LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS
PERCOBAAN IV
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2020
PERCOBAAN IV
IODOMETRI
I.Tujuan
II.Dasar teori
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke
dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar
adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya
larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa -
volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (bintang,maria.2010)
Kesalahan titrasi merupakan kesalahan yang terjadi bila titik akhir titrasi tidak tepat sama
dgn titik ekivalen (≤ 0,1%), disebabkan ada kelebihan titran, indikator bereaksi dgn analit,
atau indikator bereaksi dgn titran, diatasi dgn titrasi larutan blanko. Larutan blankolarutan
yg terdiri atas semua pereaksi kecuali analit.Untuk mengetahui titik ekivalen secara
eksperimen biasanya dibuat kurva titrasi yaitu kurva yang menyatakan hubungan antara –log
[H+] atau –log [X-] atau –log [Ag+] atau E (volt) terhadap volum.Iodometri merupakan
salah satu metode analisis kuantitatif volumetri secara oksidimetri dan reduksimetri melalui
proses titrasi (Amalia,Dian NU. 20011).
Titrasi oksidimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor) dengan larutan
standar zat pengoksidasi (oksidator). Titrasi reduksimetri adalah titrasi terhadap larutan zat
pengoksidasi (oksidator) dengan larutan standar zat pereduksi (reduktor). Oksidasi adalah
suatu proses pelepasan satu elektron atau lebih atau bertambahnya bilangan oksidasi suatu
unsur. Reduksi adalah suatu proses penangkapan sau elektron atau lebih atau berkurangnya
bilangan oksidasi dari suatu unsur. Reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung serentak, dalam
reaksi ini oksidator akan direduksi dan reduktor akan dioksidasi sehingga terjadilah suatu
reaksi sempurna. Pada titrasi iodometri secara tidak langsung, natrium tiosulfat digunakan
sebagai titran dengan indikator larutan amilum. Natrium tiosulfat akan bereaksi dengan
larutan iodin yang dihasilkan oleh reaksi antara analit dengan larutan KI berlebih. Sebaiknya
indikator amilum ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik ekivalen karena amilum
dapat memebentuk kompleks yang stabil dengan iodin(basssett,j,james ,Dkk.1994)
111.ALAT DAN BAHAN
ALAT
Labu takar
Pipet volume
Pipet tetes
Buret dan perlengkpan
Elenmeyer
Gelas beaker
Labu ukur
BAHAN
Iodium 0,1 n
Jingga metil
As2O3
Naoh 1 n
CuSO4.5H2O
HCL 0,02 N
Metampirin
Indikator kanji
IV.SEKEMA KERJA
dinginkan
Saring
2 .pembuatan larutan natrium trhiosulfat 0,1N
26 Na2S2O3
+ 200 mg Na2CO3
a.
Timbang 210 mg K2Cr2O7 yang telah
di haluskan dan di keringkan pada
❑
suhu 120℃ selama 4 jam
Pindahkan 25 ml kalium
bromat 0,1 N
Tambah 5 ml air
Gunakan indikator
kanji
4. pembuatan indikator jingga metil
hangatkan
Tambah 40 ml air
Tambah 2 gr NaHCO3
Tambah 50 ml aquades
Tambah aquades 50 ml
Tambah 750 ml KL
200 mg metampiron
Tambah 5 ml air
200 mg garam
Pembuatan Na2S2O3:
V I2 = 15 ml
M I2 = 0,1 M
V Na2S2O3 = 22 ml
V H2SO4 = 5 ml
M KI = 0,5 gr
M H2SO4 = 2 M
M Na2S2O3 = 0,06 M
V1.N1 = V2.N2
15 x 0,1 = 22 x N2
N2 = 1,5/ 22
= 0,07 N
Penentuan kadar Cu
VNaS2o3 = 8,5 ml
VCuSO4 = 20 ml
20 ml x NCuSO4 = 8,5 ml x
0,07 N NCuSO4 =
0,03 N
g 1000
M CuSO4 = x
Mm
V
g 1000
0,06 = x
159,5
20
g = 0,1914 gr
BM 65 , 7
Be = = = 65,37
e−
1
V
CuSO4
20
0,191
4
a) Persamaan reaksi
Penentuan kadar Cu
DAFTAR PUSTAKA