Anda di halaman 1dari 60

TITRASI REDUKSI OKSIDASI

(REDOKS)

Pada awalnya, pengertian oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan oksigen.


Oksidasi adalah pengikatan oksigen oleh suatu zat.
Reduksi adalah pelepasan atau pengurangan oksigen dari suatu zat.

1. OKSIDASI
Beberapa contoh oksidasi:
1. Perkaratan logam, misalnya besi.
4Fe

(s)

+ 3O2

(g)

2Fe2O3 (s)

2. Pembakaran gas alam (CH4).


CH4 (g) + 2O2 (g) CO2 (g) + 2H2O

Sumber oksigen
pada reaksi oksidasi
disebut
Oksidator.

(g)

3. Oksidasi glukosa dalam tubuh.


C6H12O6 (aq) + 6O2 (g) 6CO2 (g) + 6H2O

(l)

2. REDUKSI
Reduksi banyak dilakukan pada pengolahan bijih logam.
Contoh:
1. Reduksi bijih besi (hematit) dengan karbon monooksida.
Zat yang
Fe2O3 (s) + 3CO (g) 2Fe (s) + 3CO2 (g)
menarik oksigen
2. Reduksi kromium(III) oksida oleh aluminium.
pada reaksi reduksi
Cr2O3 (s) + 2Al (s) Al2O3 (s) + 2Cr (s)
disebut
3. Reduksi tembaga(II) oksida oleh gas hidrogen.
CuO (s) + H2 (g) Cu (s) + H2O (g)

Reduktor.

PERTANYAAN
Pada contoh di atas, reduktor yang digunakan adalah, , dan
Reaksi apakah yang terjadi pada reduktor?

Oksidasi dan reduksi tidak harus melibatkan oksigen, contohnya pada reaksi
kalsium dengan belerang (reaksi 1):
..
..
2+
Ca: + . S : Ca + : S :
2e

2-

CaS

..

Bandingkan dengan reaksi kalsium dengan oksigen (reaksi 2) berikut, yang tergolon
reaksi oksidasi berdasarkan konsep terdahulu:
..
..
2+
Ca: + . O : Ca + : O :
2e

2-

CaO

..

Menurut konsep redoks terdahulu, reaksi 1 tidak termasuk oksidasi padahal dalam
reaksi itu kalsium sama-sama melepas 2 elektron.
Oksidasi adalah pelepasan elektron.
Karena itu definisi redoks kemudian diperluas,
Reduksi adalah penyerapan elektron.
dikaitkan dengan serah-terima elektron.

Pelepasan dan penerimaan elektron terjadi secara simultan,


simultan artinya jika
suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menyerapnya. Hal ini
berarti bahwa setiap oksidasi disertai reduksi.
reduksi
Contoh:
2e
Ca
reduktor

oksidator

Ca2+
hasil oksidasi

S2-

hasil reduksi

OKSIDASI
REDUKS
I

Reduktor = melepaskan elektron


(Mengalami OKSIDASI)

Oksidator = menarik elektron


(Mengalami REDUKSI)

Dalam berbagai reaksi reaksi redoks yang melibatkan spesi yang kompleks,
kadang-kadang tidak mudah menentukan atom mana yang melepas dan atom
mana yang menyerap elekton. Hal ini dapat diatasi dengan mengaitkan
pengertian oksidasi dan reduksi dengan perubahan bilangan oksidasi.
Pelepasan elektron (OKSIDASI) menyebabkan kenaikan bilangan
oksidasi, sedangkan penyerapan elektron (REDUKSI) menurunkan
bilangan oksidasi.

1. PENGERTIAN BILANGAN OKSIDASI


Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu senyawa adalah muatan yang
diemban oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan
kepada unsur yang lebih elektronegatif.

Contoh soal:
1. Berapakah bilangan oksidasi Na
dan Cl dalam NaCl?
Jawab:

..

Rumus Lewis NaCl


..
Na[
Cl
]
..
Na melepas 1 elektron kepada
Cl, jadi bilangan oksidasi Na =
+1 sedangkan Cl = - 1

2. Berapakah bilangan oksidasi H


dan O dalam H2O?
Jawab:
Rumus Lewis H2O
HX

.
X

..
O .
.
.

