Anda di halaman 1dari 16

Nama : Retno Bogas Santri

NIM : 612010045

Prodi : Farmasi

Matkul : Praktikum Kimia Dasar

Praktikum : Reduksi Oksidasi (Modul IV)

Kelompok :4

Dosen : Apt. Sabrina Handayani Tambun, M. Clin.Pharm

Ruth Febriana Kesuma, S.Si., M.Si


REDUKSI OKSIDASI (REDOKS)

I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami proses terjadinya reaksi reduksi
oksidasi pada suatu zat
2. Mahasiswa mampu menentukan perubahan pada setiap
percobaan.
II. Landasan Teori
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan
interkonversi energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia
adalah reaksi redoks di mana dalam reaksi ini energi yang dilepas
oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau di mana energi listrik
digunakan agar reaksi yang menspontan bisa terjadi. (Raymond
Chang, 2004)
Reasksi redoks dan sel elektrokimia adalah persamaan yang
menyatakan reaksi redoks dapat disetarakan dengan menggunakan
metode ion-elektron. Reaksi redoks melibatkan transfer elektron dari
zat pereduksi ke zat pengoksidasi. Dengan menggunakan
kompartemen yang terpisah, reaksi redoks dapat digunakan untuk
menghasilkan elektron yang mengalir di bagian luar pada suatu
susunan yang dinamakan sel galvanik. (Raymond Chang, 2004)
Reduksi adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan
oksidasi, sedangkan oksidasi adalah pelepasan elektron atau
peningkatan bilangan oksidasi. (Nana Sutresna, 2007)
Reaksi redoks adalah reaksi yang di dalamya terjadi serah terima
elektron antar zat, atau reaksi yang disertai dengan perubahan
bilangan oksidasi unsur. (Nana Sutresna, 2007)
Prinsip penyetaraan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi
adalah menyetarakan jumlah elektron pada kedua reaksi, yaitu
reduksi dan oksidasi. (Nana Sutresna, 2007)
Prinsip penyetaraan reaksi redoks dengan cara perubahan
bilangan oksidasi adalah menyamakan perubahan bilangan oksidasi
pada kedua reaksi, yaitu reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. (Nana
Sutresna, 2007)
Konsep reaksi redoks dapat ditinjau dari tiga konsep, yaitu
penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
(Yuyun Gursida, 2008)

Reduksi Oksidasi

1. Penurunan harga biloks


MnO4- → Mn2+ 1. Peningkatan harga biloks
+
7 +2 Sb → SbO43-
0 +5
2. Penangkapan elektron
Cl2 + 2e- → 2Cl- 2. Pelepasan elektron
Cu → Cu2+ + 2e-
3. Pelepasan oksigen
1
ZnO → ZnO + O2
2 3. Peningkatan oksigen
1
Fe + O → FeO
2 2

III. Metodologi
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet volume
c. Pipet tetes
d. Beaker glass
2. Bahan
a. Larutan P; Q; R; S; T
b. H2SO4
c. KMnO4
d. KI
e. Aquadest
3. Prosedur Percobaan
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan unuk
pecobaan. Pada percobaan (I) disiapkan larutan P; Q; R dalam
wadah tabung reaksi, ditambahkan 1ml H2SO4, kocok perlahan
agar tercampur. Kemudian ditambahkan KMnO4 ke dalam
larutan tersebut, kocok agar tercampur sempurna. Amati
perubahan warnanya.
Pada percobaan (II) disiapkan larutan P; Q; R dalam wadah
tabung reaksi, ditambahkan 1ml H2SO4, kocok perlahan agar
tercampur. Kemudian ditambahkan kalium iodida ke dalam
larutan tersebut, kocok agar tercampur sempurna. Amati
perubahan warnanya.
Pada percoabaan (III) disiapkan larutan S; T dalam wadah
tabung reaksi, ditambahkan 1ml H2SO4, kocok perlahan agar
tercampur. Kemudian ditambahkan KMnO4 ke dalam larutan
tersebut, kocok agar tercampur sempurna. Amati perubahan
warnanya.
Pada percobaan (IV) disiapkan larutan S; T dalam wadah
tabung reaksi, ditambahkan 1ml H2SO4, kocok perlahan agar
tercampur. Kemudian ditambahkan kalium iodida ke dalam
larutan tersebut, kocok agar tercampur sempurna. Amati
perubahan warnanya.

