Anda di halaman 1dari 54

Titrasi redoks

DASAR : Titrasi untuk senyawa yang


dapat melakukan reaksi redoks

TITRASI REDOKS
Dasar RX : reaksi oksidasi-reduksi
Ox + ne-

red

0,0591
red
EE
log
n
ox
o

0,0591
ox
EE
log
n
red
o

Oksidasi :

Reduksi :

red1

ox1 + n1e

ox2 + n2e

red2

n1 E1 n2 E 2 n1 E1 n 2 E

ox1
0,0591
E1 E1
log
n1
red 1
o

E2 E2

ox 2
0,0591

log
n2
red 2

ox1 ox 2
0,0591 log
x
red 1 red 2

Potensial Reduksi

Deret Volta
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Fe
Co Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au

Jenis titrasi redoks :


Iodometri dan iodimetri
Permanganometri
Bikromatometri
Bromatometri

IODOMETRI TDK LANGSUNG


REAKSI:
1. analat + KI

I2

oksidator

2. I2 + 2 S2O3-2
b.o.S=2

Dititrasi dgn
tiosulfat

S2O3-2

S4O6-2 + 2 Ib.o S=2,5

pbo total = 2x0.5

1 mol S2O3-2 = 1 grek

Perhitungan:
* analat + KI
I2
Grek analat = grek I2

..........(1)

* I2 + 2 S2O3-2
S4O6-2 + 2 IGrek I2 = grek Na2S2O3 .......(2)
dr (1) dan (2) didpt:
Grek analat = grek Na2S2O3
(V x N)analat = (V x N) Na2S2O3
8

BEBERAPA HAL YG HRS DIPERHATIKAN


1.

Pelarut hrs bebas O2 dan CO2


*O2
Reaksi : O2+ 4 I-+4 H+ 2 I2+2 H2O
pada pH rendah ( sangat asam),
Titrasi iodometri dilakukan pada pH 5 9

* CO2

bersifat asam

S2O3-2 + H+ H2S2O3

H2O
SO2
S
9

2.

pH

bila pH :

I2 akan terhidrolisa menjadi hypoiodit


I2 + H2O HIO + HI

hypoiodit mengoksidasi S2O3-2

SO4-2

4 HIO + S2O3-2 + H2O 2 SO4-2 + 4 I- + 6 H+


10

Reaksi KI dengan analit agak lambat , sehingga


kemungkinan I2 menguap, maka titrasi

dilakukan dalam keadaan tertutup.

11

Larutan standar tiosulfat


Merupakan larutan standar sekunder karena
tidak diketahui kandungan air kristalnya
Tidak stabil terhadap sinar matahari, bakteri
dan pH rendah
Larutan S2O32- dapat distandarisasi dengan :
K2Cr2O7, KIO3 , KBrO3 dan Cu2+
12

Pengawetan lar. Tiosulfat


Pelarutan tiosufat dengan air yang
mendidih
Penambahan pengawet ; kloroform,
Na- benzoat atau HgI2.
Larutan tiosulfat akan stabil pada
pH 9 -10
13

PENGGUNAAN TITRASI IODOMETRI


Zat yang dianalisa

Reaksi

Tembaga

2Cu2+ + 4 I-

2CuI(p) + 2I2

Besi

2Fe3+ + 2 I-

2Fe2+ + I2

krom

Cr2O72- + 6 I- + 14 H+
+ 3I2 + 7H2O

arsen

AsO43- + 2 I- + 2H+
+ I 2 + H2 O

Brom

Br2 + 2 I-

2Cr3+

AsO33-

2 Br- + I2
14

Klor

Cl2 + 2 I-

Klorat

2 Cl- + I2

ClO3- + 6I- + 6 H+

Cl-

+ 3I2 + 3 H2O
Bromat

BrO3- + 6I- + 6 H+

Br-

+ 3I2 + 3 H2O
Nitrit

2HNO2 + 2I- + 2H+

2NO

+ I2 + 2 H 2O
Iodat

IO3- + 5I- + 6 H+

3I2
15

Penentuan oksigen
terlarut
Metoda Winkler ( TITRASI)
Konsentrasi O2 dalam sampel air, dinyatakan
dalam mg/L atau %
O2 terlarut dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan dan salinitas air.
Untuk pengawetan sampel ditambahkan
MnSO4
bersama iodida alkali atau azida
Kemudian ditambahkan asam sulfat atau
asam posfat, iodium yang terbentuk dititrasi
dengan tiosulfat dengan indikator amilum
( titrasi iodometri )
16

Reaksi :
2Mn2+
(S) +

+ 4 OH- + O2
4 H2O

MnO2 + 2I- + 4H+


H2O
I2 + 2 S2O32-

2MnO2

Mn2+ + I2 + 2

S4O62-

dengan indikator amilum

+ 2I17

2. Titrasi Iodimetri
( titrasi Langsung)
Analit ( reduktor) dioksidasi oleh I2
Analit(reduktor) + I2

Analit(oksidator) + I-

I2 oksidator lemah, sehingga hanya zat reduktor


kuat yang dapat dititrasi ( penggunaan titrasi
iodimerti terbatas)
Indikator larutan amilum 1 % ditambahkan setelah
larutan bewarna kuning muda, titik akhir ditandai
dengan timbulnya warna biru.
18

Larutan Standar I2
Larutan standar iodium, kelarutannya kecil dalam
air. Dibuat dengan melarutkannya dalam KI.
I2 + KI

I3- (ion tridida)

Standarisasi larutan iodium

Distandarisasi dengan H3AsO3


Larutan iodium tidak stabil, mudah menguap
Dapat bereaksi dengan gabus, karet dan bahan
organik lain
19

PENGGUNAAN TITRASI IODIMETRI

Zat yang ditentukan


Antimon

Reaksi

SbOC4H4O6 + I2 + H2O
+ H+ + 2I-

Belerang
(sulfit)

H2SO3 + I2 + H2O
+ 2H+ + 2I-

Belerang
(sulfida)

H 2S + I 2

SbO2C4H4O6

H2SO4

2 H+ + 2I- + S
20

Timah putih Sn2+ + I2

Sn4+

Ferosianida 2Fe(CN)64- + I2

+ 2I-

2 Fe(CN)63-

+ 2I Arsen

HAsO2 + I2+ H2O


+ 2 H+

H3AsO4

+ 2I-

21

3. Permanganometri

Menggunakan KMnO4 , sebagai titran dan sekaligus


sebagai autoindikator
Titrasi biasa dilakukan dalam suasana asam,
permanganat (oksidator kuat)
MnO4- + 8H+ +

5e

Mn2+

4 H2O

22

Larutan KMnO4
dibuat dengan melarutkan kristal KMnO4 dalam
aquades, kemudian dipanaskan dan disaring untuk
menghilangkan endapan MnO2

Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna pink

23

Standarisasi Larutan Permanganat


Standarisasi dengan As2O3 ( arsen oksida)
dilarutkan dalam NaOH dan diasamkan dengan
HCl atau dengaan Na2C2O4
5HAsO3 + 2MnO4- + 6H+ + 2 H2O
2Mn2+ + 5H3AsO4

5C2O42- + 2MnO4- + 16H+


2Mn2+
+ 10CO2 + 8 H2O
24

Titrasi Na2C2O4 dengan KMnO4


5C2O4= +2MnO4-+ 16H+

2Mn+2+10CO2+8H2O

KMnO4

Ttk akhir
Titrasi

Na2C2O4
25

Penentuan Fe3+ ( titrasi tidak langsung )


Jika biji besi mengandung Fe3+ , direduksi menjadi Fe2+
dengan SnCl2 berlebih
2 Fe3+ + SnCl2

2Fe2+ + Sn4+ + 2 Cl-

SnCl2 (sisa) + 2 Hg Cl2

Sn4+ + Hg2 Cl2

+ 2 Cl- karena SnCl2 dapat dioksidasi KMnO4,


Selanjutnnya Fe2+ dititrasi dengan KMnO4
5 Fe2+ + MnO4+ 4 H2O

+ 8 H+

5 Fe3+ + Mn2+
26

Penentuan Fe2+ (Titrasi langsung)


5 Fe2+ + MnO4+ 8H+
+ Mn2+ + 4 H2O

5 Fe3+

Titik Akhir: dengan terbentuknya larutan


warna merah jambu

27

4.

BIKROMATOMETI

Dasar : menggunakan kalium bikromat (K2Cr2O7), sebagai titran,


dan sebagai indikator digunakan fenil amin atau feroin.
K2Cr2O7,
merupakan oksidator dalam suasana asam dengan daya oksidasi
lebih lemah dan reaksinya lambat, sehingga penggunaannya
terbatas.
Merupakan larutan standar primer (tingkat kemurnian kristalnya
tinggi).
Stabil terhadap cahaya.
Pembuatan larutan standar, garam terlebih dahulu dikeringkan pada
105 -110o C.
28

Penentuan ion Ferro ( Fe2+)


6 Fe2+

+ Cr2O72-

14 H+

6 Fe3+ + 2 Cr3+
+ 7H2O

Penetapan ion Ferri ( Fe3+), (titrasi tak langsung)


2 Fe3+ +

SnCl2

SnCl2 (sisa) +
6 Fe2+

2 Fe2+ + Sn4+ +
2 Hg Cl2
+ 2 Cl -

+ Cr2O72-

14 H+
+ 7H 2O

2 Cl-

Sn4+ + Hg2 Cl2


6 Fe3+ + 2 Cr3+
29

PENENTUAN COD
KOK :
Jumlah O 2 ( mg O 2 ) yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada
dalam 1 L sampel air.
Analisa :
Zat organik dioksidasi ( direfluk ) dengan
K2Cr2O7 berlebihan dengan katalis Ag2SO4
CaHbOc + K2Cr2O7 + H+
+ Cr3+

CO2 + H2O
30

K2Cr2O7

sisa dititrasi dengan feroamonium sulfat

(FAS) dengan indikator feroin, titik akhir

warna

menjadi coklat-merah

31

5. Bromatometri
Dasar : menggunakan KBrO3 dalam suasana asam
sebagai titran dan indikator redoks ( m.o, mm )

Reaksi :

BrO3-

+ 6H+ + 6e

Br- + 3H2O

KBrO3
kemurnian tinggi ( standar primer )
Kristal sebelum dilarutkan dipanaskan pada 120o C,
selama 1,5 jam
32

Titrasi langsung
Pereaksi pereduksi : arsen (III), antimon
(III), Fe (II), disulfida dan sulfida organik
dapat dititrasi dengan KBrO3
BrO3- + 3 HAsO3

Br-

+ 3 HAsO4

Titik akhir ditandai dengan munculnya brom

BrO3- + 5 Br- + 6 H+

3Br2 + 3H2O
33

Indikator Redoks
Jenis indikator :
autoindikator, con. Larutan Permanganat
indikator spesifik, con. Larutan kanji dengan
iodium, ion tiosianat dengan besi (III)
indikator yang mengalami reaksi redoks dengan
perubahan warna : mb, mo, mm, feroin,
difenilamin, defenil benzidin, dll
34

Indikator yang bereaksi redok :


In+ + e
In
warna A
warna B
E = Eo - 0,059 log [In]/[In+]
Umpamakan perbandingan [In]/[In +] =
10 : 1 atau lebih besar, yang terlihat warna B
1 : 10 atau lebih kecil, yang terlihat warna A
35

Indikator sbg fungsi E cell


indikator yg warnanya tergantung pd Potensial larutan
Syarat:

* Indikator hrs berubah warna pd / dekat ttk ekivalent


* Warna bentuk oks warna bentuk red
In+n + ne-

In

n
0
,
0591
In
E Eo
log
n
In
36

Btk oks

0,0591
In
EE
log
n
In
o

Btk red

37

Pd titrasi besi(II) dgn Cerium(IV) dalam asam sulfat 1 M,

indikator apa yg dpt digunakan


Eo Fe+2 - Fe+3 = 0,68
Eo Ce+3 - Ce+4 = 1,44
o

E ekivalent

n1 E1 n2 E o 2

n1 n2

1,06 V

38

INDIKATOR REDOKS

39

Ph3Fe3+ + e
biru muda

Ph3Fe2+
Eo = 1,06 v
merah tua

40

41

bentuk reduksi tidak bewarna, bentuk


oksidasi bewarna ungu tua

42

Sel Volta

43

Notasi Sel
jembatan garam
anode

katode

Zn (s) / Zn2+ (aq) // Cu2+ (aq) / Cu (s)


elektrode
anode

Elektrode
katode
elektrolit
anode

Elektrolit
katode
44

Memperkirakan Berlangsungnya
Reaksi Redoks dengan Potensial Sel

Esel = Ereduksi - Eoksidasi


Reaksi berlangsung spontan jika Esel > 0
45

Contoh:
1. Tentukan potensial sel dan notasi
sel dari reaksi
Zn (s) + Cu2+ Zn2+ + Cu
Diketahui :
Zn2+ + 2e Zn E= -0.76 volt
Cu2+ + 2e Cu E= +0.34 volt
46