Oleh karena O lebih


elektronegatif daripada H maka
elektron ikatan didistribusikan
pada atom O. Jadi bilangan
oksidasi O = - 2, sedangkan H
masing-masing = + 1.

2. ATURAN MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI


Dengan mempertimbangkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan suatu aturan
untuk menentukan bilangan oksidasi sebagai berikut:
1. Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0.
2. Fluorin, unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan 1 elektron,
mempunyai bilangan oksidasi 1 pada semua senyawaannya.
3. Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif. Bilangan oksidasi
beberapa unsur logam sbb:
Golongan IA (Logam alkali: Li, Na, K, Rb, Cs) = + 1
Golongan IIA ( alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = + 2
Al = + 3

Fe = + 2 dan + 3

Zn = + 2

Hg = + 1 dan + 2

Ag = + 1

Cu = + 1 dan + 2

Sn = + 2 dan + 4

Au = + 1 dan + 3

Pb = + 2 dan + 4

Pt = + 2 dan + 4

4. Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengan
muatannya.
muatannya
Contoh: bilangan oksidasi Fe dalam Fe

3+

= + 3.

5. Bilangan oksidasi H umumnya = + 1,


1 kecuali dalam senyawanya dengan
logam = - 1.
Contoh: bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, NH3 = + 1.
1
bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = - 1.
1
6. Bilangan oksidasi O umumnya = - 2.
2
Contoh: bilangan oksidasi O dalam H2O, MgO = - 2.

Kecuali:

a. dalam F2O, bilangan oksidasi O = + 2.


b. dalam peroksida, seperti H2O2, bilangan oksidasi O = - 1.
c. dalam superoksida, seperti KO2, bilangan oksidasi O = - .
7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0.
Contoh: dalam H2SO4 = (2 X b.o H) + (b.o S) + (4 X b.o O) = 0.
8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom = muatannya.
Contoh : dalam S2O32- : (2x b.o S) + (3 x b.o O) = - 2

LATIHAN SOAL
Tentukan bilangan oksidasi dari unsur
unsur berikut :
1. S dalam senyawa HSO42. Mn dalam senyawa KMnO4
3. Cr dalam senyawa Cr2O72-

10

PEMBAHASAN
1. S dalam senyawa HSO4BO H + BO S + 4 . BO O = -1
1 + BO S + 4 . ( -2 ) = -1
BO S 7 = -1
BO S = +6
2. Mn dalam senyawa KMnO4

3. Cr dalam senyawa Cr2O722 . BO Cr + 7 . BO O = -2


2 . BO Cr + 7 . ( -2 ) = -2
2 . BO Cr 14 = -2
2 . BO Cr = +12
Cr = +6

BO K + BO Mn + 4 . BO O = 0
1 + BO Mn + 4 . ( -2 ) = 0
BO Mn 7 = 0
BO Mn = +7

11

Contoh soal:
Tentukan reduktor, oksidator, hasil oksidasi, dan hasil reduksi pada reaksi
redoks:
a. Mg (s) + 2HCl

(aq)

b. Cu (s) + 2H2SO4
c. Cl2

(g)

+ 2OH

MgCl2

(aq)

(aq)

(aq)

CuSO4

+ H2

(aq)

Cl- (aq) + ClO

(g)

+ SO2
-

(aq)

(g)

+ 2H2O (l)

+ H2O (l)

Jawab:
a.

+1 - 1

Mg

(s)

+ 2HCl

2+ - 1

(aq)

MgCl2

OKSIDA
SI
REDUKSI

(aq)

+ H2 (g)
Reduktor: Mg
MgCl2

Hasil oksidasi:

Oksidator: HCl

Hasil reduksi: H2

b.

+1 +6 -2

+2+6-2

+4 -2

Cu (s) + 2H2SO4 (aq) CuSO4 (aq) + SO2 (g) + 2H2O


(l)
Reduktor: Cu
oksidasi: CuSO4

OKSIDA
SI
REDUKSI

c.

