Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FARMAKOGNOSI

“TINCTURA/ TINGTUR

Kelompok II
Disusun oleh :
1) Annisa anggraeini
2) Intan amelia
3) Yuni Mutmainah

Smk farmasi Tangerang 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “TINCTURA/
TINGTUR” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakansebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Tangerang, 20 februari 2017

Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi
atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara
melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-
masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat
menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat
keras (Dirjen POM, 1979).

Metode pembuatan tingtur dibedakan atas dua yaitu (syamsuni,


2006):

1. Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
diakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena
adanya perbedaan konsentrasi, maka larutan yang
terpekat dideak keluar. Peristiwa tersebut berulang-
ulang sehingga konsentrasi antara larutan di luar sel
- sel dan didalam sel mengalami keseimbangan
2. Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan


mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi. Prinsip kerja dari cara ini adalah:
Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan
penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-
sel yang dilalui. Gerakan ke bawah disebabkan oleh
kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan di atasnya,
dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk
menahan.Kekuatan yang berperan dalam perkolasi
antara lain : gaya berat, kekentalan, daya larut,
tegangan permukaan, difusi, osmosis, adhesi, daya
kapiler dan daya gerakan (friksi).

C.    Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.

D.    Pembagian Tingtur

1.        Menurut Cara Pembuatan

a.       Tingtur Asli

Adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau perkolasi.

Contoh :

Tingtur yang dibuat secara maserasi

1. Opii Tinctura                                       FI III


2. Valerianae Tinctura                             FI III
3. Capsici Tinctura                                  FI II
4. Myrrhae Tinctura                                FI II
5. Opii Aromatica Tinctura                     FI III
6. Polygalae Tinctura                              Ext. FI 1974
7. Dan lain-lain

Tingtur yang dibuat secara perkolasi, contoh :

1. Belladonae Tinctura                            FI III


2. Cinnamomi Tinctura                           FI III
3. Digitalis Tinctura                                FI III
4. Lobeliae Tinctura                                FI II
5. Strychnini Tinctura                             FI II
6. Ipecacuanhae Tinctura                        Ext. FI 1974
7. Dan lain-lain

b.      Tingtur Tidak Asli (Palsu)

Adalah tingtur yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan


dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu.

Contoh :

1. Iodii Tinctura                                      FI III


2. Secalis Cornuti Tinctura                      FI III

2.        Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan


penyari)

a.       Tingtur Keras

Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 % simplisia


yang berkhasiat keras. Contoh :

1. Belladonae Tinctura                            FI III


2. Digitalis Tinctura                                FI III
3. Opii Tinctura                                       FI III
4. Lobeliae Tinctura                                FI II
5. Stramonii Tinctura                              FI II
6. Strychnini Tinctura                             FI II
7. Ipecacuanhae Tinctura                        Ext. FI 1974

b.      Tingtur Lemah

Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20 % simplisia yang tidak


berkhasiat keras. Contoh :

1.      Cinnamomi Tinctura                           FI III


2.      Valerianae Tinctura                             FI III

3.      Polygalae Tinctura                              Ext. FI 1974

4.      Myrrhae Tinctura                                FI II

3.        Berdasarkan Cairan Penariknya

a.       Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau


campuran aether dengan aethanol. Contoh : Tingtura Valerianae
Aetherea.

b.      Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur
dengan aethanol. Contoh : Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).

c.       Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan
penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan
Tinctura Acida Aromatica.

d.      Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh :
Tinctura Rhei Aquosa.

e.       Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika


penarikan dilakukan dengan cairan penarik selain aethanol hal ini harus
dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya campuran simplisia,
contoh : Tinctura Chinae Composita.

E.     Contoh Sediaan Tinctura

1.        Tingtur Kina (Chinae Tinctura)

Cara pembuatan : perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk agak kasar
(22/60) dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan
kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan etanol 70% hingga memenuhi
syarat.

