Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN 8

PENENTUAN KADAR KAFEIN DALAM SERBUK DAUN TEH


SECARA IODO/IODIMETRI

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui dan memahami cara penetapan kadar kafein dalam serbuk
daun teh secara iodometri.

B. PENGANTAR
Reduksi oksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator
ke reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi
terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah
pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi
redoks adalah reaksi penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi
penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi.
Titrasi reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor
atau oksidator berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana reduktor akan
teroksidasi dan oksidator akan tereduksi.
a. Titrasi Langsung (Iodimetri)
Iodimetri yaitu titrasi langsung yang menggunakan iodium yang
merupakan oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar
+0,535 Volt. Titrasi iodimetri berdasarkan titrasi langsung terhadap zat–zat yang
potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium–iodida .
Larutan iodium dapat mengoksidasi reduktor-reduktor secara kuantitatif
pada titik ekivalennya. Iodimetri ini terdiri dari 2 metode, yaitu iodimetri metode
langsung dimana bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku
iodium. Contohnya pada penetapan kadar asam askorbat (Vitamin C) dan
iodimetri metode residual (titrasi balik) dimana bahan pereduksi dioksidasi
dengan larutan baku iodium dalam jumlah berlebih dan kelebihan iod akan
dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar
Natrium Bisulfit .

28
Dalam iodimetri, biasanya indikator yang digunakan adalah kanji atau
amilum. Iodida pada konsentrasi <10 -3 M dapat dengan mudah ditekan oleh
amilum. Sentivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks
amilium-iodium mempunyai kelarutan yang kecil dalam air sehingga biasanya
ditambahkan pada titik akhir titrasi.
b. Titrasi Tidak Langsung (Iodometri)
Iodometri yaitu titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar dari pada
sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti
CuSO4.5H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan
kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi
dengan larutan baku natrium tiosulfat. Banyaknya volume natrium tiosulfat yang
digunakan sebagai titran setara dengan iodium yang dihasilkan dan setara dengan
banyaknya sampel.
Dalam iodometri, agar didapat titik akhir yang bagus yang ditandai dengan
perubahan warna larutan, maka digunakan larutan kanji sebagai indikator, dimana
kanji dengan iodium membentuk kompleks yang berwarna biru dan masih dapat
diamati pada kadar yang sangat rendah. Selain itu, warna biru pada titik akhir
titrasi,dapat pula disebabkan oleh adsorbsi iodium pada permukaan makromolekul
kanji.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Batang pengaduk
- Gelas kimia
- Botol coklat
- Buret
- Neraca analitik
- Cawan porselin
- Penangas air
- Erlenmeyer
- Gelas ukur

29
Bahan:
- Aquadest
- Larutan kanji 10 %
- HCl 0,1 N
- Kertas saring
- Larutan Iodium 0,0845 N
- Larutan Baku Na-tiosulfat 0.1 N
- Serbuk daun teh

D. CARA KERJA
1. Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat
a. Ditimbang 2,6 gram natrium tiosulfat P dan 20 mg natrium karbonat P
b. Dilarutkan dalam air bebas CO2 secukupnya hingga 100 mL
2. Pembuatan Larutan Iodium
a. Ditimbang 1,72 g Iodium dan 1,52 g Kalium Iodida.
b. Dilarutkan dalam 100 mL air
3. Pembuatan Indikator Kanji
a. Ditimbang 300 mg kanji
b. Dipanaskan 60 mL air di atas penangas air.
c. Dilarutkan 300 mg kanji dalam 60 mL air panas.
4. Pembuatan Larutan HCl 6 N
a. Diukur HCl sebanyak 22 mL.
b. Dilarutkan dengan aquades hingga 100 mL.
5. Titrasi Iodometri Serbuk Daun Teh
a. Ditimbang 10 g serbuk daun teh dan ditambahkan 40 mL air.
b. Dipanaskan selama 30 menit.
c. Disaring menggunakan kertas saring, lalu dipisahkan antara filtrat dan
residu.
d. Diukur 50 mL filtrat, kemudian ditambahkan 45 mL Iodium.
e. Ditambahkan dengan 5 mL HCl.
f. Ditambahkan 20 mL alcohol
g. Dicampurkan larutan titrat.

30
h. Diukur 10 mL larutan titrat.
i. Ditambahkan dengan 2 mL indikator kanji.
j. Dititrasi dengan Natrium Tiosulfat 0,1 N hingga berubah menjadi
warna kuning keemasan.

E. DATA PENGAMATAN

Volume Volume Indikator Perubahan


No Sampel
titrat titran Kanji Warna

1 Filtrat daun teh 10 mL ........ mL 2 mL Kuning Keemasan

2 Filtrat daun teh 10 mL ........ mL 2 mL Kuning Keemasan

Dihitung % kadar b/b Kafein dalam Serbuk Daun Teh

31

Anda mungkin juga menyukai