IV. Hasil dan Pembahasan


1. Reaksi/Persamaan Kimia dan Hasil Perhitungan
A. Larutan P (FeSO4)
 Perhitungan Biloks FeSO4
= Fe + S + O.4
= Fe + 6 + (-2).4
= Fe + 6 + (-8)
= Fe + (-2)
2 = Fe
 Perhitungan Biloks Fe2(SO4)3
= 2 Fe + S.3 + O.(4.3)
= 2 Fe + 6.3 + (-2).12
= 2 Fe + 18 + (-24)
= 2 Fe + (-6)
6
= Fe
2
3 = Fe
 Perhitungan Biloks KMnO4
= K + Mn + O.4
= 1+ Mn + (-2).4
= 1 + Mn + (-8)
= Mn + (-7)
7 = Mn
 Perhitungan Biloks MnSO4
= Mn + S + O.4
= Mn + 6 + (-2).4
= Mn + 6 + (-8)
= Mn + (-2)
2 = Mn
 Perhitungan Biloks FeSO4
= Fe + S + O.4
= Fe + 6 + (-2).4
= Fe + 6 + (-8)
= Fe + (-2)
2 = Fe

B. Larutan Q (KMnO4)

 Perhitungan Biloks KMnO4


= K + Mn + O.4
= 1+ Mn + (-2).4
= 1 + Mn + (-8)
= Mn + (-7)
7 = Mn
 Perhitungan Biloks MnSO4
= Mn + S + O.4
= Mn + 6 + (-2).4
= Mn + 6 + (-8)
= Mn + (-2)
2 = Mn
 Perhitungan Biloks H2SO4
= H.2 + S + 4O
= (1).2 + 6 + 4O
= 2 + 6 +4O
= 8 + 4O
−8
=O
4
-2 = O

 Perhitungan Biloks KMnO4


= K + Mn + O.4
= 1+ Mn + (-2).4
= 1 + Mn + (-8)
= Mn + (-7)
7 = Mn
 Perhitungan Biloks MnSO4
= Mn + S + O.4
= Mn + 6 + (-2).4
= Mn + 6 + (-8)
= Mn + (-2)
2 = Mn

C. Larutan R (Asam Askorbat)

 Perhitungan; Biloks C6H8O6


= 6C + H.8 + O.6
= 6C + (1).8 + (-2).6
= 6C + 8 + (-12)
= 6C + (- 4)
4 = 6C
 Perhitungan; Biloks C6H6O6
= 6C + H.6 + O.6
= 6C + (1).6 + (-2).6
= 6C + 6 + (-12)
6 = 6C
 Perhitungan Biloks KMnO4
= K + Mn + O.4
= 1+ Mn + (-2).4
= 1 + Mn + (-8)
= Mn + (-7)
7 = Mn
 Perhitungan Biloks MnSO4
= Mn + S + O.4
= Mn + 6 + (-2).4
= Mn + 6 + (-8)
= Mn + (-2)
2 = Mn

 Perhitungan; Biloks C6H8O6


= 6C + H.8 + O.6
= 6C + (1).8 + (-2).6
= 6C + 8 + (-12)
= 6C + (- 4)
4 = 6C

D. Larutan S (Aquadest)
 Perhitungan Biloks KMnO4
= K + Mn + O.4
= 1+ Mn + (-2).4
= 1 + Mn + (-8)
= Mn + (-7)
7 = Mn
 Perhitungan Biloks Mn(OH)2
= Mn + H.2 +O.2
= Mn + (1).2 + (-2).2
= Mn + 2 + (-4)
= Mn + (-2)
2 = Mn
 Perhitungan Biloks K2SO4
= K.2 + S + 4O
= (1).2 + 6 + 4O
= 2 + 6 + 4O
−8
=O
4
-2 = O