+1 -2

-1

Oksidator: H2SO4

Hasil
Hasil reduksi: SO2

+1

Cl2 (g) + 2OH- (aq) Cl- (aq) + ClO- (aq) + H2O (l)
Reduktor & Oksidator : Cl2
OKSIDA
SI

Hasil oksidasi: Cl-

Hasil reduksi: ClO-

REDUKSI

Reaksi redoks di mana oksidator dan reduktornya merupakan zat yang


sama disebut reaksi autoredoks.

PENYETARAN REAKSI REDOKS


Dalam menyetarakan reaksi redoks
JUMLAH ATOM dan MUATAN
harus sama

Metode Reaksi
Langkah-langkah:
1. Tuliskan reaksi reduksi / reaksi oksidasi
2. Samakan jumlah atom-atom yang berubah biloksnya.
3. Samakan Jumlah O dan H dengan cara:

a. Suasana Asam
* Samakan O dengan menambahkan H2O
* Samakan jumlah H dengan Menambah H+

b. Suasana Basa
* Samakan O dengan menambah OH- sebanyak 2 x
kekurangannya.
* Samakan H dengan menambahkan H2O
4. Samakan muatannya dengan menambahkan elektron ( e- )

Setarakan reaksi (keadaan asam):


MnO4-

+7

Fe2+

Mn2+

+2

+2

Red,

MnO4-

Oks,

Fe2+

Red,

MnO4- +

Oks,

5 Fe2+
MnO4-

+ 8 H+ +

5e-

8 H+ + 5 e -

+ 5 Fe2+ + 8 H+

Fe3+
+3

Mn2+

+ 4 H2O

Fe+3

x1
x5

Mn2+ + 4 H2O
5 Fe+3 + 5 e Mn2+ + 5 Fe3+

+ 4 H2O

Setarakan reaksi (keadaan basa):


MnO4-

+7

Fe2+

MnO2

+2

+4

Red,

MnO4- + 2 H2O +

Oks,

Fe2+

3e-

Red,

MnO4- + 2 H2O + 3 e -

Oks,

3 Fe2+

MnO4-

+ 3 Fe2+ + 2 H2O

Fe3+
+3

MnO2
Fe+3

+ 4 OH+e

x1
x3

MnO2+ + 4 OH3 Fe+3 + 3 e MnO2 + 3 Fe3+ + 4 OH-

Latihan :
Setarakan persamaan reaksi dibawah ini dgn
menggunakan metode reaksi :
Sn + HNO3 SnO2 + NO2 + H2O (suasana asam)
Al + NO3- AlO2- + NH3 ( suasana basa )

Metode Bilangan Oksidasi


1. Tentukan reaksi yang reduksi dan reaksi
oksidasi

yang

2. Samakan atom-atom yang berubah biloksnya.


3. Tentukan perubahan biloksnya (dikalikan dengan
jumlah atomnya)
4. Gunakan perubahan biloksnya sebagai koefisien
dengan cara menyilangkan.
5. Setarakan muatanya, dalam suasana basa dengan
OH-, dalam asam dengan H+
(sekaligus
menyamakan H dan O )

Setarakan reaksi (suasana asam) :


MnO4+7

Fe2+

Mn2+

+2

+2

Fe3+
+3

Biloks turun 5
Biloks naik 1

MnO4- + 5 Fe2+ + 8 H+

Mn2+ + 5Fe3+ + 4 H2O

Latihan :
Setarakan persamaan reaksi dibawah ini dgn
menggunakan metode biloks:
Sn + HNO3 SnO2 + NO2 + H2O (suasana asam)
Al + NO3- AlO2- + NH3 ( suasana basa )

Sample Problem
Recognizing Oxidizing and Reducing Agents
4.7
PROBLEM: Identify the oxidizing agent and reducing agent in each of the
following:
(a) 2Al(s) + 3H2SO4(aq)
(b) PbO(s) + CO(g)
PLAN:

Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
Pb(s) + CO2(g)

(c) 2H2(g) + O2(g)


2H2O(g)
Assign an O.N. to each atom and determine which gained and which
lost electrons in going from reactants to products. An increase in O.N.
is associated with the oxidized species (the reducing agent) and a
decrease in O.N. is associated with the reduced species (oxidizing
agent).

