Anda di halaman 1dari 21

KIMIA ANALISIS NILAI:

LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
PERCOBAAN IV

: ARIF ARDIANTO Tgl Praktikum :


NAMA
NIM : 190500201 Tgl Dikumpulkan : 05 2020
Golongan/ : 01/C Diterima Oleh :
Kelompok
Dosen : Apt.Annisa Fatmawwati Dosen prites : Apt.Annisa Fatmawwati
praktikum M.Farm. M.Farm.
Kriteria Penilaian

1. Disiplin : (Maks. 15)


2. Sistematika : (Maks. 10)
3. Isi
Dasar Teori : (Maks. 15)
Skema Kerja : (Maks. 15)
Pembahasan : (Maks. 30)
Kesimpulan + Daftar Pustaka : (Maks. 15)
Total : (Maks. 100)

LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020
PERCOBAAN IV

IODOMETRI

I.Tujuan

1.mahasiswa mampu mengetahui titrasi iodium-iodida

2.Membuat dan menentukan (standariai ) larutan

II.Dasar teori

Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke
dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar
adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya
larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa -
volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (bintang,maria.2010)

Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar sekunder


ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer . Titran atau
titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti
konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan yang lain
sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui konsentrasi komponen
tertentu. Titik ekivalen adalah titik yg menyatakan banyaknya titran secara kimia setara
dengan banyaknya analit. Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang
dianalisis atau ditentukan konsentrasinya atau strukturnya. Titik akhir titrasi adalah titik
pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu
yaitu bagian dari keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran
(W Haryadi, 2014). Pengenceran adalah proses penambahan pelarut yg tidak diikuti
terjadinya reaksi kimia sehingga berlaku hukum kekekalan mol(Athana,I wayan.2012)

Kesalahan titrasi merupakan kesalahan yang terjadi bila titik akhir titrasi tidak tepat sama
dgn titik ekivalen (≤ 0,1%), disebabkan ada kelebihan titran, indikator bereaksi dgn analit,
atau indikator bereaksi dgn titran, diatasi dgn titrasi larutan blanko. Larutan blankolarutan
yg terdiri atas semua pereaksi kecuali analit.Untuk mengetahui titik ekivalen secara
eksperimen biasanya dibuat kurva titrasi yaitu kurva yang menyatakan hubungan antara –log
[H+] atau –log [X-] atau –log [Ag+] atau E (volt) terhadap volum.Iodometri merupakan
salah satu metode analisis kuantitatif volumetri secara oksidimetri dan reduksimetri melalui
proses titrasi (Amalia,Dian NU. 20011).

Titrasi oksidimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor) dengan larutan
standar zat pengoksidasi (oksidator). Titrasi reduksimetri adalah titrasi terhadap larutan zat
pengoksidasi (oksidator) dengan larutan standar zat pereduksi (reduktor). Oksidasi adalah
suatu proses pelepasan satu elektron atau lebih atau bertambahnya bilangan oksidasi suatu
unsur. Reduksi adalah suatu proses penangkapan sau elektron atau lebih atau berkurangnya
bilangan oksidasi dari suatu unsur. Reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung serentak, dalam
reaksi ini oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi sehingga terjadilah suatu
reaksi sempurna. Pada titrasi iodometri secara tidak langsung, natrium tiosulfat digunakan
sebagai titran dengan indikator larutan amilum. Natrium tiosulfat akan bereaksi dengan
larutan iodin yang dihasilkan oleh reaksi antara analit dengan larutan KI berlebih. Sebaiknya
indikator amilum ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik ekivalen karena amilum
dapat memebentuk kompleks yang stabil dengan iodin(basssett,j,james ,Dkk.1994)
111.ALAT DAN BAHAN

ALAT

 Labu takar
 Pipet volume
 Pipet tetes
 Buret dan perlengkpan
 Elenmeyer
 Gelas beaker
 Labu ukur

BAHAN

 Iodium 0,1 n
 Jingga metil
 As2O3
 Naoh 1 n
 CuSO4.5H2O
 HCL 0,02 N
 Metampirin
 Indikator kanji
IV.SEKEMA KERJA

1. Pembuatan indikator kanji

Gerus 500 mg pati

+ 100 ml air sambil di aduk

Didihkan beberapa menit

dinginkan

Saring
2 .pembuatan larutan natrium trhiosulfat 0,1N

26 Na2S2O3

+ 200 mg Na2CO3

Larutan dalam air bebas CO2 ad


100 ml
3.pembakuan larutan natrium thiosulfat 0,1 N

a.
Timbang 210 mg K2Cr2O7 yang telah
di haluskan dan di keringkan pada

suhu 120℃ selama 4 jam

+ aquades ad 100 ml pada labu 500 ml

Goyangkan hingga larut

Angkat tutup tambahkan 3 g KL,2 g


NaHCO3 dan 5 ml HCL pekat

Tutup lalu goyangkan

Biarkan di tempat gelap selama 10


menit

Bilas tutup dan dinding labu

Titrasi iodium yang di bebaskan Na2S2O3


hingga warna hijau kuning

Tamabah 3 ml larutan kanji

Titrasi hingga warna biru tepat hilang


b.