E. Larutan T (H2O2)
 Perhitungan Biloks KMnO4
= K + Mn + O.4
= 1+ Mn + (-2).4
= 1 + Mn + (-8)
= Mn + (-7)
7 = Mn
 Perhitungan Biloks Mn(OH)2
= Mn + 2O + 2H
= Mn + 2 (-2) + 2.1
= Mn + (-4) + 2
= Mn + (-2)
2 = Mn

 Perhitungan Biloks H2O2


= 2H+ O.2
= 2H + (-2).2
= 2H + (-4)
4
=H
2
2 =H

2. Worksheet dan Pembahasan

Faktor terjadinya reaksi redoks, yaitu adanya suasana asam/basa


dan adanya reaksi oksidasi dan reduksi. Indikator kimia terhadap
terjadinya reaksi redoks adalah adanya perubahan warna, adanya
endapan dan adanya gas atau gelembung-gelembung kecil.
Perubahan warna terjadi karena adanya reaksi redoks, dimana
jika pada suatu percobaan mengalami reaksi redoks maka senyawa
yang mengalami reduksi akan kehilangan warnanya, sedangkan
senyawa yang mengalami oksidasi akan tetap pada warnanya, atau
bahkan ketika terjadi reaksi redoks bisa menyebabkan perubahan
warna baru contohnya pada larutan T.

Regen KMnO4 oksidator hanya akan menghasilkan reaksi positif


jika direaksikan dengan reduktor, sedangkan regen KI reduktor
hanya akan menghasilkan reaksi positif jika direaksikan dengan
oksidator.

Dari hasil pengamatan pada tabel di atas bisa disimpulkan


larutan yang terkandung adalah ; larutan P (Fe2SO4) sebagai
pereduksi pada percobaan pertama dimana nilai biloks pada Fe
terjadi reaksi oksidasi dari +2 menjadi +3. Larutan P memiliki reaksi
positif pada percobaan pertama, sedangkan pada percoban kedua
memiliki reaksi negatif. Larutan Q (KMnO4) sebagai oksidator pada
kedua percobaan dimana nilai biloks pada Mn terjadi reaksi reduksi
dari +7 menjadi +2. Larutan Q memiliki reaksi positif pada kedua
percobaan. Larutan R (C6H8O6) sebagai reduktor kuat pada
percobaan pertama dimana nilai biloks pada C terjadi reaksi oksidasi
dari +4 menjadi +6. Larutan R memiliki reaksi positif pada
percobaan pertama, sedangkan pada percoban kedua memiliki reaksi
negatif. Larutan S (H2O) tidak terjadi reaksi redoks karena hanya
memiliki satu reaksi, pada percobaan ketiga hanya memiliki reaksi
reduksi, sedangkan pada percobaan keempat hanya memiliki reaksi
oksidasi, sehingga pada kedua percobaan tersebut bersifat negatif.
Yang terakhir larutan T (H2O2) sebagai reduktor dan oksidator.
Bersifat reduktor pada percobaan ketiga dimana nilai biloks pada H
terjadi reaksi oksidasi dari 0 menjadi +1, sedangkan pada percobaan
keempat sebagai oksidator dimana nilai biloks pada H terjadi reaksi
reduksi dari +2 menjadi 0. Larutan T memiliki reaksi yang positif
pada kedua percobaan.

Jika H2SO4 tidak ditambahkan pada percobaan reaksi redoks,


maka reaksi tidak akan terjadi. Karena tujuan penambahan H2SO4
akan membuat suasana asam yang akan membentuk reaksi redoks.
jika penambahan H2SO4 pada larutan P (Kuning kecoklatan) terlalu
banyak, maka akan terjadi perubahan warna semakin bening pada
larutan.

Penambahan KMnO4 pada larutan P; R dan T menyebabkan


warna ungu KMnO4 menghilang, hal tersebut dikarenakan atom
mangan pada reaktan memiliki biloks +7, setelah direaksikan, biloks
atom mangan pada produk menjadi +2 yang menmbuat KMnO 4
kehilangan warna ungunya.
V. Simpulan
Reaksi redoks terjadi apabila adanya suatu percobaan
senyawa yang memiliki reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reduksi
yang dimaksud adalah penurunan biloks pada suatu unsur
(Oksidator), sedangkan oksidasi adalah peningkatan biloks pada
suatu unsur (Reduktor).

