس َت ْغ ِف ُر ِ ِ ِ وَت َقبَّل ِميِّن و ِمْن ُكم مَجِ ي ع،ات
ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ ِ اع
ْ َأُق ْو ُل َق ْويِل ْ َه َذا َو،َأع َمالنَ ا ِإنَّهُ ُه َو احْلَكْي ُم الْ َعلْي ُم
ِ
َ ََّومَج ْي ِع الط
ِ
الر ِحْي ُمَّ انَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر،ُاسَت ْغ ِف ُر ْوه
ْ َ ف،اهللَ يِل ْ َولَ ُك ْم
KHUTBAH II
ص اَل ًة َداِئ َم ةً ِ ِ ِ اللهم ص ِّل وس لِّم علَى س يِّ ِدنَا حُم َّم ٍد وع ِ ِ
َأص َحابِه َو َم ْن َك ا َن هَلُ ْم م َن التَّابِعنْي َ َ ،
لى َأل ه َو ْ
َ ََ َ َ ََ ْ َ َ
ات و ِ بِ َدو ِام َّ ِ
اَأْلرضنْي َ
الس َم َو َ ْ َ
ش َما ظَ َهَر ِمْن َها َو َم ا بَطَ َنَ .و َح افِظُْوا ِ ِِ ِ
ََّأما َب ْع ُدَ :فيَا َأيُّ َها احْلَاض ُر ْو َن َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاته َو َذ ُر ْوا الْ َف َواح َ
اتَ .و ْاعلَ ُم ْوا َّ ات والْو ِاجب ِ ِ ض و ِر اجْل مع ِة واجْل ماع ِة و َّ ِ ِ علَى الطَّ ِ
َأن اهللَ الص ْوم َومَج ْي ِع الْ َم ْأ ُم ْو َر َ َ َ اع ة َو ُح ُ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ
ِئ ِ ِِ مِب ِئ ِ ِِ
ََأمَر ُك ْم بِ َْأم ٍر بَ َدَأ بَِن ْفسهَ .و َثىَن َاَل َكة الْ ُم َس بِّ َحة بِ ُق ْدس هِِ .إ َّن اللَّهَ َو َمال َكتَ هُ يُ َ
ص لُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ يَا َأيُّ َه ا
صلُّوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيماً
ين َآمنُوا َ
َّ ِ
الذ َ
ت َعلَى َسيِّ ِدنَا اِْبَر ِاهْي َم َو َعلَى َِأل َسيِّ ِدنَا صلَّْي َ
ٍ ِ ِ ٍ ِ
ص ِّل َعلَى َسيِّدنَا حُمَ َّمد َو َعلَى َأل َسيِّدنَا حُمَ َّمد َك َما َ اللهم َ
ت َعلَى َس يِّ ِدنَا اِْب َر ِاهْي َم َو َعلَى َِأل ٍ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ
ا ْب َراهْي َم َوبَا ِر ْك َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّمد َو َعلَى َأل َس يِّدنَا حُمَ َّمد َك َم ا بَ َار ْك َ
َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد. ِ ِ ِ ِ
العالَ ِمنْي َ ان َ
َسيِّدنَا ا ْبَراهْي َم يِف ْ َ
ات .اللهم ْادفَ ْع َعنَّا ات اََأْلحي ِاء ِمْنهم ِواَأْلم و ِ ات والْم ْؤ ِمنِ والْمْؤ ِمنَ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ
َْ ُ ْ ْ َ اللهم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْس لمنْي َ َوالْ ُم ْس ل َم َ ُ نْي َ َ ُ
الش َداِئ َد َوالْ ِم َح َنَ ،م ا ظَ َه َرف الْ ُم ْختَلِ َف ةَ َو َّ
الس ُي ْو َ
الْبَاَل ءَ َوالْغَاَل ءَ َوالْ َوبَاءَ َوالْ َف ْح َش اءَ َوالْ ُمْن َك َر َوالَْب ْغ َي َو ُّ
َّك َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْيٌر ِ ِ ِ ِ
اصةً َو ِم ْن بُْل َد ِان الْ ُم ْسل ِمنْي َ َع َامةً ،ان َ مْن َها َو َما بَطَ َن ،م ْن َبلَدنَا َه َذا َخ َ
ِ
ان َواِْيتَ ِاء ِذ ْي الْ ُق ْرىَب َو َيْن َهى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوالْ ُمْن َك ِر
اهلل ،اِ َّن اهلل ي ْأمر ُكم بِالْع ْد ِل وااْلِ حس ِ
َ َ ُُ ْ َ َ ْ َ
ِعب اد ِ
َ َ
َوالَْب ْغ ِي ،يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن.
فَاذْ ُكروا اهلل الْع ِظيم ي ْذ ُكر ُكم ولَ ِذ ْكر ِ
اهلل َأ ْكَب ُر ُْ َ َ َْ َ ُ ْ َ ُ