Jawab:
Eoksidasi Zn

Zn2+ + 2e = +0.76 volt

Ereduksi Cu2+ + 2e Cu

= +0.34 volt

Esel Zn(s) +Cu2+ Zn2+ +Cu = +1.10volt

Notasi Sel
Zn(s)/Zn2+(aq) // Cu2+(aq) / Cu(s)
47

Kurva titrasi redoks


Contoh :
Sebanyak 5 mmol garam Fe2+ dilarutkan dalam 100 mL
asam sulfat, dititrasi dengan larutan Ce4+ 0,1 N. Jika
potensial standar setiap pasangan redoks adalah ;
E0Fe2+,Fe3+ = 0,68 volt, dan

E0Ce3+,Ce4+ = 1,44 volt.

Berdasarkan Hukum Nerts, maka :


EFe2+,Fe3+ = E0Fe2+,Fe3+ - 0,059 log [ Fe2+ / Fe3+]
Kurva titrasi dibuat dengan nilai E Vs mL titran
48

Keadaan awal titrasi :


E = 0,68 - 0,059 log [ Fe2+ / Fe3+]
Umpama : [Fe3+ ] terbentuk lebih kurang 0,1 %,
maka [ Fe2+ / Fe3+] = 1000 : 1
E = 0,68 - 0,059 log 1000 = 0,50 volt

49

Penambahan 10 mL larutan Ce4+ 0,1 N

reaksi redoks : Fe2+ + Ce4+

Fe3+ + Ce3+

Potensial redok dapat dihitung melalui kedua


persamaan berikut :
EFe2+,Fe3+ = E0Fe2+,Fe3+ - 0,059 log [ Fe2+ / Fe3+]
E Ce 3+,Ce 4+ = E0 Ce 3+,Ce4+ - 0,059 log [Ce 3+/ Ce 4+]

50

Selama sistem mengalami keseimbangan, maka tiap


pasangan redoks mempunyai nilai potensial sama,
sehingga pada kondisi ini :
[Fe2+] = { 4,0/110 + x } mmol/mL
[Fe3+] = { 1,0/110 - x } mmol/mL
[Ce3+] = { 1,0/110 - x } mmol/mL
[Ce4+] = x mmol/ mL , dimana x sangat kecil jika
reaksi sempurna, sehingga dapat diabaikan.
EFe2+,Fe3+ = 0,68 - 0,059 log [ Fe2+ / Fe3+]
= 0,68 0,059 log 4,0/110
1,0/110
= 0,64 volt
51

Saat Titik Ekivalen ( penambahan 50 mL Ce4+ )


[Fe2+ ] = [ Ce 4+]

= x,

dan

[Fe3+] = [Ce 3+ ] = 5,0/150 - x

E = 0,68 - 0,059 log [ Fe2+ / Fe3+]


E = 1,44 - 0,059 log [ Ce 3+ / Ce 4+]
2E = 2,12 0,059 log

+
[ Fe2+ x Ce 3+] / [ Fe3+ x Ce 4+] ,

[ Fe2+ ] = [ Ce 4+] dan [Fe3+] = [Ce 3+] , sehingga


log [ Fe2+ x Ce 3+] / [ Fe3+ x Ce 4+] = 0
2E = 2,12 volt , maka

E = 1,06 volt
52

Setelah Titik Ekivelen ( penambahan 60 mL Ce4+ )


[Fe2+] = x mmol/mL
[Fe3+] = { 5,0/160 - x } mmol/mL
[Ce3+] = { 5,0/160 - x } mmol/mL
[Ce4+] = { 1,0/160 + x } mmol/ mL , dimana x
sangat kecil jika reaksi sempurna, sehingga dapat
diabaikan, dan nilai potensian dihitung dari potensial
sistem ion Ce.
E = 1,44 - 0,059 log [ Ce 3+ / Ce 4+]
= 1,44 - 0,059 log 5,0/160
1,0/160

1,40 volt
53

54

Anda mungkin juga menyukai