Pindahkan 25 ml kalium
bromat 0,1 N

Masukkan dalam labu takar

Tambah 5 ml air

Tambah 2 gr KL dan 5 ml HCL

Tutu labu takar

Biarkan selama 5 menit

Encerkan dengan 100 ml air

Titrasi iodium bebas dengan


natrium thisulfat

Gunakan indikator
kanji
4. pembuatan indikator jingga metil

100 mg jingga metil

Masukkan dalam labu takar

Tambah 100 ml aquades

Saring bila perlu

Larutan jingga metil 0,04 % b/v


etanol 20%
5. pembuatan larutan iodium 0,1 N

Larutkan 14 g iodium dalam larutan 36 KL


dalam 100 ml air

Tambah 3 tetes HCL pekat

Encerkan dengan air hingga 100 ml

Larutkan 12,69 iodium dalam 18 g KL


dalam 100 ml air

Larutan di diamkan pada suhu kamar

Encerkan dengan air hingga 100 ml

Timbang 3,2 g 12,

Masukkan dalam bekaer yang mengandung 7,5 g KL


dan 10 ml air

Larutkan 12 dan masukkan dalam labu 250 ml

Catatan : iodium di timbang dalam gelas arloji dan di larutkan sedikit


dalam larutan KL pekat labu kemudian di tutup dan iodium di kocok
sampai larut
6. pembuatan larutan iodium

Timbang 150 mg As2O3

Tambah 20 ml NaOH 0,1 N

hangatkan

Tambah 40 ml air

Tambah 2 tetes jingga metil

Tambah HCL 7,3% hingga warna menjadi


merah jambu

Tambah 2 gr NaHCO3

Tambah 50 ml aquades

Titrasi larutan iodium

Gunakan indikator kanji


7. penetapan kadar Cu dalam Cu SO4.5H2O (iodometri)

Timbang 250 mg tembaga sulfat

Masukkan dalam labu takar

Tambah aquades 50 ml

Tambah 4 ml asam asetat

Tambah 750 ml KL

Tambah iodium bebas NaS2O3 0,1 N

Gunakan indikator kanji


8. penetapan kadar metampiron (iodometri)

200 mg metampiron

Tambah 5 ml air

Tambah 5 ml HCL 0,02 N

Titrasi dengan iodometri 0,1 N

Gunakan indikator kanji

Kocok sesekali hingga warna


biru mantap selama 2 menit
9. penetapan kadar vitamin c secara iodometri

200 mg garam

Masukkan dalam labu takar

Larutkan dalam 40 ml air

Tambah aquades sampai 50 ml

Gojok hingga homogen

Masukkan dalam elenmeyer

Tetesi indikator kanji 1%

Titrasi dengan larutan iodium hingga


warana biru
IV. ANALISA DATA

Pembuatan Na2S2O3:
V I2 = 15 ml

M I2 = 0,1 M

V Na2S2O3 = 22 ml

Penentuan kadar Cu:


V CuSO4 = 20 ml

V H2SO4 = 5 ml

M KI = 0,5 gr

M H2SO4 = 2 M

M Na2S2O3 = 0,06 M

V larutan kanji = 4 ml (80 tetes)


V Na2S2O3 = 8,5 mI
a) Perhitungan

Standarisasi Na2S2O3 terhadap I2

V1.N1 = V2.N2

15 x 0,1 = 22 x N2

N2 = 1,5/ 22

= 0,07 N
Penentuan kadar Cu
VNaS2o3 = 8,5 ml

VCuSO4 = 20 ml

VCuSO4 . NCuSO4 = VNa2S2O3 . NNa2SO3

20 ml x NCuSO4 = 8,5 ml x
0,07 N NCuSO4 =
0,03 N

g 1000
M CuSO4 = x

Mm
V

g 1000
0,06 = x

159,5
20
g = 0,1914 gr
BM 65 , 7
Be = = = 65,37

e−
1

W Cu2+ = (V.N)Na2S2O3 x BeCu

V
CuSO4

W Cu2+ = 8,5 . 0,07 x 65,37

20

W Cu2+ = 1,945 mg = 0,001945 gr

Kadar Cu2+ = W Cu2+ x


100% W
CuSO
Kadar Cu2+ = 0,001945 x 100%

0,191
4

Kadar Cu2+ = 1,016 %

a) Persamaan reaksi

Standarisasi Na2S2O3 terhadap larutan K2Cr2O7

Penentuan kadar Cu
DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria.2010.biokimia Teknik Penelitian, Jakarta: Erlangga,

Amalia, Dian Nu.2011. Analisis Implementasi Kebijakan Pemanfaatan


Sumber Air Panas Alam Cagar Alam Guci Kabupaten Tegal.jawa tengah

Arthana, I Wayan.2012.Studi Kualitas Air Beberapa Achmad, Rukaesih, Kimia


Lingkungan, Yogyakarta: Penerbit Andi,

Basset, J., Denney, R C., dkk.1994.buku ajar Vogel kimia analisis


kuantitatif anorganik, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai