OH
+ Br2 Br
N
+ 2HBr
N
Br
Dasar reaksi :
• Suasana harus asam
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O (1)
• Keasaman sangat rendah
MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2(s) + 2H2O (2)
• Suasana basa
MnO4- (violet) + e- MnO42-(hijau) (3)
potensial oksidasi turun shg daya oksidasi berkurang.
7
KIMIA ANALISIS by Wahyu
• Dalam mempersiapkan larutan permanganat :
- Pemanasan ad mendidih
- Penyaringan
- Tampung di tempat gelap dan tidak asam
• Reaksi dengan permanganat :
- Pemanasan sekitar 600 C
- autokatalitik
- Autoindikator
• Jika dg HNO3,
asam ini bersifat oksidator, maka analit dapat dioksidasi oleh
HNO3, sehingga volume titran yg diperoleh akan lebih kecil.
• Jika digunakan HCl,
asam ini bersifat reduktor yg dapat dioksidasi oleh KMnO4 ,
sehingga volume titran yg diperoleh akan lebih besar.
• Jika digunakan CH3COOH,
yg termasuk asam lemah, sehingga konsentrasi H+ terlalu
rendah akibatnya reaksi lambat dan tidak sempurna.
IODIMETRI
• Titrasi langsung dg baku Iod (I2 sbg oksidator).
• Digunakan untuk PK senyawa dengan potensial oksidasi yg
lebih rendah dibanding sistem iod-iodida (reduktor kuat).
• Autoindikator
Pd TA larutan berwarna kuning pucat krn adanya I2.
• Amilum :
- Pd TA lrtan b’warna biru krn t’bentuk komplek iod-
amilum.
- Penambahan amilum pada awal reaksi.
• CHCl3 atau CCl4
Titrasi diakhiri kalau lapisan CHCl3 atau CCl4 berwarna
violet (iod larut dalam CHCl3 atau CCl4 dan CHCl3 atau CCl4
tidak campur dg air).
TA terjadi setelah TE
• Amilum :
• TA tercapai jika warna biru amilum-I2 tepat hilang.
• Amilum diberikan menjelang titik akhir (saat larutan
berwarna kuning pucat).
• CHCl3 atau CCl4
• TA tercapai jika warna violet dalam lapisan CHCl3 atau
CCl4 tepat hilang.
• Autoindikator
• TA tercapai bila warna kuning dari I2 tepat hilang (kurang
teliti).