SOLUTION:

+1 +6 -2

(a) 2Al(s) + 3H2SO4(aq)

+3+6-2

Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)

The O.N. of Al increases; it is oxidized; it is the reducing agent.


The O.N. of H decreases; it is reduced; it is the oxidizing agent.

Sample Problem
4.7

(continued)

+2-2

+2-2

(b) PbO(s) + CO(g)

+4-2

Pb(s) + CO2(g)

The O.N. of C increases; it is oxidized; it is the reducing agent.


The O.N. of Pb decreases; it is reduced; it is the oxidizing agent.
0

(c) 2H2(g) + O2(g)

+1 -2

2H2O(g)

The O.N. of H increases; it is oxidized; it is the reducing agent.


The O.N. of O decreases; it is reduced; it is the oxidizing agent.

Sample Problem
4.8

Balancing Redox Equations by the Oxidation


Number Method

PROBLEM: Use the oxidation number method to balance the following


equations:
(a) Cu(s) + HNO3(aq)
(b) PbS(s) + O2(g)
SOLUTION:

+1 +5 -2

(a) Cu(s) + HNO3(aq)

Cu(NO3)2(aq) + NO2(g) + H2O(l)


PbO(s) + SO2(g)
+2 +5-2

+4-2

+1 -2

Cu(NO3)2(aq) + NO2(g) + H2O(l)

O.N. of Cu increases (it loses 2e-); it is oxidized and is the reducing agent.
O.N. of N decreases (it gains 1e-); it is reduced and is the oxidizing agent.
loses 2eCu(s) + HNO3(aq)

balance other ions


Cu(NO3)2(aq) + NO2(g) + H2O(l)
gains 1e- x2 to balance e-

balance unchanged polyatomic ions

Sample Problem
4.8

(continued)

Cu(s) + 2HNO3(aq)

Cu(NO3)2(aq) +

2NO2(g) +

H2O(l)

Cu(s) + 4HNO3(aq)

Cu(NO3)2(aq) +

2NO2(g) +

H2O(l)

Cu(s) + 4HNO3(aq)

Cu(NO3)2(aq) +

2NO2(g) +

2H2O(l)

+2-2

+2-2

(b) PbS(s) + O2(g)

+4-2

PbO(s) + SO2(g)

loses 6ePbS(s) +3/2 O2(g)

PbO(s) +

SO2(g)

gains 2e- per O; need 3/2 O2 to


23O
Multiply by 2make
to give
whole number coefficients.

2PbS(s) + 3O2(g)

2PbO(s) +

2SO2(g)

Elemental Substances in Redox Reactions


Three types of reactions:
(1) Combination reactions: X + Y
(2) Decomposition reactions: Z
(3) Displacement reactions: X + YZ

Z
X + Y
XZ + Y

Combining elements to form an ionic compound

Figure 4.14

Decomposing a compound to its elements

Figure 4.15

Displacing one metal with another

Figure 4.18

TITRASI REDOKS
Reaksi redoks secara luas digunakan dalam
analisa titrimetrik dari zat-zat anorganik
maupun organik.
Titrasi
reduksi
oksidasi
adalah
titrasi
penentuan suatu oksidator oleh reduktor
atau sebaliknya.
Reaksinya merupakan reaksi serah terima
elektron, yaitu elektron diberikan oleh
pereduksi (proses oksidasi) dan diterima oleh
pengoksidasi (proses reduksi).