2.        Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae Tinctura)


Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (18/34) akar ipeka dengan
etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

3.        Tingtur Gambir (Catechu Tinctura)

Cara pembuatan : maserasi 200 g gambir yang telah diremukkan dengan


50 g kulit kayu manis yang telah dimemarkan dengan 1000 ml etanol 45%,
biarkan selama 7 hari, serkai, jernihkan dengan penyaringan.

4.        Tingtur Poligala (Polygalae Tinctura)

Cara pembuatan : maserasi 20 bagian irisan halus herba poligala dengan


etanol 60% secukupnya hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

5.        Tingtur Ratania (Ratanhiae Tinctura)

Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk (6/8) akar ratania dengan


etanol 60 % secukupnya hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

6.    Tingtur Stramonii (Stramonii Tinctura)

Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (8/24) herba Stramonium


dengan etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar
alkaloida, jika perlu encerkan dengan etanol 70%, hingga memenuhi
persyaratan kadar, biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,


ditempat sejuk. Tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal
pembuatan. Pada etiket harus tertera tanggal pembuatan.

7.    Tingtur Strichni (Strychni Tinctura)

Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (24/34) biji strichni yang


telah dihilangkan lemaknya dengan eter minyak tanah, yang
menggunakan pelarut penyari etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian
tingtur. Tetapkan kadar strichnina, jika perlu dengan etanol 70%
secukupnya hingga memenuhi persyaratan kadar.
8.    Tingtur Kemenyan ( Benzoes Tinctura)

Cara pembuatan : Larutkan 20 bagian serbuk (6/8) dalam 100 bagian


etanol 90 %, saring.

9.    Tingtur Lobelia (Lobeliae Tinctura)Cara pembuatan : perkolasi 10


bagian serbuk (6/34) herba lobelia dengan etanol 70% secukupnya,
hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

10. Tingtur Mira (Myrrhae Tinctura)

Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk (24/34) Mira dengan etanol


90% hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

11. Tingtur Jeruk Manis (Aurantii Tinctura)

Cara pembuatan : 8 bagian kulit buah jeruk manis yang telah dipotong-
potong halus, maserasi dengan etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian
tingtur.

12. Tingtur Cabe  (Capsici Tinctura)

Cara pembuatan : maserasi 100 g serbuk (10/24) cabe dengan campuran


9 bagian etanol 95 % dan 1 bagian air selama 3 jam. Perkolasi dengan
cepat hingga diperoleh 1000 ml tingtur.

13. Tingtur Beladon (Belladonnae Tinctura)

Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk beladon dengan etanol


encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, atur
kadar dengan penambahan etanol encer hingga memenuhi syarat,
biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,


ditempat sejuk. Tidak boleh  disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal
pembuatan

14. Tingtur Kayu Manis (Cinnamomi Tinctura)


Cara pembuatan : perkolasi 20 bagian serbuk (44/60) kulit kayu manis
dengan etanol encer hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

15. Tingtur Digitalis ( Digitalis Tinctura)

Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk digitalis dengan etanol 70 %


hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan potensi atur potensi jika
perlu encerkan dengan etanol 70 % hingga memenuhi syarat.

16. Tingtur Iodium (Iodii Tinctura)

Cara pembuatan : Larutkan Iodum 1,8 – 2,2 %, Natriun Iodida 2,1 – 2,6 %
dalam etanol encer.

17. Tingtur Opium (Tinctura Opii)

Cara pembuatan : maserasi 10 bagian serbuk opium dengan etanol 70 %


hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar dan atur hingga
memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan etanol 70 % secukupnya.

18. Tingtur Opium wangi (Opii Tinctura Aromatica)

Cara pembuatan : maserasi campuran 1 bagian kulit kayu manis serbuk


(22/60), 1 bagian serbuk (22/60) cengkeh dan 12 bagian serbuk opium
dengan campuran etanol 90 % dan air volume sama banyak hingga
diperoleh 100 bagian tingtur.

19. Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura)

Cara pembuatan : Campur 1 bagian ekstrak sekale kornutum dengan 9


bagian etanol encer.

20. Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)

Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk (10/22) akar valerian


dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

Anda mungkin juga menyukai