Pengamatan
Tes Larutan P Larutan Q Larutan R
No
.1 Tambahkan 1mL larutan Terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
asam sulfat pada perubahan perubahan perubahan
masing-masing larutan. warna pada warna warna
Kemudian tambahkan penambahan setelah setelah
larutan kalium H2SO4, dari ditambahkan ditambahkan
permanganate kuning keduanya. keduanya.
kecoklatan (Ungu) (Bening)
menjadi
kuning bening.
Tidak terjadi
perubahan
warna ketika
ditambahkan
KMnO4.
(Kuning
Bening)
2 Tambahkan 1mL Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
larutan asam sulfat perubahan perubahan perubahan
pada masing-masing warna setelah warna warna
larutan. Kemudian ditambahkan setelah setelah
tambahkan larutan keduanya. ditambahkan ditambahkan
kalium iodide (Kuning keduanya. keduanya.
bening) (Ungu) (Bening)
Pengamatan
No Tes Larutan S Larutan T
.
1 Tambahkan 1mL larutan Tidak terjadi Tidak terjadi
asam sulfat pada masing- perubahan perubahan warna
masing larutan. Kemudian warna setelah setelah
tambahkan beberapa tetes ditambahkan ditambahkan
larutan kalium permanganat H2SO4 keduanya. (Bening)
(Bening).
Terjadi
perubahan
warna setelah
ditambahkan
KMnO4
(Ungu)
2 Tambahkan 1mL larutan Tidak terjadi Tidak terjadi
asam sulfat pada masing- perubahan perubahan warna
masing larutan. Kemudian warna setelah setelah
tambahkan beberapa tetes ditambahkan ditambahkan H2SO4
larutan kalium iodide keduanya. (Bening). Terjadi
(Bening) perubahan warna
setelah
ditambahkan KI
menjadi coklat
pekat.
VI. Daftar Pustaka
Chang, Reymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jilid 2 /
Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
https://books.google.co.id/books?
id=HSNbmkSWbXMC&pg=PA194&dq=reaksi+redoks+adal
ah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjb_YnLosXtAhVBQH0K
HcaYATUQ6wEwAHoECAAQBA#v=onepage&q=reaksi
%20redoks%20adalah&f=false (Diakses pada hari Jumat 11
Desember 2020, pukul 13;12 )

Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia Jilid 3 /Edisi 1.


Bandung: Grafindo Media Pratama.
https://books.google.co.id/books?
id=BvqstT6oE8gC&pg=PA42&dq=reaksi+redoks+adalah&h
l=en&sa=X&ved=2ahUKEwjb_YnLosXtAhVBQH0KHcaY
ATUQ6wEwAXoECAQQBA#v=onepage&q=reaksi
%20redoks%20adalah&f=false (Diakses pada hari Jumat 11
Desember 2020, pukul 13;15)
Gursinda, Yuyun. 2008. Persiapan Ujian Nasional Kimia Untuk
SMA/MA. Bandung: Grafindo Media Pratama.
https://books.google.co.id/books?
id=kpwXg4dNFOYC&pg=PA134&dq=redoks&hl=en&sa=
X&ved=2ahUKEwiRtvvu0sftAhXEb30KHUnLAN8Q6AEw
CHoECAgQAg#v=onepage&q=redoks&f=false (Diakses
pada hari Sabtu 12 Desember 2020, pukul 11;45)
VII. Lampiran

(Gambar.01 Larutan P;Q;R (Gambar.02 Larutan P;Q;R


setelah ditambahkan H2SO4) setelah ditambahkan KMnO4)

(Gambar.03 Larutan P;Q;R


setelah ditambakan KI) (Gambar.04 Lrutan S;T setelah
ditambahkan H2SO4)

(Gambar.05 Larutan S;T setelah


ditambahkan KMnO4) (Gambar.06 Larutan S;T setelah
ditambahkan KI)

Anda mungkin juga menyukai