Penentuan Kadar Vit C (Asam askorbat)

Penentuan kadar sulfit dalam minuman anggur

Penentuan kadar alkohol dalam minuman

SYARAT TITRASI REDOKS


Agar dapat digunakan sebagai dasar titrasi, maka
reaksi redoks harus memenuhi persyaratan umum
sebagai berikut :
Reaksi harus cepat dan sempurna.
Reaksi berlangsung secara stiokiometrik, yaitu
terdapat kesetaraan yang pasti antara oksidator
dan reduktor.
Titik akhir harus dapat dideteksi, misalnya
dengan bantuan indikator redoks atau secara
potentiometrik

Pengertian Bobot Ekivalen


Bobot ekivalen suatu zat pada titrasi redoks adalah
bobot dalam gram dari suatu zat yang diperlukan untuk
memberikan atau bereaksi dengan 1 mol elektron.
Contoh :
2KMnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5 O2
BE KMnO4 = 1/5 mol
Dengan rincian reaksi :
MnO4- Mn2+
MnO4- + 8H+ + 5 e- Mn2+ + 4H2O
BE KMnO4 = 1/5 mol

Berapa BE MnO4- pada reaksi:


MnO4- MnO2
Pada MnO2 bilangan oksidasi O = -4,
sehingga bilangan oksidasi dari Mn = +4.
jadi dari Mn 7+ menjadi Mn +4 diperlukan
3 e.
BE MnO4- = 1/3 mol

Latihan
Tentukan BE pada reaksi:
a. IO3- I2
b. I2 Ic. S2O32- S4O62d. Cr2O72- Cr3+
e. ClO3- Cl-

JENIS TITRASI REDOKS


OKSIDIMETRI
REDUKSIMETRI
Metode titrasi redoks
Metode titrasi redoks
dengan larutan baku yang
dengan larutan baku
bersifat sebagai oksidator.
yang bersifat sebagai
reduktor.
Titrasi yang paling umum
digunakan adalah :
Titrasi yang paling
Permanganometri
umum digunakan
(KMnO4)
adalah Iodometri
(I2)
Dikrometri (K2Cr2O7)
Iodimetri (I2)

PERMANGANOMETRI
Permanganometri adalah penetapan
kadar zat berdasar atas reaksi oksidasi
reduksi dengan KMnO4 mengalami
reduksi.
Dalam suasana asam reaksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O
Dengan
demikian
berat
ekivalennya
seperlima dari berat molekulnya.

PERMANGANOMETRI
Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara
langsung atas apa yang dapat dioksidasi
seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang
dapat larut dan sebagainya.
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat
dititrasi
secara
tidak
langsung
dengan
permanganometri seperti:
Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (II) yang
dapat diendapkan sebagai oksalat.
Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan
sebagai garam khromat.

DIKHROMETRI
Larutan baku yang digunakan adalah
larutan K2Cr2O7. Sepanjang titrasi dalam
suasana
asam
K2Cr2O7
mengalami
reduksi.
Cr2O72- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O

IODIMETRI
Iodimetri, larutan yang digunakan adalah I2
dimana pada titrasi mengalami reduksi.
I2 + 2e- 2IEo = + 0,535 volt
Iodimetri merupakan titrasi langsung dengan
baku iodium terhadap senyawa dengan
potensial oksidasi yang lebih rendah.

IODIMETRI
Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod (iodimetri),
digunakan suatu larutan iodium dalam kalium iodida dan
karena itu spesi reaktifnya adalah ion triiodida (I 3).
Untuk tepatnya semua persamaan yang melibatkan reaksireaksi iodium seharusnya ditulis dengan I3 dan bukan
I2 ,misal :

I3 + 2S2O32 3I + SO62
Reaksi diatas lebih akurat dari pada :
I2 + 2S2O32 2I+SO62
Namun demi kesederhanaan untuk selanjutnya penulisan
larutan iodium dengan menggunakan I2 bukan dengan I3.

