Anda di halaman 1dari 5

BAB III

APA ITU KEPEMIMPINAN

3.1 Sifat dasar kepemimpinan.

1. Kompeten

Kami terus mencari dan mengadopsi teknik dan pendekatan baru untuk
meningkatkan mutu bisnis kami.
2. Berwawasan ke depan

Kami terus mencari dan mengadopsi teknik dan pendekatan baru untuk
meningkatkan mutu bisnis kami.
3. Menginspirasi

Memperlihatkan kepercayaan diri dalam semua interaksi; memegang kendali;


memiliki daya tahan; senantiasa berkomunikasi; memberi inspirasi; dan
memberdayakan para karyawan untuk terus berprestasi
4. Mengaktualisasi Diri

Terus mengembangkan potensi diri dan mencari tantangan baru.


5. Jujur & Rendah Hati

Selalu bersikap tulus, rendah hati, dapat diandalkan, dan jujur dalam
menjaga kepercayaan.
3.2 Definisi kepemimpinan.
Pengertian Kepemimpinan secara umum adalah sebuah kemampuan yang
terdapat di dalam diri seseorang untuk bisa memengaruhi orang lain atau
memandu pihak tertentu untuk mencapai tujuan.
Sementara itu, definisi pemimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah orang yang memimpin. Jadi, seorang pemimpin wajib memiliki
kemampuan untuk memengaruhi atau memandu sekelompok orang/pihak.
Beberapa ahli Indonesia menyimpulkan beberapa penegertian
kepemimpinan. Di antaranya adalah:
 Wahjosumidjo (1987:11)
Menurut Wahjosumidjo pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang
ada pada diri seorang leader yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti:
1. Kepribadian (personality)
2. Kemampuan (ability)
3. Kesanggupan (capability)
 Sutarto (1998b:25)
Menurut Sutarto arti kepemimpinan adalah rangkaian aktivitas penataan
berupa kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain
dalam situasi tertentu. Tujuannya agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 S. P. Siagian
Menurut S. P. Siagian pengertian kepemimpinan merupakan kemampuan
dan keterampilan seseorang ketika menjabat sebagai pimpinan dalam suatu
organisasi untuk mempengaruhi perilaku orang lain, khususnya
bawahannya.Hal ini bertujuan agar mereka berpikir dan bertindak
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan sumbangan nyata dalam
pencapaian tujuan organisasi.
 Moejiono (2002)
Menurut Moejiono pengertian kepemimpinan adalah kemampuan dalam
memberikan pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
beberapa kualitas tertentu yang membuatnya berbeda dengan pengikutnya.

3.3 Realitas baru bagi Kepemimpinan dan Organisasi:


Di era perubahan saat ini, pemimpin dan organisasi dihadapkan pada
situasi perubahan yang terjadi sangat cepat tanpa bisa di prediksi secara cepat
apa yang terjadi setahun atau beberapa tahun yang akan datang. Seringkali
bahkan perubahan yang terjadi hanya berkisar satu sampai dua bulan dari
perubahan yang terjadi sebelumnya.

Ada perubahan paradigma yang muncul sehingga harus diadopsi oleh


pemimpin dan organisasi. Paradigma ini menentukan pola dan gaya
kepemimpinan seorang pemimpin sehari-hari untuk meraih kesuksesan di
masa depan bagi organisasinya. Dalam hal ini paradigma diartikan sebagai
pola pikir dan cara pandang yang mencerminkan pemahaman, dan penerimaan
tentang apa yang terjadi di dunia ini.

Perbedaan paradigma lama dan baru bagi pemimpin yang perlu dipahami
sebagai berikut.

Perbedaan paradigma lama dan paragdima baru

Paradigma lama Paradigma baru

Masa Industri Masa Informasi

Stabilitas Perubahan

Kontrol Pemberdayaan

Kompetisi Kolaborasi

Barang Orang dan hubungan


Paradigma lama kepemimpinan berjalan di era industri dengan
menekankan stabilitas, tanpa perubahan. Hubungan dengan pengikut
dilakukan dengan melakukan pengendalian dan menekankan persaingan untuk
maju. Hal ini menyebabkan sering terjadinya konflik, sehingga menghancurkan
organisasi atau perusahaan tersebut. Paradigma lama hanya memperhatikan
beberapa hal dan menuntut keseragaman, bukan perbedaan. Sementara itu
paradigma baru dalam kepemimpinan pada era informasi, yang menghendaki
perubahan dan pemberdayaan pengikut. Paradigma ini juga menghendaki
kolobrasi dan kerjasama dengan semua pihak. Pimpinan yang menganut
paradigma baru menganggap pengikut sebagai rekan dan sahabat serta
mengajak mereka untuk menjalin hubungan dengan setiap orang.

3.3.1 Dari penghargaan akan stabilitas menuju penghargaan akan perubahan.


 Pemimpin mempertahankan stabilitas organisasi dan menganggap
sebagai strategi yang efisien atau merupakan langkah penghematan
bagi organisasi.
 Meraih sukses dan sumber energi potensial.
 Pemimpin yang terbaik saat ini adalah yang belajar untuk “berjalan
mengikuti arus” dan “mengalir seperti air”, untuk menerima perubahan yang
tidak bisa ditolak dan berusaha melihat perubahan sebagai peluang untuk
meraih sukses dan sumber energi potensial.

3.3.2 Dari kontrol menuju pemberdayaan.


 Kontrol yang ketat sangat dibutuhkan bagi organisasi untuk berfungsi
secara efisien dan efektif
 Struktur organisasi yang kaku, pekerjaan yang monoton menunjukkan
bahwa orang-orang yang berada diatas lebih berkuasa dari anggota
organisasi yang berada di bawah.
 Pemimpin harus menjadikan kekuasaan yang dimilikinya lebih banyak
bersumber dari kekuatan dan kualitas hubungan mahasiswi daripada
hanya bersumber dari kependudukan, jabatan kebijakan dan
prosedur.

3.3.3 Dari kompetisi menuju kolaborasi.


 Munculnya paham pemberdayaan secara langsung mendorong
munculnya cara baru dalam kegiatan kerja yang lebih menekankan
proses kolaborasi daripada kompetisi dan konflik
 Dengan berkolaborasi berarti setiap orang adalah tim kerja yang solid

3.3.4 Dari keseragaman menuju keaneka ragaman.


 Kelompok yang homogen dianggap lebih mudah untuk saling
bekerjasama, berkomunikasi dan memahami satu dengan yang
lainnya.
 Keberagaman dimiliki organisasi yang beraneka ragam.

3.3.4 Dari penekanan pada barang menuju hubungan


 Terfokus pada unsur manusia dan hubungan.
 Organisasi yang berorientasi pada control, hierarki, dan struktur yang
kaku tidak akan berhasil dengan baik di dalam sebuah dunia yang
berubah dengan konstan,yang mempunyai penyebaran arus
informasi serba cepat dan yang dihadapkan pada kompetisi global.

Anda mungkin juga menyukai