IODOMETRI PADA REDUKSIMETRI


Pada iodometri larutan baku yang digunakan
adalah larutan Natrium tiosulfat yang pada
titrasinya mengalami oksidasi.
2S2O32- S4O62- + 2e Iodida merupakan oksidator yang relatif
lemah.
Oksidasi potensial sistem iodium iodida ini
dapat dituliskan sebagai reaksi berikut ini :
I2 + 2e- 2 I- Eo = + 0,535 volt

IODOMETRI PADA REDUKSIMETRI


Pada Iodometri, sampel yang bersifat oksidator
direduksi dengan kalium iodida berlebih dan akan
menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi
dengan larutan baku tiosulfat.
Prinsip penetapannya yaitu bila zat uji (oksidator)
mula-mula direaksikan dengan ion iodida berlebih,
kemudian iodium yang terjadi dititrasi dengan
larutan tiosulfat.
Reaksinya : oksidator + KI I2
I2 + 2 Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

Fact File 1: Introduction to iodometric and


iodimetric titrations
Third: Iodometric titration
2 Cu

2+

4I-

2CuI +

I2

Analyte of unknown
concentration

I2

2S2O32-

2I-

S4O62-

Titrant
-standrard solutions: sodium thiosulfate
-known concentration

Common Titrant for Oxidation Reactions


Iodine (Solution of I2 + I-)
I3- is actual species used in titrations with iodine

K = 7 x 102

Either starch of Sodium Thiosulfate (Na2S2O3) are used


as indicator

I3-

I3- + S2O32-

Before
endpoint

I3- + Starch

Before
endpoint

At
endpoint

INDIKATOR TITRASI REDOKS


Inok + ne Inred
Daerah perubahan warna dari suatu
indikator redoks dua warna berada pada
daerah potensial tertentu.

INDIKATOR TITRASI REDOKS


Inok + ne Inred
Daerah perubahan warna dari suatu
indikator redoks dua warna berada pada
daerah potensial tertentu.
Indikator harus mempunyai potensial
standard (E0) harga E0 dari oksidator
dan reduktor.

A redox titration

Figure 4.13

Sample Problem
4.9
PROBLEM:

Finding an Unknown Concentration by a


Redox Titration

Calcium ion (Ca2+) is required for blood to clot and for many other
cell processes. An abnormal Ca2+ concentration is indicative of
disease. To measure the Ca2+ concentration, 1.00 mL of human
blood was treated with Na2C2O4 solution. The resulting CaC2O4
precipitate was filtered and dissolved in dilute H2SO4. This solution

required 2.05 mL of 4.88 x 10-4M KMnO4 to reach the end-point.


The unbalanced equation is
KMnO4(aq) + CaC2O4(s) + H2SO4(aq)
MnSO4(aq) + K2SO4(aq) + CaSO4(s) + CO2(g) + H2O(l)
(a) Calculate the amount (in moles) of Ca2+.
(b) Calculate the amount (in moles) of Ca2+ ion concentration
expressed in units of mg Ca2+/100 mL blood.
PLAN:

volume of KMnO4 soln


multiply by M
mol of KMnO4

mol of Ca2+
ratio of elements in formula
mol of CaC2O4

molar ratio

Sample Problem
4.9

(continued)

SOLUTION:
2.05 mL soln x

103
mL
1.00 x 10-6 mol KMnO4
x
2.50 x 10

-6

4.88 x 10-4 mol KMnO4

= 1.00 x 10-6 mol KMnO4

L
5 mol CaC2O4
2 mol KMnO4

mol CaC2O4 x

= 2.50 x 10-6 mol CaC2O4

1 mol Ca2+

= 2.50 x 10-6 mol Ca2+

1 mol CaC2O4

2.50 x 10-6 mol Ca2+


1mL blood

-4
2+
2.50
x
10
mol
Ca
x 100 =
100 mL blood

2.50 x 10-4 mol Ca2+ x


100 mL blood

40.08 g Ca2+
mol Ca2+

mg
10-3g

= 10.0 mg Ca2+/100 mL blood

SOLUTION

Latihan
Larutan KMnO4 distandardisasi dengan larutan
standar Na2C2O4, Bila 282 mg Na-oksalat
membutuhkan 35,87 mL KMnO4 pada TE,
hitung berapa Normalitas KMnO4?

Latihan
Larutan KMnO4 (a) dipakai utk menentukan
Mn2+Hitung % Mn dalam sampel mineral, bila
487,4 mg sampel membutuhkan 45,73 mL
larutan KMnO4 pd TE!

Anda mungkin juga menyukai